Professional Documents
Culture Documents
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 Apa fungsi keseimbangan?
Fungsi dari aparatus vestibular dalam menyediakan informasi esensial untuk
mempertahakan ekuilibrium dan untuk mengkoordinasikan pergerakan kepala
dengan pergerakan mata dan postural (Sherwood, 2015)
25 Bagaimana mekanisme mendengar? (Sherwood, 2015)
41 Kenapa bayi dan anak lebih sering terkena OMA disbanding dewasa !
42 Sebutkan dengan ringkas N. VII sejak dari porus akustikus internus hingga
foramen stylomastoideum serta sebutkan pula sifat sifat saraf ini !
43 Sebutkan derajat kelumpuhan saraf yang kamu ketahui !
Klasifikasi Klasifikasi Proses
Seddon Sunderland Patologis
Neuropraxia I Gangguan fungsi
Axonotmesis II Kerusakan axon
III Kerusakan axon dan endoneurium
IV Kerusakan axon, endoneurium dan perineurium
Neurotmesis V Kerusakan total
Gradasi fungsi saraf fasialis menurut House-Brackmann
I. Normal
II. Disfungsi Ringan
III. Disfungsi Sedang
IV. Disfungsi Sedang Berat
V. Disfungsi Berat
VI. Paralisis Total
Gradasi Freys fungsi motorik, tonus, sinkinesis dan hemispasme
MENURUT FKUI, 2016 :
Setiap gerakan dari otot yang dipersarafi N facialis dibandingkan kanan dan kiri :
3 = gerakan normal dan simetris
2 = antara 3 dan 1
1 = sedikit gerakan
0 = tidak ada gerakan sama sekali
44 Sebutkan penyebab kelumpuhan N. VII !
(FKUI, 2016)
Kongenital (bersamaan dengan anomali telinga dan tulang pendengaran)
Infeksi (Ramsay Hunt, OMSK)
Tumor (intrakranial, intratemporal, ekstratemporal)
Trauma (fraktur temporal)
Gangguan p darah (trombosis arteri karotis, maksilaris, serebri media)
Idiopatik (Bells Palsy)
45 Sebutkan definisi, penyebab, tanda dan gejala Bells palsy!
Definisi : Bells palsy adalah suatu kelumpuhan saraf fasialisperifer yang bersifat
unilateral, penyebabnya tidak diketahui (idopatik), akut dan tidak disertai oleh
gangguan pendengaran, kelainan neurologi lainnya atau kelainan lokal.
Penyebab :
Kongenital
anomali kongenital (sindroma Moebius)
trauma lahir(fraktur tengkorak, pendarahan intrakanial,
dll )
Didapat
trauma
penyakit tulang tengkorak(osteomielitis)
proses intrakranial(tumor, radang, pendarahan dll)
proses di leher yang menekan daerah prosesus
stilomastoideus
infeksi tempat lain(otitis media, herpes zoster dll)
sindroma paralisis N. Fasialis familial
Tanda dan gejala :
kelumpuhan otototot wajah pada satu sisi yang terjadi secara tiba-tiba beberapa
jam sampai beberapa hari (maksimal 7 hari).
nyeri di sekitar telinga
rasa bengkak atau kaku pada wajah walaupun tidak ada gangguan sensorik.
Hiperakusis
berkurangnya produksi air mata,
hipersalivasi
berubahnya pengecapan
Kelumpuhan saraf fasialis dapat terjadi secara parsial atau komplit. Kelumpuhan
parsial dalam 17 hari dapat berubah menjadi kelumpuhan komplit.
46 Apa yang dijadikan standar pendengaran normal?
Telinga orang normal (golden ear) dimana dapat mendengar suara pada rentang 0
140 db dengan frekuensi 20-20.000 hertz
47 Bagaimana pembagian kurang pendengaran?
A. Berdasarkan tipe (kualitas)
Conductive hearing loss (CHL) / tuli konduksi
Sensory neural hearing loss (SNHL) / tuli sensori
Tuli campuran
B. Berdasarkan derajat (kuantitas) berdasarkan ISO
Normal (0-25db)
Tuli ringan ( 25-40db)
Tuli sedang (40-55 db)
Tuli sedang berat (55-70db)
Tuli berat (70-90 db)
Tuli sangat berat (<90db)
C. Berdasarkan jenis
1. Organik (anatomic)
Sentral
perifer
2. Fungsional (psikogenik)
3. Simulasi
D. Berdasarkan waktu
Kongenital
Akuisita
48 Sebutkan macam-macam uji pendengaran!
A. Tanpa alat
Test suara (bisik)
B. Dengan alat
1. Test garpu tala
Rinne
Weber
Swabach
Bing
Stenger
2. Test audiometri
49 Apa tujuan uji pendengaran?
Menentukan apakah fungsi pendengaran normal atau terjadi kurang
pendengaran
Menentukan jenis gangguan pendengaran
Menentukan derajat gangguan pendengarna
Menentukan jenis rehabilitasi
50 Uraikan dengan singkat tata cara tes bisik serta evaluasinya!
Test bisik dilakukan dengan membisikkan kata-kata yang dikenal penderita dimana
kata-kata itu mengandung huruf lunak dan huruf desis. Lalu diukur berapa meter
jarak penderita dengan pembisiknya sewaktu penderita dapat mengulangi kata-kata
yang dibisikan dengan benar. Pada orang normal dapat mendengar 80% dari kata-
kata yang dibisikkan pada jarak 6 s/d 10 meter. Apabila kurang dari 5 - 6 meter berarti
ada kekurang pendengaran. Apabila penderita tak dapat mendengarkan katakata
dengan huruf lunak, kemungkinan tuli konduksi. Sebaliknya bila tak dapat
mendengar kata-kata dengan huruf desis kemungkinan tuli persepsi.
Apabila dengan suara bisik sudah tidak dapat mendengar dites dengan suara
konversasi atau percakapan biasa. Orang normal dapat mendengar suara konversasi
pada jarak 200 meter
Evaluasi :
a. 6 meter - normal
b. 5 meter - dalam batas normal
c. 4 meter - tuli ringan
d. 3 2 meter - tuli sedang
e. 1 meter atau kurang - tuli berat
51 Apa kelebihan dan kekurangan tes bisik dibanding tes garpu tala?
Cari lgi tambahannya yaa (bukan dari buku soalnya)
Keuntungan :
Tidak membutuhkan alat bantu
Bersifat semi kuantitatif
Kerugian :
Harus berada pada suasana sunyi, dengan nada dan tinggi suara setiap kata
sama
Membutuhkan ruangan yang luas
52 Satu set garpu tala ada berapa buah ? sebutkan frekuensinya dan frekuensi
mana yang paling sering dipakai ?
1 set penala ada 5 buah, frekuensi 128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz, dan 2048 Hz.
Yang sering dipakai 512 Hz. 1024 Hz, dan 2048 Hz.
(FKUI)
53 Uraikan tes rinne dan evaluasinya!
Penala digetarkan, tangkainya diletakkan di processus mastoid pasien, setelah tidak
terdengar penala dipegang di depan telinga kira kira 2,5 cm.
Evaluasi bila masih terdengar, rinne (+), bila tidak terdengar rinne (-).
(FKUI)
54 Uraikan tes weber, sebutkan evaluasinya!
Penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah kepala pasien
(vertex, dahi, pangkal hidung, tengah-tengah gigi seri atau di dagu).
Evaluasi
Apabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut weber
lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan ke telinga mana bunyi
tersebut terdengar, disebut weber tidak ada lateralisasi.
(FKUI)
55 Jelaskan dengan singkat tes scwabach dan bagaimana evaluasinya!
Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastodi pasien sampai
tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus
mastoid telinga pemeriksa yang pendengaran normal.
Evaluasi bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut schwabach memendek, bila
pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu
dimulai dengan meletakkan penala di procesus mastoid pemeriksa sampai tidak
terdengar, bila pasien masih dapat mendengar disebut scwabach memanjang. Bila
pasien dan pemeriksa sama mendengar disebut scwabach sama dengan pemeriksa.
(FKUI)
56 Apa saja tujuan tes garpu tala?
Tes rinne : untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui
tulang pada telinga yang diperiksa.
Tes weber untuk membandingkan hantaran tulang telinga yang sakit dengan yang
sehat
Tes scwabach untuk membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan
pemeriksa yang pendengaran normal.
(FKUI)
57 Apa tujuan audiometri ?
Untuk mengetahui derajat ketulian dan jenis tuli (tuli konduksi, tuli sensori, atau tuli
campuran) (FKUI)
58 Sebutkan bagian pokok audiometer!
Peralatan : Headphone (tanda merah untuk kanan, biru untuk kiri), witch indikator,
masking.
Nada murni : bunyi yang hanya mempunyai satu frekuensi dinyatakan dalam jumlah
getaran per detik.
Bising : bunyi yang banyak frekuensi (narrow band / spektrum terbatas dan white
noise / spektrum luas)
Frekuensi : nada murni yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang sifatnya
harmonis sederhana. Dinyatakan dalam hertz.
Intensitas bunyi: dinyatakan dalam desibel (dB), dikenal Dbhl (Hearing level), Dbsl
(sensation level) yang sering digunakan dalam audiometer, untuk Dbspl (sound
pressure level) digunakan untuk mengetahui intensitas bunyi yang sesungguhnya).
Ambang dengar : bunyi nada murni terlemah pada frekuensi tertentu yang dapat
didengar orang.
Nilai nol audiometer: intensitas nada murni yang terkecil pada suatu frekuensi tertettu
yang masih didengar orang dewasa muda (18-30 tahun).
Notasi pada audiogram: dipakai grafik AC dan BC . telinga kiri biru, telinga kanan
merah.
(FKUI)
59 Apa beda audiometri nada murni dan audiometri tutur?
Audiometri nada murni adalah metode pemeriksaan pendengaran dengan
menggunakan alat dimana nada yang digunakan telah direkam dalam alat. Sedangkan
Audiometri Tutur mengunakan suara tutur kata-kata yang telah ditentukan.
60 Gambarkan Audiogram nada murni dan audiogram tutur!
Audiogram nada Murni
Audiogram Tutur
??
61 Apakah yang dimaksud Timpanometri?
Timpanometri merupakan pemeriksaan untuk menilai fungsi telinga tengah dengan
mengukur besarnyta tekanan intra timpani tanpa mencoblos membran timpani (non
invasif), serta mendeteksi adanya carina pada telinga tengah, tekanan negatif telinga
tengah, kerusakan tulang-tulang pendegaran, perforasi membran timpani, dan
otosklerosis.
Sumber 59-61:
Suwento R. 2007. Gangguan pendengaran pada bayi dan anak. Dalam seminar
sehari penatalaksanaan gangguan pendengaran dan ketulian. Semarang. h1-12
Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala, dan Leher.
Modul Telinga, Gangguan pendegeran Edisi 1.2008 h18-23.
62 Bagaimana cara uji pendengaran pada bayi dan anak?
Dilakukan skrining. Terdapat 2 skrining yang dapat digunakan :
1. Automated Audiotry Brainstem Response (AABR)
Test ini digunakan untuk mengetahui bagiamana saraf-saraf pendengaran merespon
suara. Nada yang lembut dibunyikan melalui earphones yang terpasang pada telinga
bayi/. Lalu terpasang 3 elektroda di kepala bayi untuk mengetahui respon saraf
pendengaran.
2. Otoacoustic Emissions (OAE)
Test ini digunakan untuk memperkirakan gelombang suara yang diproduksi pada
telinga dalam. Prob yang ukurannya kecil diletakan pada lubang telinga bayi yang
digunakan untuk merespon pantuan suara ketika nada dibunyikan pada telinga bayi.
https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Purpose-of-
Newborn-Hearing-Screening.aspx
63 Apa itu alat bantu dengan jenis KP apa yang responsif terhadap ADS?
Tanda penyakit kelainan hidung biasanya ditemukan pada saat pemeriksaan fisik,
seperti :
1. Edema mukosa yang dapat menyebabkan nyeri kepala
2. Massa berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah
digerakkan, tanda yang dapat ditemukan pada penyakit polip hidung saat
pemeriksaan rinoskopi anterior
3. Pada rhinitis alergi, rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna
pucat atau livid disertai secret yang banyak.
4. etc.
e. Terapi
Diberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik empirik (2x24 jam).
Antibiotik yang diberikan lini I yakni golongan penisilin atau
kotrimoksazoldan terapi tambahan yakni obat dekongestan oral dan topikal,
mukolitik untuk memperlancar drainase dan analgetik untuk
menghilangkan rasa nyeri.Pada pasien atopi, diberikan antihistamin atau
kortikosteroid topikal. Jika ada perbaikan maka pemberian antibiotik
diteruskan sampai mencukupi 10-14 hari. Pembedahan jarang dilakukan.
86 Sebutkan penyebab, patogenesis, gejala dan tanda, diagnosis serta terapi
sinusitis maksilaris kronis! (BUKU SAKU OP3OS dan jurnal fk unair)
a. Penyebab
1) Asma
2) Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika).
3) Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan
lendir.
b. Patogenesis
Siklus patologis rinosinusitis kronik, perubahan pada salah satu faktor akan
mengakibatkan terjadinya proses yang berkelanjutan dengan hasil akhirnya
adalah sinusitis kronik.
c. Gejala dan tanda
1) Pilek berbau, kental, biasanya satu sisi
2) Rasa kering pada tenggorokan, tenggorokan berlendir
3) Batuk Batuk
4) Nyeri kepala jarang ada
5) Badan tidak panas.
d. Diagnosis
1) Anamnesis
- Obstruksi nasal
- Sekret / discharge nasal
- Abnormalitas penciuman
- Nyeri / tekanan fasial. Nyeri tekan tidak terlokalisir
2) Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior dapat dilihat kelainan rongga hidung yang
berkaitan dengan sinusitis kronik seperti udem konka, hiperemi, sekret
(nasal drip), krusta, deviasi septum, tumor atau polip.
3) Pemeriksaan Penunjang
Transiluminasi, merupakan pemeriksaan sederhana terutama untuk
menilai kondisi sinus maksila. Pemeriksaan dianggap bermakna bila
terdapat perbedaan transiluminasi antara sinus kanan dan kiri
e. Terapi
1) Jika ditemukan faktor predisposisinya, maka dilakukan tatalaksana
yang sesuai dan diberi terapi tambahan. Jika ada perbaikan maka
pemberian antibiotik mencukupi 10-14 hari.
2) Jika faktor predisposisi tidak ditemukan maka terapi sesuai pada
episode akut lini II + terapi tambahan. Sambil menunggu ada atau
tidaknya perbaikan, diberikan antibiotik alternative 7 hari atau buat
kultur. Jika ada perbaikan diteruskan antibiotik mencukupi 10-14 hari,
jika tidak ada perbaikan, evaluasi kembali dengan pemeriksaan
nasoendoskopi, sinuskopi (jika irigasi 5x tidak membaik). Jika ada
obstruksi kompleks osteomeatal maka dilakukan tindakan bedah yaitu
BSEF atau bedah konvensional. Jika tidak ada obstruksi maka evaluasi
diagnosis.
87 87. Sebutkan sebab2 rinolalia!
Rinolalia terbagi menjadi 2, Rinolalia klausa dan rinolalia aperta dapat disebabkan
oleh beberapa hal, diantaranya yaitu :
a. Rinolalia klausa (hiponasalitas)
Rinolalia klausa dapat disebabkan oleh : FLU (common cold), alergi pada hidung
(nasal allergi), polip hidung (nasal polypi) , adenoid, massa pada nasofaringeal
(nasopharyngeal mass).
b. Rinolalia aperta (hipernasalitas)
Rinolalia aperta dapat disebabkan oleh : Ukuran nasofaring yang besar (large
nasopharynx), post adenoidectomy, fistula oronasal, paralysis of soft palate,
dan sub mucous palate.
Hilger PA. 1997. Hidung: Penyakit Hidung. Dalam: Boeis Buku Ajar Penyakit THT.
Editor: Adams GL. Boeis LR. Higler PA. Edisi keenam. Jakarta: EGC.
88 88. Sebutkan penyebab fetor eks nasi!
Ada beberapa penyakit yang memberikan gejala foetor ex nasi antara lain:
a. Korpus alienum
b. Rinolit
c. Difteri hidung
d. Sinusitis
e. Rinitis atrofi (Ozaena)
f. Nasofaringitis kronis
g. Rinitis kaseosa
Soedarjatni. 1997. Foetor ex nasi. Majalah Cermin Dunia Kedokteran.
89 89. Apa yang dimaksud dengan tampon belloque, SR/SK, NAW, CWL, FESS,
rinotomi lateral, rinoplasti, konkotomi, ethmoidektomi, anstostomi?
a. Tampon belloque
Tampon posterior atau tampon bellocq tersusun atas gulungan kasa yang mana
terdapat 2 ujung. Ujung yang satu diikatkan pada 2 buah benang, sedangkan
ujung yang lain diikatkan pada 1 buah benang. Perbedaan dengan pemasangan
tampon anterior, yaitu pemasangan tampon posterior menggunakan bantuan
kateter karet.
2) Septoplasti/Reposisi Septum
Septoplasti atau reposisi septum. Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok
direposisi. Hanya bagian yang berlebih saja yang dikeluarkan. Dengan cara
operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi
reseksi submukosa, terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.
Adams GL. Boeis LR. Higler PA. 1997. Boeis Buku Ajar Penyakit THT. Edisi
keenam. Jakarta: EGC.
c. NAW
Nasoantral window adalah sebuah antrostomi yang dilakukan dengan cara
membuat lubang antara sinus maksilaris dan anteroinferior hidung. Kemudian
sinus maksilaris di pungsi pada daerah ini dengan menggunakan trokar begkok.
Patel A. Vaughan WCArticle : Surgical Treatment of Chronic Sinusitis
Maxillaris. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/232791-
overview. Accessed August 24th 2012
d. CWL
Caldwell-Luc adalah sebuah antrostomi yang dilakukan melalui fossa kanina
melalui insisi pada sulkus gingivobukal. Dimana pada prosedur ini meliputi
pengangkatan seluruhnya mukosa antrum dan pembukaan jendela nasoantral
melalui meatus inferior.
Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. Head and Neck Surgery-
Otolaringology.4th ed. USA: Lippincott William and Wilkins.2006
e. FESS
FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery) adalah sebuah prosedur dengan
menggunakan endoskopi nasal ( menggunakan tekonologi lensa Hopkin )
melewati kavum nasi untuk menghindari sayatan pada kulit. Endoskopi ini
memiliki diameter 4mm ( untuk orang dewasa ) dan 2,7 mm ( untuk anak-anak )
dan memiliki sudut yang bervariasi dari 0, 30, 45, 70, 90 dan 120.
Memberikan iluminasi yang baik di dalam kavum nasi dan sinus.
Kennedy DW. Functional endoscopic sinus surgery. Technique. Arch
Otolaryngol 111 (10): 6439. PMID 4038136.1985
f. Rinotomi lateral
Reseksi neoplasma hidung dan sinus paranasal adalah tindakan pembedahan
pengangkatan neoplasma hidung dan sinus paranasal, yaitu maksilektomi medial
rinotomi lateral, reseksi radikal maksila dengan eksenterasi orbita dan sebagian
etmoid, reseksi maksila termasuk dasar orbita dengan mempertahankan bola
mata dan maksilektomi parsial (maksilektomi infrastruktur dan maksilektomi
suprastruktur).
Pemilihan tindakan pembedahan berdasarkan
1) Penilaian terhadap struktur tulang dan jaringan lunak untuk dilakukan reseksi
en bloc
2) Pendekatan harus diren)anakan untuk paparan jaringan yang adekuat
gunamempertahankan fungsi jaringan dan kosmetik apabila memungkinkan
3) Repair direncanakan dengan menggunakan teknik prostetik atau jaringan
lunak untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
g. Rinoplasti
Rinoplasti adalah sebuah prosedur pembentukan hidung dengan membentuk
tulang dan tulang rawan hidung. Dengan rinoplasti, hidung dapat dibentuk lebih
besar atau lebih kecil dengan menambah atau mengurangi tonjolan tulang
hidung; hidung yang lebih lurus atau lebih tipis juga dapat diperoleh dengan
membentuk tulang rawannya.
h. Konkotomi
Konkotomi atau dikenal juga dengan istilah turbinektomi merupakan tindakan
operasi yang dilakukan untuk mengatasi sumbatan atau hambatan dari aliran
udara yang melewati hidung. Sumbatan pada hidung dapat menjadi sumber
infeksi dan diperberat jika adanya bahan alergi atau iritan yang masuk bersama
udara yang dihirup. Pembengkakan hebat pada konka akan menghambat aliran
udara sehingga memerlukan intervensi operatif. konka yang memegang
perananan terpenting adalah konka inferior dan paling sering mengalami
permasalahan.
Operasi ini dapat dilakukan dengan pengangkatan secara partial atau total.
Lapisan dinding yg mandasari konka (mukosa) akan diusahakan agar dapat
dipertahankan semaksimal mungkin sekalipun konka harus diangkat seluruhnya.
Partial atau total bergantung dari kondisi konka dan hambatan yang terjadi.
i. Ethmoidektomi
Ethmoidektomi adalah salah satu jenis operasi sinusitis yang diterapkan pada
bagian etmoid dengan cara mengikis gumpalan lendir yang mengeras di bagian
etmoid atau mengikis jaringan etmoid yang mengalami pertumbuhan abnormal
(tumor)
j. Anstostomi
Antrostomi yaitu membuat hubungan atau lubang di bawah pangkal konka
inferior, sehingga ada hubungan langsung antara sinus maksilaris dengan cavum
nasi agar pengaliran lendir atau sekret menjadi lebih baik.
90 90. Sebutkan persarafan dan pendarahan rongga hidung!
a. Persarafan hidung
1) Saraf motorik
Untuk gerakan otot-otot pernafasan pada hidung luar mendapat persarafan
dari cabang nervus fasialis.
2) Saraf sensoris
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari
nervus etmoidalis anterior, merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang
berasal dari nervus ophtalmika (N. V-I). rongga hidung lainnya sebagian
besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila melalui ganglion
sfenopalatina
3) Saraf otonom
Ganglion sfenopalatinum, selain memberikan persarafan sensoris, juga
memberikan persarafan vasomotor atau otonom mukosa hidung. Ganglion ini
menerima serabut parasimpatis dari nervus petrosus profundus. Ganglion
sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka
media.
4) Nervus olfaktorius (penciuman)
Nervus olfaktorius turun melalui lamina kribriformis dari permukaan bawah
bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada
mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung
b. Pendarahan hidung
1) Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.etmoid
anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a.oftalmikus, sedangkan
a.oftalmikus berasal dari a.karotis interna.
2) Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang
a.maksila interna.
3) Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari a.fasialis.
4) Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang
a.sfenopalatina, a.etmoidalisanterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor,
yang disebut pleksus kiesselbach. Pleksus kiesselbach letaknya superficial
dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis
5) Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan
berdampingan dengan arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung
bermuara ke vena ophtalmika superior yang berhubungan dengan sinus
kavernosus.
DIKTAT + BLOGSPOT
91 91. Apa yang dimaksud dengan vestibulitis, gejala dan tanda serta terapinya?
a. Definisi
Vestibulitis adalah suatu peradangan atau infeksi pada kulit vestibulum.
Biasanya terjadi karena iritasi dari sekret dari rongga hidung (rinore) akibat
inflamasi mukosa yang menyebabkan hipersekresi sel goblet dan kelenjar
seromusinosa bisa juga akibat trauma.
b. Tanda dan gejala
Gejala gejala yang dapat ditemukan antara lain ditemukan antara lain adanya
rasa nyeri, kemerahan, atau benjolan pada lubang hidung bagian depan. Jika
infeksi menyebar, maka kulit bisa menjadi sangat merah, membengkak, dan
panas. Infeksi yang mengenai sinus kavernosus bisa menyebabkan
pembengkakan atau penonjolan mata, penglihatan ganda, atau penurunan
penglihatan.
c. Penatalaksanaan
1) Non medikamentosa
a) Menghindari kebiasaan mengorek hidung
b) Menjaga higiene
c) Tidak memencet atau melakukan insisi bila ada bisul
2) Medikamentosa
a) Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep antibiotik
bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik oral. Antibiotik diberikan
dalam 7-10 hari, dengan pemberian Amoxicilin 500mg, 3x/hari,
Cephalexin 250 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 500 mg,
4x/hari.
b) Insisi dilakukan pada bisul yang besar untuk mengeluarkan isinya.
BLOGSPOT
92 92. Sebutkan sintopi dan skletopi faring!
a. Sintopi
Cavum nasi atau rongga hidung memiliki syntopi sebagai berikut :
1) Di bagian Superior berbatasan dengan sinus frontalis, fossa crania
inferior, sinus sphenoidalis, dan fossa crania media
2) Di bagian Inferior berbatasan dengan cavitas oris yang dipisahkan
oleh palatum durum.
3) Di bagian Anterior berhubungan dengan dunia luar melalui nares
anterior / nosethrill
4) Di bagian Posterior behubungan dengan nasopharynx melalui nares
posterior / aperture posterior / coanae. Coanae memiliki batas2 yakni :
a) Batas medial : os.vomer
b) Batas inferior : lamina horizontalis os. Palatinum
c) Batas lateral : lamina pterygoidea
d) Batas superior : corpus os. Sphenoidale
5) Di sebelah Anterolateral dibatasi oleh nasus externus
6) Di sebelah Posterolateral dibatasi oleh Orbita, sinus maxillaris, sinus
ethmoidales, fossa pterygopalatina, fossa pterygoidea.
b. Skletopi
1) Di bagian atap dibentuk oleh cartilagines nasi, os. Nasale, proc.
nasalis os. Frontalis, lamina et foramina cribosa os. Ethmoidale, dan corpus
os.sphenoidale
2) Di bagian dasar dibentuk oleh processus palatines os.maksillare dan
lamina horizontalis os.palatinum yang membentuk palatum durum yang
memisahkan cavum nasi dengan cavum oris.
3) Dinding medial atau septum nasi dari anterior ke posterior tersusun
atas cartilage septi nasi, lamina perpendicularis os. Ethmoidale dan os.vomer
4) Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh os.nasale, os. Maxilla, os.
Lacrimale, labyrinthus et conchae os. Ethmoidale, concha nasalis inferior, dan
lamina pterygoideus medialis os. Sphenoidale
DIKTAT ANATOMI FK UNDIP
93 93. Sebutkan pembagian faring dan batas masing2 bagian!
- METASTASIS
Mx : Tidak dapat dinilai
M0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis jauh
Tis T1 T2 T3 T4
N0 0 I II III IVA
M0 N1 II II III IVA
N2 III III III IVA
N3 IVB IVB IVB IVB
M1 IVC IVC IVC IVC
f. Terapi
- Stadium I : Radioterapi
- Stadium II & III : Kemoradiasi
- Stadium IV dengan N 6 cm : Kemoradiasi
- Stadium IV dengan N 6 cm : Kemoterapi dosis penuh lanjut
kemoradiasi
108 Gambarkan potongan sagital (melalui sekat hidung) hidung, mulut, faring,
laring (sebagai satu kesatuan)!
109 Sebutkan sintopi/skeletopi dan ukuran laring dewasa!
Laring terletak dibawah lidah dan os. Hyoid, diantara pembuluh pembuluh darah
besar leher dan terletak setinggi vertebrae cervicalis keempat, kelima dan keenam.
Bagian atas laring berbatasan dengan : laringofaring
Bagian bawah laring berbatasan dengan : trachea
Bagian depan laring berbatasan dengan : otot otot innfrahyoid
Bagian lateral laring berbatasan dengan : glandula thyroidea
110 Sebutkan rangka penyusun laring!
Laring tersusun atas kartlago laring, membrana laring da lgiamentum:
a. Kartilago laring
Thyroidea
Cricoidea
Corniculata
Cuneiforme
Arytenoidea
Epiglotis
b. Membran laring
Membrana thyrohyoidea
Membrana quadrangularis
c. Ligamentum
Ligamentum cricotracheale
Ligamentum cricothyroideum
111 Sebutkan otot penyusun laring dan fungsinya!
a. Otot Ekstrinsik
berfungsi untuk menarik laring keatas dan kebawah selama proses menelan
- Otot elevator
m. digastricus, m. Stylohyoideus, m. Mylohyoideus, m. Geniohyoideus,
m. Stylopharingeus, m. Salphingopharingeus, m. Palatopharyngeus
- Otot depresor
m. sternothyroideus, m. Sternohyoideus, m. omohyoideus
b. Otot Intrinsik
Persarafan laring:
- Saraf sensoris
Diatas plica vocalis: ramus laryngeus internus, cabang dari n. Laryngeus
n, vagus
Dibawah plica vocalis: n. Laryngeus reccurens
- Saraf motorik
Semua otot otot intrinsik laring kecuali m. Cricothyroideus dipersarafi
oleh n. Laryngeus reccurens
Musculus crycothyroideus dipersarafi oleh ramus laryngeus externus dari n.
Laryngeus superior n. Vagus
113 Sebutkan fungsi laring !
Proteksi : merangsang reflex batuk jika terdapat corpus alienum
Respiratory :
Pasif = sebagai jalan napas
Aktif = mengatur lebar rima glotitis
Fonasi : menghasilkan suara plia vocalis
Menelan : selama menelan, laring diangkat dan aditus laringis menutup
114 Bagaimana mekanisme bersuara?
Merupakan proses produksi suara yang dimulai dari perubahan udara dalam traktus
vokalis setelah terjadi ekspirasi, sehingga udara yang keluar ditahan/dihambat oleh
plika vokalis/pita suara. Perubahan periodic pada pita suara akan berlangsung terus
selama tekanan subglotis mencapai besaran tertentu, sehingga dalam peristiwa ini
suatu yang dihasilkan seseorang terjadi karena adanya pelepasan udara secara
periodic sehubungan dengan adanya adduksi dan abduksi serta besaran tekanan
subglotis. Dalam peristiwa fonasi terdapat tiga unsur utama yang harus diperhatikan
yaitu: kenyaringan suara, nada dan kualitas suara seseorang
115 Sebutkan gejala dan tanda penyakit/kelainan laring!
Suara serak
Batuk
disfagia
Sensasi nyer di bagian tenggorokan
Rasa ada sesuatu di tenggorok
Kesulitan bernapas
116 Sebutkan 5 contoh kelainan kongenital laring beserta gejala dan tandanya!
Laringomalasi
Pada stadium awal ditemukan epiglottis lemah, sehingga pasa saat
inspirasi epiglottis tertarik ke bawah dan menutup rima glotis, dengan demikian
bila pasien bernapas, napasnya berbunyi stridor. Stridor ini merupakan gejala
awal, dapat menetap dan mungkin pula hilang timbul. Tanda sumbatan dapat
terlihat dengan adanya retraksi di bagian suprasternal, epigastrium, intercostal,
dan supraklavikular.
Stenosis subglotik
Gejala stenosis sbuglotik adalah stridor, dyspnea, retraksi di
suprasternal, epigastrium, intercostal, dan supraklavikula. Pada stadium lebih
berat akan ditemukan sianosis dan apnea akibat sumbatan jalan napas.
Selaput di laring
Suatu selaput transparan yang tumbuh daerah glotis, supraglotik atau
sublotik. Selaput ini paling banyak tumbuh di daerah glotis (75%). Terdapat
gejala sumbatan laring.
Hemangioma
Biasanya timbul di daerah subglotik. Gejalanya ialah terdapat
hemoptysis dan bila tumor itu besar terdapat juga gejala sumbatan laring.
Fistel langotrakea-esofagal
Kelainan ini terjadi akibat kegagalan penutupan dinding posterior
kartilago krikoid. Terdapat gejala pneumonia oleh karena aspirasi cairan dari
esophagus, dan kadang terdapat gejala sumbatan laring
117 Sebutkan pembagian radang laring!
Laryngitis akut
Laryngitis kronis
Laryngitis kronis spesifik
118 Sebutkan penyakit yang termasuk radang laring akut, sebut pula masing2
penyebab, gejala, dan tanda serta terapinya!
Laryngitis akut
Radang laring akut, pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis. Pada
anak laryngitis akut ini dapat menyebabkan sumbatan jalan napas.
Etiologi
Penyebab radang ini adalah bakteri yang menyebabkan radang local atau virus yang
menyebabkan peradangan sistemik
Terapi
Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari. Menghirup udara lembab.
Menghindari iritasi pada laring dan faring, pemberian antibiotika, bila terdapat
sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi
Soepardi , E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti , R.D 2014. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi VII, FKUI, hal 209-
231.
119 Sebutkan penyakit2 yang termasuk radang laring kronik, sebut pula masing-
masing penyebab, gejala dan tanda serta terapinya!
Radang Laring / Laringitis Kronik dibagi menjadi 2
1. Radang kronik non spesifik : sinusitis kronik, brokitis kronik, dan vocal abuse
a. Sinusitis Kronik
1) Penyebab : Polip Hidung, alergi, septum hidung menyimpang,
trauma wajah, infeksi saluran napas.
2) Gejala : Drainase tebal, debit kuning atau kehijauan dari hidung
atau bawah bagian belakang tenggorokan, penyumbatan
hidung hingga kesulitan bernapas, nyeri di sekitar hidung, pipi,
mata, penurunan kepekaan rasa dan bau
3) Terapi: Antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan
anaerob. Tindakan operatif meliputi :
i. Pembedahan radikal : sinus maksila -> Coldwell-Luc,
sinus etmoid -> Etmoidektomi
ii. Pembedahan tidak radikal : Bedah sinus endoskopik
fungsinal (BSEF)
b. Bronkitis Kronik
1) Penyebab : merokok dan polusi udara
2) Gejala : batuk yang sangat produktif, mukus yang sangat banyak,
dyspnea
3) Terapi : non medikamentosa : berhenti merokok, Medikamentosa
: mukolitik dan ekspektoran, methyxanthines and short acting b-
Adrenergik Receptor Agonists (SABA), long-Acting b-
Adrenergic Receptor Agonists, antikolinergik, glukokortikoid,
phospodiestrease-4 inhibitors, antioksidan, antibiotik
c. Vocal Abuse
2. Radang kronik spesifik : tuberkulosis dan laringitis luetika
a. Tuberculosis
1) Penyebab : infeksi yang disebabkan oleh bakteri, Mycrobacterium
tuberculosis.
2) Gejala : batuk berdahak, mukus banyak, keringat malam,
penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, malaise, lemah,
demam tidak terlalu tinggi, wheezing, nyeri dada
3) Terapi : Kategori 1 = 2HRZE/4HR = Penderita TB Paru BTA
Positive dan TB Ekstra Paru berat 2 bulan : Isoniazid, Rifampisin,
Pirazinamid, Etambutol 4HR = 4 bulan Isoniazid dan Rifampisin.
Kategori 2 = HRZE/5HRE = Penderita kambuh, penderita gagal
terapi, penderita lalai minum obat. Kategori 3 = 2HRZ/4HR.
Kategori 4 = RHZES
b. Laringitis luetika
1) Gejala : suara parau, batuk kronik, disfagia
2) Gambaran klinik : Apabila guma pecah, maka timbul ulkus. Ulkus
ini mempunyai sifat yang khas, yaitu sangat dalam, bertepi dengan
dasar yang keras, berwarna merah tua serta mengeluarjan eksudat
yang berwarna kekuningan. Ulkus tidak nyeri dan menjalar sangat
cepat.
3) Terapi : penisilin dosis tinggi, pengangkatan skuester, bila
terdapat sumbatan laring karena stenosis dilakukan trakeostomi
120 Sebutkan pembagian neoplasma laring!
jinak yaitu chondroma, fibroma, dan lipoma
ganas yaitu carsinoma laring.
121 Sebutkan penyebab, gejala, tanda serta terapi papiloma laring!
Papiloma laring adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada anak-anak, papiloma
laring biasanya terletak di saluran nafas atas yang sering menimbulkan sumbatan
jalan nafas yang dapat menyebabkan kematian.
Etiologi papiloma faring hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi dari
penelitian diduga bahwa virus HPV (Human Papiloma Virus) tipe 6 dan 11 berperan
terhadap terjadinya papiloma laring.
Gejala papiloma laring pada awalnya adalah berupa gangguan fonasi berupa
suara yang serak pada anak, gejala bisa lebih berat sehingga suara tangisan anak dapat
terdengar tidak normal hingga anak tidak bisa bersuara sama sekali. Bila papiloma
sangat berat dapat menyebabkan gangguan pada system pernapasan yaitu batuk,
sesak, ngorok saat menghirup nafas.
Tatalaksana untuk papiloma laring memiliki prinsip yang sama yakni
menghilangkan papiloma dan menghindari kejadian berulang, beberapa terapi yang
dapat digunakan adalah terapi bedah dan terapi medikamentosa. Terapi
medikamentosa seperti anti virus, hormone, steroid, dan podofilin topikal.
122 Sebutkan penyebab, gejala, dan tanda serta terapi ca laring!
Karsinoma Laring adalah suatu keganasan yang terjadi pada organ laring. Karsinoma
sel skuamosa meliputi 95-98% dari semua tumor pada laring dengan derajat
diferensiasi yang berbeda-beda.
Etiologi karsinoma laring antara lain asap rokok, alkohol, karsinogen
lingkungan (asbes, arsen, gas mustar, serbuk nikel, polisiklik hidrokarbon, viral
klorida, nitrosamin), infeksi laring kronik, Human Papiloma Virus (HPV), dan
genetika.
Gejala serak, suara bergumam, dispnea dan stidor, nyeri tenggorokan,
disfagia, batuk dan hemoptisis, dan nyeri tekan laring.
Tatalaksana untuk karsinoma laring secara umum ada 3 jenis penanggulangan
karsinoma laring yaitu pembedahan (laringektomi parsial/total atau diseksi leher
radikal), radiasi, dan sitostatika, ataupun kombinasi, tergantung pada stadium
penyakit dan keadaan umum pasien.
123 Sebutkan sebab suara parau!
Penyebab suara parau adalah batuk secara terus-menerus, iritasi saluran nafas,
kerusakan pada vocal cord, vocal abuse, vocal nodule, polip pita suara, kista pita
suara, kanker pita suara, GERD, gangguan tiroid, stroke, paparan asap rokok,
konsumsi kafein berlebih, konsumsi alkohol berlebih, alergi, Karsinoma Pulmo.
124 Sebutkan indikasi trakeostomi, apa pula kontra indikasinya!
Indikasi Trakeostomi
1. Mengatasi obstruksi laring
2. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran napas bagian atas seperti
daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya stoma maka seluruh
oksigen yang dihirupnya akan masuk ke dalam paru, tidak ada yang tertinggal di
ruang rugi itu. Hal ini berguna pada pasien dengan kerusakan paru, yang kapasititas
vitalnya berkurang.
3. Mempermudah penghisap sekret dari bronkus pada pasien yang tidak dapat
mengeluarkan sekret secara fisiologik, misalnya pada pasien dalam koma.
4. Untuk memasangkan respirator (alat bantu pernapasan)
5. Untuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas
untuk bronkoskopi
Kontraindikasi Trakeostomi
1. Infeksi pada tempat pemasangan
2. Gangguan pembekuan darah : hemofili
125 Sebutkan alat2 dan tehnik treakeostomi secara singkat!
Alat : spuit yang berisi analgesia (novokain), pisau (skapel), pinset anatomi, gunting
panjng yang tumpul, sepasang pengait tumpul, klem arteri, gunting kecil yang tajam
serta kanul traea yang ukurannya cocok dnegan pasien (referansi : buku UI)
Teknik :
Pasien diposisikan tidur telentang, dengan bahu diganjal oleh bantal sehingga
kepala ekstensi.
Suntikkan obat novokain pada pertengahan krikoid dengan fosa suprasternal
secara infiltrasi.
Buat sayatan vertical di tengah leher mulai dari dibawah krikoid sampai
suprasternal atau jika membuatsayatan vertika, maka buatlah pada pertengahan
jarak antara kartilago krikid dengan fosa suprastrenl atau kira2 2 jari dibawah
krikoid org dewasa. Buat sayatan kira2 5 cm.
Pisahkan jaringan2 yang sudah disayat dengan gunting panjang dan pisahkan
engan pengait kearah lateral sehingga keliatan cincin-cncin tulang rawan berwarn
putih.
Bebaskan ismus, dengan menarik keatas dengan menggunakan pengait. Jika
susah, maka potong ismus dengan mengklem kedua sisi ismus kemudian di
potong tengahnya, jika terdapat perdarahan maka ikat perdarahannya.
Jika sudah keliatan, lakuka aspirasi dengan cara memasukkan jarum diantara
cincin trakea, jika tepat maka nanti akan terasa ringan jika ditarik.
Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang tajam
Pasang kanul trakea dan fiksasi dengan menggunakan tali dibeakang leher pasien.
Tutup dengan kasa.
126 Apa yang dimaksud dengan laringoskop direk?
Pemeriksaan laring secara langsung dengan menggunakan teleskop atau
monitor video.
127 Apa yang dimaksud dnegan bronkoskopi, apa indikasinya?
Bronkoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan
visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur
diagnostik dan terapi penyakit paru.
Indikasi :
- menegakkan dx : hemoptisis, batuk kronik, mengi, kelinan radiologic,
kelainan ekstra torakal.
- Tindakan terapi : benda asing, menghisap secret yang ada di bronkus,
penyumbatan bronkus oleh secret kental, menyemprotkan obat kedalam
lumen bronkus pada kasus bronkiektasis setelah secret dihisap keluar,
melebarkan brnkus (businase), mengeluarkan tumor jinak endobronkial.
128 Apa yang dimaksud dengan esofaguskopi, apa indikasinya indiksinya?
Esofaguskopi adalah pemeriksaan lumen esophagus secara angsung dengan
menggunakan alat esofagoskop. Tujuan tindahakan ini adalah untuk meliht lumen
esophagus, keadaan dinding atau mukosa esophagus seta bentuk lumen esophagus.
Bila diperlukan untuk mengabil bahan px sitologi dan biopsy tumor.
Indikasi :
diagnostic :
o untuk mengevaluasi keluhan disfagia, odinofagia, nyeri di
dada, rasa panas didada dan pedarahan yang menetap.
o Mengevaluasi perjalanna enyakit atau kelainan esophagus
antara lain esofagitis, luka bakar korosif, akalasia, spasme
difus esophagus dan tumor esophagus
o Mengealuasi kelainan speerti divertukulm, varises, stenosis,
kelainan mukosa esophagus, dan hiatus hernia
o Mengvaluasi pasien pasca oprasi esophagus, mencari sumber
perdarahan, kemungkinan penyebab disfagia, menilai tanda2
tumor ganas.
Terapi :
o Dilatasi striktur esophagus
o Mengeluarkan benda asing
o Skleroterapi untuk varises esophagus
o Koagulasi diatermi
o Pemasangan prosthesis esofaguus
o Miotomi endoskopik
129 Apa yang dimaksud laringektomi?
Laringektomi adalah prosedur bedah untuk mengangkat laring atau kotak
suara. Jenis laringektomi yang dibutuhkan pasien akan ditentukan berdasarkan
kondisinya. Ada dua jenis, yaitu laringektomi Tergantung pada kondisinya, pasien
mungkin memerlukan laringektomi total (seluruh bagian laring diangkat) atau
laringektomi parsial (hanya sebagian laring yang diangkat).
130 Apa penyebab, gejala, tanda serta terapi duktus/kista tireoglosus?
Kista duktus tiroglosus adalah suatu kantung berisi cairan yang terdapat saat
lahir pada garis tengah leher. Suatu kista tiroglosus adalah malformasi kongenital
(suatu defek lahir). Hal ini terjadi akibat penutupan yang tidak komplit dari suatu
segmen duktus tiroglossus, suatu struktur seperti tabung yang normalnya menutup
saat perkembangan embrio. Juga disebut kista duktus tiroglossus atau kista
tirolingual.
Gejala :
Massa bulat, licin, kecil di bagian depan tengah leher
Pembukaan kecil di kulit dekat massa, dengan drainase mucus dari kista
Sulit bernafas atau menelan
Lembek dan kemerahan
Terapi : insisi dan drainase, aspirasi perkutan, eksisi sederhana, reseksi dan injeksi
dengan bahan sklerotik.
131 Sebutkan keuntungan dan kerugian trakoetomi disbanding intubasi!
Keuntungan :
bersifat permanen jika dibandingkan dengan intubasi, karena intubasi
dianjurkan hanya boleh kurang dari 6 hri pemakaian.
Mengeluarkan sekret jauh lebih mudah lewat suatu pipa trakeostomi, dan
kemungkinan terjadinya obstruksi pipa lebih kecil.
Pasien sangat sulit menelan dengan adanya pipa endotrakea.
Membersihkan pipa endotrakea pada posisinya sulit dan untuk mengganti
pipa diperlukan laringoskopi berulang.
Intubasi lama endolaring menimbulkan ulserasi mukosa yang akhirnya dapat
menjadi granuloma, adhesi dan stenosis laring.
Trakeostomi kurang menyebabkan rangsangan refleks batuk, yang
mungkin penting pada pasien dengan kelainan saraf dan pasca bedah.
Dengan trakeostomi pasien yang sadar dapat berbicara.
Kerugian :
Filtrasi udara tidak sempurna
Humidifikasi kurang sempurna
Sering menimbulkan jaringan parut di leher
*Salah kurangnya silakan dicari atau ditanyakan ke pemegang soal masing - masing ya
*Semangat menulis!