You are on page 1of 4

TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

A. PENDAHULUAN

Sistem akuntansi yang dirancang dan dijalankan secara baik akan menjamin
dilakukannya prinsip stewardship dan accountability dengan baik pula. Pemerintah atau unit
kerja pemerintah perlu memiliki sistem akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai alat
pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya mendukung
pencapaian tujuan organisasi.

Dalam bab ini dibahas mengenai teori akuntansi sektor publik dan teknik-teknik
akuntansi yang terdiri atas akuntansi anggaran (budgetary accounting), dan akuntansi komitmen
(commitment accounting), akuntansi dana (fund accounting), akuntansi kas (cash accounting),
dan akuntansi akrual (accrual accounting).

B. TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama
pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori akuntansi sektor publik sendiri sebenarnya
masih di pertanyakan apakah memang ada teori akuntansi sektor publik. Sektor swasta yang
perkembangan akuntansinya lebh pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih dipertanyakan apakah
sampai saat ini benar-benar memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu teori perlu didukung
oleh berbagai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya. Teori
memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu: 1) kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan
fenomena yang ada (the ability to explain), 2) kemampuan untuk memprediksi (the ability to
predict), dan 3) kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control phenomena). Pada
dasarnya terdapat tiga tujuan mempelajari teori akuntansi, yaitu: 1) untuk memahami praktik
akuntansi yang saat ini ada, 2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi
yang saat ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.

Suatu disiplin ilmu dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu: (1) ilmu murni
atau abstrak (abtract sciences), (2) ilmu deskriptif (general descriptive sciences), (3) ilmu
derivatif (special derivative sciences), (4) ilmu sinoptis (synoptic sciences), dan (5) ilmu terapan
(applied sciences). Ilmu abstrak misalnya adalah matematika, ilmu logika, metafisik. disiplin
ilmu yang termasuk kategori ilmu deskriptif mendasarkan pengetahuannya melalui observasi dan
pendeskripsian suatu fenomena aktual, misalnya ilmu kimia, biologi, dan sosiologi. llmu
derivatif merupakan turunan dari ilmu lain, misalnya botani, zoologi, minerologi, dan etnologi.
synoptic science adalah turunan dari derivative special science yang merupakan gabungan dari
beberapa disiplin ilmu, contohnya adalah auditing, geologi, dan geografi. ilmu terapan adalah
disiplin ilmu yang secara khusus terpisah dari disiplin ilmu lain, namun bisa juga kombinasi dari
berbagai prinsip yang diambil dari disiplin ilmu lain yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis
ilmu tersebut, contohnya ilmu akuntansi.

Jika dikaitkan dengan bangunan dari suatu ilmu (body of knowledge), akuntansi sektor
publik dikatakan memiliki teori yang mapan apabila terpenuhi beberapa persyaratan. Bangunan
ilmu terdiri atas konsep dasar (basic concept) sebagai landasan ilmu tersebut (philosophical
fundation), postulat, teori, konsep, prinsip, standar, dan praktik aplikasi. Akuntansi sektor publik
sendiri merupakan salah satu cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri. Oleh karena itu,
pengembangan teori akuntansi sektor publik sangat tergantung pada perkembangan ilmu
akuntansi.

Pengembangan akuntansi sektor publik dilakukan untuk memperbaiki praktik yang saat
ini dilakukan. Hal ini terkait dengan upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor
publik, yaitu laporan keuangan yang mampu menyajikan infomasi keuangan yang relevan dan
dapat diandalkan (reliable).

Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan,
terdapat beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan
tersebut adalah:

1. Objektivitas

2. Konsistensi

3. Daya banding

4. Tepat waktu

5. Ekonomis dalam Penyajian laporan

6. Materialitas

Objektivitas

Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang


relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang telah
dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal yang menjadi
stakeholder organisasi.

Seringkali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan
kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder. Manajemen tidak
selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder, namun seringkali ia bertindak untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka dan mengamankan posisi mereka tanpa memandang
bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholder yang lain, misalnya karyawan, investor, kreditor,
dan masyarakat.

Masalah objektivitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak (contracting theory).
Proses kontrak menghasilkan hubungan keagenan (agency relationship). Hubungan keagenan
muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) mengontrak pihak lain (agen) untuk melakukan
tindakan yang diinginkan oleh prinsipal. Dengan kontrak tersebut prinsipal mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Karena baik prinsipal maupun agen
keduaduanya adalah utility maximiser, maka tidak ada alasan yang dapat diyakini bahwa agen
akan selalu bertindak untuk kepentingan prinsipal. Masalah keagenan (agency problem)
kemudian muncul karena adanya perilaku oportunis (opportunistic behaviour) dari agen, yaitu
perilaku manajemen (agen) untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang mungkin
berlawanan dengan kepentingan prinsipal.

Manajemen memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan teknik akuntasi yang bisa
menginformasikan laporan keungan secara lebih baik sebagai ukuran kinerja organisasi.
Manajemen menggunakan variabel artifisial misalnya dengan pemilihan teknik akuntansi yang
bisa menunjukkan kinerja yang lebih baik dan menggunakan variabel riil (transaksional) yang
dilakukan dengan cara melakukan manipulasi transaksi. Oleh karena itu, teknik akuntansi yang
digunakan manajemen harus memiliki derajat objektivitas yang dapat diterima semua pihak yang
menjadi stakeholder.

Konsistensi

Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturutturut.
Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun.
Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi
memiliki orientasi jangka panjang (going concern), sedangkan laporan keuangan hanya
melaporkan kinerja selama satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses
evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal. maka organisasi perlu konsisten dalam
menerapkan metode akuntansinya.

Daya Banding

Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periods waktu
dan dengan instansi lain yang sejenis. Dengan demikian, daya banding berarti bahwa laporan
keuangan dapat digunakan untuk tuemlmndingkan kinerja organisasi dengan organisasi lain yang
sejenis. Kendala daya banding terkait dengan objektivitas karena semakin objektif suatu laporan
keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang sama akan
dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, daya bandingjuga terkait dengan konsistensi.
Adanya beberapa altematil penggunaan metode akuntansi juga dapat menyulitkan tercapainya
daya banding.
Tepat Waktu

Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan terkait dengan
lama waktu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk menghasilkan laporan keuangan. Semakin
cepat waktu penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan
keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin
banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan
keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan
keputusan meskipun disajikan lebih awal.

Ekonomis dalam Penyajian Laporan

Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang


dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam penyajian
laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.

You might also like