You are on page 1of 4

Hamil Muda dan Muntah-muntah

Oleh: dr. M Faiq Sulaifi

Seringkali kita jumpai keluhan muntah-muntah pada wanita yang sedang hamil muda.
Kelainan ini disebut juga dengan Morning Sickness atau disebut juga dengan Vomitus
Matutinus. Disebut morning sickness karena keluhan muntah meningkat pada pagi hari.
Kelainan ini terdapat pada sekitar 90% dari jumlah wanita hamil muda. Kejadian ini muncul
selama 10 minggu pertama kehamilan.

Pada keadaan tertentu keluhan muntah akan menghebat sehingga penderita disarankan untuk
rawat inap. Kelainan ini disebut dengan Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis
Gravidarum terjadi pada 1:1000 wanita hamil muda di Inggris.

Penyebab (Aetiology) Hyperemesis Gravidarum

1. Hormonal, peningkatan secara cepat hCG (human Chorionic Gonadotropin) yaitu


hormone kelamin yang dihasilkan oleh plasenta. Dapat juga terjadi pada kenaikan
progesterone dan hypothyroidism.
2. Reflex, yaitu rangsangan pada pusat muntah yaitu CTZ (Chemoreceptor Trigger
Zone) di area Postrema.
3. Ketosis, pada muntah yang sering akan meningkatkan jumlah asam dan keton pada
darah sebagai lingkaran setan.
4. Hydatidiform mole (hamil anggur) karena terjadinya peningkatan hCG sehingga
kadarnya dalam darah sangat tinggi.

Gambar: Mola hydatidosa (hamil anggur) hasil kuretase (courtesy: Robin Cook)

Patofisiologi
Di dalam tubuh kita, mual (nausea) dan muntah (vomiting) diatur oleh pusat muntah yaitu
CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) di area postrema di batang otak yaitu di Medulla
Oblongata.

Gambar: Pusat muntah di batang otak (courtesy: Guyton)

Area Postrema terletak di luar dari sawar darah otak (Blood-Brain Barrier) sehingga ia
sangat peka terhadap toksin dan zat kimia perangsang muntah dalam aliran darah. Termasuk
dalam hal ini adalah tingginya kadar hCG dan juga keton dalam darah wanita hamil.

Tingginya keton pada ibu hamil disebabkan karena hipoglikemik (turunnya gula darah)
karena muntah yang berkepanjangan dan tidak terkoreksi. Sehingga keadaan muntah yang
tidak diperbaiki akan menyebabkan muntah semakin hebat. Ini disebut dengan circulus
vitreosus (lingkaran setan).

CTZ akan merangsang muntah melalui syaraf Trigeminus (N V), syaraf Fasialis (NVII),
syaraf Glossofaring (N IX), syaraf Vagus (N X) dan syaraf Hipoglossus (XII) pada saluran
cerna bagian atas dan juga melalui syaraf spinal pada otot diafragma.

Sebelum seseorang muntah, ia akan mengalami gejala peringatan (Warning Sign) yaitu:
berkeringat banyak, pupil mata melebar, mual, hipersalivasi (rasa ingin meludah), dan pucat.
Gambar: Patofisiologi muntah (courtesy: Silbernagl)

Presentasi Klinis

Hiperemesis Gravidarum memiliki penampakan:

1. Tidak bisa menahan makanan dan minuman dalam saluran pencernaan


2. Penurunan berat badan karena kehilangan cairan tubuh dan pembakaran lemak
3. Hemokonsentrasi (peningkatan kekentalan darah) dan gangguan keseimbangan asam
basa
4. Ketosis (tingginya keton darah)

Penyulit

Progresifitas dari Hiperemesis Gravidarum akan menyebabkan:

1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemia
3. Turunnya elektrolit
4. Defisiensi vitamin terutama thiamin (vit. B1)
5. Kematian karena gagal hati atau karena parahnya keadaan di atas

Tatalaksana

Terapi penyebab obstetric seperti mola hydatidosa (hamil anggur) dan kehamilan
ganda
Terapi penyakit lain penyerta seperti infeksi saluran kemih, hernia hiatus eosofagus
Terapi cairan dan elektrolit (iv) dan setelah cairan dan elektrolit terkoreksi, penderita
dianjurkan mengubah pola makan yaitu: small light snacks yaitu makan sedikit-
sedikit tapi sering (bahasa jawa: ngemil) dan di antara 2 waktu makan diselingi
dengan minum air atau cairan lain (seperti isotonic) untuk menghindari dehidrasi.
Penderita dapat menghisap permen. Hindari makanan yang berbau merangsang seperti
pedas dll. Sebagian dokter menyarankan penderita mengkonsumsi es krim untuk
menghindari penurunan kalori dan berat badan.

Obat anti muntah: golongan antidopaminergik seperti metoklopramid (relative aman


untuk janin), ondansetron (belum ada bukti klinis), atau golongan antihistamin seperti
difenhidramin dan dimenhidrinat.
Antasida, golongan H2 blocker seperti ranidin jika ada heartburn (rasa terbakar pada
dada)
Thiamine (vit. B1) untuk mencegah ensefalopati Wernicke
Kortikosteroid
Terapi psikologi
Terapi abortus (jarang dilakukan)

Semoga tulisan ini bermanfaat. Amien.

Buku bacaan:

Catatan Kuliah Obsgyn (Diana Hamilton)


Danforths Obstetrics and Gynecology
Fisiologi Guyton
Vanders Physiology

You might also like