Professional Documents
Culture Documents
RAHMAWATI
NH 02 06 053
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil penelitian ini telah kami setujui untuk disajikan dihadapan tim penguji
pada seminar hasil penelitian Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Skripsi Program
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kekehatan Nani Hasanuddin Makassar
Tim penguji
Mengetahui
Ketua STIKES Nani Hasanuddin
Makassar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
penyusunan skripsi ini. Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, koreksi, saran serta kritikan yang sifatnya
hambatan. Namun atas bantuan, bimbingan dan kerja sama dari semua pihak maka
A. Sukriyadi, S.Kep, Ns, M. Kes, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani
Hasanuddin Makassar, para Wakil Ketua, Staff pengajar beserta karyawan yang
Puskesmas Malabo terima kasih atas bantuan dan pengertiannya slama ini.
5
masukan, koreksi serta saran yang sangat berguna bagi penulis demi
G. Seluruh Mahasiswa STIKES Nani Hasanuddin terutama Ners B 2006 yang telah
memberikan bantuan selama mengikuti pendidikan, untuk IBU Ena Hasri terima
kasih banyak atas pinjaman bukunya, untuk rekanku Yusnawati dan Hikmaati
terima kisah banyak atas kebersamaannya. Terkhusus buat my best friends Mia,
perhatian, dukungan, pengorbanan dan iringan doa yang tiada henti hentinya.
Akhirnya, semoga amal baik dan bantuan semua pihak mendapatkan berkat
berlimpah dari ALLAH, SWT dan semoga penulisan skripsi ini menjadi bacaan serta
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... 1
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ 2
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. 3
KATA PEMGANTAR ........................................................................................ 4
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL .............................................................................................. 8
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... 9
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 10
ABSTRAK ......................................................................................................... 11
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 13
B. Rumusan Masalah............................................................................. 17
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 17
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 17
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi efektifitas perawat dalam penemuan penderita TB paru
di unit kerja Puskesmas Kabupaten Mamasa................................... 61
2. Distribusi efektifitas perawat dalam pemberian obat pada penderita
TB paru di unit kerja Puskesmas Kabupaten Mamasa..................... 62
3. Distribusi efektifitas perawat dalam pemberian obat pada penderita
TB paru di unit kerja Puskesmas Kabupaten .................................. 62
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema kerangka konsep penelitian gambaran efektifitas perawat
pada program strategi DOTS di unit kerja Puskesmas
Kabupaten Mamasa...................................................................... 52
2. Skema kerangka kerja penelitian gambaran efektifitas perawat
pada program strategi DOTS di unit kerja Puskesmas
Kabupaten Mamasa........................................................................... 53
10
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB 1
PANDAHULUAN
A. Latar Belakang
penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan yang sehat,
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
dengan angka kesembuhan lebih dari 85% dan cakupan penemuan penderita
paru, membunuh hampir 2 juta orang setiap tahun di seluruh dunia. Para pakar
14
meningkat pada dekade yang akan datang. Hampir 2 milyar orang, sepertiga
dari jumlah penduduk dunia saat ini terinfeksi TB, dan diikuti oleh satu
infeksi baru yang terjadi setiap detik. Penyakit TB telah menghantui umat
karena sebagian besar negara di dunia, penyakit ini tidak terkendali. Ini
penderita menular (BTA positif). Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun
terjadi sekitar 9 juta penderita baru TB dengan kematian 3 juta orang (WHO,
kematian umum (9,4%). Pada tahun 2003, TB paru menjadi penyakit nomor
dua terbanyak pada pasien rawat jalan dan penyakit nomor enam pada pasien
15
rawat inap di RSU. Pada tahun 2004 TB paru merupakan penyebab kematian
terdeteksi pada tahun 2004 sebanyak 214.658 kasus terdiri dari 133.410 kasus
dengan BTA (+) (128.981 kasus baru, 4.429 kasus kambuh), 68.848 kasus
107 kasus baru/100.000 penduduk (246.000 kasus baru setiap tahun) dan
tahun 2005 terdapat penderita Tuberkulosis Paru BTA (+) berjumlah 48 kasus,
pada tahun 2006 terdapat penderita Tuberkulosis BTA (+) 84 kasus, dan pada
tahun 2007 terdapat penderita Tuberkulosis BTA (+) 118 kasus, yang
passive case finding perlu ditinjau ulang. Penemuan penderita TB Paru secara
tetapi kendala di lapangan adalah jumlah tenaga kesehatan yang ada sangat
terbatas. Metode active case finding yang dilakukan oleh kader masyarakat
dalam menanggulangi masalah melalui strategi DOTS, dimana dalam hal ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmiah
2. Manfaat praktis
penelitian di lakukan.
3. Bagi peneliti
sendiri.
19
BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi TB Paru
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara
klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit
a. Gejala sistemik/umum
1). Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
b. Gejala khusus
1). Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
"mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.2). Kalau ada cairan
sakit dada.
3). Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
4). Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
serologi/darah (Anonim,2007).
3. Penegakan Diagnosis
b. Pemeriksaan fisik.
4. Cara Penularan.
BTA positif dapat menularkan kepada 10-15 orang setiap tahunnya. Beban
berasal dari penderita TB dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, oleh sebab
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan
(Anonim,2007).
aktif.
dengan HIV).
h. Petugas kesehatan.
pada tahun 1995 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam system
(TB) (Depkes,2002)
strategi DOTS, dalam hal ini pemerintah memberikan terapi DOTS secara
bimbingan teknis. Ekspansi yang cepat melalui keterlibatan seluruh BP4 dan
DOTS.
yaitu pada tahun 2001 sebesar 122 per 100.000 penduduk dan pada tahun
Detection Rate ) pada tahun 2005 adalah 68%, telah mendekati target global
untuk penemuan kasus pada tahun 2005 sebesar 70% dan target 2007 menjadi
1. Strategi
a. Paradigma Sehat
sehat.
tertentu (Depkes,2002).
untuk mendeteksi dan menemukan pasien TB, strategi ini terdiri dari
5 komponen:
26
akan tersedia.
mikroskopik.
27
(cross check)
terus menerus.
2. Kegiatan
d. Penyuluhan tuberculosis
e. Supervisi
g. Perencanaan
h. Pengelolaan logistic
i. Pelatihan
j. Penelitian (Depkes,2002).
3. Organisasi Pelaksanaan
mulai dari tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota, sampai pada unit pelayanan
kesehatan (Depkes,2002).
29
1) Tingkat Pusat
2) Tingkat Propinsi
dari Tim Pengarah dan Tim Teknis bentuk dan struktur organisasi
3) Tingkat Kabupaten/Kota
kabupaten/kota yang terdiri dari Tim Pengarah dan tim teknis. Bentuk dan
a) Puskesmas
tatalaksana penderita TB. Dalam hal tertentu Rumah sakit dan BP3
Kabupaten/Kota.
pelaksanaan pada Rumah Sakit dan BP3 Dalam hal tertentu, klinik dan
partisipasi dan kerja sama semua pihak terutama keluarga, para petugas
kesehatan serta semua pihak, yaitu para pengambil keputusan di tingkat Pusat
Dari himbaun tersebut diatas tak ada artinya bila tidak di tunjang oleh
DOTS yang sudah terbukti bisa mengatasi masalah penderita TB. Adapun
Mikroskopis
(SPS).
lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS
diulang.
positif.
b). Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen
positif.
bukan TB.
34
lambung, biopsi dll. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang
tuberkuli.
3). Mengumpul dahak dan mengisi buku daftar suspek forum TB.06
8). Mengisi kartu penderita (Form TB.01) dan kartu identitas penderita
(TB.02)
positif
35
(POM).
a. Persyaratan PMO
dengan penderita.
Desa, Perawat, Pekarya Sanitarian juru imunisasi dll. Bila tidak ada
keluarga.
36
disampaikan
lanjutan
diawasi
5). Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi
terjamin.
b. Prinsip pengobatan
jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6 - 8 bulan, supaya
dan lanjutan
HRZ/4H3R3
1) Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
bulan (4H3R3).
berat .
2) Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
terdiri dari 90 blister HRZE untuk tahap intensif dan 66 blister HRE
3) Kategori -3 (2HRZ/4H3R3)
a). Penderit baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan
yang terdiri dari 60 blister HRZ untuk tahap intensif dan 53 bliter
pengobatan.
dengan kategori 2.
dengan ketegori 2.
kategori ke 2.
mengambil OAT.
a). Efek samping berat yaitu efek samping yang dapat menjadi
spesialistik.
pellagra)
3). Rifampisin
menerus setiap hari. Salah satu efek samping berat dari rifampisin
seni, keringat, air mata, air liur. Hasil ini harus diberitahukan
berbahaya.
47
4). Pirasinamid
5). Streptomisin
6). Etambutol
spesialistik. Bila jenis obat penyebab dari reaksi efek samping itu
tanpa obat tersebut. Bila mungkin, ganti obat tersebut dengan obat
TB.01)
8). Mengenal efek samping obat dan komplikasi lainnya serta cara
penanganannya (Depkes,2002)
misalnya puskesmas, Rumah Sakit, BP4, klinik dan dokter praktek swasta
(TB.05)
D. Kerangka Konsep
penderita TB, baik sebagai kasus per individu maupun bentuk komuniti dalam
program nasional.
program yang bersifat nasional, namun bila disimak dari uraian kata DOTS itu
sendiri, pengertian DOTS dapat diterapkan dalam kasus per kasus TB yaitu
pengawas, dan inilah yang dikenal sebagai Directly Observed Therapy (DOT).
jangka pendek (short cource) sesuai dengan klasifikasi dan tipe masing-
masing kasus. Harus disertai sistem evaluasi yang dapat menilai hasil-hasil
yaitu dalam bentuk pencatatan dan pelaporan yang baku dan seragam. Paling
strategi DOTS diatas, maka dalam penelitian ini akan membahas mengenai:
TB paru. Berdasarkan hal diatas, maka untuk memberi gambaran yang lebih
berikut:
52
Pengawasan langsung
pemberian obat
Keterangan:
: Tidak diteliti
: Diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Desain penelitian
2. Kerangka kerja
Variable independen
Veriabel dependen
Efektifitas perawat pada
program strategi DOTS
Penemuan penderita TB
Penanggulangan
perawat paru
penyakit TB Paru
Pemberian obat pada
penderita TB paru.
Pencatatan dan
pelaporan
B. Lokasi Penelitian
jumlah penduduk 124.433 jiwa, serta jumlah puskesmas yang ada sebanyak
1. Populasi
kabupaten Mamasa.
2. Sampel
(Alimul,2007)
penanggulan TB Paru
3). Perawat yang berada di tempat kerja pada saat penelitian dilakukan
b. Kriteria eksklusi:
pananggulangan TB Paru
1. Identitas variabel
penanggulangan TBC
2. Defenisi operasional
Kriteria obyektif :
sangat sering diberi nilai (4), sering diberi nilai (3), jarang diberi nilai
Depkes 2002.
Kriteria obyektif :
sangat sering diberi nilai (4), sering diberi nilai (3), jarang diberi nilai
Kriteria obyektif :
sangat sering diberi nilai (4), sering diberi nilai (3), jarang diberi nilai
E. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
langsung dengan mengunakan alat ukur kuesioner yang telah dibuat oleh
peneliti dan mengacu pada kepustakaan yang terdiri atas beberapa pertanyaan,
Nani Hasanuddin, surat izin dari Pemerinta Kabupaten Mamasa dan surat
Puskesmas.
58
1. Editing
memeriksa keserangan.
2. Koding
3. Tabulasi data
4. Analisis data
for windos versi 12,0 .Pada penelitian ini menggunakan tehnik analisis
H. Penyajian Data
bentuk narasi.
I. Keterbatasan
1. Instrumen/alat ukur
2. Sampel
J. Etika Penelitian
dari institusinya atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
1. Informed consent
yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian, bila subjek
menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak- hak
subjek.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
sejak tanggal 6 Maret 2008 sampai dengan 26 Maret 2008 dengan sampel sebanyak
Tabel 6
Distribusi Efektifitas Perawat Dalam Penemuan Penderita
TB paru Di Unit Kerja Puskesmas
Kabupaten Mamasa
Efektifitas Perawat Dalam Perawat Pelaksana Program Strategi
Menemukan Penderita TB paru DOTS
n %
Kurang 19 70,4
Baik 8 29,6
Jumlah 27 100
Sumber: Data primer
10 orang (37,0%).
B. Pembahasan
atau suspek TB, penyuluhan paling sering dilakukan pada penderita TB paru
kesehatan (UPK).
64
DOTS dengan efektifitas baik sebanyak 29,6% dan kurang sebanyak 70,4 %.
menemukan penderita TB paru. Sesuai dengan data yang di peroleh dari Dinas
tahun 2006 pencapaian 51,53% dan pada tahun 2007 pencapaian 59,89% yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wasbord (2005)
penemuan penderita Tuberculosis pada anak merupakan hal yang sulit. Hal
yang sama dikemukakan oleh Agnes (2004) bahwa angka kejadian TB anak
belum diketahui secara pasti. Namun bila angka kejadian TB dewasa tinggi
dapat diperkirakan kejadian TB anak akan tinggi pula. Demikian hal dengan
apa yang dikatakan oleh Back (2008) bahwa penyakit TB sulit terdeteksi yang
kendala, yaitu:
dari puskesmas dan alat transportasi sangat terbatas, serta sulit di jangkau
Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS) dalam waktu 2 hari berturut turut, pada
hari kedua pasien yang bertempat tinggal jauh dari Puskesmas tidak
TB BTA Positif, tetapi penderita yang bermukim jauh dari Puskesmas dan
pemeriksaan, tapi hasil dari PRM belum ada sehingga biasanya pasien
melaksanakan program lain. Hal ini sesuai yang di kemukakan oleh Ferry
adalah jumlah tenaga kesehatan yang ada sangat terbatas. Selain dari itu
seharusnya hal ini bisa dilakukan oleh perawat yang ada di Pustu
tidak di anggarkan.
tidak ingin di rujuk karena faktor ekonomi, hal ini sesuai dengan yang di
f. Persedian logistik untuk bahan habis pakai kurang, terutama larutan untuk
pemeriksaan BTA dan pada tahun 2007 kadang pot untuk pengumpulan
penemuan TB paru tidak memenuhi target. Hal ini selaras dengan apa yang di
pelaksana program.
obat, minum obat secara teratur, kembali kontrol untuk menilai pengobatan.
(Situmeang, 2004)
perawat dalam pemberian obat pada penderita TB paru pada program stategi
DOTS dengan efektifitas baik sebanyak 74,1% dan kurang sebanyak 25,9%.
dengan baik, sesuai dengan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan
69
Kabupaten Mamasa bahwa angka kesembuhan sudah melebihi dari 85% yaitu
tahun 2005 sebanyak 95, 83% dan tahun 2006 sebanyak 87,5%.
Hal ini sesuai dengan penelitian Taliak (2006) tentang faktor faktor yang
Hal yang sama didapatkan oleh Rosyanti (2006) dari hasil penelitiannya
responden (66,7%) dan sebagian kecil responden yang menilai sikap petugas
Obat (PMO), salah satu faktor yang membedakan metode pengobatan TB paru
standar dengan metode DOTS adalah adanya petugas atau keluarga penderita
yang di sebut PMO (Seweng, 2005). Hal ini sesuai dengan prinsip pengobatan
Observerd Treatmen) dan yang menjadi PMO pada umumya anggota keluarga
akan mudah di capai, bila bekerja sama dengan Pengawas Menelan Obat
penelitian yang dilakukan oleh Seweng (2005) bahwa peran PMO yang
Out lebih besar dibandingkan dengan adanya peranan PMO yang cukup.
Demikian juga penelitian yang di lakukan oleh Ahmad (2006) bahwa peranan
obat 1 kali dalam sebulan berdasarkan perjanjian penderita, PMO dan petugas
kesehatan.
71
minum obat dan efek samping obat. Efek samping yang di timbulkan
penggunaan obat dari tahun 2005 2006 belum ada (Dinkes Mamasa, 2007).
pada penderita TB paru sudah baik, tapi sebagian kecil masih ada yang kurang
tidak ada di tempat. Hal ini lah yang menyebabkan sehingga, sebagian dari
paru.
penting dalam sistem informasi penanggulangan TB. Untuk itu pencatatan &
pelaporan perlu dibakukan berdasar klasifikasi dan tipe penderita. Semua unit
menilai hasil - hasil pengobatan kasus per kasus maupun penampilan program
72
secara keseluruhan, yaitu dalam bentuk pencatatan dan pelaporan yang baku
TB paru pada program stategi DOTS dengan efektifitas baik sebanyak 63,0%
dan kurang sebanyak 37,0%. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa pada
dengan baik, dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksana
baik.
(27,5%)
dan 10% yang kurang, yang menandakan bahwa perawat telah melakukan
(suspek) yang diperiksa dahak SPS dengan mengisi Formulir TB. 06 atau
73
daftar suspek yang di periksa dahak SPS. Sebelum dahak di kirim ke PRM
isi oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak dan bagian bawah oleh
petugas yang membaca sedian dahak, formulir ini disebut formulir TB. 05
TB. 01 atau kartu pengobatan TB, dimana kartu ini di simpan di Puskesmas.
panduan obat yang di berikan kepada penderita, jumlah obat yang telah di
penderita TB digunakan bila ada seorang penderita akan dirujuk atau pindah
formulir hasil akhir pengobatan dari penderita TB pindahan diisi oleh unit
pengobatan yang menerima penderita pindahan, formulir ini di isi setelah hasil
pencatatan dan pelaporan pada penderita TB paru sudah baik, tapi masih
74
(Formulir TB. 06) dan mengisi kartu pengobatan penderita TB (Formulir TB.
Peneliti berasumsi hal ini disebabkan oleh kurangnya petugas kesehatan yang
BAB V
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
TB paru.
B. Saran
dalam hal penyuluhan setiap pemberian obat dan sesuai dengan jadwal
DAFTAR PUSTAKA
77
Agnes, TH. 2004. Waspadai Penyakit TB paru, Seorang Penderita TB Dewasa Bisa
Menulari Sepuluh Anak. (online), (http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/0304/28/hikmah/lainnya02,diakses 17 April jam
13.15)
.
Ahmad. 2006. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian DO (Drop
Out) penderita TBC Paru yang Mengalami Pengobatan TB Paru di
Puskesmas Palitakan Kabupaten Polewali Mandar. Skripsi tidak di
terbitkan. Makassar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Unhas.
_______. 2007. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Salemba Madika.
Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jilid III. ECG. Jakarta.
Dep. Kes. RI. 1999. Rencana Pembengunan Kesehatan Menuju Sehat 2010. DepKes
RI. Jakarta.
_______. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Propinsi Sehat dan Kabupaten/Kota. DepKes RI. Jakarta.
Gani. 2006. Analisa Peran Perawat dalam Pemberian Obat dengan Benar Diruang
Perawatan Lontara I Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Skripsi tidak di
terbitkan. Makassar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Unhas.
DAFTAR PERTANYAAN
GAMBARAN EFEKTIFITAS PERAWAT PADA
PROGRAM STATEGI DOTS DI UNIT KERJA
PUSKESMAS KABUPATEN MAMASA
A. Pengantar
Dengan hormat,
Bapak/Ibu/Saudara (i) akan dijaga dan dilindunggi. Oleh karena itu diharapkan
persetujuan.
RAHMAWATI
Lampiran 2
Nama :
Alamat:
dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar atas nama Rahmawati
dengan judul Gambaran Efektifitas Perawat Pada Program Stategi Dots Di Unit
Kerja Puskesmas Kabupaten Mamasa. Demikian surat persejutuan ini saya buat
dengan suka relah tanpa paksaan dari pihak lain dan kiranya pergunakan sebagaimana
mestinya.
Responden ,
(......................................)
Lampiran 3
Kuesioner
82
Petunjuk: pertanyaan di ajukan oleh peneliti kepada responden dan jawaban diisi oleh
peneliti berdasarkan jawaban responden.
Tgl pengambilan data, 2008
C Identitas umum responden Kode
1. No. Responden
2. 83
Nama : ..........................................
3. Umur :
Jenis kelamin :
4.
a. Laki-laki
b. Perempuan
5
Pendidikan terakhir :
1. Spk
2. DIII (diploma)
3. S1 keperawatan
1. 6 Bulan - 5 Tahun
2. 5 Tahun 10 Tahun
1. >10 tahun
Lampiran 4
4. Menentukan skor maksimal, yaitu skor jawaban terbesar dikali banyak item.
4 x 6 = 24
2. Menentukan skor minimal, yaitu skor jawaban terkecil di kali banyaknya item.
1x6= 6
3. Menetukan nilai median, yaitu hasil penjumlahan skor maksimal dengan skor
4. Kriteria obyektif untuk efektiftas perawat di bagi 2 kategori (baik dan kurang)
Lampiran 6
ANALISIS DATA
Frequencies
Statistics
efektifitas perawat
pada program strategi efektifitas perawat pada
efektifitas perawat pada DOTS dalam program strategi DOTS
program strategi DOTS pemberian obat pada dalam melakukakan
dalam penemuan penderita penyakit pencatatan dan pelaporan
penderita penyakit TBC TBC pada penderita Penyakit TBC
N Valid 27 27 27
Missin
0 0 0
g
Frequency Table
umur responden (tahun)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 tahun - 33
14 51.9 51.9 51.9
tahun
34 tahun - 43
11 40.7 40.7 92.6
tahun
44 tahun - 53
2 7.4 7.4 100.0
tahun
Total 27 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki - laki 12 44.4 44.4 44.4
perempua
15 55.6 55.6 100.0
n
Total 27 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid spk 19 70.4 70.4 70.4
DII
8 29.6 29.6 100.0
(Diploma)
Total 27 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 tahun - 10
14 51.9 51.9 51.9
tahun
11 tahun - 20
12 44.4 44.4 96.3
tahun
21 tahun - 30
1 3.7 3.7 100.0
tahun
Total 27 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 bulan - 5
13 48.1 48.1 48.1
tahun
5 tahun - 10
6 22.2 22.2 70.4
tahun
> 10 tahun 8 29.6 29.6 100.0
Total 27 100.0 100.0
efektifitas perawat pada program strategi DOTS dalam penemuan penderita TB Paru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 19 70.4 70.4 70.4
baik 8 29.6 29.6 100.0
Total 27 100.0 100.0
87
efektifitas perawat pada program strategi DOTS dalam pemberian obat pada penderita TB Paru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 7 25.9 25.9 25.9
baik 20 74.1 74.1 100.0
Total 27 100.0 100.0
efektifitas perawat pada program strategi DOTS dalam melakukakan pencatatan dan pelaporan
pada penderita TB Paru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 10 37.0 37.0 37.0
baik 17 63.0 63.0 100.0
Total 27 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 27
Lampiran 11
Nama : Rahmawati
Agama : Islam
Pendidikan :