Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan
(S1) pada Program Studi Pendidikan Fisika Konsentrasi Keteknikan
Jurusan Pendidikan Fisika
OLEH
YUYUN JUNAHISWARI
A1C3 12 072
iv
ABSTRAK
Kata kunci : Arang Aktif Kulit Biji Mete, Komposit Arang Aktif dan Pasir Besi,
kapasitansi.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kependidikan pada
Halu Oleo.
sehingga tanpa bantuan dan bimbingan dari bapak dan ibu pembimbing kiranya
skripsi ini tidak dapat penulis wujudkan sesuai harapan. Oleh karena itu penulis
ibu Vivi Hastuti RM, S.Si, M.Sc., selaku pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan, pemikiran, dan saran yang berguna bagi penulis dalam
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang secara
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu
Oleo.
vi
4. Ibu Rosliana Eso, S.Si. ,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Fisika.
5. Ibu Vivi Hastuti RM, S.si., M.Si., selaku sekertaris Jurusan Pendidikan
Fisika.
7. Tim Penguji skripsi Bapak Dr. La Ode Safiuddin, M.Si., selaku ketua penguji,
Ibu Dra. Hj. Erniwati, M.Si selaku sekretaris penguji, Bapak. Drs. La Harudu,
M.Si., dan Ibu Rosliana Eso, S.Si.,M.Si selaku anggota penguji yang telah
Universitas HaluOleo.
melakukan penelitian.
10. Bapak Dr. La Ode Ahmad Nur Ramadhan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Kimia
FMIPA UHO yang telah memberikan larutan elektrolit dalam penelitian ini.
11. Bapak Darwin Sihombing, ST., dan Ibu Grice Marlina Sihombing, S.Th yang
12. Teristimewa untuk Kak Asrul S.Pd., Muhlifa, Yully Ratni, Kasma, Roslina,
Nursahi S.Pd., Sukiatno S.Pd, Sariani S.Pd.,Kak Ansar S.Pd, M.Si serta semua
penelitian.
vii
13. Teman-teman seperjuangan penelitian: Kamawati, Nanang, Yorin, Kak Nelis,
Kak Amsar, Kak Mariani dan Andini yang telah bekerja sama dalam
14. Teman-teman Fisika Keteknikan 2012 Irma, Hasrin, Parlin, Bain, Sulfian,
Ijong, Mini, Nahwa, Zamria, Ulva (Upeng), Lana, Wati, Ulfi yang telah
membantu baik pada saat kuliah maupun dalam penyusunan karya ini.
15. Untuk senior seniorku angkatan 2010: Ka Kurniawan, S.Pd dan Ka Ilham
terimakasih atas segala bantuan dan canda tawa yang selalu memberikan suka
16. Untuk adik adikku angkatan 2013: Sadar Dune, Asrafil Fajrun, Sri Ayu
Dan teristimewa rasa hormat dan terima kasih penulis ucapkan kepada
atas bimbingan, doa, kasih sayang yang tiada tara, bantuan dan pengorbanan
Widiatmoko dan Heru Nugrah Tama Widiatmoko yang tak pernah henti
Akhir kata, penulis memanjatkan Doa kiranya semua pihak yang telah
membantu penulis baik moril dan materi semoga mandapatkan berkat dari Tuhan
Yang Maha Esa, dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
viii
sifatnya membangun dari semua pihak penulis sangat harapkan demi
Penulis
viiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.. .................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B .Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
E. Defenisi Operasional .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Jambu Mete ( Anacardium occidentale ) ..................................... 6
B. Arang Aktif .................................................................................. 7
C. Pasir Besi ....................................................................................... 10
D. Komposit ..................................................................................... 12
E. Superkapasitor .............................................................................. 13
F. Penilitian yang Relevan ................................................................ 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 19
B. Jenis Penelitian ............................................................................ 20
C. Alat dan Bahan ............................................................................. 20
D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 22
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 29
B. Pembahasan ................................................................................. 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 33
B. Saran ............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
x
DAFTAR TABEL
ix
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baterai pada pertama kalinya. Alat penyimpan energi elektro kimia ini
digunakan secara terbatas karena kapasitasnya yang kecil dan biaya dalam
telah digunakan secara luas pada bidang elektronik dan transportasi, seperti
lebih lama, prinsip dan modelnya yang sederhana, waktu pengisian yang
pendek, aman dan memiliki rapat daya yang tinggi yaitu 10 -100 kali lipat
lebih besar.
menyimpan energi yang besar, prinsip yang sederhana dan konstruksi yang
komposit ekstraksi pasir besi dan arang aktif dari kulit biji mete, tujuan di
gunakan bahan tersebut selain bahannya tidak beracun juga mudah diperoleh
dan tidak mengandung bahan kimia. Pentingnya komposit arang aktif kulit
biji mete untuk memperoleh nilai kapasitansi dengan variasi ukuran bulir,
ialah semakin kecil ukuran bulir arang aktif maka semakin besar nilai
bahan baku industri baja, juga digunakan dalam industri semen, industri
oleh Haslinda (2015) pasir besi yang terdapat di daerah Laompo Kecamatan
(Fe2O3) 12.613%, Besi (Fe) 8.829%, Kalsium Oksida (CaO) 4.058%, dan
Aluminium Oksida (Al2O3) 8.096%. Potensi pasir besi berkaitan dengan sifat
menghasilkan buah dan biji, dimana biji jambu mete memiliki kulit yang
merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat potensial dan tidak
kulit kacang, maka jumlah kulit (cangkang) kacang mete yang dihasilkan
3
pada tahun 2011 adalah 44.443,2 ton. Hal ini membuktikan bahwa banyaknya
Salah satu penelitian mengenai komposit arang aktif dan TiO2 yang
aktif dari kulit biji mete : Efek ukuran butir. Hasil penelitian tersebut
menunjukan nilai kapasitansi pada fraksi variasi massa TiO2 0,7 gram pada
turut adalah 0,0207 F/g dan 0.0853 F/g dan 0,102 F/g. Nilai kapasitansi yang
aktif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
ekstrak pasir besi dan arang aktif dari kulit biji mete.
4
D. Manfaat Penelitian
penelitian ini.
para pihak yang akan mengembangkan studi mengenai kulit jambu mete
ini.
E. Definisi Operasional
istilah yang digunakan dalam penelitian ini diberi batasan sebagai berikut:
1. Ekstraksi Pasir besi adalah pasir yang memiliki kandungan unsur besi
magnetik.
2. Arang aktif adalah arang kulit biji mete yang telah diaktivasi pada suhu
3. Komposit adalah campuran arang aktif kulit biji mete dan ekstraksi pasir
superkapasitor.
kapasitor yang tersusun oleh dua buah Collector, dua buah elektroda dan
5
sebuah separator mika dengan dielektrik berupa komposit arang aktif dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
mempunyai periode curah hujan singkat (3-4 bulan). Tanaman ini tahan
(Eko, 2005).
Kulit biji jambu mete merupakan limbah pada pengolahan biji jambu
mete yang terdapat disekitar 67 % dari mete gelondong. Limbah padat ini
mengandung 32-37 % minyak yang dikenal sebagai minyak laka atau CNSL.
CNSL mengandung senyawa fenol alam terdiri dari : asam anakardat, kardol,
2- metil kardol dan kardanol (Tyman, 1975). Senyawa fenol alam yang
terkandung dalam kulit biji jambu mete mempunyai sifat khas, yang berperan
dalam bidang industri, juga mempunyai sifat anti bakteri (Himejima, 1991).
kecoklatan, elastis dan tebalnya 3 mm. Struktur kulit gelondong mete terdiri atas
lapisan luar (Epikarp), lapisan tengah berstruktur seperti sarang lebah (Mesokarp)
yang mengandung CNSL, dan lapisan dalam yang keras (Endokarp). Kernel atau
kacang mete ditutupi oleh kulit ari yang tipis dan terletak pada bagian dalam
gelondong. CNSL berwama gelap, kental dan bersifat toksik pada kulit, yang
berfungsi memberikan pelindung kepada kernel. Kulit ari atau testa mengandung
7
rem, vernis, industri ban, bahan kanvas rem, dan industri lainnya. Bahkan
diduga masih terdapat sekitar 200 jenis industri yang menggunakan CNSL
B. Arang Aktif
karbon, baik karbon organik maupun anorganik dengan syarat bahan tersebut
mempunyai struktur berpori. Bahan-bahan tersebut antara lain kayu, batu bara
sawit, limbah pertanian seperti kulit buah kopi, sabut buah coklat, sekam
baik. Keaktifan daya menyerap dari karbon aktif ini tergantung dari jumlah
senyawa karbon nya yang berkisar antara 85 % sampai 95% karbon bebas.
Karbon aktif yang berwarna hitam, tidak berbau, tidak terasa dan mempunyai
8
daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kabon aktif yang
yaitu memiliki luas antara 300 sampai 2000 m/gram. Karbon aktif ini
mempunyai dua bentuk sesuai ukuran butirannya, yaitu karbon aktif bubuk
mempunyai internal permukaan yang luas. Secara umum karbon aktif ini
dibuat dari bahan dasar batu bara dan biomasa. Intinya bahan dasar pembuat
karbon aktif haruslah mengandung unsur karbon yang besar. Dewasa ini
karbon aktif yang berasal dari biomasa banyak dikembangkan para peneliti
digolongkan dalam dua jenis yaitu karbon aktif bubuk (Powder Activated
Carbon disingkat PAC) dan karbon aktif butiran. Karbon aktif bubuk
mempunyai ukuran partikel yang sangat halus dan ringan maka pekerjaannya
sangat sulit (mudah terbang) maka biasanya dicampur dengan air dengan
butirannya kurang dari atau sama dengan 325 Mesh. Sedangkan karbon aktif
butiran (Granular Activated Carbon) yaitu karbon aktif dalam bentuk ukuran
atau kepingan (flake) dengan ukuran partikel 0,16-1,5 mm, atau diameter
bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktivasi adalah suatu
fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik
seperti H2SO4 dan H4PO4. Untuk aktivasi fisika, biasanya arang dipanaskan
paling umum digunakan. Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktivasi
uap.
Tabel 2.2. Persyaratan Arang Aktif Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-
3730-1995)(Anonim, 1995).
Jenis persyaratan Parameter
Kadar air Maks 15%
Kadar abu Maks 10%
Kadar zat menguap Maks 25%
Kadar karbon terikat Min 65%
Daya serap terhadap iodium Min 750 mg/g
Daya serap terhadap benzene 25
C. Pasir Besi
bahan baku industri baja, juga digunakan dalam industri semen, industri
Pasir besi merupakan salah satu sumber daya alam berupa endapan
sekunder yang memiliki kandungan unsur besi cukup tinggi. Unsur besi
sebagian besar jenis batuan mengandung besi dengan kadar rata-rata 5,6%.
Unsur besi memiliki kelimpahan nomor empat dari seluruh elemen penyusun
batuan dan nomor dua dari semua unsur logam yang ada di bumi ini. Akan
dengan sifat-sifat kimia dari magma dan proses magmatisme yang terjadi.
besi yang terkandung di dalam endapan pasir besi berasal dari batuan sumber
Dari kajian tentang identifikasi mineral magnetik pada pasir besi, telah
Sementara itu, melalui proses oksidasi pada temperatur 800 oC, magnetite
(Fe3O4) dapat diubah menjadi hematite (Yulianto, dkk., 2003). Bahan yang
disebut terakhir ini bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan magnet
12
ferrit, baik soft ferrite maupun hard ferrite atau magnet permanen (Ridwan
Feri Trioksida (Fe2O3) 12.613%, Besi (Fe) 8.829%, Kalsium Oksida (CaO)
lainnya seperti Sulfur (S) 0.052%, Kobalt (Co) 0.007%, MnO 0.195%,Cr2O3
diberikan.
D. Komposit
Pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih bahan
yang berbeda yang digabung atau dicampur secara makroskopis menjadi suatu
secara makro, maka bahan komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau komposisi material
yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984). Bahan komposit
secara umum terdiri dari penguat dan matrik. Penguat komposit pada umumnya
mempunyai sifat kurang ulet tetapi lebih kaku serta lebih kuat.
penguat akan menahan beban sampai beban maksimum. Oleh karena itu
penguat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih
sinar ultra violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti
E. Superkapasitor
penyimpanan:
dengan pemisahan muatan dalam lapisan ganda Helmholtz pada antar muka
memberikan konstribusi yang tak terpisahkan dari nilai total kapasitansi dari
Pseudocapacitance faraday.
15
polimer dengan Pseudocapacitance faraday jauh lebih tinggi dari pada statik
kapasitor lithium-ion.
digital, komputer dan pulse laser system, hybrid electrical vehicles, dan
yang lebih lama, prinsip dan modelnya yang sederhana, waktu pengisian yang
pendek, aman dan memiliki rapat daya yang tinggi yaitu 10-100 kali lipat lebih
besar dari pada baterai dan kapasitor konvensional (Vinda, dkk. 2014).
16
langsung. Hal ini dapat sangat tipis (beberapa ratus milimeter) dan harus sangat
pengisian dan menyimpan energi pada kepadatan eksponensial lebih tinggi dari
dalam Farad.
disimpan dan potensi untuk pengisian antar plat nya. Potensi muatan sangat
biasanya tergantung pada bahan karbon dengan luas permukaan yang tinggi,
tegangannya (biasanya tidak lebih dari satu volt). Penyertaan elektrolit organik
misalnya, memiliki luas permukaan jauh lebih besar daripada aluminium, yang
dalam Array Serial. Bahan yang digunakan dalam dielektrik juga dapat
rangkaian RC:
Persamaan dasar untuk kapasitansi adalah: (Rowe M., dan Granfille F.,
2010).
[ ]
............................................................................................ (2.1)
Dimana
Vin = tegangan masukan pada kapasitor (V)
Vout = tegangan keluaran pada kapasitor (V)
R = resistansi dari resistor ()
C = kapasitansi dari kapasitor (F)
.................................................................................................... (2.2)
F. Penelitian Relevan
kulit biji mete : Efek ukuran butir . Hasil penelitian tersebut menunjukan
dengan nilai kapasitansi pada fraksi variasi massa TiO2 0,7 gram pada
turut adalah 0,0207 F/g dan 0,0853 F/g dan 0,102 F/g. Nilai kapasitansi yang
aktif.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Tenggara.
B. Jenis Penelitian
Untuk menunjang dalam penelitian ini disediakan alat dan bahan seperti
superkapasitor
1,3 cm x
15. Lembaran mika Sebagai separator
0,8 cm
16. Batang pengaduk - Untuk mengaduk sampel
Sebagai alat untuk memudahkan
17. Corong -
pemindahan bahan cair
18. Resistor 1 k Untuk menghambat arus
Untuk menghambat arus dengan
19. Potensiometer (50 k)
nilai hambatan yang bisa diatur
Untuk menampilkan bemtuk
20. Osiloskop DSO5202B
gelombang
Sebagai penghubung dalam
21. Kawat tembaga -
rangkaian
Sebagai alat untuk merekatkan
22. Glue gan -
wadah sampel
1,3 cm x
23. Plat tembaga Sebagai kolektor superkapasitor
0,8 cm
Sebagai alat untuk pembuatan
24. Cutter -
wadah superkapasitor
Homogenaiser Untuk mencampurkan pasir besi
25.
dan arang aktif
Gelas Kimia Menyimpan sampel yang telah di
26.
saring
22
D. Prosedur Penelitian
Prosedur kerja dalam penelitian ini dapat di lihat pada bagan alir berikut :
Pembuatan Superkapasitor
sampel dirujuk pada penilitian yang dilakukan oleh Aslan, (2015) yaitu
sebagai berikut:
a) Bahan baku yaitu kulit jambu mete terlebih dahulu dicuci dengan
b) Kulit jambu mete yang telah kering ditimbang sebanyak 3000 gram,
selama 9 jam.
dipakai. Setelah serbuk arang kulit biji jambu mete cukup halus
selama 1 jam.
24
a) Pengeringan Sampel
bawah sinar matahari, agar sampel kering dan dapat dengan mudah
diekstraksi.
b) Ekstraksi Sampel
c) Penggerusan sampel
sampel tidak tercampur dengan benda atau zat lain, agar tetap terjaga
d) Pengayakan
mesh, 100 mesh dan 200 mesh. Setelah didapatkan butiran dari hasil
25
3. Pembuatan Komposit
aktif dengan fraksi massa pasir besi 40%, 60% dan 80% , kemudian
4. Pembuatan Superkapasitor.
dan tinggi 1,5 cm. Kedua sisi superkapasitor dilubangi sebagai jalur
f) Setiap sampel komposit ekstraks pasir besi dan arang aktif kulit biji
setiap sampel (sampel 60 Mesh, 100 Mesh dan 200 Mesh). Dengan
masukan dua kali lebih besar tegangan keluaran yang terlihat pada
3. Desain Pengukuran
berukuran panjang (P) =2 cm, lebar (L) = 1,2 cm, dan tinggi (T) = 1,5 cm.
1,04 cm2. Desain superkapasitor komposit arang aktif dan pasir besi kulit
gelombang tegangan masukan Vin (Ch.1) dan tegangan keluaran Vout (Ch.
28
superkapasitor dari komposit ekstrak pasir besi dan arang aktif dari kulit biji
mete.
antara kapasitansi (mF/g) dan variasi ukuran bulir ekstrak pasir besi dan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
pasir besi dan arang aktif kulit biji mete, dengan variasi ukuran bulir pasir
besi dan arang aktif 60 Mesh, 100 Mesh, dan 200 Mesh. Adapun hasil
arang aktif pada komposit ekstrak pasir besi-arang aktif kulit biji mete
80
68,95 69,56
70
60
Kapasitansi (mF/g) 50 Fraksi Massa Pasir
49,14
Besi 40%
40 34,57
Fraksi Massa Pasir
30
23,05 Besi 60%
20 23,39 23,05 Fraksi Massa Pasir
10 11,82 11,52 Besi 80%
0
0 50 100 150 200 250
Variasi Ukuran Bulir (Mesh)
sampel ukuran bulir 60 mesh berturut-turut adalah 49,14 mF/g, 34,57 mF/g
dan 23,05 mF/g. Pada sampel ukuran bulir 100 mesh kapasitansi yang
dihasilkan sebesar 68,95 mF/g, 23,39 mF/g dan 11,82 mF. Sedangkan
pada sampel ukuran bulir 200 mesh kapasitansi yang dihasilkan sebesar
B. Pembahasan
Luas Permukaan dan struktur pori adalah faktor utama dalam proses
menentukan distribusi molekul yang masuk dalam partikel arang aktif dalam
proses penyimpan muatan. Sampel komposit ekstrak pasir besi - arang aktif
kulit biji mete dengan memvariasikan ukuran bulir yakni 60 mesh (ukuran
persamaan (2.1) (analisis data pada Lampiran 2.) diperoleh nilai kapasitansi
untuk sampel ukuran 60 Mesh, secara berurutan yaitu 19,65 mF, 13,83 mF
dan 9,22 mF. Untuk sampel 100 Mesh, nilai kapasitansinya yaitu 27,58 mF,
9,35 mF dan 4,73 mF. Dan untuk sampel ukuran 200 Mesh nilai kapasitansi
fraksi massa pasir besi terlihat bahwa kapasitansi spesifik tertinggi yaitu
68,96 mF/g dan 69,56 mF/g yang terdapat pada ukuran bulir 100 mesh dan
komposit ekstrak pasir besi arang aktif kulit biji mete dapat meningkat
dengan besarnya luas permukaan yang dimiliki oleh karbon aktif (ukuran
butirnya yang besar). Hal ini mengkonfirmasi dari teori Mainar S. (1996)
daya serap molekul. Semakin halus ukuran butir karbon aktif semakin luas
pori dari arang aktif sangat berperan dalam penyerapan molekul. Dimana
untuk kapasitansi spesifik tertinggi berada pada ukuran 100 mesh 68,95 mF/g
dan 200 mesh 69,56 mF/g. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya Aslan
(2015) di peroleh nilai kapasitansi spesifik sebesar 41,42 mF/g, 168,57 mF/g.
32
perbandingan yaitu 1:3 sehingga untuk perbandingan antara arang aktif dan
TiO2 tetap, sedangkn pada penelitian ini menggunakan 3 fraksi massa pasir
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
superkapasitor komposit ekstrak pasir besi dan arang aktif kulit biji mete
B. Saran
Ali, 2015 . Arang Aktif Kulit Jambu Mete dengan menggunakan Aktivator HCl,
H2SO4, dan NaO H.(http://eprints.ung.ac.id/10607/2/2015-1-2-84204-
441411025-bab1-03122015095426.pdf. (Diakses pada tanggal 29 april
2016).
Eko T.W. 2005. Deskripsi Hama Utama dan Musuh Alami pada Tanaman Jambu
Mete di Lombok, Nusa tenggara Barat. Buletin Teknik Pertanian Volume
10 Nomor 1.
Idaman, N. S., 2007. Pengolahan Air Minum dengan Karbon Aktif Bubuk. Pusat
Teknologi Lingkungan, BPPT. JAI Vol. 3, No. 2 2007.
Melita dan Tuti. 2003. Pengenalan dan Proses Pembuatan Arang AKtif.
Universitas Sumatera Utara ; Sumatera Utara.
Putranto, A. D. dan Razif M., 2005.Pemanfaatan Kulit Biji Mete untuk Arang
Aktif Sebagai Adsorben Terhadap Penurunan Phenol. Jurnal Purifikasi
Vol.6 No.1 Juni 2005: 37-42.
Purwanto dan Johar, 2007, Karakterisasi Komposit Berpenguat Serat Bambu Dan
Serat Gelas Sebagai Alternatif Bahan Baku Industri, Tugas Akhir
Jurusan Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Surabaya 60111.
Ridwan dan Sudirman. 2003. Studi Elastoferit berbasis EVA dan ETP. Jurnal
Sains Material Indonesia Volume 3. No. 2, Februari 2003.
Sudrajat. 1994. Petunjuk Teknik Pembuatan Arang Aktif. Bogor: Puslitbang Hasil
Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan.
Yoon, Songhun.,Ka, Bok H., Lee, Chulwee, Park, Misun, ZOh, Seung M., 2009.
Preparation of Nanotube Carbon Composite and its anode performance
in Lithium ion Batteries. School Of Chemical Engineering And
Institute Of Chemical Process, Seoul National University. Seoul 151-
744, Korea.
Dokumentasi Penelitian
34
([ ] )
([ ] )
( )( )
( )( )( )
atau 19,65 mF
38
Kapasitansi spesifik:
( )( )
Cs = 49,15 mF/g
Dengan cara yang sama untuk data kapasitansi yang lain dapat dilihat
pada tabel 2. Berikut:
Fraksi massa Kapasitansi
Variasi sampel Kapasitansi
No pasir besi spesifik (mF/g)
(Mesh) (mF)
(%)
40 19,65 49,15
1. 60 60 13,83 34,57
80 9,22 23,05
40 27,58 68,95
2. 100 60 9,35 23,39
80 4,73 11,82
40 9,22 23,05
3. 200 60 27,82 69,56
80 4,61 11,52
39
Proses penggerusan kujlit biji mete Proses pengayakan kulit biji mete
40