Professional Documents
Culture Documents
Madrasah Nizamiah didrikan oleh Nizam al Mulk, perdana menteri Saljuk pada tahun
1065 M 1067 M. Pada tiap-tiap kota Nizam al Mulk mendirikan satu madrasah besar,
di antaranya di Baghdad, Balkh, Naisabur, Harat, Asfahan, Basran, Marw, dan Mausul.
Tetapi madrasah Nizamiah Baghdad adalah madrasah yang terbesar dan terpenting.
Tujuan Nizam al Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu adalad untuk menperkuat
pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan madzhab keagamaan pemerintahan.
Rencana pengajaran adalah ilmu syari`ah dan ilmu fiqh dalam 4 madzhab.
c. Perguruan Tinggi;
1. Baitul Hikmah di Baghdad, didirikan pada amasa Harun al Rasyid (170-193 H),
kemudian diperbesar oleh khalifah al Ma`mun (198-218 H). Pada Baitul Hikmah
bukan saja diajarkan ilmu-ilmu agama Islam, tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan
seperti ilmu alam, kimia, falaq, dan lain-lain. Guru besar Baitul Hikmah adalah
Salam, yang menguraikan teori-teori ilmu pasti dalam al Maj`sthi (almageste) kitab
karangan Bathlimus (Ptolemee). Kemudian guru besar al Khawarazmi, ahli ilmu pasti,
ahli falaq, dan pencipta ilmu al jabar, guru besar Muhammad bin Musa bin Syakir,
seorang ahli ilmu ukur, ilmu bintang dan falaq. Di baitul Hikmah dikumpulkan buku-
buku ilmu pengetahuan dalam bermacam-macam bahasa seperti bahasa Arab, Yunani,
Suryani, Persia, India, dan Qibtia. Kemudian al Ma`mun mendirikan peneropong
bintang yang disebut peneropong al Ma`muni. Setelah wafat al Ma`mun, maka Baitul
Hikmah tidak mendapat perhatian penuh dari khalifah-khalifah.7
2. Darul `Ilmi di Kairo. Didirikan oleh al Hakim Biamrillah al Fathimi di pinggir sungai
Nil untuk menyaingi Baitul Hikmah di Baghdad. Menurut keterangan al Makrizi,
bahwa Darul `Ilmi didirikan di kampung al Kharun Fusy dengan perintah al Hakim
Biamrillah al Fathimi. Ilmu yang diajarkan di antaranya; ilmu agama, falaq,
kedokteran, dan berhitung.
1. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa.
Lebih luas lagi, kurikulum bukan hanya sekedar rencana pelajaran, tetapi semua yang secara nyata
terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam pada mulanya berkisar pada bidang studi
tertentu. Namun seiring perkembangan sosial dan cultural, materi kurikulum semakin luas. Pada
masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan
agama, membaca, menulis, dan berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan penguasa,
kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya ditegaskan pentingnya
pengajaran khitabah, ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok
seperti al-Quran, syair, dan fiqih. Setelah usai menempuh pendidikan rendah, siswa bebas memilih
bidang studi yang ingin ia dalami di tingkat tinggi.
2. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan salah satu aspek pengajaran
yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada para
pelajar. Metode pengajaran yang dipakai dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu lisan,
hafalan, dan tulisan. Metode lisan bisa berupa dikte, ceramah, qiraah, dan diskusi. Metode
menghafal merupakan ciri umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa ini. Untuk dapat
menghafal suatu pelajara, murid-murid harus membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat
di benak mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama.
3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam di masa itu adalah sistem Rihlah
Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu.1
1
Hanun Asrohah, Op.Cit, hlm.71-87