Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Usia : 60 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
No. RM :2889XX
B. ANAMNESIS
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis
C. Keluhan Utama
Benjolan pada punggung bawah dibagian belakang
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasieng mengeluhkan benjolan pada punggung bawah bagian belakang yang
makin lama semakin membesar
2. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Keluhan Serupa : disangkal
- Riwayat Asam urat : disangkal
- Riwayat LBP : diakui
- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : diakui
- Riwayat PPOK : diakui
- Riwayat Alergi Obat : disangkal
3. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Keluhan Serupa : disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Alergi Obat : disangkal
4. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat konsumsi obat : disangkal
- Riwayat kerja berat : diakui
E. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Vital Sign
Kepala : Normochepal, Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Pucat (-/-), Sianosis (-),
oedem palpebra (-/-).
Leher : Leher simetris, benjolan (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Thorax
Status Lokalis
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. RONTGEN
H. EKG
I. RESUME
1. Dari hasil autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan keluhan benjolan pada
punggung bawah bagian belakang . Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan cukup. Kesadaran compos mentis, Vital Sign, TD : 110/70 mmHg, Nadi :
64x/menit, Respirasi 16x/menit, Suhu : 36,2oC.
2. Benjolan teraba kenyal, tidak teraba hangat.
3. Eksisi pada ateroma akan dilakukan pemeriksaan PA lebih lanjut
J. DIAGNOSA BANDING
1. Ateroma
2. Haemangioma
3. Lipoma
K. DIAGNOSIS KERJA
1. Ateroma
M. TINDAKAN OPERATIF
Eksisi PA soft tissue os sacrum
N. PROGNOSIS
O. FOLLOW UP
TINJAUAN TEORI
H. Komplikasi
Komplikasi dini dari fraktur femur ini dapat terjadi syok dan emboli lemak.
Sedangkan komplikasi lambat yang dapat terjadi delayed union, non-union, malunion,
fraktur yang berulang, kekakuan sendi lutut, infeksi dan gangguan saraf perifer akibat
traksi yang berlebihan. Kegagalan fiksasi awal ( terjadi dalam 3 bulan setelah operasi)
terjadi pergeseran femoral neck fractures sebesar 12-24% dengan fiksasi internal. Jika
tindakan non operatif dipilih dalam terapi farkture femur maka, pasien harus
mobilisasi sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi berupa imobilisasi yang
berkepanjangan.
I. Penatalaksanaan
1. Tindakan non-operatif
2. Tindakan operatif
Reduksi fraktur, berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya
dan rotasi anatomis.Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen
tulang ke posisinya dengan manipulasi dan traksi manual.Traksi digunakan untuk
mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan
spasme otot yang terjadi.Reduksi terbuka, dengan pendekatan bedah, fragmen tulang
direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku atau
batangan logam yang dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam
posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.Imobilisasi fraktur,
mempertahnkan reduksi sampai terjadi penyembuhan. Setelah fraktur direduksi,
fragmen tulang harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran
yang benar sampai trejadi penyatuan. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan,
gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips atau fiksator eksterna. Sedangkan
fiksasi interna dapat digunakan implant logam yang dapat berperan sebagai bidai
interna untuk mengimobilisasi fraktur.Rehabilitasi, mempertahankan dan
mengembalikan fungsi setelah dilakukan reduksi dan imobilisasi.
BAB 3
PEMBAHASAN
Frakturterjadiketikatekanan yang
menimpatulanglebihbesardaripadadayatahantulang, sepertibenturandancedera.
Frakturterjadikarenatulang yang sakit,
inidinamakanfrakturpatologiyaitukelemahantulangakibatpenyakitkankeratau
osteoporosis.Beberapafaktorpredisposisipadapopulasilansia yang
dapatmenyebabkanfrakturdiantaranya, osteoporosis, malnutrisi,
berkurangnyaaktivitasfisik, penurunankemampuanpenglihatan, penyakitsaraf,
penurunankeseimbangandanatrofiotot. 4 derajat femoral neck fractures adalah sebagai
berikut:
a. Grade I : fraktur inkomplit atau tipe abduksi/valgus atau impaksi
b. Grade II : fraktur lengkap, tidak ada pergeseran
c. Grade III : fraktur lengkap, diserta pergeseran tapi masih ada perlekatan atau
inkomplit disertai pergeseran tipe varus
d. Grade IV : fraktur lengkap disertai pergeseran penuh
Tulangmerupakanjaringanyandbersifatdinamis yang
secaraterusmenerusbereaksiterhadapstres. Stress
fracturesterjadiakibatketidakseimbanganantara bone resorptiondan bone deposition
selamatulangberadadalam proses stres yang berulang (Maitradanjohnson).
Streskortikalkebanyakanberupatekananatauputaran,
tulanglebihrapuhpadatekanandancenderungpatahpadacement line.
Tekananpadatulangmenyebabkanosteoclasticresorptionsedangkandayakompresimenye
babkanresponosteoblast.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan sebagai berikut:
3. Inspeksi, ditemukan adanya perubahan yang tampak pada bagian yang mengalami
fraktur, adanya pemendekan pada bagian yang mengalami fraktur. Pemeriksaan
lebih lanjut dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya atrofi atau bahkan otot yang
asimetri.
4. Palpasi, adanya tender points disekitar regio ang mengalami fraktur.
5. Perubahan range of motion, fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, endorotasi maupun
eksorotasi pada sendi pinggul.
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan:
4. Foto polos (X-Ray)
Foto polos merupakan langkah pertama untuk mengetahui gambaran fraktur dan
keadaan disekitar fraktur. Pemeriksaan foto polos ini memiliki sensitivitas yang
rendah. Pemeriksaan standar yang biasa dilakukan adalah gambaran
anteroposterior.
DAFTAR PUSTAKA
Garden, R. (2017, June 16). The significance of good reduction in medial fractures of the
femoral neck. Retrieved from Proc R Soc Med, Medline:
http://emedicine.medscape.com/article/86659-treatment
Maitra, R., & Johnson, D. (2017, June 16). Stress Fractures. Clinical History an physical
examination. Retrieved from Medline: http://emedicine.medscape.com/article/86659-
treatment
Shin, A., Morin, W., Gorman, J., Jones, S., & Lapinsky, A. (2017, June 16). Am J Sports
Med. Retrieved from Medline: http://emedicine.medscape.com/article/86659-
treatment