Professional Documents
Culture Documents
Bekerjasama dengan:
JAKARTA
1
Kursus satu hari ini akan memberikan guidelines dalam menatalaksana
keadaan yang mengancam nyawa pada saat persalinan, Latihan simulasi
penanganan secara tim keadaan gawat yang kompleks dan diskusi kelompok
untuk masalah yang kontroversi.
Materi pada buku panduan ini mengacu pada materi yang dikembangkan
untuk kursus PROMPT pada Southmead Hospital, Bristol, UK dan penelitian
SAFE.
Sebagai tambahan, algoritme yang digunakan bersumber dari Resuscitation
Council (UK) dan the Royal College of Obstetricians and Gynaecologists,
UK.
Kursus akan diselenggarakan secara simultan pada tiga tempat yang berbeda
dengan sumber materi yang sama namun disesuaikan dengan kebutuhan
lokal, yaitu:
- KK Women’s and Children’s Hospital Singapore
- Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia
- Brawijaya University, Malang, Indonesia
2
INTRODUCTION
This one-day course provides guidelines for managing life-threatening obstetric situations,
firedrills to simulate the team management of complex emergencies, and discussion groups
for controversial topics.
Research carried out in Bristol UK has shown that “fire drills” based in one’s own hospital
are an effective means of practical teaching that do not require the expense of high fidelity
simulators. This allows staff to practice in a familiar environment and with familiar
equipment and clinical teams. Published research supports an improvement in clinical
outcomes with regular multidisciplinary training sessions.
The workshop is based on the Prompt course developed by Mr Tim Draycott who won the
‘Hospital Doctor’ Doctor of the Year award in 2007, but the sessions are adapted for
circumstances in Indonesia.
The faculty for this day includes Bristol obstetricians and anaesthetists involved in fire drill
training as well as obstetric anaesthetists from the KK Women’s and Children’s Hospital
Singapore, the Royal Hospital for Women Sydney, John Hunter and the local Cipto
Mangunkusumo Hospital.
The aim is that the delegates are given the tools needed to set up fire drill training in their
own hospitals.
The official language for the workshop will be in English, but the handbook will be in
Bahasa Indonesia, to make it easier for the participants to understand the guidelines.
Mike Kinsella
Course Director
3
DAFTAR ISI
Page
Daftar Isi 4
Penyelenggara 5
Peserta 6
Jadwal 7
Cardiorespiratory collapse / CPR 8
Resuscitation Council (UK)
adult advanced life support algorithm
Resusitasi bayi Baru Lahir 14
Perdarahan Post Partum 17
Guidelines Perdarahan
Eklamsia 21
Guideline Preeklamsia
Guideline Eklamsia
Gagal Intubasi 25
Guideline gagal intubasi
Distosia Bahu 27
Guideline Distosia Bahu (RCOG)
Prolaps Tali Pusat 29
Persalinan Presentasi Bokong 32
Diskusi Kasus
Penyakit Jantung pada Kehamilan 34
Resusitasi Janin intrauterine 38
Teknik anestesia umum pada operasi SC Darurat 39
4
PENYELENGGARA
Course director:
Mike Kinsella**
Overseas Faculty:
Bristol, United Kingdom
MK – Mike Kinsella
MS – Mark Scrutton
SB – Sonia Barnfield
DS – Dimitri Siasakos
Sydney, Australia
SG – Stephen Gatt
KK – Kylie Jean Ravenscroft King
Singapore
WF – Wendy Fun
WT – Wendy Teoh
5
DAFTAR NAMA PESERTA
KELOMPOK A KELOMPOK B
No Nama Peserta Spesalis No Nama Peserta Spesialis
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
KELOMPOK C KELOMPOK D
No Nama Peserta Spesalis No Nama Peserta Spesialis
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
KELOMPOK E
No Nama Peserta Spesalis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
6
JADWAL:
7
DRILL: SYOK DAN RESUSITASI IBU HAMIL
Kata kunci
Lakukan bantuan hidup dasar secepatnya begitu diketahui terjadi henti jantung
Posisi pasien lateral kiri
Keputusan untuk melakukan operasi sesar dalam waktu 5 menit, lama operasi tidak
boleh lebih dari 15 menit
Mencari penyebab henti jantung bila diduga karena obstruksi (emboli paru, emboli
cairan amnion, pneumothorak tension)
Penilaian pertukarangas di paru-paru
Atur kerjasama dan tugas selama resusitasi
Seorang wanita selama proses persalinan mengeluh sesak nafas, mual dan rasa seperti mau
pingsan. Pasien lalu tidak sadar. Bidan tidak dapat meraba denyut nadi pergelangan tangan.
Peralatan
Manekin
Peralatan infus intravena
Pulse oximeter
8
RESUSCITATION COUNCIL (UK)
ALGORITME BANTUAN HIDUP LANJUTAN DEWASA
Respon (-)
Panggil petugas
resusitasi
Resusitasi jantung-paru
30:2 sampai alat
monitor/defibrillator
terpasang
Penyebab reversible :
Hipoksia Pneumothorak tension
Hipovolemia Tamponade jantung
Hipo/hiperkalemia Keracunan
Hipotermia Trombosis koroner/paru
9
RESUSCITATION COUNCIL (UK)
Bantuan Hidup Dasar Dewasa
Respon (-)
Minta bantuan
Pernafasan abnormal
(bradipnea/apnea)
Minta bantuan
2x nafas bantuan
30x kompresi dada
10
RESUSCITATION COUNCIL (UK)
ALGORITME BANTUAN HIDUP LANJUTAN DEWASA
Respon (-)
Panggil petugas
resusitasi
Resusitasi jantung-paru
30:2 sampai alat
monitor/defibrillator
terpasang
Penyebab reversible :
Hipoksia Pneumothorak tension
Hipovolemia Tamponade jantung
Hipo/hiperkalemia Keracunan
Hipotermia Trombosis koroner/paru
11
ALGORITME BRADIKARDIA
Tanda perburukan :
Ya - TD sistolik < 90mmHg Tidak
- Laju nadi < 40x/menit
- Aritmia ventrikel
- Gejala gagal jantung
Atropin
500 mcg IV
Respon baik
Tidak Ya
Resiko asistol :
- Asistol baru
Lanjutkan : - AV blok derajat II
- Atropin 500 mcgIV sampai Mobitz
maksimum 3 mg - AV blok komplit dgn
- Adrenalin 2-10 mcg/menit QRS lebar
- Obat alternatif - Jarak denyut ventrikel
- Alat pacu jantung transkutaneus > 3 detik
Tidak
Obat alternatif :
- Aminofilin
- Isoprenalin
- Dopamin
- Glukagon (bila terdapat kelebihan dosis obat beta bloker atau penghambat kalsium)
- Glikopirolat sebagai alternatif atropin
12
ALGORITME TAKIKARDIA (denyut nadi +)
Lebar Sempit
13
DRILL: RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
Seorang bayi neonatus cukup bulan lahir lemah, tidak bergerak dan tidak bernafas
Kata kunci
Sebagian besar bayi baru lahir tidak membutuhkan bantuan untuk transisi dari
kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Hanya sekitar 10% bayi baru lahir yang
membutuhkan bantuan untuk memulai bernapas dan hanya 1% yang membutuhkan
resusitasi lebih lanjut.
Antisipasi, persiapan adekuat, evaluasi yang tepat dan segera melakukan tindakan,
sangat penting dalam menentukan kesuksesan resusitasi pada bayi baru lahir.
Bayi yang tidak memerlukan resusitasi dapat dievaluasi dari jawaban ‘Ya’ pada
pertanyaan :
o Apakah usia gestasi cukup bulan
o Apakah cairan ketuban jernih dan tidak ada mekonium atau infeksi
o Apakah bayi bernafas atau menangis
o Apakah tonus otot baik
Bayi dapat segera dikeringkan, langsung ditempatkan di atas dada ibu dan diselimuti,
sambil terus diobservasi pernafasan, gerakan dan warna kulit
Jika jawaban dari pertanyaan tersebut adalah ‘TIDAK’ bayi harus mendapatkan satu
atau lebih dari 4 langkah berikut ini secara bertahap.
1. Langkah awal resusitasi adalah menghangatkan bayi, dengan menempatkan
di bawah sumber panas dengan posisi kepala ‘sniffing’ untuk membuka jalan
nafas.
2. Ventilasi
3. Kompresi jantung
4. Pemberian epinefrin dan/atau volume
Keputusan untuk melanjutkan tindakan dari satu langkah ke langkah berikutnya
ditentukan dengan penilaian ketiga tanda vital: respirasi, denyut jantung dan warna
kulit secara simultan
Jangka waktu untuk menyelesaikan setiap langkah, mengevaluasi ulang dan
memutuskan untuk melanjutkan ke langkah berikutnya adalah 30 detik.
Peralatan
14
Skill Check List (Basic Neonatal Resuscitation)
15
Algoritme Bantuan Hidup Pada Bayi Baru Lahir :
Bernafas,
DJ>100,
sianosis Kemerahan
Tidak bernafas
30 det atau DJ <100 Beri Tambahan
Oksigen
16
DRILL: PERDARAHAN PASCAPERSALINAN
Kata kunci
Peralatan
Pompa infusan
Sphygmomanometer / mesin pengukur tekanan darah automatis
Kantung darah golongan O resus positif/negatif
Sungkup muka, ambu bag dan ETT
Untuk pasien :
Aktor pasien memakai celana perdarahan, 500 ml NaCl 0,9% dimasukkan ke dalam celana
seolah-olah menyerupai uterus postpartum. Diberikan bercak darah di bagian bawah pasien.
Sesuatu yang berwarna merah ditarik keluar seolah-olah menyerupai perdarahan, plasenta
dan tali pusat.
17
Instruksi
Pasien memakai celana lengkap dengan seperti kantung darah, pastikan sudah ada bercak
darah pada celana sejak awal. Buat muka pasien agak pucat. Pasien duduk diatas bantal
berbercak darah yang diletakkan diantara paha. Papan kertas untuk tanda vital
Minta pertolongan
Tanda kedaruratan dibunyikan
Airway
Cek jalan nafas
Breathing
Cek pernafasan
Berikan Oksigen
Circulation
Baringkan pasien dan head down
Pasang 2 kanul IV besar
Ambil darah untuk DPL, BT/CT, Cross match untuk 6 unit darah
Siapkan 2 liter cairan kristaloid
Minta darah golongan O
Monitoring
Tekanan darah
Laju jantung
Sirkulasi dan perfusi jaringan
Kateter urin, ukur produksi tiap jam
Pertimbangkan CVP
Inspeksi
Jumlah perdarahan
Tonus uterus
Plasenta dan membrane
Perineum
Treatment
IM Ergometrine
Infus Syntocinon
Misoprostol PR
Carboprost/Hemabate IM
Pijatan uterus
Kompresi Bimanual
Keputusan untuk EUA
Documentation
Waktu, obat-obatan, anggota tim medik, dll
18
PERDARAHAN
Latihan 1 : Perdarahan
MINTA PERTOLONGAN
Bidan, dokter kebidanan,
anestesi, petugas laboratorium
Kompresi bimanual
Karboprost IM atau
Misoprostol oral/
rektal/vaginal
19
Tanda syok dan jumlah perdarahan
20
DRILL: EKLAMSIA
Kata kunci
Wanita 22 tahun G1P0 hamil 38 minggu dating untuk induksi persalinan karena
preeklampsia. Dilakukan amniotomi pada pembukaan servik 3 cm dan cairan ketuban jernih.
Tekanan darah 150/105.
Pasien mengeluh sakit kepala kepada bidan. 20 detik kemudian pasien mengalami kejang
selama 1 menit.
Peralatan
Kotak eklampsia :
Magnesium sulphate
Saline
Kanul intravena
Spuit 50ml ( 2 buah )
Jarum untuk ambil darah
Set pengambilan darah
Label obat
Protokol pemberian obat
Petujuk peralatan
Pompa infusan
Sungkup muka dan ETT, guedel
Kateter urin dan pengukuran urin tiap jam
Sphygmomanometer manual/automatis
Botol darah
Pulse oximeter
Instruksi
Atur skenario dengan actor pasien selama 1 menit, 20 detik setelah naskah dibagikan
Ikuti jalur cerita sesuai naskah eklampsia
Instruktur mengarahkan cerita sambil memakai peralatan yang disediakan
Minta pengamat untuk mengisi daftar tilik
21
Skenario kondisi klinis pasien:
Kasus Eklampsia :
Wanita primi 35 tahun datang dengan usia kehamilan 38 minggu dengan pre-eklampsia
berat dan akan dilakukan induksi persalinan. Telah dilakukan amniotomi pada pembukaan
servik 3 cm dan didapat air ketuban jernih. Tekanan darah sekitar 150/105.
Pasien memberitahukan bidan bahwa ia merasa sakit kepala hebat. 20 detik kemudian
pasien mengalami kejang selama 1 menit.
Skenario data pasien :
Tekanan darah 160/105 (MAP 123) Pasien pasca kejang
Denyut jantung janin 140 reguler Pem. Urin coklat, oligouria
CTG tampak normal Darah belum ada hasil
Saturasi O2 94% udara kamar Vagina dilatasi servik 6 cm,
97% dengan O2 air ketuban jernih
22
Prosedur latihan untuk eklampsia termasuk basic life support
Minta pertolongan Orang kedua membunyikan tanda kedaruratan
Ambil segera kotak eklampsia
Prompt “Dapatkah anda kerjakan sendirian ?”
“Apa saja yang dibutuhkan ?”
“Bagaimana meminta bantuan ?”
Airway Posisi pasien miring kiri
Bersihkan mulut dari benda asing
Pasang guedel bila jalan nafas tidak aman
Prompt “Apa tindakan untuk ABC ?”
“Bagaimana posisi lidah pasien ?”
“Posisi pasien masih terlentang”
Breathing Cek nafas
Oksigen
Saturasi oksigen
Prompt “Apakah pasien masih bernafas?”
“Bagaiman pemberian oksigen?”
Circulation Cek cardiac output
Pasang kanul IV
Periksa DPL, Ur, Cr, fungsi hati, asam urat, BT/CT, gol.darah
Monitor tekanan darah
Monitor saturasi oksigen
Prompt “Apasaja sirkulasi itu?”
“Bagaimana cara pemberian obat?”
“Apakah kita tahu data observasi pasien?”
Posisi Posisi pasien miring kiri
Ganjal uterus dengan bantal kecil di punggung kanan
Prompt “Pasien masih terlentang”
“Bagaimana kita mengatur posisi paien?”
Atasi kejang Dosis loading Magnesium sulphate 4 gr
Buat 10 mls of MgSO4 (40%) ke dalam spuit 50 ml menjadi 20ml
dengan 10ml salin 0.9%
Berikan dalam 5 menit
Prompt “Bagaimana cara menghentikan kejang?”
“Dimana obat-obatan disimpan?”
“Bagaimana cara menyiapkan obatnya?”
“Berapa lama akan diberikanr?”
Penatalaksanaan Magnesium sulfat dosis 1 g / jam infus kontinyu
lanjutan Buat 20 ml MgSO4 (40%) ke dalam spuit 50 ml syringe buat menjadi
40 ml dengan 20 ml saline 0.9%
Set pompa infus 5 ml / jam
Prompt “Setelah 15 menit, apa lagi yang harus dilakukan?”
“Bagaimana caranya mengatasinya?”
“Berapa lama obat akan diberikan?”
Cek kondisi Penilaian persalinan dan kondisi fetus
Prompt “Berapa tekanan darah pasien?”
“Apakah kondisi janin baik?”
“Bagaimana kemajuan persalinan?”
23
Daftar Cek Eklamsia
Minta Bantuan
Aktifasi sirine Emergensi
Panggil residen obgyn, anestesi, SHO, dan coordinator bidan
Minta dibawakan ‘Eclampsia Box’
Jalan Nafas
Pindah ke sebelah kiri
Jalan Nafas
Pernapasan
Cek Pernapasan
Berikan Oksigen
Sirkulasi
Pasang jalur IV, ambil sample darah
Komunikasi Ya Tdk
Instruksi Terbaca jelas
Hindari percakapan yang tidak perlu
Rencana terbagi dengan baik
Identifikasi tujuan tindakan
Pelaksanaan Instructions secara khusus disampaikan pada orang yang
tepat
Penerimaan Komunikasi tidak terburu-buru
Jelas apasaja yang harus dilakukan
Pendengaran Pemahaman ulang telah dilakukan
Permintaan pengulangan informasi telah dilakukan
Pemahaman Informasi dapat diulang oleh penerima instruksi
24
DRILL: KESULITAN JALAN NAFAS PADA PASIEN OBSTETRI
Kata kunci
Wanita G1P0, 23 tahun mengalami persalinan yang lebih cepat dari perkiraan, tetapi segera
setelah pemeriksaan vagina menunjukkan pembukaan 7, denyut jantung janin turun sampai
70x/mnt dan tidak kembali normal. Dokter Kebidanan meminta dokter Anestesi melakukan
anestesia umum untuk pembedahan Caesar darurat segera.
Mannekin
Mesin anestesi
Sirkuit nafas anestesi / self inflating bag
Laringoskop
Bougie
Laryngeal mask airways
Set Krikotiroidotomi
Cairan Intravena
Obat anestesia umum (yang belum dibuka)
Setting Up Instructions
[ Biasanya dalam kamar operasi dengan peralatan standard untuk melakukan anestesia
ditambah peralatan kesulitan jalan nafas].
25
Gagal Intubasi
PASANG PIPA
OROFARING
BISA VENTILASI
DENGAN SUNGKUP KURANGI/LEPASKAN
(+/-ORAL AIRWAY/LMA) TEKANAN KRIKOID
PASANG LMA
PUNGSI KRIKOID
YA TIDAK YA TIDAK
26
DRILL: DISTOSIA BAHU
Wanita dengan tinggi badan 146cm dengan taksiran janin besar masa persalinan kala 2 yang
tidak sesuai perkiraan. Kepala dapat dilahirkan dengan posisi occipito-anterior kiri, tetapi
bahu tersangkut.
Equipment required
27
Minta Bantuan
MANUVER McROBERTS
(Thighs to abdomen)
PENEKANAN SUPRAPUBIC
(dan tarikan rutin)
LAHIRKAN PERGERAKAN
LENGAN ROTASI
POSTERIOR INTERNAL
Coba salah satu dari
kedua manuver,
tergantung kondisi
klinis
28
DRILL: PROLAPS TALI PUSAT
Sasaran Pembelajaran
Minta Bantuan
29
Skenario:
Pasien aktris
Mesin CTG dan kertasnya
IV kateter tanpa jarum dan botol darah
Kateter urin (Foley)
Cairan NaCl
Blood giving set
Partograph/Chart Obat/Formulir Inform Consent
Manekin Bayi dan tali pusat
Masker Oksigen
Terbutaline (Obat tokolitik)
Ranitidine
Seting Skenario:
30
Checklist Klinis Prolaps tali pusat
Identifikasi masalah
Minta bantuan
Pemeriksaan Vagina
Berikan ranitidine
Pertimbangkan tokolitik
Dokumentasi
31
DRILL: PERSALINAN PRESENTASI BOKONG
Catatan Kunci
32
Skenario untuk Peserta
33
DISKUSI KELOMPOK: PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN
34
Diagram diagnosis dan penatalaksanaan kondisi saturasi O2 rendah
Normal atau ↓ ↑
- Atasi penyebab
- Pemberian O2 dengan / tanpa PEEP/CPAP
- Pemberian cairan IV dan vasopresor bila perlu
35
4. Bagaimana melakukan anestesia umum atau regional :
Kombinasi spinal-epidural dosis titrasi atau kateter spinal untuk kelainan jantung
- Dosis awal : bupivakain 2,5-5 mg dengan opioid
- Kateter spinal menggunakan kateter epidural :
- Memakai jarum epidural terkecil seperti no. 18 G
- Arah bevel sejajar serabut saraf ( ujung jarum epidural menghadap sisi pasien)
36
Penatalaksanaan takikardia
- Kardiovaskuler tidak stabil / terganggu : kardioversi
- Takikardia supraventrikuler (kompleks sempit) :
- Manuver vagal
- Propanolol
- Digoksin (bila bukan gelombang delta / Wolf-Parkinson-White syndrome)
- Takikardia ventrikuler atau tidak pasti (kompleks lebar) :
- Amiodaron
- Lidokain (hati-hati pada pasien gagal jantung kiri, echo bila mungkin)
- Fibrilasi atrium
- Propanol +/- digoksin
37
DISKUSI KELOMPOK: GUIDELINE – RESUSITASI JANIN INTRA-UTERINE
Oksigen
o Beri flow maksimal (15 litre/min) menggunakan sungkup muka ‘non-
rebreathing’
Beri cairan infuse
o Ringer Lactate atau Ringer Acetate sebanyak 1 liter dengan cepat
o Kecuali jika jumlah cairan dibatasi, misalnya pada preeklamsia
Ephedrine
o Diberikan pada tekanan darah yang rendah
N.b. Segera pasang monitor denyut jantung janin elektronik di kamar bersalin /
kamar operasi, selama mungkin
38
DISKUSI KELOMPOK: TEKNIK ANESTESIA UMUM PADA BEDAH SC DARURAT
Kata Kunci:
1. Jalur Intravena
2. Pencegahan aspirasi: antasida jernih, H2 Antagonis or PPI
3. Cek peralatan: STATICS (laryngoScope, ETT, Airway, Tape/plester, Introducer:
Stylet, boogie, Connectors: sumber oksigen/mesin anestesia, Suction)
4. Persiapan kemungkinan sulit intubasi
5. Rapid sequence Induction
6. Cek posisi ETT, pastikan posisinya di trakea, bukan di bronkus atau esofagus.
7. Persiapan pasca kelahiran Obat uterotinika
Pencegahan Aspirasi:
Makanan padat sebaiknya dihindari pada pasien dalam masa persalinan
Minum cairan jernih diperkenankan pada pasien tanpa komplikasi, dalam masa
persalinan
Pasien tanpa komplikasi yang akan menjalani operasi SC elektif dibolehkan minum
cairan jernih sampai 2 jam sebelum waktu induksi anestesia.
Pemberian antasida jernih, H2 receptor antagonists / PPI, dan metoclopramide.
1. Mempertahankan tekanan darah ibu, curah jantung dan aliran darah uterus
2. Meminimalisasi depresi janin dan neonatal
3. Memastikan ibu akan mengalami hypnosis dan amnesia
39
General Anesthesia for Caesarean Section:
40