Professional Documents
Culture Documents
Hamzah Nur
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Potret pendidikan di Jepang antara lain: pendidikan gratis, wajib belajar
sembilan tahun, pendidikan dilakukan secara adil, tidak ada deskriminasi,
perubahan sosial yang egalitarian, menghargai antarsesama, semangat ksatria,
bekerja keras, dan life skill. Konsep Pencerahan pendidikan di Indonesia, yaitu
Belajar dari kesalahan masa lalu dan berusaha untuk tidak mengulanginya serta
minta ampun kepada pencipta, lebih bijaksana kalau kita menatap ke masa depan
dan hari esok bagi kelangsungan generasi muda. Hari esok adalah arah kebijakan
pendidikan kita ke mana akan dibawa. Yang pertama harus dilakukan untuk
mengembalikan pendidikan pada tempatnya di antara kekuatan-kekuatan yang
bekerja di dalam masyarakat. Pengaruh poleksosbud pada pendidikan sebagai
pendukung tegaknya suatu negara.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah poranda akibat dibom oleh sekutu ketika
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Perang Dunia II, Kaisar Hirohito bukannlah
Perubahan dalam pelaksanaan sistem menanyakan berapa jumlah tentara yang
pendidikan nasional dilakukan, antara lain masih hidup, melainkan menanyakan
dengan dikenalkannya berbagai program berapa jumlah guru yang masih hidup.
yang langsung berkaitan dengan Jelaslah menunjukkan bahwa pemerintah
pelaksanaan pendidikan. Perubahan ini Jepang mulai saat itu tidak lagi menyenangi
menutut adanya sebuah trobosan dan inovasi peperangan, tetapi pendidikan adalah utama.
di bidang pendidikan. Sebuah trobosan yang Kiat ini dibuktikan sampai sekarang bahwa
banyak mendukung upaya meningkatkan Jepang tidak mempunyai tentara.
kualitas pendidikan antara lain dengan Pendidikan tidak dapat dipisahkan
menelaah pendidikan di sebuah negara. dengan kebudayaan. Pada dasarnya ada
Hasil penelaahan dapat digunakan sebagai kemiripan latar belakang kebudayaan antara
contoh, pembanding, dan referensi dalam Indonesia dengan Jepang. Secara historis,
upaya meningkatkan kualitas pendidikan peradaban Indonesia Jepang dapat dilacak
Nasional. kembali sampai ke zaman kuno. Peradaban
Ketertarikan menelaah pendidikan di Indonesi Jepang mengembangkan
Jepang adalah semangat kerja keras dan kebudayaannya dengan jalan menyerap dan
berusaha keras bangsa Jepang yang didengar mengasimilasikan unsur-unsur asing yang
dari berbagai sumber. Selain itu, semangat berlanjut menjadi lapisan dasar budaya asli.
ksatria bangsa Jepang juga perlu dicontoh Selanjutnya, apakah potret pendidikan di
oleh bangsa Indonesia. Pendidikan adalah Jepang dapat menjadi acuan pembangunan
prioritas. Hal ini bisa dibuktikan, menurut pendidikan di Indonesia?
beberapa sumber, setelah Jepang porak
Hamzah Nur, Potret Pendidikan di Jepang Sebagai Konsep Pencerahan Pendidikan
2
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010
pendidikan di Jepang merupakan suatu bedakan peserta didik, bersikap adil, penuh
bisnis yang mahal. Dia juga telah dedikasi, dan pendidikan diprioritaskan
menegaskan bahwa definisi yang efektif pada skill (Rung Kaewdang: 2002). Di
mengenai pendidikan gratis hanya merujuk samping hal-hal di atas, pengaruh
kepada wajib belajar sembilan tahun dan pendidikan terhadap anak dan masyarakat
gratis didefinisikan secara sempit hanya telah membuat pendidikan Jepang
untuk menghindari pemungutan uang mempunyai potensi yang luar biasa dalam
sekolah (2006: 232). berbagai hal, misalnya, (1) Minat masyarakat
Upaya pemerintah dan bangsa Jepang yang besar sekali pada pendidikan;(2)
dalam meningkatkan pendidikan bisa prestasi kognitif dan motivasi siswa relatif
dikatakan berhasil. Pendidikan yang meluas setara;(3) prestasi kognitif siswa rata-rata
dan membumi membuat hampir semua tinggi;(4) munculnya pelajaran ide
orang Jepang melek huruf mendekati angka egalitarianisme; (5) perubahan sosial yang
100%. Berdasarkan data statistik tahun1985, egalitarian; (6) timbulnya kesamaan yang
siswa Jepang yang melanjutkan ke sama bagi semua lapisan masyarakat.
Perguruan Tinggi 94 % dan yang Menurut Danasasmita dalam
melanjutkan ke PT lebih kurang 38 %. (eka_@yahoo.co.id), ada beberapa
Tingginya standar pendidikan Jepang tidak karakteristik lain dari bangsa Jepang yang
semata-mata muncul dengan sendirinya, mendorong bangsa ini maju. Pertama, orang
tetapi ada ungkapan yang baik bagi bangsa Jepang menghargai jasa orang lain. Hal ini
Jepang, yaitu: kehausan yang tak pernah dibuktikan dengan ringannya mereka dalam
puas akan pengetahuan. Membaca bagi mengatakan arigatoo (terima kasih) ketika
orang Jepang merupakan kegiatan yang tak mendapat bantuan orang lain dan tidak
dipaksakan. Membaca tidak lepas dari menganggap remeh jerih payah orang lain
kehidupan sehari-hari, di stasiun, walaupun bantuan itu tidak seberapa.
perpustakaan, di jalan, atau dengan kata lain Kedua, orang Jepang menghargai hasil
di mana ada kehidupan di situ mereka pekerjaan orang lain, dilambangkan dengan
membaca. ucapan otsukaresamadehita (maaf, Anda telah
Menurut William K. Cummings dalam berusaha payah). Ketiga, perlunya setiap
(eka_@yahoo.co.id), beberapa faktor yang orang harus berusaha, dilambangkan dengan
mendukung berhasilnya Jepang merombak ucapan ganbatte kudasai (berusahalah).
masyarakat melalui pendidikan adalah Keempat, orang Jepang punya semangat
sebagai berikut. Pertama, perhatian pada yang tidak pernah luntur, tahan banting dan
pendidikan datang dari berbagai pihak. tidak mau menyerah oleh keadaan, yang
Kedua, sekolah Jepang tidak mahal. Ketiga, terkenal dengan semangat bushido
Jepang tidak ada diskriminasi terhadap (semangat kesatria).
sekolah.Keempat. kurikulum sekolah Jepang Dari karakteristik yang disebutkan di
amat berat. Kelima, sekolah sebagai unit atas, Jepang mampu menjaga martabat dan
produksi. Kelima, sekolah sebagai unit kualitas hidup bangsanya lewat pendidikan.
pendidikan. Keenam, guru terjamin tidak Pendidikan pada hakikatnya adalah sesuatu
akan kehilangan jabatan. Ketujuh, guru yang luhur karena di dalamnya mengandung
Jepang penuh dedikasi. Kedelapan, guru misi kebajikan dan mencerdaskan.
Jepang merasa wajib memberi pendidikan Pendidikan bukanlah sekedar proses
manusia seutuhnya. Kesembilan, guru Jepang kegiatan belajar mengajar saja, melainkan
bersikap adil. sebagai proses penyadaran untuk
Kiat-kiat di atas juga dilaksanakan oleh menjadikan manusia sebagai manusia
negara lain, seperti Thailand, dalam buku bukanlah seolah-olah manusia dijadikan
Belajar dari Monyet, guru Shampon jagung atau padi yang setiap enam bulan
menerapkan pendidikan untuk monyet sekali diganti metode penanamannya,
dengan biaya murah, tanpa membeda-
Hamzah Nur, Potret Pendidikan di Jepang Sebagai Konsep Pencerahan Pendidikan
apabila bagus dilanjutkan dan sebaliknya bijaksana kalau kita menatap ke masa depan
bila jelek ditinggalkan. dan hari esok bagi kelangsungan generasi
muda. Hari esok adalah arah kebijakan
Pendidikan di Indonesia dan pendidikan kita ke mana akan dibawa. Yang
Pencerahannya pertama harus dilakukan untuk
Pendidikan merupakan soko guru mengembalikan pendidikan pada tempatnya
kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya di antara kekuatan-kekuatan yang bekerja di
suatu bangsa tidak akan lepas dari hidup dan dalam masyarakat. Melindungi fungsinya
matinya mutu pendidikan negara yang sebagai tempat berbaurnaya manusia-
bersangkutan. Kalimat ini menambah banyak manusia dengan jalan memerangi semua
statement yang telah ada sebelumnya. Akhir- bentuk pengucilan.
akhir ini muncul pula sebuah slogan Mengacu pada model pendidikan di
Pendidikan adalah Masa Depan Bangsa. Jepang bahwa pendidikan harus bersifat adil,
Pernyataan itu menjadi cambuk bagi tidak membeda-bedakan, tidak mahal, guru
kemajuan bangsa. Namun, kenyataannya penuh dedikasi, kurikulum sarat, wajib
hanyalah sebuah cita-cita luhur yang tak belajar sembilan tahun dan pendidikan
tahu kapan terjadi dan di mana rimbanya. gratis, dan mengikutsertakan partisipasi
Mengenang Indonesia yang dulu masyarakat dalam pendidikan adalah baik
terkenal sebagai negara yang kaya raya tata, untuk diterapkan di Indonesia. Membaca
titi, tentrem, kerta, tur raharja sempat menjadi adalah kegiatan rutin. Di mana ada
percontohan di bidang pendidikan di kehidupan di situ ada kegiatan membaca.
kawasan ASSEAN harus menjadi pecundang Hafid Abbas dalam Education For All:
dalam hal mutu pendidikan. Bila kita The Purpose, Artikel III, butir satu
bandingkan dengan negara ASEAN lainnya. mengatakan bahwa pendidikan dasar harus
Vietnam sekalipun, kita masih kalah, apalagi diberikan untuk semua anak-anak, pemuda,
dengan Malaisia yang nota bene pernah kita dan orang dewasa. Pada akhirnya, kualitas
jadikan tujuan ekspor dosen-dosen kita yang diberikan pada pendidikan dasar harus
mengajar di sana. Kurikulum made in dikembangkan dan konsisiten pada aturan
Indonesia pun pernah dipekerjakan di dan harus digunakan untuk mengurangi
Malaisia dekade tahu 70-an. Hasilnya, perbedaan. Pernyataan itu sesuai dengan
sungguh luar biasa, mereka berhasil investasi prinsip keadilan dalam pendidikan dasar.
pendidikan dari bangsa serumpun itu telah Guru harus bisa bersikap adil kepada peserta
berubah manis. Kemajuannya membuat didiknya tanpa membedakan atas dasar hal-
mereka kini berkata Malaisia is Truly Asia. hal yang melatar belakangi peserta didik.
Namun, sekarang kualitas pendidikan di Pemberantasan buta huruf juga telah
Indonesia telah disalip oleh Malaisia dan dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu, agar
Vietnam yang dulu masih berada jauh di program pemerintah bisa berhasil seperti di
bawah Indonesia. Jepang maka memerlukan proaktif dari
Ada pameo yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia.
Indonesia ini banyak koruptor, tetapi tidak Oleh karena itu, usaha harus dilakukan
ada koruptor ( artinya begitu licinnya para dengan melaksanakan pendidikan yang
koruptor dalam menghindari jeratan hukum sesuai dengan kebutuhan khas mereka. Hal
sehingga sulit ditangkap. Atau mungkin para ini ebrarti para orang tua harus
penegak hukum masih malu-malu diikutsertakan berbicara tentang
menangkap koruptor. Hanya Allao swt. Yang persekolahan anak-anaknya. Keluarga-
Mahatahu. keluarga miskin harus diberi bantuan
Belajar dari kesalahan masa lalu dan sehingga mereka memandang bahwa sekolah
berusaha untuk tidak mengulanginya serta untuk anak-anaknya bukan suatu biaya yang
minta ampun kepada pencipta, lebih tidak teratasi.
4
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010