You are on page 1of 12

PRESENTASI KASUS NON PSIKOTIK

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

DiajukanKepada:

dr. Basiran, Sp. KJ

DisusunOleh:

Mega G4A013053

Radita Ikapratiwi G4A013055

Yuni Hanifah G4A013056

Indah Annisa Dearizti G1A212099

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

FK UNSOED PURWOKERTO

2015
PRESENTASI KASUS NON PSIKOTIK

Gangguan Cemas Menyeluruh

Oleh :

Mega G4A013053

Radita Ikapratiwi G4A013055

Yuni Hanifah G4A013056

Indah Annisa Dearizti G1A212099

Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti ujian

pada SMF Ilmu Kesehatan Jiwa

Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas

FK Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto

Disetujui dan disahkan,

Pada tanggal Januari 2015

Pembimbing,

dr. Basiran, Sp. KJ


STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.Ikmah
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karang Tengah 4/4 Cilongok Banyumas
Tanggal Periksa : 5 Januari 2015

B. ANAMNESIS
Melalui autoanamnesis dan alloanamnesis tanggal 5 Januari 2015 , di Poli Jiwa
Rumah Sakita Umum Banyumas (RSUB).
Alloanamnesis
1. Nama : Ny.Ikmah
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karang Tengah 4/4 Cilongok Banyumas
Autoanamnesis
2. Nama : Tn. Pujianto
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku : Jawa
Status Pernikahan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
Alamat : Karang Tengah 4/4 Cilongok Banyumas

Keluhan Utama
Sering merasa cemas

Keluhan Tambahan
Sakit kepala, jantung berdebar-debar, gemetaran, nyeri ulu hati, mulut kering,
sulit menelan, nyeri punggung bawah, dan susah tidur.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien perempuan berumur 48 tahun dibawa ke poli jiwa RSUB pada
tanggal 5 Januari 2015 bersama suaminya. Pasien datang dengan keluhan
cemas berlebihan. Gejala tersebut sudah berlangsung sejak 5 tahun yang lalu
namun semakin berat sejak 3 minggu terakhir. Keluhan dirasakan setiap hari
dan tidak pada situasi tertentu saja. Selain itu pasien juga mengeluh Sakit
kepala, jantung berdebar-debar, gemetaran, nyeri ulu hati, mulut kering, sulit
menelan, nyeri punggung bawah, dan susah tidur.
Pasien merupakan ibu rumah tangga, pekerjaan sehari-hari hanya dirumah
mengurus kebutuhan rumah tangga. Sedangkan suami pasien merupakan
seorang pedagang rempah yang memiliki penghasilan kurang dari Rp.1000.000
sebulan. Pasien merasa sangat cemas dan takut akan hari esok yang tidak pasti.
Tidak dapat dijelaskan alasan pasti pasien merasa takut dikarenakan apa.
Pasien dan suami mengatakan bahwa pasien sangat takut dan cemas akan
kehidupannya yang akan kekurangan. Setiap hari mengalami kecemasan
berlebihan akan hal yang belum tentu terjadi. Suami pasien mengatakan bahwa
pasien jarang bersyukur apa yang didapat, selalu menuntut lebih karena merasa
cemas akan mengahadapi nasib buruk jika keadaan ekonominya kurang. Pasien
selalu ngotot dank keras kepala akan pendapatnya dan tidak mau mengalah
atau menerima pendapat dari luar. Setiap hari cemas dan tegang serta keluhan-
keluhan lain dirasakan pasien.
Satu setengah tahun yang lalu pasien mengalami gejala stroke dan sudah
sembuh, mengaku bahwa penyakit ini tidak memperberat kecemasan yang dia
alami. Berobat ke poliklinik saraf 4 bulan yang lalu karena keluhan saraf
kejepit yang ditandai dengan rasa sakit pada punggung bawah pasien dan sudah
dilakukan MRI dengan interpretasi spondylosis lumbal.
Pasien tidak memiliki riwayat cemas pada usia dewasa dan anak-anak,
kepribadian pasien cenderung tertutup dan mulai terbuka sejak pasien menikah
dengan suami pasien. Keluhan rasa cemas dan takut yang dirasakan sejak 5
tahun yang lalu karena ketakutan akan ekonomi yang kurang memberat sejak 3
minggu terakhir ini. Rasa cemas dan takut kehilangan anak-anak juga
dirasakan pasien sejak anak pertama pasien menikah dan sudah tidak tinggal
lagi satu rumah dengan pasien dan suami.
Suami pasien merasa keluhan pasien semakin menambah namun tidak
terlalu mengganngu aktivitas sehari-hari pasien dan tidak mengganggu fungsi
sosial pasien dimasyarakat.

Riwayat Penyakit Dahulu


1. Psikiatri
Riwayat penyakit psikiatrik disangkal
2. Riwayat medis umum
Riwayat penyakit susunan saraf : diakui menderita stroke 1,5 tahun yang
lalu dan spondilosis lumbal
3. Penggunaan obat-obatan dan alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan.

Hal-hal yang Mendahului Penyakit


1. Faktor Organik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala yang berat, kejang atau panas
tinggi.
2. Faktor Pencetus
Pasien merasa keadaan ekonomi yang selalu kurang dan tidak pernah
berkecukpan.
3. Faktor Predisposisi
a. Pasien seorang perempuan
b. Pasien dari golongan sosial ekonomi rendah
c. Pasien memiliki riwayat penyakit stroke dan spondilosis lumbal
d. Pasien memiliki kepribadian tertutup (introvert)
4. Faktor obat obatan dan alkohol
Tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol, obat-obatan, dan zat adiktif
lainnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien baik pihak ayah maupun pihak ibu tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien atau gangguan jiwa lain.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Pasien dilahirkan dengan persalinan normal saat umur kehamilan yang cukup.
Pasien dilahirkan dengan kehamilan yang dikehendaki. Pasien adalah anak
kelima dari 7 bersaudara.
Riwayat Perkembangan Awal
Sejak kecil pasien dirawat dan diasuh oleh orang tua kandung pasien sendiri
dengan pola asuh yang cukup baik.

Riwayat Perkembangan Seksual


Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksualnya

Riwayat Perkembangan Jiwa


Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan jiwanya.

Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga SMP. Pasien tidak melanjutkan pendidikannya
karena faktor ekonomi keluarga.

Riwayat Pekerjaan
Pasien merupakan ibu rumah tangga, pernah berdagang namun sudah tidak lagi
sekarang.

Riwayat Perkawinan
Pasien berumur 28 tahun dan sudah menikah selama 20 tahun. Memiliki 3
orang anak . anak sulung pasien sudah menikah dan memiliki 1 orang anak (
cucu pasien).

Kegiatan Moral Spiritual


Pasien beragama Islam dan taat beribadah. Pasien juga sering mengikuti
pengajian.

Aktivitas Sosial
Dalam keluarga pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga
yang lain. Pasien juga cukup mudah bergaul dengan tetangganya.
Gambaran Kepribadian Premorbid
Sebelum sakit pasien merupakan pribadi yang tertutup dan jarang menceritakan
masalah kehidupannya kepada orang tua atau orang lain.

Kesan Autoanamnesis: Dapat dipercaya.

C. Kesimpulan Autoanamnesis
1. Identitas
Pasien perempuan usia 48tahun, sudah menikah, agama Islam, suku Jawa,
beralamat di Desa Karang Tengah 4/4 Cilongok Banyumas
2. Sebab Utama Dibawa ke Rumah Sakit
Pasien datang diantar suami dengan keluhan cemas berlebih
3. Riwayat Sakit Jiwa
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama.
4. Riwayat Mondok
Pasien belum pernah mondok di rumah sakit.
5. Perjalanan Penyakit
Penyakit yang diderita kronik.
6. Fungsi Sosial dan Gangguan Organik
Sejak sakitnya ini pasien mengalami gangguan fungsi sosial dan pasien
pernah mengalami gangguan organik yang diakui stroke 1,5 tahun yang
lalu dan spondylosis lumbal 4 bulan yang lalu.
7. Kepribadian Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien memiliki kepribadian yang tertutup dan jarang
menceritakan masalah kehidupannya kepada orang tua atau orang lain.
D. Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign :
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 36.70C
RR : 18 x/menit
Kepala : Simetris, mesochepal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil
isokor
Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum nasi
Mulut : Bibir tidak kering, lidah tidak kotor
Telinga : Simetris, tidak ada kelainan bentuk

Thoraks :
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas ICS II LPS sinistra
Batas kanan atas ICS II LPS dekstra
Batas kiri bawah ICS V LMC sinistra
Batas kanan bawah ICS IV LPS dekstra
Auskultasi : S1 > S2, reguler, bising jantung tidak ada
Paru
Inspeksi : Dada kanan dan kiri simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan
tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Simetris, venektasi tidak ada, sikatrik tidak
ada, masa tidak ada
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Defan smuskular tidak ada, nyeri tekan
epigastrium tidak ada, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba membesar, limpa
tidak teraba
Ekstremitas : Oedem
- -
- -

E. PemeriksanPsikiatri
1. KesanUmum : tampak seorang perempuan sesuai umur
perawakan kurus, kulit coklat muda, memakai kerudung berwarna hijau,
berpakaian rapi mengenakan gamis berwarna coklat, cara jalan dan sikap
tubuh biasa.
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Orientasi
Situasi : Baik
Orang : Baik
Waktu : Baik
Tempat : Baik
4. Sikap : tenang
aktivitas psikomotor : tenang
pembicaraan : lancar, spontan, intonasi sedang
sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
5. Tingkah Laku : normo aktif
6. Proses pikir
Bentuk Pikir : realistis
Isi Pikir : waham (-)
Progresi Pikir : normal
7. Roman Muka : normomimik
8. Afek : appropriate
9. Persepsi : tidak ada gangguan persepsi
10. Perhatian : Mudah ditarik mudah dicantum
11. Hubungan Jiwa : baik
12. Insight : baik

F. Sindrom-Sindrom
Tidak ditemukan adanya sindrom

G. Diagnosis Banding
- Gangguan campuran anxietas dan depresi
- Paranoid

H. Diagnosis Kerja
Axis I : F.41.1. Gangguan Cemas Menyeluruh
Axis II : Kepribadian Introvert
Axis III :Penyakit Susunan Saraf
Axis IV :Masalah ekonomi
Axis V :GAF 70-61. Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

I. Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
Obat anti-anxietas : Alprazolam 1x1 mg
2. Psikoterapi
a. Pendekatan psikodinamika
Memberikan kepada individu untuk mengeluarkan seluruh isi pikiran
dan perasaan yang muncul di dalam dirinya, sehingga dengan bantuan
terapis, individu dapat memahami konflik intrapsikis yang dialami.
b. Pendekatan behavioristik
Karena kecemasan merupakan hasil dari belajar (belajar menjadi
cemas) maka untuk menanganinya perlu dilakukan pembelajaran ulang
agar terbentuk pola perilaku baru, yaitu pola perilaku yang tidak cemas.
c. Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif melihat gangguan kecemasan sebagai hasil dari
kesalahan dalam mempersepsikan ancaman, sehingga untuk
mengatasinya dengan mengajak individu berfikir dan mendesain pola
kognitif baru.
3. Sosioterapi
Manipulasi lingkungan sosial pasien dengan cara keluarga membantu
memberikan penjelasan kepada para tetangga yang tinggal di sekitar rumah
pasien untuk tidak menganggap pasien sebagai orang sakit jiwa. Hal ini
diharapkan dapat membantu kesembuhan pasien .

J. Prognosis
PREMORBID PROGNOSIS
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak Ada Ad bonam
Pola Asuh Keluarga Perhatian ibu cukup Ad bonam
Kepribadian Premorbid Introvert Ad malam
Stressor Psikososial Ada Ad bonam
Sosial Ekonomi Menengah ke bawah Ad malam
Riwayat Keluhan yang sama Tidak ada Ad Bonam

MORBID PROGNOSIS
Onset Usia Dewasa Muda Tidak Ad Bonam
Jenis Penyakit Gangguan Cemas Menyeluruh Ad Bonam
Perjalanan Penyakit Kronis Ad malam
Kelainan Organik Ada Ad malam
Respon Terapi Belum dapat ditentukkan Dubia
Kesimpulan :Prognosis : Dubia ad bonam

You might also like