Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi sistem saraf pusat (SSP) pada anak dapat mengakibatkan morbiditas dan
mortalitas yang besar jika tidak terdeteksi dan tertangani secara tepat. Inflamasi yang
terjadi pada sistem saraf pusat meliputi 3 diagnosis yang sulit dibedakan secaraklinis,
yaitu meningitis, ensefalitis dan meningoensefalitis (Carlo, 2011). Meningitis bakterial
adalah salah satu penyakit SSP yang mengancam jiwa dan menyebabkan kelainan
neurologis, terutama pada anak-anak (Kennedy et al.,2007).
Mortalitas sebesar 12,5% dan menderita kelainan neurologis sebagai gejala sisa
sebesar 30% (Hussain et al., 1998). Fatality rate berkisar antara 2% pada bayi dan anak-
anak dan 20-30% pada neonatus dan dewasa (Saez-Llorens et al., 2003). Penelitian lain
menunjukkan case fatality rate meningitis bakterial akut pada anak secara keseluruhan
sebesar 36%. Negara maju seperti amerika memiliki fasilitas kesehatan lebih lengkap,
case fatality rate meningitis bakterial pada anakmendekati 10% (Farag et al., 2005).
Pusponegoro et al. (1998) melaporkan walaupun penatalaksanaan secara tepat telah
dilakukan sedini mungkin, angka kematian masih tinggi yaitu sekitar 30% pada anak-
anak dan 20-30% pada neonatus.
Perawatan meningensefalitis seperti MRI, lumal fungsi dan lainnya yang dapat
dilakukan di rumah sakit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat asuhan
keperawatan Anak pada An. E 15 Tahun dengan Meningoensefalitis di RSUP Dr.
Kariadi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada anak yang
mengalami meningoensefalitis.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan asuhan keperawatan ini adalah
mahasiswa:
- Mampu mengidentifikasi masalah fisik yang muncul pada anak
dengan meningoensefalitis.
- Mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
meningoensefalitis.
BAB IV
PEMBAHASAN
An. EP (15 tahun) dirujuk Ke RSUP Dr. Kariadi Sabtu 1 April 2017 karena mengalami
penurunan kesadaran, dibawa ke ruang anak lantai 1 dan dilakukan pengkajian pada senin
3 April 2017 pada pukul 10.00 WIB. Tn. S megatakan kejadian mulanya1 bulan lau saat
anak sedang mengikuti ujian praktik namun tiba-tiba mengalami kejang.
Tn. S mengatakan Anak pernah mengalami benturan yang hebat sampai dari
keningnya keluar darah, namun karena takut ketahuan anak merahasiakan dari orang tua
dan keluarga. Tn. S mengatakan anak tidak pernah mengalami masalah sebelumnya, saat
didalam kandungan sampai dengan sebelum kejang anak tidak memiliki sakit yang berat
atau riwayat kejang sebelumnya. Tn. S juga menjelaskan tumbuh kembang anak yang
normal.
BAB V
KESIMPULAN SARAN
A. Kesimpulan
Meningoensefalitis merupakan salah satu infeksi sistem saraf pusat yang
merupakan masalah serius dan membutuhkan pengenalan serta penanganan segera untuk
memperkecil gejala sisa dan memastikan kelangsungan hidup pasien (Baoezier, 2002).
An. EP (15 tahun) mengalami Meningoensefalitis dengan diagnosa dan tindakan
keperawatan sebagai berikut :
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa.
Mempelajari secara komperhensif tentang pengakajian fisik yang khas ditemui,
analisa data yang muncul, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan menganalisa respon yang muncul dan mengevaluasi seluruh tindakan
keperawatan yang telah dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan anak
dengan kasus Meningoensefalitis.
b. Pelayanan Kesehatan.
Saran untuk pelayanan di rumah sakit agar asuhan keperawatan yang diberikan
tidak hanya sebatas masalah fisik saja, namun juga dapat diberikan asuhan
keperawatan psikososial pada pasien di ruang rawat sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit. Sedangkan saran untuk perawat ruangan agar dapat terus
memotivasi dan melibatkan anak dan keluarga dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan serta lebih memperhatikan tumbuh kembang pada anak dan memotivasi
dan mengembangkan pemeriksaan saraf neurolgis secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, A. 2011. Kejadian meningitis bakterial pada anak usia 6-18 bulan yang menderita
kejang demam pertama. Sari Pediatri.13(4):293-8.
Bulechek, Gloria. M, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochterman, dan Cheryl M.
Wagner. 2016 . Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi ke enam. CV
Mocomedia . Elsevier Inc.
Herman T. Heather dan Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi / Nanda International Inc. Nursing diagnose : Definition &
Classification 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC
Morhead, Sue, Marion Jhonson, Meridean L. Maas dan Elizabeth Swanson. 2016 .
Nursing Outcomes Clasification (NOC) / Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi
kelima . CV Mocomedia . Elsevier Inc.
Chaudhuri, A., Martin, P.M., Kennedy, P.G.E., Seaton, R.A., Portegies, P., Steiner, I.
2008. EFNS guideline on the management of communityacquired bacterial
meningitis: report of an EFNS Task Force on acute bacterial meningitis in older
children and adults. Eur J of Neurology. 15: 649659
Geiseler, P.J., Nelson, K.E. 1998. Bacterial meningitis without clinical signs of
meningeal irritation. South Med J. 75:448.
Aprilia dan Budi. 2015. Pemeriksaan Neurologis pada Kesadaran Menurun. Fakultas
Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta, Indonesia.