Professional Documents
Culture Documents
KESEHATAN LINGKUNGAN
Disusun oleh:
1261050016
JAKARTA
2016
1. PENGENDALIAN RADIASI
A basic calibration may use time-consuming, arduous, and expensive methods for initial
primary standard measurements. In contrast, an on-going quality control system should
be compact, rugged, simple to use, and relatively inexpensive. It should have the
capability of yielding highly reproducible measurements that can be related to the basic
calibration data. It would be desirable to use the same system for routine monitoring of
process lines, as well as for complete mapping under operating conditions.
Various plastic film materials have been utilized to measure radiation fields. The
radiachromic materials have been found to have advantages in reproductibility, stability,
equivalent response to electrons and gamma ray fields, dose rate independence and
negligible variation for most environmental parameters. A simple photometer has been
developed for read-out. The physical and chemical properties of the total system are
described.
A standard radiachromic has been selected for application to radiation processing. This
material has a dose range of 5 104 to 3 107 rads, no dose rate effects to above 4
1014 R/sec, an equivalent response to electrons and gamma rays, shelf life of greater
than one year. Other forms are also applicable to radiation processing.
EXECUTIVE SUMMARY:
Namun, Instrumen kalibrasi dasar pada zaman ini dirasa terlalu memakan waktu,
mahal, dan rumit untuk sekedar melakukan pemeriksaan dasar. Namun teknologi materi
radiokromatik hadir sebagai instrument kalibrasi terbaru yang reliable, stabil, dan dengan
hasil yang lebih cepat dan konsisten.
Selain itu materi radiokromatik juga menunjukan hasil pembacaan radiasi yang stabil
dan reproduksibel dalam beberapa kali pembacaan. Radiokromatik standar telah dipilih
untuk pengamanan proses pemberdayaan radiasi, yang memiliki kemampuan
membaca kekuatan dosis radiasi 5 104 sampai dengan 3 107 rad.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Devo Kaddafi
cukup menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang tidak
memperhatikan kebersihan dari Pantai yang menjadi icon utama dari pariwisata
Bulukumba tersebut.
"Andalan pariwisata di Sulsel itu salah satunya Bira. Dan itu jadi ikon. Harusnya
lebih diperhatikan kebersihannya, ditata lebih indah. Kalau tidak ditata sayang,"
ujar Devo.
Selain itu, ia menambahkan bahwa bagus memang jika saat ini Kab Bulukumba
mengembang beberapa pariwisata seperti Apparallang dan Pantai Bara. Tetapi
jangan sampai mengabaikan Pantai Bira yang sudah menjadi icon.
Executive Summary
Pantai Bira merupakan salah satu icon pariwisata yang paling terkenal di Kabupaten
Bulukumba, namun sangat disayangkan pengunjung membuang sampah-sampah mereka
secara sembarangan. Peristiwa ini telah menjadi sorotan pengguna media sosial yang mulai
mengeluhkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di pantai Bira. Pemerintah dirasa
mengacuhkan keadaan pantai tersebut seperti yang dikatakan oleh Kepala Bidang Pemasaran
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Devo Kaddafi.
Pemerintah dianggap lamban dalam menyelesaikan masalah ini, namun perbaikan
akan segera berjalan dan usaha pelestarian dan kesehatan lingkungan pariwisata Pantai Bira
dapat terlaksana. Devo mengatakan bahwa beliau akan mencetuskan sebuah program kerja
sama dengan pemerintah setempat untuk menjaga kesehatan lingkungan pantai Bira.