You are on page 1of 11

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II

MODUL 7

WETTED WALL COLUMN

LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPNVETERAN JAWA TIMUR
SURABAYA
PERCOBAAN
WETTED WALL COLOUMN
I. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa
dan panas serta untuk mempelajari pengaruh laju alir udara dan air terhadap koefisien
perpindahan massa dan juga panas

II. LANDASAN TEORI


Penguapan air ke udara untuk memperbesar humidity udara disebut dengan humidifikasi.
Yang berhubungan dengan operasi adalah penguapan air ke udara dengan tujuan
mendinginkan air. Dehumidifikasi adalah operasi pengembunan uap air dari udara untuk
memperkecil humidity udara.
Humidifikasi dan dehumidifikasi menyangkut perpindahan material antara fase liquid murni dan
gas yang tidak larut. Humidifikasi, misalnya terjadi pada perpindahan air dari fase liquid ke
campuran udara dan uap air. Dehumidifikasi terjadi sebaliknya dimana uap air berpindah dari
keadaan uap ke keadaan liquid.
Humidity (H) didefinisikan sebagai jumlah massa uap yang dibawa oleh satuan massa
gas bebas uap.
H = MA . PA ..(1)
MB(1 PA)

Dimana :
H = Humidity (lb air/lb udara kering)
PA = Tekanan Parsial Uap (atm)
MA = Berat Molekul Uap (misal uap H2O)
MB = Berat Molekul Gas (misal udara)
Hubungan antara humidity dan mol fraksi uap (yA) :

yA = H/MA ..(2)
1/MB + H/MA

Biasanya H/MA lebih kecil bila dibandingkan dengan 1/MB sehingga sama dengan H
Saturated Humidity adalah keadaan gas dimana uap yang dibawa dalam kesetimbangan
dengan liquid pada suatu gas.
Hs = MA . PA ..(3)
MB(1 PA)
Dimana : PA = Tekanan uap liquid (atm)
Relatif Humidity adalah perbandingan dari tekanan partial uap dengan tekanan uap pada
tempertur gas.
HR = 100 (PA/PA)
Dimana : HR = Relatif Humidity

ADIABATIK SATURATION HUMIDITY

Spray Chamber

Gas mutlak gas keluar


H, T

Make up
Water Ts
Gambar. 1

Gas dengan humidity H dari suhu T mengalir masuk ke Spray Chamber dengan diisolasi
sehigga prosesnya adiabatic. Liquid disirkulasi dengan pompa dari reservoir yang ada dibagian
bawah spray chamber yang dispraykan lewat C dan dikembalikan ke reservoir. Gas yang lewat
ke dalam chamber menjadi dingin dan terjadi humidifikasi dimana suhu diturunkan dan humidity
dinaikkan. Pada keadaan steady state, suhu liquida mencapai Ts dan disebut adiabatic
saturation temperature. Jika gas tidak jenuh, suhu adiabatic saturation akan lebih rendah dari
suhu gas masuk.
Bila gas dan liquid berkontak cukup lama sehingga liquid dan gas keluar berada dalam
kesetimbangan, maka gas yang keluar akan jenuh pada suhu Ts dan kelembaban Hs.
Untuk mengatasi kehilangan liquid karena penguapan dalam chamber tersebut
diperlukan make up liquid yang ditambahkan ke reservoir pada suhu Ts. Jika dibuat balance
dengan suhu reperence Ts dianggap kerja pompa = 0, entalpi make up of liquid = 0, maka
diperoleh ;
Cs (T Ts) + H . s = Hs . ..(4)
Dimana :
Hs = Saturation humidity pada Ts (lb air/lb udara)
s = Panas latent pada Ts (Btu/lb)
Cs = Humidity pada suhu Ts (Btu/lboF)
Maka :

H Hs C
s
T Ts s

WET BULB TEMPERATUR


Merupakan suhu dalam keadaan steady dan tidak setimbang jika sejumlah kecil liquid
dikontakkan dengan gas yang kontiyu pada keadaan adiabatic.
Jika gas (udara) tidak jenuh dan pada keadaan tetap (steady), maka akan dicapai suhu liquid
tertentu sedemikian hingga panas yang diperlukan untuk menguapkan liquid tertentu
sedemikian hingga panas sensible mengalir dari gas ke liquid., suhu ini disebut wet bulb
temperature (Tw). Tw merupakan fungsi dari T dan H dan tidak tergantung pada kecepatan gas.
Suhu yang sesungguhnya yaitu suhu yang ditunjukkan oleh temperature disebut Dry bulb
temperatur (Td). Wet bulb temperatur pada permukaan menyamai adiabatic saturation
temperatur. Untuk campuran antara udara air harga Tw dan Td mendekati sama.
Pengukuran Tw dapat dilakukan dengan menggunakan termometer yang dibungkus dengan
kapas basah yang akan berkontak dengan udara.

WETTED WALL COLUMN


Koefisien perpindahan massa merupakan besaran empiris yang dipakai untuk memudahkan
penyelesaian persoalan persoalan perpindahan massa antar fase, yang dibiarkan disini
adalah koefisien perpindahan massa dari fase gas ke fase liquid atau sebaliknya. Pada
penguapan air dari permukaan cairan ke udara, terjadi perpindahan massa dari fase air ke fase
gas pada bidang batas cairan dan gas (interface).
Salah satu cara untuk menentukkan koefisien perpindahan massa dalam fase gas adalah
dengan menggunakan wetted wall column dengan mengetahui luas kontak antara dua fase
pada kondisi operasi, Wetted Wall Column merupakan tube vertikal dengan aliran liquida dari
atas turun melewati sisi tabung (gelas kaca) sedangkan fase gas mengalir secara searah atau
berlawanan arah.
Jika liquida murni digunakan maka tahanan perpindahan massa terjadi pada fase gas dari
interface ke gas. Tahanan didalam kolom dapat dianggap konstan jika pressure drop pada
kolom kecil dibandingkan dengan tekanan total.
Untuk menentukan koefisien perpindahan massa pada wetted wall column, dapat ditinjau pada
jarak dz. Persamaan ratio perpindahan massa pada kondisi steady state :
dNA = KG (PAi PAG) dA ......................................(5)
Dimana :
dNA = Rate perpindahan massa (lb mol/jam)
KG = Koefisien perpindahan massa fase gas (lb mol/jam ft2 atm)
PAi = Tekanan partial uap air pada interface (atm)
PAG = Tekanan partial uap air pada gas (atm)
dA = Luas permukaan perpindahan massa (ft2)

a = air
L2 V2
X2 Y2
L+dL V+dV
X+dX Y+dY
dz

L1 b = udara
X1 V1
(Gambar.2) Y1
Ditinjau dari dz, neraca massa total dan neraca massa komponen dapat dibuat dL = dV
d (L . V) = d (V . Y) = dNA
Dimana :
L = Laju alir air (ml/s)
V = Laju ali udara (ml/s)
X = Fraksi mol air dalam fase liquid
Y = Fraksi mol air dalam fase gas (uap air)
Karena X = 1, maka :
dNA = dL = d (V . Y) = V . dy + y . dV
dL y . dV = V . dy, dimana dL = dV
dL y . dL = V . dy
dL(1 y) = V . dy
dL = V . dy = dimana dNA = dL
(1 y)
dNA = V . dy .............................(6)
(1 y)
V . dy = KG (Pi PG) dA .............................(7)
(1 y)
Pi PG = b (yi y)
Persamaan (3) menjadi
V . dy = KG . P . (yi y)
(1 y)
dA = V . dy
KG . P(yi y)(1 y)
Integrasi
A
o dA = y1 y2 V . dy
KG . P(yi y)(1 y)

Untuk menyelesaikan integrasi diatas, diperlukan beberapa asumsi. Dianggap harga KG/F
mendekati konstan. Dan hanya variabel yang tidak berkaitan dengan y yaitu = yi. Harga yi
dipengaruhi oleh temperatur interface yang berbeda beda pada tiap bagian kolom. Untuk itu
diambil harga yi yang konstan. Jika beda temperatur liquid yang tidak terlalu besar, yi dapat
diambil sebagai harga rata rata pada saat masuk dan keluar,disimpulkan sebagai yi.
Diasumsikan pula pada kondisi yang disebutkan diatas, perbedaan temperatur bulb dan
temperatur interface dari liquid kecil sehingga digunakan temperatur bulb liquid sebagai
pengganti temperatur interface.
Persamaan menjadi :
A = V y1 y2 dy
KG . P (1 y)(y y)
A = V ln (yi yi) (1 y2)
KG . P(1 yi) (yi y2) (1 y1)
KG . P. A = 1 ln (yi yi) (1 y2)
V (1 yi) (yi y2) (1 y1)
Jika harga yi dan y sangat kecil, maka harga (1 y) mendekati satu dan persamaan menjadi :
KG . P. A = ln (yi y1) ...............................(8)
V (yi y2)
Harga log mean didefinisikan sebagai :
(yi y) lm = (yi y1) (yi y2) ................................(9)
ln(yi yi)/(yi yi)
Substitusi persamaan (4) dan (5)
KG . P. A = y2 y1
V (yi y) lm
KG = V (y2 y1)
P . A (yi y) lm
Dimana :
KG = Koefisien perpindahan massa antara udara dan liquid (lbmol/jam ft2atm)

P = Tekanan udara

V = Kecepatan linier ( m/s )

A = Luas permukaan pipa gelas (m2)

Y1= fraksi mol udara (kolom atas)

Y2= Fraksi mol udara (kolom bawah)

Y = Fraksi mol uap di interfase

Pada wet bulb temperatur, panas yang dikeluarkan udara sama dengan yang diterima oleh air,
panas yang dikeluarkan udara (panas sensible)
q = (hG + hR) A (t tw) ...............................(10)
dimana :
hG = Koefisien perpindahan panas antara gas dan permukaan liquid (Btu/jam ft2 oF)
hR = Koefisien perpindahan panas karena radiasi (Btu/jam ft oF)
t = Temperatur gas (oF)
tw = Temperatur Wet bulb (oF)
Panas yang diterima oleh liquid :
q = MA . NA . w ...............................(11)

dimana :
MA = Berat molekul air
w = Panas latent air pada tw (Btu/lb)
Dengan anggapan bahwa tidak ada gradien suhu dalam liquid maka t1 = tw
Sehingga persamaan rate perpindahan massa dari air interfase :
NA = KG . A (Pw P) .............................(12)

Dari persamaan (6) , (7) dan (8)


(hG + hR) A (t tw) = MA . w . KG . A(Pw P)
jika hR <<< dibandingkan hG, maka :
hG (t tw) = MA . w . KG(Pw P) .............................(13)
jika H = P . MA/MB dan Hw = Pw . MA/MB
dimana H = Humidity
MB = Berat molekul rata rata udara
Maka persamaan (9) menjadi :
hG(t tw) = MB . w . KG(Hw H)
hG = 29 w . KG(Hw H)
(t tw)
B
TW2

Td2

V1 V3

V2
A

G
V5

F
V4

TW1
Td1

V6
E C

Gambar Rangkaian Alat Wetted Wall Column

Keterangan gambar :

A = kolom WWC E = Tangki ekspansi udara V = Valve


B = Tangki overflow F = Manometer = aliran air
C = Tangki feed G = Manometer = aliran udara
D = Pompa H = Kompresor
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Isi tangki penampung atas sampai penuh dan bukalah kran yang ada di bawah
tangki (dibuka sedikit), lalu biarkan beberapa saat sehingga terjadi overflow pada
constant head tank. Selanjutnya atur aliran air pada suatu harga tertentu dan ukur
laju alirnya, aliran air tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis dan
merata pada setiap dinding ppa gelas (perhatikan tangki penampung air yang
paling atas harus seringkali diisi dengan air).
2. Jalankan kompresor untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas, bila keadaan
sudah mantap (steady state), atur laju alir pada suatu harga dan catat harga ini.
3. Bila keadaan sudah mantap, kemudian amati data di bawah ini (tabelkan) :
a. Laju alir air
b. Laju alir udara
c. Suhu air masuk dan keluar
d. Suhu ruangan
e. Tekanan barometer
f. Diameter pipa gelas dan panjang pipa dimana terjadi kontak udara dan air.
4. Bila keadaan memungkinkan, ulangi untuk variabel laju alir udara dan air.
DAFTAR PUSTAKA

Bedger, W.L., 1995, Introduction to Chemical Engineering International Student


Edition, hal 369-384, Mc grow Hill Book Company, New York.

Geankoplis, C.J., 1978, Transport Process and Unit Operation, Second Edition, hal
514-520, Ailyn and Bacoh Inc, Boston.

John H, Perry, Chemical Engineering Hand Book, Third Edition, hal 170-173, Mc
growHill Book Company, Japan.

Mc Cabe, W.L., 1983, Unit Operation of Chemical Engineering,Foutrh Edition, Hal


597-599, Mc grow Hill Company, New York.

You might also like