Professional Documents
Culture Documents
Seringkali kita jumpai keluhan muntah-muntah pada wanita yang sedang hamil muda.
Kelainan ini disebut juga dengan Morning Sickness atau disebut juga dengan Vomitus
Matutinus. Disebut morning sickness karena keluhan muntah meningkat pada pagi hari.
Kelainan ini terdapat pada sekitar 90% dari jumlah wanita hamil muda. Kejadian ini muncul
selama 10 minggu pertama kehamilan.
Pada keadaan tertentu keluhan muntah akan menghebat sehingga penderita disarankan untuk
rawat inap. Kelainan ini disebut dengan Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis
Gravidarum terjadi pada 1:1000 wanita hamil muda di Inggris.
Gambar: Mola hydatidosa (hamil anggur) hasil kuretase (courtesy: Robin Cook)
Patofisiologi
Di dalam tubuh kita, mual (nausea) dan muntah (vomiting) diatur oleh pusat muntah yaitu
CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) di area postrema di batang otak yaitu di Medulla
Oblongata.
Area Postrema terletak di luar dari sawar darah otak (Blood-Brain Barrier) sehingga ia
sangat peka terhadap toksin dan zat kimia perangsang muntah dalam aliran darah. Termasuk
dalam hal ini adalah tingginya kadar hCG dan juga keton dalam darah wanita hamil.
Tingginya keton pada ibu hamil disebabkan karena hipoglikemik (turunnya gula darah)
karena muntah yang berkepanjangan dan tidak terkoreksi. Sehingga keadaan muntah yang
tidak diperbaiki akan menyebabkan muntah semakin hebat. Ini disebut dengan circulus
vitreosus (lingkaran setan).
CTZ akan merangsang muntah melalui syaraf Trigeminus (N V), syaraf Fasialis (NVII),
syaraf Glossofaring (N IX), syaraf Vagus (N X) dan syaraf Hipoglossus (XII) pada saluran
cerna bagian atas dan juga melalui syaraf spinal pada otot diafragma.
Sebelum seseorang muntah, ia akan mengalami gejala peringatan (Warning Sign) yaitu:
berkeringat banyak, pupil mata melebar, mual, hipersalivasi (rasa ingin meludah), dan pucat.
Gambar: Patofisiologi muntah (courtesy: Silbernagl)
Presentasi Klinis
Penyulit
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemia
3. Turunnya elektrolit
4. Defisiensi vitamin terutama thiamin (vit. B1)
5. Kematian karena gagal hati atau karena parahnya keadaan di atas
Tatalaksana
Terapi penyebab obstetric seperti mola hydatidosa (hamil anggur) dan kehamilan
ganda
Terapi penyakit lain penyerta seperti infeksi saluran kemih, hernia hiatus eosofagus
Terapi cairan dan elektrolit (iv) dan setelah cairan dan elektrolit terkoreksi, penderita
dianjurkan mengubah pola makan yaitu: small light snacks yaitu makan sedikit-
sedikit tapi sering (bahasa jawa: ngemil) dan di antara 2 waktu makan diselingi
dengan minum air atau cairan lain (seperti isotonic) untuk menghindari dehidrasi.
Penderita dapat menghisap permen. Hindari makanan yang berbau merangsang seperti
pedas dll. Sebagian dokter menyarankan penderita mengkonsumsi es krim untuk
menghindari penurunan kalori dan berat badan.
Buku bacaan: