Professional Documents
Culture Documents
Stainless steel terbuat dari bijih besi, silikon, krom, karbon, nikel, mangan dan nitrogen.
Pembuatan baja stainless terdiri dari serangkaian proses. Bahan baku yang pertama
mencair dalam tungku listrik . Mereka dikenakan setidaknya 12 jam panas intens.
Selanjutnya campuran dilemparkan ke balik lempeng mekar atau billet, sebelum mengambil
suatu bentuk semi-padat. Bentuk awal dari baja ini kemudian diproses melalui membentuk
operasi yang mencakup hot-rolling ke bar, kabel, lembaran dan lempengan. Dari sini, baja
dikenakan anil. Sehingga logam ini dirawat karena tekanan internal dan sepatutnya
melunak dan diperkuat. Segmen dari stainless steel pengolahan juga disebut pengerasan
usia sebagai. Hal ini membutuhkan pemantauan hati-hati dan pemanas suhu dan waktu
pendinginan. Suhu penuaan serius mempengaruhi sifat logam, sedangkan suhu yang lebih
rendah menghasilkan kekuatan tinggi dan ketangguhan patah rendah, sedangkan suhu
tinggi menghasilkan kekuatan yang lebih rendah, tetapi bahan yang lebih keras. Perlakuan
panas yang terlibat dalam pembuatan stainless steel tergantung pada jenis dan grade baja
yang dihasilkan. Annealing atau perlakuan panas mengarah ke pengembangan skala. Skala
dapat dihapus melalui beberapa proses seperti:
Acar atau penggunaan mandi asam Nitrat-hydrofluoric.
Elektro-membersihkan atau penerapan arus listrik, menggunakan asam Fosfat dan
katoda.
De-scaling material diperkenalkan ke dalam proses produksi pada waktu yang berbeda,
tergantung pada jenis baja yang dihasilkan. Sementara bentuk bar dan kawat harus
diperlakukan dengan tambahan rolling panas, penempaan dan mengekstrusi, lembar dan
bentuk strip melalui proses anil setelah pencapaian panas. Cutting operasi, dalam
pembuatan stainless steel, sangat penting untuk memperoleh bentuk yang diinginkan dan
ukuran produk akhir. Teknik memotong melibatkan penggunaan pisau guillotine dan bilah
baja kecepatan tinggi untuk blanking (meninju keluar bentuk oleh shearing) dan menggigit
(memotong serangkaian lubang tumpang tindih). Stainless steel juga dipotong melalui
pemotongan api, sebuah proses yang melibatkan penggunaan api yang dihasilkan oleh
Oksigen, Propana dan bubuk besi. Jet pemotong plasma metode menggunakan kolom gas
terionisasi mencair dan memotong logam. Permukaan selesai, langkah terakhir dalam
pembuatan stainless steel, sangat penting untuk mendapatkan permukaan halus dan
reflektif . Tahap terakhir menawarkan produk ketahanan korosi yang diinginkan dan
mendapatkan logam siap untuk langkah lebih lanjut industri manufaktur yang spesifik,
sesuai kebutuhan. Pembuatan produk akhir lebih lanjut dibentuk melalui panas-rolling,
menekan, penempaan dan ekstrusi. Materi tersebut kemudian bergabung melalui
pengelasan (fusi dan resistensi) dan diberi bentuk yang diinginkan. Dalam proses
pengendalian kualitas dimonitor seluruh pembuatan dan pabrikasi baja stainless. Materi
terus diperiksa untuk sifat mekanik yang optimal, untuk bertahan hidup kuno.
Klasifikasi
1. 12-14% Kromium(Cr), dimana sifat mekanik bajanya sangat tergantung dari kandungan
unsur Karbon (C).
2. Baja dengan pengerasan lanjut, 10-12% Kromium(Cr), 0.12% Karbon (C) dengan sedikit
tambahan unsur-unsur Mo, V, Nb, Ni dengan kekuatan tekanan mencapai 927 Mpa
dipergunakan untuk bilah turbin gas.
3. Baja Kromium tinggi, 17%Cr, 2,5% Ni. Memiliki ketahanan korosi yang sangat tinggi.
Dipergunakan untuk poros pompa, katup dan fitting yang bekerja pada tekanan dan
temperatur tinggi tetapi tidak cocok untuk kondisi asam.
Pemakaian Umum
Pusat floppy disk komputer (430)
Trim automotive (430)
Alat pembuangan uap automotive (409)
Alat colliery (3Cr12)
Tangki air panas (444)
Untuk diperhatikan bahwa, Stainless Steel adalah 100% dapat didaur ulang dan karena itu
ramah lingkungan.
Stainless steel adalah logam paduan dari beberapa unsur logam dengan komposisi tertentu.
Sehingga didapatkan sifat baru dari logam tersebut yang lebih kuat, lebih tahan terhadap
korosif, dan sifat unggul lainnya. Stainless steel terbagi menjadi
beberapa grade berdasarkan struktur metalurginya. Khusus untuk aplikasi dalam
pembuatan mesin pengolah makanan, biasanya digunakan jenis stainless steel food
grade (SS 304, SS 316).
Penggunaan alat pengolah makanan yang terbuat dari logam tahan karat (stainless
steel) food grade sudah menjadi kebutuhan bagi industri pengolah makanan. Hal ini
dilakukan agar kualitas produk makanan atau minuman yang dihasilkan tetap terjaga dan
aman bagi kesehatan konsumen.
Berikut beberapa alasan perlunya penggunaan plat stainless steel food grade pada alat
pengolah makanan dan minuman yaitu :
Dengan memilih tipe stainless steel yang tepat, maka hampir tidak ada kontaminasi bahan
kimia logam terhadap produk olahan makanan, seperti perubahan warna dan rasa. Biasanya
grade yang tepat untuk produk makanan dan minuman adalah grade SS 304 atau SS 316.
2. Mudah dibersihkan, anti korosif, dan tahan terhadap bakteri
Pada hi-grade stainless steel mudah dibersihkan dari kontaminasi luar karena memiliki
permukaan yang halus. Sifat keras dan ketahanan impak baja tahan karat juga memberikan
dampak positif saat proses pembersihan komponen dilakukan. Ketahanan terhadap korosi
yang tinggi memudahkan pengguna dapat membersihkan dengan pembersih dan
disinfektant yang tergolong korosif.
3. Sifat mekanik yang cukup baik secara keseluruhan
Kekuatan, ketahanan, dan ketahanan abrasi yang tinggi pada baja tahan karat (stainless
steel) austenitik nilai positif dalam penggunaan untuk aplikasi di industri makanan dan
minuman.
Nah, setelah kita mengetahui alasan mengapa stainless steel dibutuhkan dalam penggunaan
alat atau mesin pengolah makanan, selanjutnya mari kita pelajari aplikasi dari stainless
steel dalam dunia Industri.
Berikut beberapa aplikasi penggunaan komponen terbuat dari baja tahan karat (stainless
steel) yaitu:
1. Industri Pengolahan Buah (Keripik buah, jus buah, dll)
Secara umum mesin-mesin pengolahannya terbuat dari stainless food grade. Biasanya tipe
yang digunakan untuk komponen mesin produksi adalah tipe SS 304. Kecuali pada proses
yang membutuhkan panas yang cukup tinggi menggunakan tipe SS 316.
Pada industri keripik buah, mesin yang menggunakan komponen stainless steel adalah
mesin Vacuum Frying (mesin penggoreng vakum) dan mesin Spinner (mesin peniris
minyak). Tipe stainless steel yang digunakan adalah tipe SS 304 karena panas yang
dibutuhkan termasuk rendah (kurang dari 100oC).
2. Industri Susu
Di Industri susu, penggunaan komponen yang terbuat dari stainless steel sangat dominan di
segala proses produksi. Mulai dari pengelolaan susu di peternakan, alat pengiriman susu
seperti jalur pipa digunakan untuk menyalurkan susu ke tangki penyimpan dingin,
umumnya menggunakan tipe SS 304. Pada plant proses produksi susu, semua komponen
juga terbuat dari stainless steel seperti tangki-tangki penyimpanan, pasteurizing plate heat
exchanger, perpipaan, pompa, sistem pembersih, dan lain-lain. Tipe SS 304 umumnya
digunakan dalam komponen-komponen tersebut, namun kadang-kadang tipe SS 316
digunakan pada heat exchanger plate untuk mencegah resiko terhadap korosi retak tegang
saat komponen dibersihkan dengan larutan disinfektan.
3. Industri yang lainnya
Penggunaan baja tahan karat juga digunakan industri lainnya seperti industri kue,
pengolahan daging, restoran, dan industri agro lainnya.
Melihat alasan penggunaan dan aplikasi dari baja tahan karat (stainless steel) dalam
industri makanan dan minuman, maka industri pembuat mesin atau alat pengolah makanan
dan minuman perlu menjaga kualitas produk mesin yang dihasilkan. Yakni dengan konsisten
menggunakan jenis grade stainless steel yang tepat sesuai kebutuhan penggunaan.