Professional Documents
Culture Documents
SAP 8
KOMITE AUDIT DAN KOMITE LAINNYA: PERAN, TANGGUNG JAWAB,
KOMPOSISI, KEEFEKTIFAN
OLEH :
KELOMPOK 7
PEMBAHASAN
0
antara lain disebabkan Pemerintah baru saja menetapkan kebijakan tentang pemberlakuan
komite audit pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertentu pada tahun 1999. Selain itu
anjuran dari Bapepam kepada perusahaan yang telah go publik agar memiliki komite audit
baru ditetapkan pada tahun 2000. Mengingat pentingnya keberadaan Komite Audit dalam
meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian, maka Komite Audit
perlu mendapatkan perhatian dari manajemen dan Dewan Komisaris serta pihak-pihak terkait
yang bertindak sebagai regulator seperti Menteri keuangan, Menteri BUMN, Bapepam, Bursa
Efek Jakarta & Bursa Efek Surabaya.
1
c. Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau
mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu
6 (enam) bulan terakhir;
2) tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut;
3) tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan
Publik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang
Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan
4) tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung
yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik
tersebut.
3. Persyaratan Keanggotaan Komite Audit
a. wajib memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, pengalaman
sesuai dengan bidang pekerjaannya, serta mampu berkomunikasi dengan
baik;
b. wajib memahami laporan keuangan, bisnis perusahaan khususnya yang terkait
dengan layanan jasa atau kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik,
proses audit, manajemen risiko, dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya;
c. wajib mematuhi kode etik Komite Audit yang ditetapkan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik;
d. bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus melalui pendidikan
dan pelatihan;
e. wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan
dan keahlian di bidang akuntansi dan/atau keuangan;
f. bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan
Hukum, Kantor Jasa Penilai Publik atau pihak lain yang memberi jasa
assurance, jasa non-assurance, jasa penilai dan/atau jasa konsultasi lain kepada
Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam)
bulan terakhir;
g. bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau
mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6
(enam) bulan terakhir kecuali Komisaris Independen;
h. tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau
Perusahaan Publik;
2
i. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh saham Emiten atau Perusahaan
Publik baik langsung maupun tidak langsung akibat suatu peristiwa hukum,
maka saham tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan setelah diperolehnya saham tersebut.
j. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik
tersebut; dan
k. tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.
4. Masa Tugas
Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan
Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan dapat dipilih
kembali hanya untuk satu periode berikutnya.
5. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
a. melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten
atau Perusahaan Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain
laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi
keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;
b. melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundangundangan
yang berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik;
c. memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara
manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;
d. memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan
Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan
fee;
e. melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan
mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor
internal;
f. melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang
dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki
fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;
g. menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan
keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;
h. menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan
adanya potensi benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik; dan
i. menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan
Publik.
6. Wewenang Komite Audit
3
a. Mengakses dokumen, data, dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik
tentang karyawan, dana, aset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan;
b. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang
menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait
tugas dan tanggung jawab Komite Audit;
c. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan
untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan); dan
d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
7. Rapat Komite Audit
a. Komite Audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam
3 (tiga) bulan.
b. Rapat Komite Audit hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari
1/2 (satu per dua) jumlah anggota.
c. Keputusan rapat Komite Audit diambil berdasarkan musyawarah
untukmufakat.
d. Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat, termasuk apabila
terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinions), yang ditandatangani oleh
seluruh anggota Komite Audit yang hadir dan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
8. Pelaporan
a. Komite Audit wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap
penugasan yang diberikan.
b. Komite Audit wajib membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite
Audit yang diungkapkan dalam Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik.
c. Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK
informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian Komite Audit dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah pengangkatan atau
pemberhentian.
d. Informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana dimaksud
dalam huruf c wajib dimuat dalam laman (website) bursa dan/atau laman
(website) Emiten atau Perusahaan Publik.
9. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam
dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran
ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan
terjadinya pelanggaran tersebut. Komite audit menurut Pedoman Good
Corporate Governance antara lain bertugas untuk:
a. Mendorong terbentuknya struktur pengawasan internal yang memadai;
b. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan;
4
c. Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan external audit, ketepatan biaya external
audit serta kemandirian dan obyektivitas external auditor;
d. Mempersiapkan surat (yang ditandatangani oleh ketua Komite Audit) yang
menguraikan tugas dan tanggung jawab Komite Audit selama tahun buku yang
sedang diperiksa oleh external auditor, surat tersebut harus disertakan dalam
laporan tahunan yang disampingkan kepada pemegang saham
5
dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility);
b. Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance terdiri dari anggota Dewan
Komisaris, namun bilamana perlu dapat juga menunjuk pelaku profesi dari
luar perusahaan;
c. Bila dipandang perlu, Komite Kebijakan Corporate Governance dapat
digabung dengan Komite Nominasi dan Remunerasi
6
a) Satu orang ketua merangkap anggota yang merupakan komesaris
independen,dan;
b) Anggota lainnya yang dapat berasal dari :
1) Anggota dewan komesaris
2) Pihak yang berasal dari luar emiten atau perusahan public yang
bersangkutan ;atau
3) Pihak yang menduduki jabatan manajerial di bawah direksi
yang membidangi sumber daya manusia.
Pasal 8, komite nominasi dan remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab
paling kurang :
a) Terkait dengan fungsi nominasi :
1) Memberikan rekomendasi kepada dewan komesaris mengenai :
Komposisi jabatan anggota direksi dan atau anggota dewan
komesaris
Kebijakan dan kreteria yang dibutuhkan dalam proses
nominasi; dan
Kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota direksi dan atau
anggota dewan komesaris
2) Membantu dewan komesaris melakuakn penilaian kinerja dewan
direksi dan atau anggota dewan komesaris berdasarkan tolok ukur
yang telah disusun sebagai bahan evaluasi.
3) Memberikan rekomendasi kepada dewan komesaris mengenai
program pembangunan kemampuan anggota direksi dan atau
anggota dewan komesaris; dan
4) Meberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota
direksi dan atau anggota dewan komesaris kepada dewan komesaris
untuk disampaikan kepada RUPS.
b) Terkait dengan fungsi remunerasi :
1) Memberikan rekomendasi kepada dewan komesaris mengenai :
-Struktur remunerasi
-Kebijakan atas remunerasi; dan
-Besaran atas remunerasi
2) Membantu dewan komesaris melakukanpenilaian kinerja dengan
kesesuaian remunerasi yang diterima masing masing anggota
direksi dan atau anggota dewan komesaris.
7
disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
tugas dewan komisaris.
9
menugaskan komite audit untuk melakukan audit khusus (fraud audit). Dalam hal ini, komite
audit dapat meminta bantuan pihak eksternal (outsourcing) untuk melakukan audit investiatif
(investigative audit) atau audit forensic (forensic audit) guna mengungkap terjadinya praktik
kecurangan yang signifikan di perusahaan.
Kalbers dan Fogarty (1993) telah melakukan penelitian mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas kerja komite audit. Hasil penelitian mereka yang dimuat dalam
Auditing a journal of practice & theory berjudul Audit Committee Effectiveness : An
Empirical Investigation Of The Contribution Of Power antara lain mengungkapkan bahwa
terdapat tiga factor dominan yang berpengaruh terhadap keberhasilan komite audit dalam
mengemban tugasnya. Ketiga faktor itu adalah kewenangan formal dan tertulis dari komite
audit, kerjasama mnajemen, dan kualitas (kompetensi) anggota komite audit. Selain itu,
efektivitas kerja komite audit juga sangat dipengaruhi oleh pola hubungan (relationship) dan
tingkat intensitas komunikasi antara komite audiot dengan berbagai pihak.
KESIMPULAN
Di masa sekarang ini, keberadaan komite telah diterima sebagai suatu bagian dari tata kelola
organisasi perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Selain itu kehadiran komite
audit akhir-akhir ini telah mendapat respon yang positif dari berbagai pihak. Selain itu,
perusahaan yang telah go publik diharapkan agar memiliki komite audit untuk membantu
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dan Komite Audit diharapkan
telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
dan standar audit yang ada demi kestabilan dan keefektifan kinerja perusahaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2000. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit. Makalah
Seminar Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta.
Eddie M. Gunadi & Toto J. Alamsyah. 2000. Direktur Kepatuhan : Gantikan Fungsi Dewan
Audit, Media Akuntansi, No.5 Tahun I.
Effendi, M. Arief. 2001. Persepsi Dewan Komisaris & Direksi Badan Usaha Milik Negara
terhadap pembentukan Komite Audit. Thesis, Program Magister Akuntansi (MAKSI),
Universitas Indonesia.
Herwidayatmo. 2000. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit.
Simposium Nasional Akuntansi II dan Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta.
Sutojo, Siswanto dan Aldridge, E John. 2008. Good Corporate governance. Jakarta : PT.
Damar Mulia Pustaka
11
The Institute of Internal Auditors Research Foundation : Improving Audit Committee
Performance : What Works Best, A Research Report prepared by Price Waterhouse,
First printing, 1993.
Utama, Marta. 2004. Komite Audit, Good Corporate Governance Dan Pengungkapan
Informasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1 pp. 61 79.
12