Professional Documents
Culture Documents
1. Estimasi jumlah unit barang jadi yang akan dijual pada periode mendatang,
datanya dapat diambil dari anggaran penjualan.
2. Estimasi jumlah persediaan barang jadi pada akhir periode anggaran, hal ini
diperlukan, agar perusahaan tidak mengalami kelebihan atau kekurangan
stock, karena akan bedampak terhadap hilangnya peluang pendapatan,
menurunnya tingkat kepercayaan konsumen/kehilangan konsumen dan risiko
tanggung guagat dari pelanggan karena wan prestasi (tak mampu memenuhi
kewajiban memasok barang jadi sesuai kontrak yang telah dibuat.
3. Estimasi persediaan awal barang jadi.
Selisih jumlah persediaan awal dan akhir, yaitu = 7200-4800= 2400, sehingga
perubahan persediaan awal setiap bulannya sebesar 2400 : 3 = 800 unit, dengan
demikian persediaan akhir bulan November dan Oktober bisa dihitung.
Menentukan jumlah
Anggaran bahan baku pada dasarnya terdiri atasa jenis Anggaran, yaitu :
1. Anggaran pemakaian bahan baku, menetukan jumlah dan biaya bahan baku
yang dibutuhkan untuk menunjang anggaran produksi pada rencana produksi
dalam suatu periode anggaran
2. Anggaran Pembelian bahan baku, menentukan jumlah bahan baku yang akan
dibeli dan anggaran pembeliannya dalamsuatu periode anggaran.
Sebagai contoh, 1 unit kemeja pria memerlukan 0,8 meter kain katun. Karena itu,
jika perusahaan ingin memproduksi 1.000 unit kemeja pria, maka bahan baku
yang diperlukan (dalam hal ini kain katun) adalah 800 m (1.000 unit x 0,8 m).
Total biaya bahan baku yang harus dikeluarkan untuk memproduksi barang jadi
didapat dengan mengalikan jumlah kebutuhan baku dengan harga beli bahan
baku dari pemasok. Jika harga satu meter kain adalah Rp. 30.000, maka total biaya
bahan baku untuk produksi 1.000 unit kemeja tersebut adalah 800 m x Rp. 30.000
= Rp. 24.000.000.
PT Berkah Abadi Jaya (BAJ) yang didirikan pada tahun 2000 adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang penjualan kemeja formal pria dengan merek CS76.
Pada akhir bulan November 2007, manajemen PT BAJ hendak menyusun
anggaran pemakaian bahan baku untuk produksi kemeja CS76 untuk bulan
Januari 2008.
Contoh
Anggaran Produksi
PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Bulan Januari 2008
Nama Produk : Kemeja CS76
Penjualan (unit) 2.000
Ditambah : Persediaan 500
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 2.500
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi 200
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 2.300
Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat 1 unit kemeja adalah 2 m
kain katun dan 8 buah kancing. Harga kain katun per meternya adalah Rp. 40.000,
sedangkan harga satu buah kancing adalah Rp. 1.500.
Jawaban
Total biaya bahan baku diperoleh dengan mengalikan jumlah kebutuhan bahan
baku untuk produksi dengan harga bahan bakunya.
Anggaran Produksi
PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Bulan Januari 2008
Nama Produk : Kemeja CS76
Kain Kancing
Jumlah produksi barang jadi 2.300 2.300
Standar kebutuhan bahan baku per unit 2 8
Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi 4.600 18.400
Harga bahan baku per unit Rp. 40.000,- Rp. 1.500
Total biaya bahan baku untuk produksi Rp. 184.000.000 Rp. 27.600.000
Jumlah bahan baku yang akan dibeli dapat diketahui setelah mempertimbangkan
faktor-faktor berikut ini.
1. Jumlah bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Informasi ini
diperoleh dari anggaran pemakaian bahan baku.
3. jumlah bahan baku yang tersedia di awal periode (persediaan bahan baku
awal).
Contoh
1 Januari 31 Januari
Jawaban
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung akan
dimasukkan ke biaya tenaga kerja langsung akan dimasukkan ke biaya tenaga
kerja langsung yang kan menjadi salah satu komponen dalam biaya produksi.
Adapun ipah untuk biaya tenaga kerja tidak langsung akan dimasukkan ke biaya
overhead produksi, dan biaya bahan baku langsung adalah komponen dalam
perhitungan total biaya produksi perusahaan.
Dibawah ini adalah format anggaran tenaga kerja langsung yang dapat
digunakan oleh perusahaan.
Departemen A
Jumlah Produksi
Contoh
PT Berkah Abadi Jaya hendak menyusun anggaran tenaga kerja langsung untuk
bulan Januari 2008. berikut ini adalah informasi yang diperlukan untuk menyusun
anggaran tenaga kerja langsung tersebut.
2. Departemen Pengemasan
Diperlukan waktu selama 3 menit untuk mengemas satu baju pria. Honor
untuk pegawai Departemen Penjahitan per jamnya sebesar Rp. 4.800.
Jawaban
Departeman Pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0.05
Jumlah jam tenaga kerja langsung 115
Upah per jam Rp. 4.800
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Pengemasan Rp. 552.000
Jadi, total biaya tenaga kerja langsung PT BAJ untuk bulan Januari 2008 adalah
Rp. 1.932.000.
Biaya overhead produksi (factory overhead-FOH) adalah seluruh biaya yang tidak
terkait secara langsung dengan kegiatan produksi barang dan jasa.
Yang termasuk dalam biaya overhead produksi adalah biaya bahan baku tidak
langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, honor petugas pengawas, biaya
listrik, biaya utilitas, dan lain-lain.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang nilai keseluruhannya tidak berubah-ubah
seiring dengan perubahan cost object sampai relevant range tertentu. Relevant range
dalam konteks perusahaan manufaktur adalah kapasitas produksi.
Contoh : biaya tetap overhead adalah biaya penyusutan mesin produksi.
Misalnya, biaya penyusutan mesin untuk 1 tahun adalah Rp. 30.000.000. dengan
kapasitas produksi normal sebesar 10.000 per tahun. Jadi, sepanjang jumlah
produksi barang jadi tidak melebihi kapasitas normalnya, biaya penyusutan
mesin produksi tetap sebesar Rp. 30.000.000.
1. Jumlah produksi barang jadi yang direncanakan untuk diproduksi dalam satu
periode anggaran. Hal ini dikarenakan jumlah produksi umumnya akan
menentukan biaya overhead yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Biaya overhead tetap yang dianggarkan oleh perusahaan, misalnya biaya sewa
mesin, biaya bahan baku langsung, dan biaya gaji tenaga kerja tidak langsung.
Semua hal-hal tersebut di atas harus diperhatikan agar anggaran biaya overhead
yang disusun oleh perusahaan benar-benar dapat menunjang kegiatan produksi
perusahaan di suatu periode anggaran.
Contoh Kasus :
PT Berkah Abadi Jaya hendak menyusun anggaran biaya overhead produksi untuk
bulan Januari 2008. Berikut ini adalah informasi yang diperlukan untuk
menyusun anggaran biaya overhead produksi tersebut.
1. Departemen Penjahitan
Waktu yang dibutuhkan untuk menjahit 1 kemeja pria adalah 6 menit. Honor
untuk pegawai Departemen Penjahitan per jamnya sebesar Rp. 6.000.
2. Departemen Pengemasan
Berikut ini adalah biaya overhead yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh
perusahaan untuk bulan Januari 2008.
a. Biaya gaji pengawas produksi tetap sebesar Rp. 4.000.000 per bulan. Biaya gaji
pengawas produksi yang dialokasikan ke Departemen Penjahitan dan
Departemen Pengemasan dibagi secara merata.
b. Biaya tetap untuk perawatan mesin sebesar Rp. 2.000.000,- per bulan
dialokasikan berdasarkan jumlah mesin yang terdapat di Departemen
Penjahitan dan Departemen Pengemasan. Biaya variable untuk perawatan
mesin untuk kedua departemen sebesar Rp. 1.000 per jam.
c. Biaya tetap untuk sewa pabrik sebesar Rp. 6.000.000 per bulan dialokasikan
berdasarkan luas bangunan yang dipakai oleh setiap departemen.
d. Biaya listrik yang bersifat variable untuk setiap pemakaian mesin per jam
adalah Rp. 3.000. tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap departemen
ditentukan oleh waktu pemakaian mesin . biaya listrik yang bersifat tetap
sebesar Rp. 4.000.000 dialokasikan ke Departemen Penjahitan dan Departemen
Pengemasan dengan proporsi 60% dan 40%.
e. Biaya asuransi tetap pegawai pabrik sebesar Rp. 5.000.000 per bulan
dialokasikan ke dua departemen berdasarkan biaya tenaga kerja langsung per
departemen per bulannya.
Di bawah ini adalah table yang diperlukan untuk mengalokasikan biaya overhead
untuk Departemen Penjahitan dan Pengemasan untuk bulan Januari 2008.
Jawaban
Departemen Pengemasan
Biaya gaji Supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
Biaya asuransi 1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 10.528.570 18.528.570
Total Biaya Overhead Produksi 35.000.000
Jadi, total biaya overhead produksi bulan Januari 2008 adalah Rp. 35.000.000.
sebesar Rp. 16.471.430 dianggarkan untuk Departemen Penjahitan, sedangkan Rp.
18. 528.570 dianggarrkan untuk Departemen Pengemasan.
Contoh
Tabel Anggaran Pemakaian Bahan Baku PT BAJ untuk bulan Januari 2008
PT Berkah Abadi Jaya Anggaran Tenaga Kerja Langsung, Periode Januari 2008
Nama Produk : Kemeja CS76
Departemen Penjahitan
Jumlah Produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0.1
Jumlah jam tenaga kerja langsung 230
Upah per jam Rp. 6.000
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Penjahitan Rp. 1.380.000
Departeman Pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0.05
Jumlah jam tenaga kerja langsung 115
Upah per jam Rp. 4.800
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Pengemasan Rp. 552.000
Departemen Pengemasan
Biaya gaji Supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
Biaya asuransi 1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 10.528.570 18.528.570
Total Biaya Overhead Produksi 35.000.000
Jawaban
Menyelesaikan penyusunan anggaran biaya produksi dengan menjumlahkan
subtotal biaya pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead produksi.
Untuk PT Berkah Abadi Jaya, total biaya produksi asalah Rp. 247.922.000 dan
jumlah produksi yang dianggarkan adalah 2.300 unit. Jadi, harga pokok produksi
setiap unit produk adalah Rp. 247.922.000/2.300 unit = Rp. 107.792,17 per unit.
Beban operasional bersifat tetap jika nilainya tetap sama, berapapun tingkat
penjualan yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu periode dalam relevant
range tertentu. Relevant range untuk beban operasional adalah tingkat penjualan
perusahaan.
Contoh beban operasional tetap adalah gaji bulanan karyawan bagian penjualan
dan administrasi serta beban listrik ruangan bagian penjualan dan administrasi.
Berdasarkan anggaran beban operasi di atas, diketahui bahwa total beban operasi
PT.Berkah Abadi Jaya untuk bulan Januari 2008 adalah Rp. 30.250.000,-.
Bab ini akan membahas tentang penyusunan anggaran laba rugi untuk
perusahaan manufaktur atau pabrik. Anggaran laba rugi untuk perusahaan
manufaktur tidak banyak berbeda dengan anggaran laba rugi untuk perusahaan
dagang atau jasa. Perbedaannya terletak pada penentuan beban pokok penjualan
yang sedikit lebih rumit pada perusahaan manufaktur dibandingkan dengan
perusahaan jasa dan dagang.
Berikut ini adalah contoh format anggaran laba rugi untuk perusahaan
manufaktur.
Salah satu informasi yang disajikan dalam anggaran produksi adalah kuantitas
persediaan barang jadi yang akan dipegang oleh persediaan di akhir periode atau
yang biasa kita kenal sebagai persediaan akhir barang jadi. Perhitungan biaya
persediaan akhir barang jadi memerlukan informasi tentang asumsi biaya
persediaan (cost flow assumption) yang digunakan oleh perusahaan.
Dua asumsi arus biaya persediaan yang di bahas dalam buku ini adalah :
1. FIFO ( First In First Out ).
2. Average.
Contoh :
Anggaran produksi PT ABC untuk bulan Juli 2008 adalah sebagai berikut
Metode FIFO :
Langkah 1
Jika menggunakan metode FIFO, maka biaya persediaan akhir barang jadi berasal
dari biaya barang jadi yang terakhir dibuat pada suatu periode. Pada contoh
PT EFG, biaya produksi per unit barang jadi untuk bulan Juli sebesar Rp. 210.000
per unit sehingga untuk setiap unit barang jadi yang ada di akhir bulan Juli 2008
akan memiliki biaya per unit sebesar Rp. 220.000.
Langkah 2
Dari anggaran produksi, diketahui bahwa jumlah persediaan barang jadi (unit)
adalah 400 unit. Jadi, total biaya persediaan akhir barang jadi adalh Rp. 88.000.000
yang diperoleh dengan mengalikan persediaan barang jadi (400 unit) dengan
biaya produksi per unitnya (Rp. 220.000)
Metode AVERAGE
Langkah 1
Jika menggunakan metode average, kita harus menghitung terlebih dahulu total
biaya produksi untuk bulan Juli dan total biaya persediaan awal barang jadi.
Biaya produksi bulan Juli Rp. 3960.000.000 (Rp. 220.000 x 1.800unit) dan nilai
keseluruhan persediaan barang jadi awal sebesar Rp. 40.000.000 (200unit x Rp.
200.000).
Langkah 2
Tambahkan jumlah unit barang jadi yang diproduksi di bulan Juli (1.800unit)
dengan jumlah unit persediaan awal barang jadi (200unit).
Kemudian, jumlahkan juga biaya produksi bulan Juli (Rp. 396.000.000) dengan
total biaya persediaan awal barang jadi (Rp. 40.000.000) untuk memperoleh total
biaya persediaan barang jadi yang tersedia untuk dijual di bulan Juli.
Unit Biaya
Produksi bulan Juli 1.800 Rp. 396.000.000
Persediaan barang jadi awal 200 Rp. 40.000.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 2.000 Rp. 436.000.000
Langkah 3
Langkah 4
Nilai akhir persediaan barang jadi diperoleh dengan mengalikan jumlah
persediaan akhir barang jadi dengan biaya per unit persediaan barang jadi
tersedia untuk dijual, pada contoh ini adalah Rp. 218.000 x 400 unit =
Rp. 87.200.000.
2. Harga jual barang jadi per unit selama bulan Oktober 2008 diperkirakan
sebesar Rp. 100.000.
3. perusahaan menggunakan metode rata-rata (average) dalam menghitungbiaya
persediaan dan beban pokok penjualan.
4. Total biaya persediaan barang jadi per 1 Oktober sebesar Rp. 84.000.000.
5. Biaya produksi selama bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 391.800.000.
6. Pajak penghasilan diperkirakan sebesar 30%.
7. Beban penjualan untuk bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 40.000.000.
8. Beban umum dan administrasi untuk bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp.
25.000.000.
9. Beban bunga bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 26.000.000
Jawaban :
Selesaikan penyusunan anggaran laba rugi dengan menghitung laba bersih yang
dianggarkan dengan mengurangkan laba sebelum pajak penghasilan dengan
perkiraan beban pajak penghasilan.
PT ABADI RAYA
Anggaran Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 oktober 2008
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000
Biaya produksi 391.800.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 475.800.000
ANGGARAN KAS
Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar pihak manajemen memperoleh
informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena
anggaran kas menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah penerimaan dan
pengeluaran kas pada periode mendatang.
1. Anggaran Penjualan
Untuk menentukan jumlah dan waktu utang dagang yang harus dibayarkan
kepada pemasoknya, perusahaan harus dapat memperkirakan pola
penagihan utang dagangnya.
Jumlah beban operasi yang dibayarkan secara tunai sering kali berbeda
dengan jumlah beban operasi yang di akui dalam laporan laba rugi. Hal ini
terjadi karena perusahaan menggunakan basis akrual dalam melakukan
pencatatan akuntansinya. Beban dalam akuntansi diakui saat terjadinya,
tanpa memandang apakah sudah terjadi pengeluaran kas atas beban atau
belum.
8. Belanja Modal
Neraca tahun lalu menyajikan informasi tentang piutang dagang dan seluruh
utang yang akan jatuh tempo pada periode anggaran mendatang. Piutang
dagang yang jatuh tempo akan menambah penerimaan kas, sedangkan utang
dagang yang jatuh tempo akan menambah pengeluaran kas.
Berikut ini adalah format anggaran kas yang dapat digunakan dalam
penyusunan anggaran kas perusahaan.
PT ABC
Angaran Kas untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2006
Januari
Saldo kas awal
Di tambah penerimaan kas
Penjualan tunai
Penagihan piutang dagang pelanggan
Penerimaan dari pendapatan bunga
Peminjaman uang dari bank
Penerbitan saham baru perusahaan
Saldo kas yang tersedia
Berdasarkan data-data berikut ini, hitunglah jumlah piutang dagang yang dapat
ditagih di bulan Januari, Februari, dan Maret 2008.
1. Berikut ini adalah data tentang nilai penjualan aktual di tahun 2007 dan
perkiraan nilai penjualan di tahun 2008.
Jawaban :
Lengkapi tabel penagihan piutang dengan menghitung total seluruh kolom yang
tersedia.
Bulan Piutang
Penjualan Potongan Bulan Penagihan Piutang
Terjadinya Tidak
Kredit Harga
Penjualan tertagih Januari Februari Maret
November 1.080.000 140.400
Desember 1.080.000 864.000 140.400
Januari 900.000 2.250 18.000 42.750 720.000 117.000
Februari 900.000 2.250 18.000 42.750 720.000
Maret 1.080.000 2.700 21.600 51.300
Total 7.200 57.600 1.047.150 903.150 888.300
Anggaran beban operasi, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya
overhead menyajikan biaya yang terjadi pada suatu periode anggaran. Sementara
itu, anggaran kas hanya menyajikan biaya-biaya yang dibayarkan secara tunai
pada suatu periode anggaran. Dalam banyak kasus, suatu pengeluaran sudah
terjadi dan dianggap sebagai beban dalam suatu periode anggaran, tetapi sering
kali belum dibayarkan secara tunai.
Berikut ini adalah contoh yang menyajikan perbedaan antara beban yang sudah
terjadi, tetapi belum dibayarkan secara tunai.
1. Upah tenaga kerja langsung dibayarkan mingguan setiap hari Jumat. Tanggal
31 Januari jatuh pada hari Kamis. Gaji mingguan tenaga kerja langsung baru
dibayarkan pada hari Jumat tanggal 1 Februari. Beban gaji tenaga kerja
langsung yang telah terjadi pada minggu keempat bulan Januari adalah sejak
tanggal 28-31 Januari dan masuk ke anggaran laba rugi bulan Januari.
Anggaran kas bulan Januari tidak memasukkan beban gaji yang terjadi pada
tanggal 28-31 Januari karena belum dibayarkan kepada pegawai.
3. Pembayaran beban listrik pada bulan Januari akan dilakukan pada bulan
Februari. Beban listrik untuk bulan Januari diakui pada anggaran laba rugi
pada bulan Januari juga, tetapi anggaran kas mengakui pembayaran beban
listrik bulan Januari pada anggaran kas bulan Februari.
Contoh
Dari data-data yang ada di bawah ini, hitunglah kas yang dibayarkan untuk
beban gaji, beban sewa, dan komisi tenaga penjual untuk bulan April 2008
Anggaran beban operasi sebagian untuk bulan April menyajikan data sebagai
berikut :
Neraca per 31 Maret 2008 menyajikan informasi tentang utang gaji dan utang
komisi sebesar Rp. 700.000 dan Rp. 200.000.
Saldo utang gaji pada 30 April diperkirakan sebesar Rp. 500.000 dan beban
komisi bulan April akan dibayarkan seluruhnya pada bulan Mei. Perusahaan
membayar sewa bangunan untuk jangka waktu sewa 1 April 2008 31 Maret
2009 sebesar Rp. 12.000.000 pada tanggal 1 April 2008.
Langkah 1
Hitunglah pembayaran beban gaji secara tunai untuk bulan April 2007.
Saldo utang gaji 1 April Rp. 700.000
(+) Beban gaji bulan April Rp. 20.000.000 (diakui sebagai utang gaji terlebih
dahulu)
Utang gaji April Rp. 20.700.000
(-) Saldo utang gaji 30 April Rp. 500.000
Kas yang dibayarkan untuk beban gaji Rp. 20.200.000
Langkah 2
Hitunglah pembayaran tunai beban komisi untuk bulan April 2007
Saldo utang komisi 1 April Rp. 200.000
(+) Beban komisi bulan April Rp. 20.000.000 (diakui sebagai utang gaji
terlebih dahulu)
Utang komisi April Rp. 20.700.000
(-) Saldo utang komisi 30 April Rp. 500.000
Kas yang dibayarkan untuk beban gaji Rp. 200.000
Saldo utang komisi per 30 April berasal dari beban komisi bulan April yang akan
dibayarkan seluruhnya secara tunai di bulan Mei. Jadi, pembayaran secara tunai
beban komisi di bulan April berasal dari beban komisi bulan Maret yang dibayar
Langkah 3
Perusahaan membayar sewa bangunan pada tanggal 1 April 2008 sebesar Rp.
12.000.000. Jangka waktu sewa dari 1 April 2007-31 Maret 2008. Pada anggaran
kas bulan April 2007, akan terdapat pengeluaran kas sebesar Rp. 12.000.000.
Untuk anggaran kas bulan-bulan berikutnya sampai 31 Maret 2009 tidak ada
pengeluaran kas untuk beban sewa.
Pada anggaran laba rugi bulanan sejak bulan April 2008 sampai bulan Maret
2009, akan terdapat beban sewa bangunan sebesar Rp. 1.000.000.
ANGGARAN NERACA
Anggaran neraca adalah anggaran yang paling terakhir disusun oleh perusahaan
dalam proses penyusunan anggaran induknya (master budget). Anggaran neraca
menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari seluruh
anggaran yang telah disusun sebelumnya (anggaran penjualan sampai anggaran
kas). Kemudian, anggaran neraca juga memperlihatkan kepada manajemen
tentang pengaruh kebijakan yang diambil oleh manajemen terhadap aset,
kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
Contoh
Manajemen PT Selaras Industri Sejahtera ingin menyusun anggaran neraca untuk
tahun anggaran 2008. Berikut ini adalah informasi-informasi yang diperlukan
oleh manajemen PT SIS untuk menyusun anggaran neraca tahun 2008.
1. Neraca PT SIS per 31 Desember 2007
PT SIS
Anggaran Neraca per 31 Desember 2007
Aset Kewajiban dan Ekuitas
Aset Lancar Kewajiban Lancar
Kas dan Bank 400 Utang Dagang 24.000
Piutang Dagang 30.000 Utang Bunga 900
Persediaan Bahan
20.000 Utang Pajak 20.000
Baku
Persediaan Barang Total Kewajiban
24.000 44.900
Jadi Lancar
Sewa di Bayar di
700
Muka
Total Aset Lancar 75.100
PT SIS
Anggaran Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2008
Pendapatan dan Beban Lain-lain
Beban Bunga 6.000
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 25.000
Estimasi beban pajak penghasilan 7.500
Laba Bersih Yang Dianggarkan 17.500
Jawaban
Menyelesaikan penyusunan anggaran neraca dengan memasukkan data-data
yang diperoleh dari langkah 1-12 ke dalam format anggaran neraca.
PT SIS
Anggaran Neraca per 31 Desember 2008
Aset Kewajiban dan Ekuitas
Aset Lancar Kewajiban Lancar
Kas dan Bank 89.700 Utang dagang 18.000
Piutang dagang 20.000 Utang bunga 6.900
Persediaan Bahan Baku 24.000 Utang pajak 20.000
PT SIS
Anggaran Neraca per 31 Desember 2008
Persediaan barang jadi 20.000 Utang gaji 0
Sewa di bayar di muka 900
Total Aset Lancar 154.600 Total Kewajiban Lancar 44.900
PENGANGGARAN MODAL
Langkah 1
Tentukan nilai investasi awal (initial outlay) dari kegiatan yang akan dijalankan
oleh perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin mengganti mesin lama dengan
Langkah 2
Temukan sumber pendanaan untuk mendanai kegiatan yang akan dilakukan
oleh perusahaan.
Sumber-sumber pendanaan untuk mendanai kegiatan perusahaan adalah :
1. dana kas internal perusahaan,
2. hasil penerbitan obligasi kepada masyarakat,
3. hasil dari meminjam dana kepada lembaga keuangan, misalnya ke bank,
4. penerbitan saham baru.
Setiap sumber pendanaan mensyaratkan adanya biaya modal (cost of capital) yang
harus dibayarkan oleh perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan
menggunakan sumber pendanaan dari penerbitan obligasi, maka perusahaan
harus membayar bunga setiap tahunnya kepada pemegang obligasi. Bunga
tersebut adalah biaya modal dari penerbitan obligasi.
Langkah 3
Tentukan arus kas masuk dan arus kas keluar selama kegiatan tersebut
dijalankan. Arus kas masuk di masa depan dapat berasal dari penjualan produk
dan jasa kepada pelanggan atau dari penghematan yang diterima perusahaan.
Misalnya, perusahaan akan mengganti mesin lama yang dimiliki dengan mesin
baru. Mesin baru tersebut memiliki masa manfaat selama 5 tahun dan
penghematan per tahun yang akan diterima oleh perusahaan dengan
menggunakan mesin baru sebesar Rp. 150.0000.000 Total penghematan dari
mesin baru tersebut selama masa manfaatnya sebesar Rp. 750.000.000.
Arus kas keluar kegiatan berasal dari semua pengeluaran kas selama pelaksanaan
kegiatan, misalnya untuk pembayaran gaji pelaksana kegiatan dan pembalian
bahan baku.
Arus kas masuk kegiatan nantinya dikurangkan dengan arus kas keluar kegiatan
untuk memperoleh arus kas bersih kegiatan.
Langkah 4
Menghitung kelayakan pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan metode-
metode yang ada di penganggaran modal. Buku ini hanya akan membahas dua
metode, yaitu metode payback period dan net present value.
Metode payback period mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
kegiatan untuk menutupi pengeluaran investasi awalnya atau kembali modal.
Selama kegiatan berlangsung, perusahaan akan memperoleh arus kas masuk
bersih. Kemudian, arus kas bersih yang diperoleh setiap tahun dijumlahkan. Jika
jumlah arus kas masuk bersih telah sama dengan pengeluaran investasi awalnya,
maka perusahaan dianggap sudah kembali modalnya.
Metode payback period akan memilih kegiatan yang memiliki payback period yang
paling cepat.
Contoh
PT XYZ ingin mengganti mesin lamanya dengan sebuah mesin baru yang lebih
efisien. Harga mesin baru diperkirakan sebesar Rp. 1.000.000.000. Mesin baru
tersebut diharapkan akan memberikan manfaat selama 10 tahun. Penghematan
yang diperoleh dengan menggunakan mesin baru setiap tahunnya sebesar
Rp. 250.000.000. PT XYZ mensyaratkan untuk dapat membeli mesin baru
tersebut, maka payback period-nya harus tidak lebih dari 6 tahun.
Dengan menggunakan metode payback period, tentukan apakah PT XYZ akan
menyutujui permohonan pembelian mesin baru tersebut.
Jawaban
Jika arus kas bersih dari seluruh kegiatan nilainya sama untuk setiap tahunnya,
maka kita dapat menggunakan rumus di bawah ini.
1.000.000.000
Payback period =
250.000.000
Contoh
PT ABC memiliki rencana untuk membangun sebuah ruko di daerah Jakarta
Utara. Nilai investasi awal proyek tersebut diperkirakan sebesar Rp. 1.500.00.000.
Berikut ini adalah arus kas bersih yang diperkirakan akan diperoleh dari proyek tersebut.
Tahun Arus kas bersih masuk
1 500.000.000
Sehubungan dengan nilai arus kas bersih yang masuk setiap tahun tidak sama,
kita tidak lagi dapat menggunakan rumus pada contoh awal.
Berikut ini adalah tabel yang dapat digunakan untuk menghitung payback period
sebuah kegiatan yang nilai arus kas bersihnya tidak sama setiap tahun.
Arus kas Arus kas bersih Nilai investasi awal yang belum
Tahun
bersih kumulatif tertutupi sampai akhir tahun
0 1.500.000.000
1 500.000.000 500.000.000 1.000.000.000
2 600.000.000 1.100.000.000 400.000.000
3 800.000.000 1.900.000.000 0
4 900.000.000 2.800.000.000 0
5 100.000.000 2.900.000.000 0
Dari tabel di atas dapat di lihat payback period terjadi pada tahun ke-2, tetapi
sebelum tahun ke-3 berakhir, jadi :
payback period = 2 tahun + (400.000.000/800.000.000) x 1 tahun
= 2 tahun + 0,5 tahun
= 2,5 tahun.
400.000.000 adalah investasi awal yang belum tertutupi sampai akhir tahun pada
tahun ke-2 sedangkan 800.000.000 adalah arus kas bersih tahun ke-3.
Salah satu kelemahan dari metode payback period adalah tidak memasukkan nilai
waktu dari arus kas bersih yang diterima di masa mendatang atau sering disebut
time value of money.
Seperti diketahui, uang memiliki dimensi nilai waktu. Misalnya, nilai uang
sebesar Rp. 1.000.000 yang diterima satu tahun kemudian tidak sama dengan
uang sebesar Rp. 1.000.000 yang diterima. Hal ini terjadi karena konsep bunga
majemuk dan inflasi.
Jika kita menerima Rp. 1.000.000 saat ini, kemudian uang tersebut kita tabung
dan memperoleh bunga nilainya di tahun depan lebih besar dari Rp. 1.000.000
(nilai pokok plus bunga).
Metode dalam penganggaran modal yang akan dibahas selanjutnya adalah
metode net present value. Dengan menggunakan metode net present value,
seluruh nilai arus kas bersih yang diterima di tahun-tahun mendatang akan
dihitung saat investasi awal dikeluarkan (di-present value-kan) dengan
menggunakan tingkat diskonto tertentu.
Tingkat diskonto yang digunakan dapat diperoleh dari tingkat pengembalian
investasi yang diharapkan oleh perusahaan (required rate of return).
Kemudian, arus kas bersih tersebut dikurangi dengan nilai investasi awalnya
untuk memperoleh NPV.
Jika NPV > 0, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
Contoh
PT ABC berniat membangun sebuah ruko di daerah Jakarta Utara. Nilai investasi
awal pembangunanruko adalah Rp. 1.500.000.000. Berikut ini adalah arus kas
bersih yang diperkirakan akan diterima dari kegiatan pembangunan ruko
tersebut.
Jawaban
tingkat pengembalian investasi sebesar 10% merupakan tingkat diskonto
pembangunan ruko tersebut.
Dengan rumus present value sebagai berikut :
Rp 1
Rumus present value =
( 1 +discount rate )n
Tahun Arus kas bersih masuk PV,10% NPV dari arus kas bersih masuk
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 500.000.000 0.9091 454.550.000
2 600.000.000 0.8264 495.840.000
3 800.000.000 0.7531 601.040.000
4 900.000.000 0.6830 614.700.000
5 100.000.000 0.6209 62.090.000
Total NPV 2.228.220.000
Nilai investasi awal 1.500.000.000
NPV dari proyek 728.220.000
ANGGARAN PENDAPATAN
Anggaran pendapatan menyajikan informasi tentang perkiraan pendapatan yang
akan diperoleh dari penjualan jasa kepada pelanggan dan harga jual dalam satu
periode anggaran.
Contoh
PPA-FEUI memiliki beberapa jenis pelatihan yang terdiri atas Pelatihan
Akuntansi (tingkat dasar dan menengah), Perpajakan (Brevet A, B, dan C),
Komputer Akuntansi (MYOB dan Accurate), CFA Preparation Course, CIA Course,
USAP review, dan CPMA review. Manajemen PPA-FEUI mengelompokkan
pelatihan-pelatihan tersebut menjadi dua kelompok besar pelatihan berdasarkan
tempat pelaksanaan pelatihan, yaitu Pelatihan Salemba dan Pelatihan Depok.
Pada tahun 2007, Pelatihan Salemba berhasil memperoleh peserta sebanyak 130
peserta dengan harga jual rata-rata per peserta sebesar Rp. 4.000.000. Pada tahun
yang sama pula, Pelatihan Depok memberikan kontribusi peserta sebanyak 300
peserta dengan harga jual rata-rata per peserta sebesar Rp. 1.300.000.
Manajemen PP-FEUI menargetkan jumlah peserta pelatihan dan harga jualnya
untuk tahun 2008 akan naik sebesar 10% dari pencapaian di tahun 2007.
Berikut ini adalah anggaran pendapatan pelatihan PP-FEUI untuk tahun 2008.
PPA FEUI
Anggaran Pendapatan Pelatihan Tahun 2008
Pealatihan Salemba Pelatihan Depok Total
Jumlah Peserta 143 330
Dikalikan : Harga Jual Rp. 4.400.000 Rp. 1.430.000
Pendapatan pelatihan Rp. 629.200.000 Rp. 471.900.000 Rp. 1.101.100.000
Presentase pendapatan/Total
57% 43%
pendapatan
Target pendapatan dari kegiatan pelatihan tahun 2008 yang diharapkan oleh
PPA-FEUI adalah Rp. 1.101.100.000. Pelatihan Salemba diharapkan memberikan
kontribusi pendapatan sebesar 57% dari total pendapatan pelatihan di tahun
2008.
Berikut ini adalah anggaran beban langsung pelatihan PP-FEUI untuk tahun
2008.
PPA FEUI
Anggaran Pendapatan Pelatihan Tahun 2008
Pealatihan Salemba Pelatihan Depok Total
Beban honor instruktur 110.110.000 70.785.000 180.895.000
Beban sewa ruangan 50.336.000 28.314.000 78.650.000
Beban makan-minum peserta 50.336.000 47.190.000 97.526.000
Beban perlengkapan pelatihan 12.584.000 18.876.000 31.460.000
Beban langsung Pelatihan Rp. 223.366.000 Rp. 165.165.000 Rp. 388.531.000
Efisiensi atas pengeluaran beban langsung pelatihan ini akan sangat menentukan
tinggi-rendahnya keuntungan yang akan diperoleh oleh PP-FEUI.
Seluruh beban tidak langsung pelatihan ini tidak mengurangi laba yang
diperoleh setiap kegitan, karena beban ini tidak dapat dikendalikan oleh
koordinator setiap pelatihan.
Berikut ini adalah anggaran beban tidak langsung pelatihan PPA-FEUI untuk
tahun 2008.
PPA FEUI
Anggaran Beban Tidak Langsung Pelatihan Tahun 2008
Total
Beban gaji pegawai pelatihan 165.165.000
Beban telepon, faks, dan interner 33.033.000
Beban listrik 22.022.000
Total Beban Tidak Langsung Pelatihan Rp. 220.220.000
PPA FEUI
Anggaran Beban Operasional Pelatihan Tahun 2008
Total
Beban penjualan 110.110..000
Beban administrasi 55.055.000
Total Beban Operasional Pelatihan Rp. 165.165.000
Berikut ini adalah anggaran laba rugi pelatihan PPA-FEUI untuk tahun 2008.
PPA-FEUI
Anggaran Laba Rugi Pelatihan Tahun 2008
Pelatihan Salemba Pelatihan Depok Total
Pendapatan Rp. 629.200.000 Rp. 471.900.000 Rp. 1.101.100.000
Dikurangi :
223.366.000 165.165.000 388.531.000
Beban Langsung
Margin kontribusi kotor 405.834.000 306.735.000 712.569.000
Dikurangi :
220.220.000
Beban Tidak Langsung
Margin kontribusi 492.349.000
Dikurangi :
165.165.000
Beban Operasi
Laba Operasi 327.184.000
Pendapatan (beban) lain-lain 0
Laba sebelum pajak 327.184.000
Pajak penghasilan
98.155.200
(asumsi 30%)
Laba Bersih Pelatihan Rp. 229.028.800
Kegiatan usaha utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang
dagang. Perusahaan membeli barang dagang dari pemasok, kemudian langsung
menjualnya kepada pelanggan tanpa ada perubahan yang signifikan terhadap
barang dagang. Contoh perusahaan dagang adalah minimarket atau departement
store.
Setiap tahun layaknya perusahaan lain (perusahaan manufaktur dan jasa),
perusahaan dagang selalu menyiapkan anggaran induk (master budget).
Anggaran tersebut diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan-
kegiatan yang ada di dalam perusahaan.
Bab-bab sebelumnya pada buku ini telah membahas proses penyusunan
anggaran induk untuk perusahaan manufaktur dan jasa. Pada bab ini, kita akan
membahas tentang penyusunan anggaran induk untuk perusahaan dagang.
Seperti anggaran perusahaan manufaktur dan jasa, perusahaan dagang memulai
penyusunan anggaran induk dengan menyusun anggaran penjualan.
ANGGARAN PENJUALAN
Contoh 1
PT Kencana Sari, yang didirikan sejak tahun 2004, memiliki toko Kidstore yang
khusus menjual pakaian anak-anak. Selama ini, toko tersebut menjual empat jenis
pakaian, yaitu baju model Ax dan Bx serta celana model Cy dan Dy.
Berikut ini adalah tabel yang menyajikan data penjualan aktual untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2007.
PT Kencana Sari
Laporan Penjualan Aktual Tahun 2007
(dalam ribuan rupiah)
Ax Bx Cy Dy Total
Kuantitas 12.000 6.000 24.000 18.000
Dikalikan : Harga Jual 50.000 75.000 80.000 100.000
Penjualan 600.000 450.000 1.920.000 1.800.000 4.770.000
PT Kencana Sari
Anggaran Penjualan Tahun 2008
(dalam ribuan rupiah)
Ax Bx Cy Dy Total
Kuantitas 13.200 6.600 26.400 19.800
Dikalikan : Harga Jual 52.500 78.750 84.000 105.000
Penjualan 693.000 519.750 2.217.600 2.079.000 5.509.350
PT ......................
Anggaran Pembelian Tahun ......
Produk A Produk B Total
Penjualan (unit)
Ditambah :
Persediaan barang dagang akhir
Persediaan barang dagang yang dibutuhkan
Dikurangi :
Persediaan barang dagang awal
PT ......................
Anggaran Pembelian Tahun ......
Jumlah barang dagang yang akan dibeli
Dikalikan :
Harga pembelian barang dagang
Anggaran pembelian barang dagang
Contoh 2
Setelah anggaran penjualan tahun 2008 dibuat, staf anggaran PT Kencana Sari
segera menyiapkan anggaran pembelian barang dagang untuk tahun 2008.
Berikut ini adalah informasi-informasi yang diperoleh staf PT KS untuk
menyusun anggaran pembelian barang dagang.
1. Jumlah penjualan barang dagang dalam unit untuk tahun 2007 diperoleh dari
anggaran penjualan barang dagang. Berikut ini adalah tabel yang menyajikan
perkiraan penjualan barang dagang untuk produk Ax, Bx, Cy, dan Dy.
2. Persediaan akhir barang dagang untuk tahun 2008 adalah sebesar 10% dari
penjualan (unit) di tahun 2007 untuk setiap produk.
3. Berikut ini adalah informasi tentang persediaan awal barang dagang PT KS di
tahun 2008.
Ax Bx Cy Dy
Kuantitas persediaan awal 1.000 500 240 350
Harga beli Rp. 26.000 Rp. 39.000 Rp. 32.000 Rp. 50.000
4. Berikut ini adalah informasi tentang harga beli produk Ax, Bx, Cy, dan Dy
dari pemasok untuk tahun 2008.
Ax Bx Cy Dy
Harga beli 2008 Rp. 28.000 Rp. 42.000 Rp. 35.000 Rp. 55.000
PT Kencana Sari
Anggaran Pembelian Tahun 2008
(dalam ribuan rupiah)
Ax Bx Cy Dy Total
Penjualan (unit) 13.200 6.600 26.400 19.800
Ditambah :
1.320 660 2.640 1.980
Persediaan barang dagang akhir
Persediaan barang dagang yang
14.520 7.260 29.040 21.780
dibutuhkan
Dikurangi :
1.000 500 240 350
Persediaan barang dagang awal
Jumlah barang dagang yang
13.520 6.760 28.800 21.430
akan dibeli
PT Kencana Sari
Anggaran Pembelian Tahun 2008
(dalam ribuan rupiah)
Dikalikan :
Harga pembelian barang dagang 28.000 42.000 35.000 55.000
(Rp.)
Anggaran pembelian barang
378.560 283.920 1.008.000 1.178.650 2.849.130
dagang (dalam ribuan rupiah)
PT Kencana Sari
Anggaran Beban Operasional Tahun
Beban Tetap Beban variabel Total
Beban Penjualan
Beban gaji 36.000.000 27.546.750 Rp. 63.546.750
Beban utilitas 6.000.000 5.509.350 11.509.350
Beban iklan 30.000.000 30.000.000
Beban penyusutan peralatan 30.000.000 30.000.000
Beban lain-lain 2.400.000 2.400.000
Beban Administrasi
Beban gaji 30.000.000 30.000.000
PT Kencana Sari
Anggaran Beban Operasional Tahun
Beban utilitas 6.000.000 6.000.000
Beban pemesanan pembelian
1.200.000 1.200.000
barang jadi
Beban penyusutan peralatan 30.000.000 30.000.000
Beban perlengkapan 600.000 600.000
Beban lain-lain 1.200.000 1.200.000
Total 173.400.000 33.056.100 Rp. 206.456.100
PT .................................
Anggaran Beban Pokok Penjualan Tahun ...........
Produk A Produk B Total
Pembelian barang dagang
Ditambah :
Persediaan barang dagang awal
Persediaan barang dagang tersedia untuk
dijual
Dikurangi :
Persediaan barang dagang akhir
Anggaran Beban Pokok Penjualan
Contoh 3
Setelah anggaran beban operasional disusun, manajemen PT KS hendak
menyusun anggaran beban pokok penjualan untuk tahun 2008.
Informasi-informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran beban pokok
penjualan adalah sebagai berikut :
1. Informasi tentang perkiraan pembelian barang dagang tahun 2007 yang
diperoleh dari anggaran pembelian barang dagang.
Ax Bx Cy Dy
Anggaran pembelian barang
378.560 283.920 1.178.650 2.849.130
dagang (dalam ribuan rupiah)
2. Data persediaan barang dagang awal tahun di tahun 2008 yang diperoleh dari
anggaran pembelian barang dagang.
Ax Bx Cy Dy
Kuantitas persediaan awal 1.000 500 240 350
Harga beli Rp. 26.000 Rp. 39.000 Rp. 32.000 Rp. 50.000
Ax Bx Cy Dy
Kuantitas persediaan akhir 1.320 660 2.640 1.980
Harga beli Rp. 28.000 Rp. 42.000 Rp. 35000 Rp. 55000
Berikut ini adalah anggaran beban pokok penjualan PT KS untuk tahun 2008.
PT Kencana Sari
Anggaran beban Pokok Penjualan Tahun 2008
(dalam ribuan rupiah)
Ax Bx Cy Dy Total
Pembelian barang
dagang 378.560 283.920 1.008.000 1.178.650
(Rp.)
Ditambah :
Persediaan barang
26.000 19.500 7.680 17.500
dagang awal
(Rp.)
Persediaan barang
dagang tersedia untuk 404.560 303.420 1.015.680 1.196.150
dijual (Rp.)
Dikurangi :
Persediaan barang
36.960 27.720 92.400 108.900
dagang akhir
(Rp.)
Anggaran Beban Pokok
367.600 275.700 923.280 1.087.250 2.653.830
Penjualan
PT Kencana Sari
Anggaran Laba Rugi Tahun 2008
Penjualan (anggaran penjualan) 5.509.350.000
Beban pokok penjualan (anggaran beban pokok penjualan) (2.653.830.000)
Laba (rugi) kotor 2.855.520.000
Beban operasi (anggaran beban operasional) (206.456.100)
Laba (rugi) operasi 2.649.063.900
Pendapatan (beban) lain-lain 0
Laba sebelum pajak 2.649.063.900
Pajak penghasilan (asumsi 30%) (794.719.170)
Laba Bersih Rp. 1.854.344.730
Contoh
11. Harga jual barang jadi per unit selama bulan Oktober 2008 diperkirakan
sebesar Rp. 100.000.
12. perusahaan menggunakan metode rata-rata (average) dalam menghitungbiaya
persediaan dan beban pokok penjualan.
13. Total biaya persediaan barang jadi per 1 Oktober sebesar Rp. 84.000.000.
14. Biaya produksi selama bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 391.800.000.
15. Pajak penghasilan diperkirakan sebesar 30%.
16. Beban penjualan untuk bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 40.000.000.
17. Beban umum dan administrasi untuk bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp.
25.000.000.
18. Beban bunga bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 26.000.000
Jawaban :
Selesaikan penyusunan anggaran laba rugi dengan menghitung laba bersih yang
dianggarkan dengan mengurangkan laba sebelum pajak penghasilan dengan
perkiraan beban pajak penghasilan.
PT ABADI RAYA
Anggaran Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 oktober 2008
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000
Biaya produksi 391.800.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 475.800.000
Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi 109.800.000
Beban pokok penjualan 366.000.000
Laba kotor yang dianggarkan 234.000.000
Beban Operasi
Beban penjualan 40.000.000
Beban administrasi 25.000.000 65.000.000
Laba operasi yang dianggarkan 169.000.000
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga 26.000.000 26.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan 143.000.000
Perkiraan beban pajak penghasilan 42.900.000
Laba bersih yang dianggarkan 100.100.000
ANGGARAN KAS
Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar pihak manajemen memperoleh
informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena
PT ABC
Angaran Kas untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2006
Januari
Saldo kas awal
Di tambah penerimaan kas
Penjualan tunai
Penagihan piutang dagang pelanggan
Penerimaan dari pendapatan bunga
Peminjaman uang dari bank
Penerbitan saham baru perusahaan
Saldo kas yang tersedia
I. Soal Kasus :
1. Harga jual barang jadi per unit selama bulan Oktober 2011 diperkirakan
sebesar Rp. 135.000.
2. Perusahaan menggunakan metode rata-rata (average) dalam
menghitungbiaya persediaan dan beban pokok penjualan.
3. Total biaya persediaan barang jadi per 1 Oktober sebesar Rp. 84.000.000.
4. Biaya produksi selama bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 421.800.000.
5. Pajak penghasilan diperkirakan sebesar 35 %.
6. Biaya penjualan untuk bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 40.000.000.
7. Biaya Adm. & Umum bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 35.000.000.
8. Biaya bunga bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp. 45.000.000
Berdasarkan data tersebut di atas, saudara diminta bantuan untuk menyusun anggaran laba
rugi untuk Periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2008
Soal No. 2 :
PT AMAN JAYA akan menyusun anggaran biaya operasi untuk ulan Januari 2012,
Anggaran biaya operasi disusun dengan cara mengelompokan semua beban operasi yang
ada ke dalam ke dalam kelompok biaya tetap dan variabel, data-data sebagai berikut :
1. Penjualan bulan Januari 2012 diperkirakan Rp. 600. juta
2. Gaji tetap karyawan bagian penjualan / bulannya Rp.5 juta
3. Gaji tetap karyawan bagian Administrasi/bulannya Rp.8 juta
4. Komisi karyawan bagian penjualan sebesar 1 % dari penjualan
5. Biaya penyusutan kendaraan bagian penjualan dan bagian Administrasi masing-
masing sebesar Rp.2 juta/bulan
6. Biaya iklan/bulan Rp.3 juta
7. Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan dan bagian Administrasi masing-masing
perbulannya sebesar Rp.2 juta dan Rp. 1 juta
8. Biaya tetap listrik bagian penjualan dan Administrasi sebesar Rp.500 ribu/bulannya,
biaya variabel listrik Rp.500,-/Kwh, pemakaian listrik bagian penjualan dan
Administrasi sebesar 1000 dan 1500 Kwh/bulannya.
Buatkan Anggaran Biaya Operasi untuk PT Aman Jaya berdasarkan data-data
tersebut di atas.