Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah.Sedangkan leukosit
merupakan salah satu sel darah lainnya yang sangat berperan sebagai benteng
tubuh dari berbagai ancaman. Pada ikan yang terserang penyakit terjadi perubahan
pada nilai hematokrit, kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel
darah putih.
Oleh karena itu, penting bagi kita melakukan pengujian terhadap kualitas
darah dari suatu jenis ikan atau organisme akuatik lainnya untuk mengetahui dan
menyimpulkan kondisi dari organisme tersebut. Pengujian tersebut dapat
dilakukan dengan menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih dari
suatu sampel ikan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung jumlah sel darah merah dan sel
darah putih pada ikan lele (Clarias sp.).
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat menghitung dan
mengetahui jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada ikan lele (Clarias
sp.).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan
Ikan adalah makhluk yang hidup di air, hewan berdarah dingin (poikiliterm)
yang hidup di lingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan
menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. Poikiloterm
artinya dapat menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan atau air dimana
ia berada. Untuk memudahkan mengenali ikan maka spesies tersebut
dikelompokan berdasarkan ciri yang dimiliki. Dalam hal pengelompokan memang
terdapat beberapa perbedaan antara ahli taksonomi ikan. Menurut Eschmeyer
(1998), ikan dibagi menjadi enam kelas, yakni Myxini, Cephalaspidomorphi,
Elasmobranchii, Sacropterygii, dan Actinopterygii.
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam, dengan
jumlah spesies lebih dari 27.000 spesies di seluruh dunia. Struktur tubuh ikan
sebagian besar dibentuk oleh rangkanya, tulang penyusun tubuhnya ada tulang
rawan, dan adapula tulang sejati. Insang dan ekor yang mereka miliki membantu
mereka untuk bergerak dengan cepat di dalam air (Fujaya 1999).
3
juga terdapat organ pengecap yang berfungsi menyeleksi makanan. Faring pada
ikan (filter feeder) berfungsi untuk menyaring makanan, karena insang mengarah
pada faring maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang
(Fujaya, 2002).
Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah sirip
tunggal, yaitu sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Ikan lele juga mempuyai
dua buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada. Di samping
digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk menjaga
keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak. Pada bagian sirip
dada terdapat sirip yang runcing dan keras yang disebut patil yang digunakan
sebagai senjata. Di samping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan
di darat tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang
cukup jauh.
Ikan lele memiliki kemampuan hidup di dalam lumpur dan air dengan
kandungan oksigen rendah. Hal ini disebabkan karena ikan ini memiliki alat
pernapasan tambahan (arborescent) yang terdapat di dalam ruang udara sebelah
atas insang, sehingga ikan lele dapat mengambil oksigen untuk bernafas langsung
dari udara di luar air. Ikan lele termasuk hewan malam (nokturnal), yang aktif
bergerak pada malam hari dan bersembunyi pada siang hari. Pakan ikan lele
berupa pakan alami dan pakan tambahan (Suyanto 2007).
4
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostareophyci
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
9
1
=
2.10 Haemocytometer
Haemacytometer merupakan alat yang didesain khusus untuk menghitung sel
darah tetapi haemocytometer juga dapat digunakan untuk menghitung sel tipe lain
yang berukuran mikroskopik. Haemacytometer ditemukan oleh Louis Charles
Malassez dan terdiri atas gelas kaca mikroskop dengan bentuk seperti empat
persegi panjang dengan lekukan yang membentuk kamar. Kamar diukir dengan
menggoreskan laser yang membentuk garis tegak lurus. Alat ini dibuat dengan
sangat hati-hati oleh orang yang ahli sehingga batas area bergaris diketahui dan
kedalaman kamar diketahui.
10
kokoh yang dirancang untuk mendapatkan suspensi sel dalam lapisan tipis di atas
guratan yang digoreskan pada lempeng. Guratan-guratan terdiri dari segiempat-
segiempat dan bujur sangkar yag besar yang tersusun dalam baris dan kolom. Satu
kelompok yang terdiri dari 25 bujur sangkar di pusatnya dipisahkan lebih jauh
menjadi 16 bujur sangkar kecil. Bagian tengah lempeng lebih rendah daripada
serambi di bagian luar. Jalur yang mirip dengan parit dalam memisahkan bagian
tengah dari bagian luar serambi pada setiap sisi. Lapisan penutupnya tebal
sehingga tahan bengkok. Hal ini memungkinkan adanya lapisan tipis suspensi sel
dengan ketebalan yang diketahui dan seragam, yang terletak di atas segiempat-
segiempat dengan luas yang diketahui. Rapatan sel diperkirakan dengan
menghitung sel dalam bujur-sangkar yang khas. Jenis pengaturan dalam guratan
tidak akan mempengaruhi penentuan. Yang penting adalah penggunaan yang
benar dari lempeng-lempeng penghitung (Michael 1994).
11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan :
a. Ikan lele
b. Larutan Hayems
c. Larutan Turks
d. Alkohol
12
3.3 Prosedur Praktikum
a. Perhitungan Sel Darah Merah
Disiapkan mikroskop dengan perbesaran tertentu (40x), lalu
diletakkan haemacytometer dibawah mikroskop, diamati sampai
terlihat kotak kotak kecil baik untuk tempat perhitungan SDM
maupun SDP.
Jmlah Sel
Pengenceran Ketebalan
Jumlah Sel Darah Putih Luas Darah
Rata- dengan Haemasit
Kel Total Kotak Putih
Rata Larutan ometer
Hitung (Sel/mm
Hayem's (mm)
1 2 3 4 3)
Jmlah Sel
Pengenceran Ketebalan
Jumlah Sel Darah Putih Luas Darah
Rata- dengan Haemasit
Kel Total Kotak Putih
Rata Larutan ometer
Hitung (Sel/mm
Hayem's (mm)
1 2 3 4 3)
15
6 123 15 121 111 370 92.5 296000
7 115 120 135 127 497 124.25 397600
8 115 109 107 124 455 113.75 364000
9 235 216 209 200 860 215 688000
10 211 143 176 150 680 170 544000
11 233 158 204 154 749 187.25 599200
12 70 42 72 45 229 57.25 183200
13 126 98 109 115 448 112 358400
14 78 90 116 115 399 99.75 319200
15 178 196 181 187 742 185.5 593600
Pengenceran Jumlah
Ketebalan
Jumlah Sel Darah Putih dengan Luas Sel Darah
Rata- Haemasito
Kel Total Larutan Kotak Merah
Rata meter
Hayem's Hitung (Sel/mm
(mm)
1 2 3 4 5 3)
16
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih digunakan
Larutan Hayems dan Larutan Turks. Larutan Hayem adalah larutan isotonis yang
dipergunakan sebagai pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah.
Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih
akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja. Larutan Hayem
terdiri dari 5gr Na-sulfat, 1 gr NaCl, 0,5gr HgCl2 dan 100 ml aquadest.
Larutan Hayem dibuat dari campuran senyawa natrium sulfat (berair
kristal)5g, natrium klorida 1g, merkuri klorida 0,5g dan air ditambahkan hingga
volumenya menjadi 200 ml. Larutan harus disaring sebelum dipakai.
Untuk mengencerkan darah dalam pipet eritrosit, lalu kemudian dimasukkan
kedalam kamar hitung Hemasitometer. Jumlah sel darah merah dihitung dalam
volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi. Sebagai larutan
pengencer digunakanlah larutan hayem ini. Untuk mengencerkan darah dalam
pipet leukosit, lalu kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung Hemasitometer.
Jumlah sel darah putih dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan
faktor konversi. Sebagai larutan pengencer digunakanlah larutan Turk ini.
Larutan Turk adalah larutan yang sejenis dengan larutan Hayem, hanya saja
fungsi dan komposisinya yang berbeda. Larutan ini digunakan untuk pengencer
darah pada saat penghitungan sel darah putih. komposisi larutan turk terdiri dari
larutan gentian violet 1% dalam 1 mL air, asam asetat glacial 1 mL, dan 100 mL
aquadest.
Tabel 1 dan Tabel 2 adalah tabel yang menunjukan jumlah sel darah merah
dan sel darah putih pada ikan lele kelompok kami. Jumlah sel darah merahnya
3670000 Sel/mm3. Jika dibandingkan dengan literatur jumlah tersebut jauh dari
normal. Jumlah eritrosit pada ikan teleostei berkisar antara (1,05 - 3,0) x 106
sel/mm3 (Irianto 2005). Rendahnya eritrosit merupakan indikator terjadinya
anemia, sedangkan tingginya jumlah eritrosit menandakan ikan dalam keadaan
stres. Dapat dipastikan bahwa ikan milik kelompok kami sedang dalam keadaan
stress. Jumlah sel darah putihnya 688000 Sel/mm3. Jika dibandingkan dengan
literatur jumlah tersebut juga jauh dari normal. Leukosit tidak berwarna dan
jumlah leukosit total ikan teleostei berkisar antara 20.000-150.000 butir tiap
mm3.
Pada Tabel 3 yaitu pada tabel Hasil Pengamatan Kelas Kelautan Sel Darah Merah
pada Ikan Lele (Clarias sp.) terlihat bahwa hasilnya berbeda-beda pada masing-
masing kelompok. Jumlah Sel Darah Merah terbesar adalah 5060000 Sel/mm3,
sedangkan Jumlah Sel Darah Merah terkecil adalah 1810000 Sel/mm 3. Jumlah
eritrosit pada ikan teleostei berkisar antara (1,05 - 3,0) x 106 sel/mm3 (Irianto
17
2005). Jumlah leukosit total ikan teleostei berkisar antara 20.000-150.000 butir
tiap mm3.
Menurut kami perolehan hasil perhitungan pada kelopmpok kami dengan
kelompok lain jika dibandingkan, tidak sedikit yang mendapat hasil yang jauh
berbeda dari hasil kelompok kami. Leukosit tidak berwarna dan jumlah leukosit
total ikan teleostei berkisar antara 20.000-150.000 butir tiap mm3. Dari hasil
pengamatan, kelompok kami memperoleh jumlah sel darah putih / leukosit
adalah 688000 sel/mm3. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah leukositnya berada
pada keadaan tidak normal karena melampaui jumlah normal leukosit ikan
teleostei atau ikan lele.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaknormalan jumlah leukosit
tersebut adalah menurut Moyle dan Chech (1988), leukosit berfungsi sebagai
sistem pertahanan tubuh yang akan dikirim secara khusus ke daerah yang
terinfeksi dan mengalami peradangan yang serius. Arry (2007) melaporkan
bahwa peningkatan jumlah leukosit total terjadi akibat adanya respon dari tubuh
ikan terhadap kondisi lingkungan pemeliharaan yang buruk, faktor stres dan
infeksi penyakit. Sedangkan penurunan jumlah leukosit total disebabkan karena
adanya gangguan pada fungsi organ ginjal dan limpa dalam memproduksi
leukosit yang disebabkan oleh infeksi penyakit. Menurut Irianto (2005), salah
satu contoh penyakit pada ikan yang menyebabkan gangguan pada ginjal dan
limpa antara lain Aeromonas hydrophila.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan kita dapat mengetahui bahwa
jumlah sel darah merah (eritrosit) adalah 3.670.000 sel/ml dan jumlah sel darah
putih (leukosit) adalah 688.000 sel/ml.
Jumlah sel darah ini bervariasi, tergantung dari musim, spesies serta kondisi
kesehatan ikan. Pada ikan- ikan budidaya, seperti ikan mas, nila, baung, patin,
lele, dan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml. Sedangkan jumlah
sel putih sekitar 200.000- 300.000 sel/ ml. Hal ini menunjukan kesalahan pada
perhitungan sel darah putih karena beberapa prosedur yang tidak teliti, dan
tergantung pada kondisi ikan lele yang terjadi.
5.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat melakukan perhitungan sel darah merah ataupun
putih dengan teliti dan hati-hati agar kesalahan dalam perhitungan sel darah tidak
terjadi, sehingga dapat diperoleh data yang valid.
19
DAFTAR PUSTAKA
Amlacher E. 1970. Text Book of Fish Disease. D.A.T.F.H. Publication. New York.
USA. hlm 302.
20
LAMPIRAN
21
Lampiran 2. Kegiatan Praktikum
Gambar 1. Ikan lele ditimbang Gambar 2. Ikan lele diiris untuk diambil
(Dokumentasi Pribadi, 2016) darahnya
(Dokumentasi Pribadi, 2016)
22
Gambar 7. Pengamatan dan
Perhitungan Sel Darah Putih
(Dokumentasi Pribadi, 2016)
23