Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 11
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para guru di Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi
yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan negara dan juga untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, serta mengasai
iptek dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas.
Senada dengan hal itu maka menurut undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005
pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
1
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pengembangan etika profesi guru ?
2. Apa Pengembangan etika profesi guru terhadap diri sendiri ?
3. Apa Pengembangan etika profesi guru terhadap peserta didik ?
4. Apa Pengembangan etika profesi guru terhadap rekan sejawat ?
5. Apa Pengembangan etika profesi guru terhadap wali peserta didik ?
6. Apa Pengembangan etika profesi guru terhadap masyarakat ?
C. Tujuan
Tujuan darai makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengembangan etika profesi guru
2. Mengetahui Pengembangan etika profesi guru terhadap diri sendiri
3. Mengetahui Pengembangan etika profesi guru terhadap peserta didik
4. Mengetahui Pengembangan etika profesi guru terhadap rekan sejawat
5. Mengetahui Pengembangan etika profesi guru terhadap wali peserta didik
6. Mengetahui Pengembangan etika profesi guru terhadap masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos berarti watak kesusilaan, adab atau
cara hidup. Maka etika berarti tata susila atau hal-hal yang berhubungan dengan
kesusilaan dalam mengerjakan satu pekerjaan. Etika menunjukan cara berbuat yang
menjadi adat karena diikuti oleh anggota komunitasnya atau kelompok manusia. Etika
itu sendiri adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri. Dimana objek etika itu sendiri adalah perbuatan manusia
sehingga menjadi pembahasan yang sampai saat ini terus diperbincangkan.
(Hamalik.2004.23)
3
Kemampuan mental yang dimaksudkan disini adalah adanya persyaratan pengetahuan
teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.(Hamalik.2004.23)
Profesi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession, bahasa
latin profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau
ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti
suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis
sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi
suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan
persiapan akademik. (Mulyasa.2006.12)
Etika profesi keguruan adalah ketentuan-ketentuan moral atau kesusilaan yang
merupakan pedoman bagi guru yang melakukan tugas di bidang keguruan. Sebuah
profesi khususnya seorang guru hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat bilamana dalam diri guru tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mengajar atau pada saat memberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang membutuhkannya. Maka, tanpa adanya
etika profesi keguruan, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang
terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah
biasa yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan akhirnya
berakhir dengan tidak adanya lagi respek atau kepercayaan kembali. (Mulyasa.2006.12)
Etika profesi keguruan masuk dalam kategori etika sosial dalam lingkup etika
profesi.
Etika adalah suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia yang dapat diterima oleh akal sehat. Sebagai ilmu etika itu mencari
kebenaran mengenai perbuatan manusia. Sebagai filsafat etika itu mencari keterangan
secara radiks mengenai kebaikan perbuatan manusia kemudian sebagai ilmu dan
filsafat. Etika menghendaki ukuran yang umum untuk semua perbuatan manusia.
4
Tujuannya adalah mencari ukuran tersebut dan bagaimana manusia seharusnya
berbuat. (Mulyasa.2006.13)
Sedangkan yang dimaksud dengan guru adalah orang dewasa yang bekerja
sebagai pendidik dan pengajar professional bagi peserta didik di sekolah agar peserta
didik dapat menjaadi sosok yang berkarakter, berilmu pengetahuan, serta terampil
mengaplikasikan ilmu pengetahuannya. (Mulyasa.2006.23)
5
b. Menemukan teknologi tepat guna dibilang pendidikan
c. Membuat alat pelajaran atau peraga atau bimbingan
d. Menciptakan karya tulis
e. Mengikuti pengembangan kurikulum
Pengembangan profesi seperti yang dimaksud dalam petunjuk teknis jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan
ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi
proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun
dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan. Unsur
pengembangan profesi sifatnya wajib bagi guru yang telah menduduki pangkat atau
jabatan guru pembina, hal ini dikarenakan pangkat jabatan guru pembina diharapkan
tumbuh daya analisis, kritis serta mampu memecahkan masalah dalam lingkup
tugasnya. (Mulyasa.2006.23)
1. Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriented) seorang guru harus berperan
sebagai berikut :
a. Petugas sosial, yaitu seseorang yang harus membantu kepentingan
masyarakat. Dalam kegiatan masyarakat, guru senantiasa diharapkan
menjadi petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi
didalamnya.
b. Pelajar dan ilmuan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu
pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah
6
keluarga. Sehingga, dalam arti luas sekolah merupakan keluarga. Guru
berperan sebagai prang tua bagi siwa-siswanya.
d. Menjadi keamanan, yaitu yang senantiasa yang menciptakan rasa aman
bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siwa-siswa untuk
memperoleh rasa aman dan puas didalamnya.
e. Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam segala sikap dan
tindakan, kapan dan dimana saja berada.
f. Selalu merasa takut kepada Allah SWT dalam setiap gerak-geriknya,
perkataan dan perbuatannya, karena seorang guru mempunyai
tanggung jawab atas apa yang ada pada dirinya dalam bentuk ilmu,
hikmah, dan rasa takut kepada Allah SWT.
g. Selalu mempunyai rasa ketenangan jiwa
h. Selalu bersikap waro (berhati-hari terhadap hal-hal yang tidak layak
apalagi haram)
i. Selalu bersikap tawaddlu (rendah hati)
j. Selalu khusu kepada Allah SWT Setiap urusannya hanya bergantung
kepada Allah SWT
k. Ilmunya tidak dijadikan sarana untuk memperoleh dunia seperti
jabatan, harta, popularitas, dan ilmunya tidak dijadikan untuk
menyaingi ilmu orang lain
l. Tidak boleh mengagung-agungkan orang yang sibuk dengan urusan
dunia
m. Hatinya tidak menggantung pada duniawi
n. Menghindari dari perbuatan yang tidak layak menurut pandangan
orang banyak
o. Menjauhkan diri dari tempat yang dianggap buruk (tempat maksiat),
jika memang ada kepentingan lain hendaknya memberitahukan
tujuannya kepada orang lain
p. Menjaga tegaknya syiar Islam seperti shalat berjamaah, menebarkan
salam kepada orang lain, menegakkan amar makruf nahi munkar, serta
sabar terhadap yang menyakiti hati
q. Menghidupkan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW
r. Menjaga amalan-amalan sunah baik ucapan atau perbuatan
7
s. Beradaptasi kepada masyarakat dengan akhlak yang mulia serta suci
lahir batin dari akhlak yang buruk
t. Haus ilmu dan amal
u. Tidak sungkan meminta pendapat prang lain meskipun kepada yang
lebih rendah (Mulyasa.2002.24)
Dalam kode etik guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa
pancasila dalam membimbing anak didiknya. Ki Hajar Dewantara mengemukakan
tiga kalimat yang padat yang terkenal yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo
mangun karso dan Tut wuri handayani. Dari kalimat tersebut etika guru terhadap
peserta didik tercermin kalimat kalimat tersebut dan mempunyai makna :
1. Pengembangan etika profesi guru terhadap peserta didik juga harus memiliki :
8
c. Mencintai peserta didik seperti halnya seorang guru yang mencintai
dirinya sendiri
d. Memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
e. Menyampaikan materi pembelajaran dengan semangat yang tinggi
f. Menganjurkan kepada peserta didik untuk mengulang hafalan
g. Menegur peserta didik yang belajar diluar kemampuannya
h. Tidak boleh menonjolkan rasa pilih kasih
i. Buatlah suasana yang harmonis dalam ruang kelas, ingatkan
peserta didik yang tidak hadir dengan baik
j. Memperhatikan apa saja yang dikerjakan para peserta didik, baik
dalam penyampaian salam, berkomunikasi, saling tolong menolong
dalam kebaikan
k. Apabila ada peserta didik yang absen melebihi batas izin maka
tanyakan kondisi dan keadaannya
l. Menaruh rasa tawadu kepada peserta didik dan orang yang
meminta petunjuk
m. Berbicara dengan peserta didik dengan sopan dan santun terlebih
kepada mereka yang berprestasi. . (Surya.2003.37)
Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa
pentingnya hubungan yang harmonis perilaku diciptakan dengan mewujudkan persaan
bersaudara yang mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota
profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan
kekeluargaan. (Mulyasa.1998.23)
9
Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka
melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan keleuargaan ialah hubungan
persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam
hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota
profesi dalam membawakan misalnya sebagai pendidik bangsa. (Mulyasa.1998.23)
Dalam hal ini Kode Etik Guru menunjukkan kepada kita betapa pentingnya
hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara
yang mendalam antara sesama anggota profesi. etika profesi keguruan adalah
ketentuan-ketentuan moral atau kesusilaan yang merupakan pedoman bagi guru yang
melakukan tugas di bidang keguruan. Sebuah profesi khususnya seorang guru hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat bilamana dalam diri guru tersebut
ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mengajar atau pada
saat memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Maka, tanpa adanya etika profesi keguruan, apa yang semula dikenal sebagai sebuah
profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan
pencarian nafkah biasa yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme
dan akhirnya berakhir dengan tidak adanya lagi respek atau kepercayaan kembali.
(Mulyasa.1998.25)
Dalam hubungan guru dengan rekan sejawat ada beberapa hal yang harus
dilakukan, menghendaki supaya guru menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai
berikut :
10
7. Berbicara secara konstruktif tentang guru-guru lain, akan tetapi melaporkan
secara jujur kepada pejabat-pejabat yang berwenang dalam perkara-perkara
yang menyangkut kesejahteraan murid-murid, sekolah dan jabatan.
8. Menggabungkan diri dengan aktif dalam organisasi-organisasi guru.
(Mulyasa.1998.29)
Orangtua adalah orang yang telah melahirkan kita atau orang yang
mempunyai pertalian darah. Orangtua juga merupakan public figure yang pertama
menjadi contoh bagi anak-anak. Karena pendidikan pertama yang didapatkan anak-
anak adalah dari orangtuanya. Orangtua dan guru adalah satu tim dalam pendidikan
anak, untuk itu keduanya perlu menjalin hubungan baik . bagi anak-anak yang sudah
masuk sekolah, waktunya lebih banyak dihabiska bersama para guru daripada dengan
orangtua. Kedengarannya mungkin agak mengejutkan, tapi memang begitulah
kenyataannya. Ketika orangtua pulang dari tempat bekerja, anak-anak biasanya juga
baru tiba dari mengikuti kegiatan setelah jam sekolah. Hanya tersisa waktu beberapa
jam saja untuk makan malam bersama, menyelesaikan pekerjaan rumah dan mungkin
menghadiri acara anak-anak. Setelah itu semuanya tidur. (Mulyasa.1998.35)
Berkaitan dengan hubungan antara guru dan orangtua, dalam kode etik guu
telah disebutkan tentang hal tersebut, yaitu dalam pasal 6 (Nilai-Nilai Dasar dan
Nilai-nilai Operasional) Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :
Setiap guru seharusnya menerapkan sikap dan perilaku berikut ini dalam
berhubungan dengan orangtua/walisiswa.
1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan
orangtua/Walisiswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
2. Guru memberikan informasi kepada Orangtua/Walisiswa secar jujur dan objektif
mengenai perkembangan peserta didik.
11
3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan
orangtua atau walinya.
4. Guru memotivasi orangtua/walisiswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam
memjukan dan meningkakatkan kualitas pendidikan
5. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi
dan kemajuan peserta didik dan proses pendidikan pada umumnya.
6. Guru menjungjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi dengannya
berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak
akan pendidikan.
7. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orang
tua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
(Mulyasa.1998.40)
a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien
dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkandan
meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
d. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan
prestasi dan martabat profesinya.
12
e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat
berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta
didiknya.
f. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
masyarakat.
g. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya terhadap
masyarakat.
h. Guru tidak boleh menampilkan diri secara eksklusif dalam kehidupan
masyarakat. (Mulyasa.1998.44)
13
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Berdasarkan makalah pengembangan etika profesi guru dapat
disimpulkan bahwa :
a. Etika profesi keguruan dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang perbuatan baik yang harus dilakukan oleh
guru dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai pendidik
professional.
b. Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriented) seorang guru harus
berperan sebagai petugas sosial, pelajar dan ilmua, orang tua,
menjadi keamanan, selalu mendekatkan diri dan takut kepada
Allah, mempunyai rasa ketenangngan jiwa dan sebagainya.
c. guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila dalam membimbing
anak didiknya.
d. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama
guru dan lingkungan kerjanya dan juga Guru hendaknya
menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
e. Orangtua dan guru adalah satu tim dalam pendidikan anak, untuk
itu keduanya perlu menjalin hubungan baik .
f. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu. Guru
menempati kedudukan terhormat dimasyarakat.
14