You are on page 1of 10

Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan dengan Model AHP


pada Biro Kepegawaian di Sekretariat Negara Republik Indonesia

Nur Angga Adhitya Pratamaputraa, Nur Aeni Hidayahb dan Bayu Waspodoc
a
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
b
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail : nungkie04@yahoo.com
c
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail :bayuwaspodo@gmail.com

ABSTRACT

This study discusses the Decision Support System (DSS) promotion officer at the Biro Kepegawaian
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Currently BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan)
which will provide suggestions and advice to the Minister of the Sekretariat Negara Republik Indonesia does not use
the computerized Decision Support System (DSS), which still uses decisions tables BAPERJAKAT made by the Biro
Kepegawaian to be filled, members BAPERJAKAT will analyzing the decision table based on job competency, so
that the aspect of subjective assessment in the assessment process is still vulnerable to be done, especially if there
are some employees who have the ability not so much different. The collection of data using the method of literature
review, observation and personal interviews. The approach carried out in a structured system development
methodology System Development Life Cycle (SDLC) waterfall model with Data Flow Diagrams (DFD), Entity
Relationship Diagram (ERD), and AHP (Analytical hierarchy Process) as a model of decision making. PHP and
MySQL as a means of computer coding. Decision Support System for this promotion can be a solution
BAPERJAKAT decision support in helping to calculate the assessment of employee in the promotion process.

Keyword: DSS, BAPERJAKAT, SDLC , DFD, ERD, AHP, PHP, and MySQL.
rangka menyusun pergantian jabatan (kaderisasi)
1. PENDAHULUAN karena hal-hal tersebut harus dilakukan berbasis
kompetensi dari tiap-tiap jabatan dan pegawai yang
1.1 Latar Belakang bersangkutan.
Salah satu elemen dalam organisasi yang sangat Begitu pula dengan Sekretariat Negara Republik
penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Indonesia yang memiliki jumlah pegawai yang cukup
Pengelolaan SDM dari suatu organisasi sangat banyak maka pergantian jabatan akan menjadi sulit
mempengaruhi banyak aspek penentu keberhasilan dan menghabiskan banyak waktu. Sekretariat Negara
kerja dari organisasi tersebut. Jika SDM dapat Republik Indonesia melalui institusinya yang
diorganisir dengan baik, maka diharapkan organisasi dinamakan BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan
dapat menjalankan semua proses usahanya dengan Jabatan dan Kepangkatan) yang bertugas memberikan
baik. Terdapat beberapa kendala pengelolaan SDM, saran kepada Menteri Sekretariat Negara Republik
salah satunya adalah apabila organisasi memiliki Indonesia tentang pegawai yang akan mendapatkan
jumlah pegawai yang cukup banyak maka pergantian kenaikan jabatan, tetapi BAPERJAKAT ini belum
jabatan (kaderisasi) dalam organisasi menjadi sulit memiliki sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang
dan menghabiskan banyak waktu. Dalam menentukan terkomputerisasi dimana BAPERJAKAT masih
urutan pegawai berprestasipun sering muncul menggunakan tabel keputusan yang dibuat oleh Biro
subyektifitas dari para pengambil keputusan, hal ini Kepegawaian untuk diisi, kemudian anggota
akan menjadi kendala yang cukup significant dalam BAPERJAKAT akan menganalisis tabel keputusan

1
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

tersebut berdasarkan kompetensi jabatan, sehingga keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk
menyulitkan BAPERJAKAT dalam perhitungan menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan
penilaian pegawai dan menghabiskan banyak waktu. untuk memperluas kapabilitas mereka namun tidak
Aspek terjadinya penilaian secara subyektif dalam untuk menggantikan penilaian mereka. (Turban,
proses penilaianpun masih rentan untuk dilakukan, Aronson, dan Liang, 2005)
terutama jika beberapa pegawai yang ada memiliki Pada masalah tidak terstruktur, intuisi manusia
kemampuan yang tidak jauh berbeda. sering menjadi dasar pengambilan keputusan
Jika pengambilan keputusan tersebut dibantu sedangkan masalah semiterstruktur berada antara
oleh sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) masalah terstruktur dan tidak terstruktur.
yang terkomputerisasi, subyektifitas dalam Permasalahan tersebut meliputi kombinasi dari
pengambilan keputusan diharapkan bisa dikurangi prosedur solusi standar dan penilaian
dan diganti dengan pelaksanaan seluruh kriteria bagi manusia.(Turban, Aronson, dan Liang, 2005)
seluruh pegawai. Dengan demikian, pegawai dengan
kemampuan (dan pertimbangan lain) terbaiklah yang 2.2 Kenaikan Jabatan
akan diharapkan terpilih. (Kusrini, 2007) Jabatan (JOB) adalah sekumpulan PEKERJAAN
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan (JOB) yang berisi tugas-tugas yang sama atau
adalah memilih suatu alternatif. Ada berbagai model berhubungan satu dengan yang lain, dan yang
yang dipakai dalam pengambilan keputusan, salah pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan,
satunya adalah model AHP (Analytical Hierarkhi keterampilan dan kemampuan yang juga sama
Process). Dengan AHP memungkinkan dipecahnya meskipun tersebar di berbagai tempat. (Pujangkoro,
masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub- 2004)
sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk Telah umum diketahui bahwa yang dimaksud
hierarki. (Kusrini, 2007) dengan kenaikan jabatan atau promosi jabatan adalah
Dengan alasan tersebut maka dilakukan seorang karyawan dipindahkan dari suatu pekerjaan
penelitian dengan judul SISTEM PENDUKUNG ke pekerjaan lain yang tergantung tanggung jawabnya
KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN DENGAN lebih besar tingkatanya dalam hirarki jabatan lebih
MODEL AHP PADA BIRO KEPEGAWAIAN DI tinggi dan penghasilan yang lebih besar pula.
SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK (Wulandari, 2008)
INDONESIA. Menurut Malayu, S.P. Hasibuan promosi jabatan
adalah perpindahan yang memperbesar wewenang
1.2 Tujuan Penelitian dan tanggung jawab karyawan ke jabatan yang lebih
Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu tinggi di dalam organisasi sehingga kewajiban, baik
sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan status dan penghasilannya semakin besar. Hampir
sebagai solusi pendukung keputusan BAPERJAKAT semua karyawan mendambakan untuk mendapatkan
(Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) promosi jabatan tersebut. Karena pada dasarnya
dalam proses kenaikan jabatan pegawai. semua karyawan menginginkan kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya, pendapatan yang lebih tinggi
1.3 Manfaat Penelitian dan juga status sosial. (Wulandari, 2008)
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Mempermudah dan mempercepat 2.3 AHP
BAPERJAKAT dalam mengambil keputusan Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan
untuk kenaikan jabatan pegawai. adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP
2. Pembaca skripsi ini akan mendapatkan adalah sebuah hierarki fungsional dengan input
pengetahuan tentang Sistem Pendukung utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki
Keputusan (SPK) terutama untuk kenaikan memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau
jabatan pada Biro Kepegawaian di Sekretariat tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu
Negara Republik Indonesia Bidang Sumber menyusunnya menjadi sebuah bentuk hierarki. AHP
Daya Manusia (SDM). memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan
proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah
dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah
2. LANDASAN TEORI
dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam
2.1 SPK
pengambilan keputusan. (Kusrini, 2007)
Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung
2.4 Prinsip Dasar AHP
para pengambil keputusan manajerial dalam situasi
2
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

Dalam menyelesaikan masalah dengan AHP ada 4. Logical Consistency (konsistensi logis)
beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya Konsistensi memiliki dua makna. Pertama objek-
adalah: (Kusrini, 2007) objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan
1. Membuat hierarki keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada
memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, kriteria tertentu.
menyusun elemen secara hierarki, dan
menggabungkannya atau mensintesisnya. 2.5 Prosedur AHP
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-
langkah dalam metode AHP meliputi: (Kusrini, 2007)
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi
yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari
permasalahan yang dihadapi.
Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan
tujuan yang merupakan sasaran sistem secara
Gambar 1. Hierarki AHP keseluruhan pada level teratas.
(Sumber: Kusrini, 2007) 2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan
2. Penilaian kriteria dan alternatif prioritas elemen adalah membuat
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan perbandingan pasangan, yaitu
berpasangan. Menurut Satty (1988), untuk berbagai membandingkan elemen secara berpasangan
persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk sesuai kriteria yang diberikan.
mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi b. Matriks perbandingan berpasangan diisi
pendapat kualitatif dari skala perbandingan Satty bisa menggunakan bilangan untuk
diukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukan merepresentasikan kepentingan relatif dari
pada Tabel 1. suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Pertimbangan-pertimbangan terhadap
Pasangan perbandingan berpasangan disintesis untuk
Intensitas memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang
Keterangan
Kepentingan dilakukan dalam langkah ini adalah:
1 Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom
3 pada matriks
daripada elemen yang lainnya.
5
Elemen yang satu lebih penting b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan
daripada elemen yang lainnya. total kolom yang bersangkutan untuk
Satu elemen jelas lebih mutlak penting memperoleh normalisasi matriks
7
daripada elemen lainnya.
Satu elemen mutlak penting daripada c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris
9 dan membaginya dengan jumlah elemen
elemen lainnya.
2, 4, 6, 8
Nilai-nilai antara dua nilai untuk mendapatkan nilai rata-rata
pertimbangan yang berdekatan. 4. Mengukur konsistensi
Jika aktivitas i mendapat satu angka
dibandingkan dengan aktivitas j, maka j
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk
Kebalikan mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada
memiliki nilai kebalikannya
dibandingkan dengan i. karena kita tidak menginginkan keputusan
(Sumber: Kusrini, 2007) berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi
yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) langkah ini adalah:
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama
perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai
Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif pada kolom kedua dengan prioritas relatif
kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah elemen kedua dan seterusnya.
ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. b. Jumlahkan setiap baris
Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan
matriks atau melalui penyelesaian persamaan elemen prioritas relatif yang bersangkutan
matematika.

3
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan membantu memecahkan persoalan yang kompleks
banyaknya elemen yang ada, hasilnya dengan menstruktur suatu hirarki kriteria sampai pada
disebut maks sub-sub kriteria yang paling dalam sedangkan model
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus: pencocokan profil adalah mencari pegawai yang
CI = ( maks-n) / n memiliki profil sedekat mungkin dengan profil
dimana n = banyaknya elemen jabatan yang sedang kosong.
6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio 2. Observasi
(CR) dengan rumus: Kegiatan observasi dilakukan pada tanggal 22
CR = CI / IR April 2009 di Biro Kepegawaian Sekretariat Negara
dimana CR = Consistency Ratio Republik Indonesia Bidang Sumber Daya Manusia
CI = Consistency Index (SDM) yang berlokasi di Jl. Veteran No.18, Jakarta
IR = Index Random Consistency Pusat dengan mengamati langsung cara kerja sistem
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya kenaikan jabatan pada Biro Kepegawaian di
lebih dari 10%, maka penilaian data judgment Sekretariat Negara Republik Indonesia. Dari proses
harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi tersebut dibuat profil departemen serta menguraikan
(CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil tugas dan fungsi Sekretariat Negara Republik
perhitungan bisa dinyatakan benar. Indonesia, visi dan misi, serta struktur organisasi.
Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa Dari proses ini pula alur dokumen kenaikan jabatan
dilihat dalam Tabel 2. dengan menggunakan tools Flowchart atau Diagram
Alir akan di buat.
Tabel 2. Daftar Indeks Random Konsistensi 3. Wawancara
Ukuran Matriks Nilai IR Kegiatan ini merupakan serangkaian tanya jawab
1,2 0.00 dan wawancara dengan bagian-bagian yang terkait
3 0.58
4 0.90
untuk mengetahui tentang: profil perusahaan,
5 1.12 prosedur kenaikan jabatan serta permasalahan atau
6 1.24 kendala apa saja yang dihadapi. Wawancara
7 1.32 dilaksanakan pada:
8 1.41 Hari / Tanggal : Rabu, 27 Mei 2009
9 1.45
Tempat : Biro Kepegawaian Sekretariat
10 1.49
11 1.51 Negara RI
12 1.48 Narasumber : Mokh. Masduki, S.IP
13 1.56 NIP : 180003973
14 1.57 Jabatan : Kepala Subbagian Mutasi Jabatan
15 1.59 Struktural
4. Pengumpulan Data Arsip
(Sumber: Kusrini, 2007) Kegiatan pengumpulan data arsip (archival)
dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder
3. METODE PENELITIAN yang berupa arsip atau yang terdapat pada basis data.
Data-data dikumpulkan meliputi: arsip prosedur
3.1 Metode Pengumpulan Data kenaikan jabatan, data dari database pegawai dan
1. Literatur Review data dari database jabatan.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
membaca dan mempelajari berbagai sumber bacaan 3.2 Metode Pengembangan Sistem
yang mempunyai hubungan dengan permasalahan Pada penelitian ini menggunakan metode
yang dihadapi dan yang dapat digunakan sebagai pengembangan sistem dengan pendekatan terstruktur
dasar dalam penelitian ini. Sumber bacaan tersebut dengan menerapkan tahap dari metodologi System
meliputi analisa dan perancangan sistem, sistem Development Life Cycle (SDLC) model air terjun dan
pendukung keputusan, metode untuk pendukung akan digambarkan lebih detil ke dalam Diagram Alur
keputusan yaitu model AHP (Analytical Hierarki Penelitian ditunjukan dalam Gambar 2.
Process). Tulisan artikel dari internet dan buku-buku
lain selengkapnya dapat dilihat pada daftar pustaka.
Dari literatur review yang dilakukan dalam
penelitian ini, model AHP (Analytical Hierarki
Process) digunakan karena model AHP dapat

4
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

Untuk pendukung keputusan dalam sistem


usulan kenaikan jabatan, dengan menggunakan
model AHP (Analytical Hierarki Process).
b. Perancangan Sistem (System Design)
Kegiatan ini menggambarkan aliran data
yang ada pada sistem pendukung keputusan
kenaikan jabatan dengan menggunakan DAD
(Diagram Arus Data) dan Flowchart proses.
c. Perancangan File (File Design)
Tahapan ini merancang basis data kenaikan
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian jabatan pada Biro Kepegawaian di Sekretariat
Negara Republik Indonesia, dimulai dengan
1. Tahap Perencanaan merancang diagram hubungan antar entitas
Pada tahap perencanaan diuraikan mengenai: (ERD), normalisasi basis data, merancang
a. Profil Departemen kamus data dan membuat spesifikasi datanya
Dengan menguraikan profil Sekretariat dengan struktur data.
Negara Republik Indonesia. Profil tersebut 4. Tahap Implementasi
meliputi tugas dan fungsi, visi misi, struktur Pada tahap ini dilakukan penelitian program
organisasi biro kepegawaian serta ikhtisar aplikasi menggunakan bahasa pemrogramman PHP,
jabatan yang ada di biro kepegawaian. kemudian mengujinya untuk memverifikasi bahwa
b. Identifikasi kebutuhan sistem bekerja. Dalam pengujian program aplikasi ini
Dengan mengidentifikasikan suatu menggunakan metode pengujian black box testing.
kebutuhan yang belum terpenuhi oleh Biro
Kepegawaian di Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
PEMBAHASAN
c. Studi kelayakan
Dengan mempertimbangkan gagasan yang 4.1 Perencanaan
1. Identifikasi Kebutuhan
masuk akal untuk menyelesaikan masalah.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, pada tahap ini akan dijelaskan latar
2. Tahap Analisis
belakang dibentuknya sistem pendukung keputusan.
Pada tahap analisis diuraikan mengenai:
Tahap ini bertujuan untuk menemukan masalah yang
a. Analisis flowchart sistem berjalan
terjadi saat pengambilan keputusan pada kenaikan
Dengan menguraikan aktivitas bagian
jabatan pegawai.
kenaikan jabatan serta mendefinisikan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada biro
kelebihan dan kekurangan sistem kenaikan
kepegawaian, sering terdapat masalah dalam hal
jabatan pada biro kepegawaian di Sekretariat
pengambilan keputusan pada proses kenaikan jabatan
Negara Republik Indonesia.
oleh BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan Jabatan
b. Rencana pemecahan masalah.
dan Kepangkatan). Hal ini ditegaskan oleh Bpk.
Dengan menguraikan usulan alternatif yang
Mokh Masduki, S.IP selaku Kepala Subbagian
dapat membantu menyelesaikan
Mutasi Jabatan Struktural, yang ikut serta pada sidang
permasalahan yang ada dalam sistem
BAPERJAKAT. Menurut beliau, saat ini
kenaikan jabatan.
BAPERJAKAT belum memiliki sebuah Sistem
c. Rancang flowchart sistem
Pendukung Keputusan yang terkomputerisasi dimana
Tahapan ini merancang flowchart sistem
BAPERJAKAT masih menggunakan tabel keputusan
yang akan di usulkan.
yang dibuat oleh Biro Kepegawaian untuk diisi,
3. Tahap Perencanaan
kemudian anggota BAPERJAKAT akan
Pada tahap ini mulai merancang sistem
menganalisis tabel keputusan tersebut berdasarkan
usulan untuk kenaikan jabatan dengan
kompetensi jabatan, sehingga menyulitkan
melakukan beberapa kegiatan:
BAPERJAKAT dalam perhitungan penilaian pegawai
a. Perancangan Model Pengambilan Keputusan dan menghabiskan banyak waktu. Hal ini cukup
(AHP) beralasan, karena kompetensi jabatan yang dipakai
dalam pengambilan keputusan cukup banyak. Seperti
contoh terdapat 3 calon kandidat pegawai yang akan
5
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

dipromosikan, misalnya A, B dan C. Kandidat A b. SPK Jabatan yang Sedang Berjalan


memiliki kedisiplinan yang baik akan tetapi Flowchart Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pegawai Yang Sedang Berjalan
kepemimpinan dan kinerjanya kurang baik, kandidat
Biro Kepegawaian Baperjakat
B mempunyai kepemimpinan yang baik tetapi
kedisiplinan dan kinerjanya kurang baik, sedangkan
kandidat C memiliki kinerja yang baik tetapi Mulai Rekapitulasi Usul
Pengangkatan
1
2
3
4
56
7 Analisis Tabel
kedisiplinan dan kepemimpinannya kurang baik. Oleh Keputusan

karena itu menurut beliau dibutuhkan suatu sistem 1


2
Rekapitulasi Usul 3
yang dapat membantu memecahkan masalah ini. Pengangkatan
4
56
7
8
Laporan Sidang
Baperjakat
Sidang Baperjakat

2. Studi Kelayakan
Berdasarkan identifikasi kebutuhan yang ada, Arsip
Selesai
secara teknis sistem pendukung keputusan ini sangat Data penilaian calon
pejabat berdasarkan
dibutuhkan di karenakan sering terjadi masalah dalam kompetensi jabatan

proses pengambilan keputusan seperti telah dijelaskan Membuat Tabel


Keputusan
pada subbab sebelumnya. Adapun dilihat dari Tabel Keputusan
kelayakan biaya, hal ini tidak terlalu bermasalah
karena sistem ini merupakan modul tambahan dari
sistem informasi kepegawaian yang telah ada. Tabel Keputusan

4.2 Analisis
Gambar 4. Flowchart Sistem Pendukung
1. Analisis Sistem Berjalan
Keputusan Kenaikan Jabatan yang
a. Prosedur Kenaikan Jabatan Pegawai
sedang Berjalan
Flowchart Prosedur Kenaikan Jabatan Pegawai
2. Sistem Usulan
Satuan Organisasi Biro Kepegawaian Baperjakat Mensesneg Data Store Flowchart Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pegawai Yang Diusulkan

Biro Kepegawaian Baperjakat Data Store


Usulan
Mulai
Pengangkatan Pegawai
Mulai
Calon
Pejabat
Sidang Baperjakat membahas
usulan pengangkatan dan
Usulan Data calon Data calon
memberikan rekomendasi untuk
Cocokan Pejabat yang Pejabat yang
Pengangkatan meneruskan atau menolak calon
Data Usulan diusulkan diusulkan
yang di usulkan

Sidang Baperjakat
Membuat Rekapitulasi
Hasil Sidang
Usul Pengangkatan 1
Memo Hasil Sidang dan 2
Konsep SK Mensesneg
Tentang Pengangkatan Data penilaian calon
pejabat berdasarkan
1 kompetensi jabatan
Rekapitulasi Usul 234
Pengangkatan 56
7
8

Data Skala Perbandingan


Tandatangan kriteria berdasarkan AHP
kompetensi jabatan
Keputusan

Arsip Pembobotan kriteria dan


Arsip
penilaian calon pejabat

SK Mensesneg
Menyiapkan Memo Hasil
Sidang dan Konsep SK Grafik dan Saran Cetak Laporan
Mensesneg Tentang Keputusan Sidang Baperjakat
Pengangkatan

Selesai Laporan Sidang


Baperjakat

Memo Hasil Sidang dan1 2


Konsep SK Mensesneg
Tentang Pengangkatan

Selesai

Gambar 3. Flowchart Prosedur Kenaikan Jabatan


Pegawai Gambar 5. Flowchart sistem usulan
6
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

4.3 Perancangan Sistem yang Diusulkan c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris
4.3.1 AHP Tabel 5. Matriks Penjumlahan Setiap Baris
1. Hirarki AHP Kompetensi Dasar
Kepala Biro
Kepegawaian

Kompetensi Dasar Kompetensi Bidang

Int Kp PP Ks F BK PKS MHKS BpK MMP BpP M PW KTPM

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang


d. Penghitungan Rasio Konsistensi
Penghitungan ini digunakan untuk memastikan
bahwa nilai rasio konsistensi (CR ) <= 0,1. Jika
Pegawai 1 Pegawai 2 Pegawai 3 ternyata nilai CR lebih besar dari 0,1 maka matriks
Gambar 6. Hierarki AHP untuk jabatan perbandingan berpasangan harus diperbaiki.
Kepala Biro Kepegawaian Tabel 6. Perhitungan Rasio Konsistensi

Keterangan:
Integritas (Int), Kepemimpinan (Kp), Perencanaan
dan Pengorganisasian (PP), Kerjasama (Ks),
Fleksibilitas (F), Berfikir Konseptual (BK),
Pengambilan Keputusan Strategis (PKS), Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom
Membangun Hubungan Kerja Strategik (MHKS), jumlah pada Tabel 7, sedangkan kolom prioritas
Berorientasi pada Kualitas (BpK), Mengarahkan/ diperoleh dari kolom prioritas pada Tabel 6.
Memberikan Perintah (MMP), Berorientasi pada - Hasil = Jumlah Per Baris + Prioritas
Pelayanan (BpP), Membimbing (M), Pendelegasian - Jumlah = Jumlahan dari nilai nilai hasil
Wewenang (PW), Keahlian Teknikal/ Profesional/ = 0,3034 + 1,5469 + 0,8417+ 3,1408 +
Manajerial (KTPM). 0,4838
2. Menentukan Prioritas Kompetensi Dasar = 6,3166
Langkah yang harus dilakukan dalam - n = Jumlah Kriteria
menentukan prioritas kompetensi dasar adalah =5
sebagai berikut: - maks = Jumlah / n
a. Membuat matriks perbandingan berpasangan = 6,3166 / 5
Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan = 1,2633
antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. - CI = (maks - n) / n
Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 3. = (1,2633 - 5) / 5
Tabel 3. Matriks Perbandingan Berpasangan = -3,7367 / 5
Kompetensi Dasar = -0,7473
- CR = CI / IR
= -0,7473 / 1,12
= -0,6672
Oleh karena CR < 0,1 maka rasio konsistensi dari
perhitungan tersebut bisa diterima.
b. Membuat matriks nilai kriteria 3. Langkah yang sama dilakukan untuk menentukan
Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut: prioritas kompetensi, menentukan prioritas
Nilai baris kolom baru = Nilai baris-kolom lama / kompetensi bidang, menentukan prioritas sub
jumlah masing kolom lama kriteria.
Hasil perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 4. 4. Menghitung Hasil
Prioritas hasil perhitungan pada langkah- langkah
Tabel 4. Matriks Nilai Kriteria Kompetensi Dasar sebelumnya kemudian dituangkan dalam matriks
hasil yang terlihat dalam Tabel 7.

Tabel 7. Matriks Hasil

7
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

Tabel 8. Nilai Pegawai

Nilai 0,0099 pada baris integritas kolom Drs.


Harly Agung Prabowo, M.Si. diperoleh dari nilai
Drs. Harly Agung Prabowo, M.Si. untuk integritas,
yaitu cukup dengan prioritas 0,2673 (Tabel 7)
dikalikan dengan prioritas kriteria dan prioritas
kompetensi (Tabel 7).
Kolom total pada Tabel 9 diperoleh dari
penjumlahan pada masing-masing kolomnya. Nilai
total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk
mempertimbangkan pegawai tersebut dipromosikan
atau dinaikan jabatannya. Dalam contoh kasus ini
Drs. Harly Agung Prabowo, M.Si. dengan nilai
tertinggi 0,6512 adalah pegawai yang disarankan
untuk dipromosikan sebagai Kepala Biro
Kepegawaian.
4.3.2 DAD
Verifikasi password Baru
Password Baru
Password Lama
User
Nilai Calon Pejabat
Calon Pejabat
Skala Perbandingan
Jabatan
Jabatan

NIP, Password Admin NIP, Password Baperjakat


Info Login Admin Gagal SPK Kenaikan Info Login Baperjakat Gagal
Administrator Baperjakat
Admin Page Jabatan Baperjakat Page
Info Jabatan

Info Jabatan Info Prioritas


Daftar Calon Pejabat Info Konsistensi Rasio
Tabel 9. Hasil Akhir Info User Info Hasil Penilaian
Info Ganti Password Gagal
Info Ganti Password Sukses

Gambar 7. Diagram Konteks (Top Level)

4.3.3 ERD
8
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

M Nilai_CP_KB_1 1 Punya 1
Nilai_CP_KB_2
M Dalam pengujian program aplikasi ini
id_nilai_1# 1
nilai_1
hasil_nilai_1
nip ##
1 id_nilai_2 #
nilai_2
hasil_nilai_2
Nilai_CP_KB_3
M
id_nilai_3 #
nilai_3
menggunakan metode pengujian black box testing.
nip ##

M
id_jabatan ##

Nilai_CP_KD_Integritas
1
Punya 2
id_jabatan ##
hasil_nilai_3
nip ##
id_jabatan ##
Black box testing menggunakan strategi dengan
Nilai_CP_KB_4 M
id_nilai_int #
nilai_integritas
hasil_nilai_integritas
id_nilai_4 # 1
melakukan pengujian pemasukan data secara
nilai_4
nip ##
id_jabatan ## Punya 29 hasil_nilai_4
nip ##
id_jabatan ##
Nilai_CP_KB_5 M

1 id_nilai_5 #
menyeluruh agar dapat diketahui apakah fungsi dari
M 1 nilai_5
Nilai_CP_KD_Perencanaan

id_nilai_per #
Punya 3

Punya 28
hasil_nilai_5
nip ##
id_jabatan ##
program aplikasi menghasilkan output yang benar
nilai_perencanaan
hasil_nilai_perencanaan
nip ##
id_jabatan ##
Punya 26 dan sesuai dengan spesifikasi rancangan.
M 1
Nilai_CP_KD_Kepemimpinan Punya 4

Punya 27
id_nilai_kep #
nilai_kepemimpinan
hasil_nilai_kepemimpinan
nip ##
Nilai_CP_KB_6 M

1 id_nilai_6 #
5. KESIMPULAN DAN SARAN
nilai_6
id_jabatan ##

M Nilai_CP_KD_Fleksibilitas 1 Punya 5 M M M M M
hasil_nilai_6
nip ##
id_jabatan ##
5.1 Kesimpulan
M
id_nilai_flek #
nilai_fleksibilitas
hasil_nilai_fleksibilitas
M

M Calon Pejabat
M
M
Dari pembahasan yang sudah diuraikan, dapat
M
nip ##
id_jabatan ##
1
M 1 M
#nip ##
M M M
Punya 25
disimpulkan bahwa:
Nilai_CP_KD_Kerjasama Punya 6

id_nilai_ker #
nilai_kerjasama 1
id_jabatan ##
Punya 24
1
Nilai_CP_KB_7 M
1. Perhitungan penilaian pegawai sudah
id_nilai_7 #
hasil_nilai_kerjasama
nip ##
id_jabatan ## id_user #
User
nilai_7
hasil_nilai_7
nip ##
menggunkan sistem pendukung keputusan yang
password
Miliki 1 level
nip ##
Punya 23
1
id_jabatan ##

Nilai_CP_KB_8 M
terkomputerisasi sehingga dapat memberikan
M

Pegawai
1
Miliki 2
id_nilai_8 #
nilai_8
hasil_nilai_8
solusi pendukung keputusan BAPERJAKAT
nip #
nm_pegawai
1
Miliki 3
nip ##
id_jabatan ## dalam menilai pegawai dan tidak menghabiskan
pendidikan 1
id_jabatan ## Punya 7
1 1
Punya 22 Nilai_CP_KB_9

M id_nilai_9 #
banyak waktu dalam proses penilaiannya .
nilai_9
Punya 8
1

Jabatan
1 Punya 21 hasil_nilai_9
nip ##
id_jabatan ##
2. Dengan adanya SPK dapat memberikan solusi
Punya 9
1
1
Punya 20
pendukung keputusan BAPERJAKAT untuk
id_jabatan #

Punya 10
1 111
nama_jabatan
keterangan_golongan
golongan
1 11111
mengambil keputusan kenaikan jabatan pegawai,
Punya 19

Punya 11 khususnya pada jabatan Kepala Biro


Punya 12
Punya 18
Kepegawaian, Kepala Subbagian Mutasi Jabatan
Punya 13
Punya 17 Non Struktural dan Kepala Subbagian Tata
Punya 16
Usaha Kepegawaian.
Punya 15
3. Dengan adanya SPK ini BAPERJAKAT dapat
Punya 14
langsung mencetak laporan hasil sidang
Gambar 8. Entity Relationship Diagram (ERD) BAPERJAKAT yang disertai dengan adanya
4.3.4 Perancangan Antarmuka grafik hasil penilaian.

5.2 Saran
Pengembangan aplikasi ini belumlah sempurna
dan masih memiliki keterbatasan dan kekurangan
serta memerlukan perbaikan untuk meningkatkan
manfaat dari aplikasi ini. Adapun saran yang kiranya
dapat membantu untuk membuat aplikasi ini menjadi
lebih baik adalah sebagai berikut:
1) Diharapkan adanya penambahan atau
pengurangan kompetensi jabatan pada halaman
Gambar 9. Rancangan Menu Administrator administrator dan terintergrasi dengan matriks
perbandingan AHP yang ada pada halaman
BAPERJAKAT.
2) Menambahkan jenis jabatan dalam perhitungan
AHP sehingga sistem tidak hanya terbatas pada
jabatan Kepala Biro Kepegawaian, Kepala
Subbagian Mutasi Jabatan Non Struktural dan
Kepala Subbagian Tata Usaha Kepegawaian
tetapi mencakup semua jabatan yang ada pada
Sekretariat Negara Republik Indonesia.

REFERENSI
Gambar 10. Rancangan Menu BAPERJAKAT

4.3.5 Pengujian Sistem (Testing)


9
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3(1), 2010, 1 - 10

Hasibuan, A. Zainal. 2007. (PDF) Metodologi


Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan
Teknologi Informasi. Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia.
Hijriyah, Fatihatul Nur Suwasti. 2007. Membangun
Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan
Berbasis AHP Dalam Proses Pemilihan
Pejabat Kepala Divisi (Studi Kasus : PT.
Reasuransi Internasional Indonesia). Teknik
Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Disain Sistem
Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Jogiyanto, H.M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem
Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar
Database Menggunakan MySQL. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Ladjamudin, bin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain
Sistem Informasi. Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Madcoms. 2008. Adobe Dreamweaver CS3 dan PHP.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Nugroho, Adi. 2004. Konsep Pengembangan Sistem
Basis Data. Penerbit Informatika, Bandung.
Nugroho, Adi. 2006. e Commerce Memahami
Perdagangan Modern Di Dunia Maya.
Penerbit Informatika, Bandung.
Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat Sistem Informasi
Penjualan Berbasis Web Dengan PHP Dan
MySQL. Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Pujangkoro, Arto Sugih. 2004. (PDF )Analisis
Jabatan (Job Analysis). Teknik Industri,
Universitas Sumatera Utara.
Turban, Efraim., Aronson, E. Jay., Liang, Ting-Peng.
2005. Decision Support Systems and
Intelligent Systems Jilid 1. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Wahana Komputer. 2005. Membuat Diagram dan
Gambar Teknik Dengan Microsoft Visio
2003. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Wulandari, Reni. 2008. (PDF) Hubungan Antara
Pendapatan Dan Promosi Jabatan Dengan
Motivasi Berprestasi Pada PT. Hanil
Indonesia Boyolali. Pendidikan Ekonomi
Akutansi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Yakub. 2008. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual.
Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

10
Copyright 2010, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767

You might also like