Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
MONITORING PERIANASTESI
Oleh
Pembimbing
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Abulyatama
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwataala karena berkah dan
anugrahnya kami dapat menyelesaikan referat ini. Referat ini berjudul Monitoring
Perianestesia. Tujuan utama pembuatan Referat ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
program pendidikan profesi dokter di bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
september 2017.
2. Dr. Iftahuddin , Sp.An, selaku Koordinator SMF Anestesiologi dan Pembimbing Kepaniteraan
3. Dr. Khairul Anwar, Sp.An, selaku Pembimbing Kepaniteraan Klinik Anestesiologi dan Terapi
5. Rekan-rekan yang berada dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama, atas dukungan dan
Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kebaikan karya tulis yang akan datang.
Penyusun
iii
MONITORING PERIANESTESI
PENDAHULUAN
menahun.2
psikologis, dan bila perlu, pengobatan preoperatif. Beberapa macam obat dapat
setiap pasien. Seorang ahli anestesi harus menyadari pentingnya mental dan
kondisi fisik selama visite preoperatif. Sebab hal tersebut akan berpengaruh pada
anestesi. Persiapan yang buruk akan berakibat pada berbagai permasalahan dan
takut dan nyeri harus diperhatikan betul pada kunjungan pra-anestasi. Dengan
memberikan rasa simpati dan pengertian kepada pasien tentang masalah yang
1
dihadapi, maka pasien dapat dibantu dalammenghadapi rasa sakit dan khawatir
menghadapi operasi.4
Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun
obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga
menghilangkan kesadaran.3-5
(blok) sinyal-sinyal yang lewat di sepanjang serabut saraf hingga ke otak. Ketika
TEORI-TEORI ANESTESI
1. Teori Koloid
Bukti : eter, halotan hambat gerak dan aliran protoplasma pada amoeba
2. Teori Lipid
Ada hubungan kelarutan zat anestesi dalam lemak dan timbulnya anestesi.
2
Daya larut makin cepat, anestesi juga cepat
menyebabkan anestesi.
4. Teori biokimia
oksidatif).
5. Teori Neurofisiologi
mempertahankan kesadaran.
6. Teori Fisika
Anestesi terjadi oleh karena molekul yang inert (bergerak) dari zat anestesi
akan menempati ruang di dalam sel yang tidak mengandung air sehingga
STADIUM ANESTESI
3
1. Stadium I (analgesi) dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampai
hilangnya kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah
seperti pencabutan gigi dan biopsi kelenjar dapat dilakukan pada stadium ini
gerakan bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil midriasis, refleks
cahaya ada, lakrimasi meningkat, refleks faring dan muntah tidak ada, dan
belum tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna. (tonus otot mulai
menurun).
midriasis, refleks cahaya mulai menurun, relaksasi otot sedang, dan refleks
paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral, refleks laring dan
peritoneum tidak ada, relaksasi otot lurik hampir sempuma (tonus otot
semakin menurun).
4
sfingter dan kelenjar air mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempuma
pernapasan perut dibanding stadium III plana 4. pada stadium ini tekanan
darah tak dapat diukur, denyut jantung berhenti, dan akhirnya terjadi
1. Mesin Anestesi
- Aliran oksigen ada dua jalur, jangan sampai salah memilih jalurnya. Ada
mengikat CO2. Laporkan bila sodalime sudah berubah warna sangat tua)
5
- Memonitor mesin penting untuk mengetahui keadaan nafas pasien. Minta
2. Monitor Anestesi
3. Suction
5. Bantal
PERSIAPAN PERIANESTESI
1. Mengumpulkan data
terjadi
ANAMNESIS
6
- Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, TB,
asma)
antihipertensi secara teratur. Dua obat terakhir harus diteruskan selama operasi
- Riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. jelaskan perlunya puasa
sebelum operasi)
obatan)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Breath
Keadaan jalan nafas, bentuk pipi dan dagu, mulut dan gigi, lidah dan tonsil.
Apakah jalan nafas mudah tersumbat? Apakah intubasi akan sulit? Apakah
pasien ompong atau menggunakan gigi palsu atau mempunyai rahang yang
mulut atau kekakuan leher? Apakah ada pembengkakan abnormal pada leher
yang mendorong saluran nafas bagian atas? Tentukan pula frekuensi nafas,
tipe napas apakah cuping hidung, abdominal atau torakal, apakah terdapat
7
nafas dengan bantuan otot pernapasan (retraksi kosta). Nilai pula keberadaan
2. Blood
Tekanan nadi, pengisian nadi, tekanan darah, perfusi perifer. Nilai syok atau
3. Brain
4. Bladder
5. Bowel
Pembesaran hepar. Bising usus dan peristaltik usus. cairan bebas dalam perut
6. Bone
Kaku kuduk atau patah tulang? Periksa bentuk leher dan tubuh. klainan tulang
belakang?
8
f. Pemeriksaan pelengkap atas indikasi seperti gula darah 2 jam post prandial,
g. Pada operasi besar dan mungkin bermasalah periksa pula kadar albumin,
1. Penyakit Kardiovaskular
Pada pasien dengan gagal jantung perfusi organ menjadi buruk. Ambilan
2. Penyakit Pernafasan
infeksi pascaoperasi.
9
Bronkospasme berat yang mengancam jiwa kadang-kadang timbul pada
nafas atas karena efek obat sedative dan atropine, dan penurunan respons
3. Diabetes Mellitus
4. Penyakit Hati
hati. Obat-obatan analgesic dan sedative juga menjadi memiliki masa kerja
yang panjang karena metabolisme oleh otak juga berubah karena penyakit
hati.Anestesi pada pasien ikterus mempunyai dua resiko nyata. Pertama adalah
MONITORING PERIANESTESI
1. Kedalaman anestesi
2. Kardiovaskuler :
- EKG
10
- CVP
3. Ventilasi respirasi:
- Stetoskop
- Capnometer
4. Suhu
- Suhu tidak boleh febris oleh karena obat anstesi menyebabkan febris
7. Sirkuit anestesi
aquadest 8cc
11
(Propofol) 20cc lidocain 1
ampul
aquadest 9cc
10cc pengenceran
Tracrium) relaksasi:
0,08,
maintenance:
0,1-0,2
aquadest 9cc
pengenceran mg
5 mg (anak)
pengenceran
pengenceran
12
Neostigmin ampul 0,5mg/cc Tanpa Masukkan 2 0,5 mg
prostigmin +
1 ampul SA
(Sedacum) pengenceran
pengenceran
HCl pengenceran
Tabel 2. Onset dan durasi yang penting (dikutip dari daftar pustaka 7)
13
Keterangan
1. Ketamin/ketalar
a. Efek analgesia kuat sekali. Terutama utk nyeri somatik, tapi tidak utk
nyeri visceral
d. Refleks pharynx & larynx masih cukup baik batuk saat anestesi
refleks vagal
14
l. Pulih sadar kira-kira tercapai antara 10-15 menit
Indikasi:
Pasien asma
Kontra Indikasi
Dekompensasi kordis
15
2. Propofol (diprifan, rekofol)
a. Bentuk cairan, emulsi isotonik, warna putih seperti susu dengan bahan
pelarut yang terdiri dari minyak kedelai dan postasida telur yang
dimurnikan.
+0,5cc dlm 10cc propolol jarang pada anak karena sakit & iritasi
Efek Samping
Bradikardi.
3. Thiopental
16
c. Tidak larut dalam air, tapi dalam bentuk natrium (sodium thiopental)
4. Pentotal
c. Larutan tidak begitu stabil, hanya bisa disimpan 1-2 hari (dalam kulkas
mudah
f. TIK
17
o. Metabolisme di hepar
Kontraindikasi
Syok berat
Anemia berat
1. Halothan/fluothan
Efek:
Menghambat salvias
18
Vasodilatasi pembuluh darah otak
hepatitis)
Absorbsi & ekskresi obat oleh paru, sebagian kecil dimetabolisme tubuh
Keuntungan
Cepat tidur
Kadang tidak mual & tidak muntah, penderita sadar dalam kondisi
yang enak
Kerugian
Overdosis
Aritmia jantung
Cukup mahal
19
2. Nitrogen Oksida (N2O)
Efek:
Bila murni N2O = depresi dan dilatasi jantung serta merusak SSP
3. Eter
merangsang
d. Murah
h. Teknik sederhana
4. Enfluran
a. Isomer isofluran
20
b. Tidak mudah terbakar, namun berbau.
d. Efek depresi nafas dan depresi sirkulasi lebih kuat dibanding halotan
5. Isofluran
a. Cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu
kamar
c. Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis jika pakai
isofluran
6. Sevofluran
banyak dipilih untuk induksi melalui sungkup wajah pada anak dan
orang dewasa.
a. Bekerja pada otot bergaris terjadi kelumpuhan otot napas & otot-
otot-otot ekstremitas.
21
b. Bekerja pertama: kelumpuhan otot mata ekstremitas mandibula
d. Obat ini membantu pada operasi khusus seperti operasi perut agar
Atrakurium Besilat,
vekuronium, matokurin,
alkuronium, Pankuronium
(Pavulon), galamin,
fasadinium, rekuronium,
Fasikulasi + -
prostigmin)
plasenta
22
Depolarisasi Non Depolarisasi
cardiac arrest)
Hiperkalemi + -
hipersekresi asam
lambung, spasme
bronkhus)
meningkatnya HR dan BP
j. Myalgia post op
k. Meningkat tekanan
intrakranial
Durasi:
23
Efek terhadap kardiovaskuler:
2. Pitidostigmin
3. Edrofonium
Fungsi:
MAC merupakan konsentrasi zat anestesi inhalasi dalam alveoli dimana 50%
24
Spuit 24mg/ml
Spuit 5 mg/cc
(teori)
KESIMPULAN
disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible yang terdiri dari hipnotik,
penilaian pada pasien yang mencakup beberapa hal yaitu status kesehatan pasien,
tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu dan perdarahan. Jika terdapat kesulitan
selama melaksanakan anestesi umum, seperti jalan nafas dan intubasi, harus
25
DAFTAR PUSTAKA
2. Gde Mangku, Sp.An. KIC, Standar Pemantauan Dasar Intra Operatif, Ilmu
Kembangan.,2010,
Indonesia,2004
26