Professional Documents
Culture Documents
BAB I ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3
C. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
A. Pengertian Towing Tank .................................................................................................... 4
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kapal merupakan bangunan sistematik yang digunakan manusia sebagai sarana untuk
segala aktivitas di wilayah perairan. Aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya eksplorasi,
pelayaran, penelitian ekosistem laut, penyebrangan, penangkapan ikan, dan tentu saja
penggangkutan barang yang dijadikan sebagai muatan kapal. Adanya fungsi dari macam-
macam aktivitas kapal tersebut menggerakan para ahli perancang kapal membuat kapal
dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan operasi kapal.
Dalam pengoprasiaanya, kapal tentunya bergerak melalui media air dengan adanya
gaya dorong dari system pengerak kapal. Sebagai komponen yang begitu essential bagi
pergerakan kapal, air memiliki pengaruh terhadap kapal dengan memberikan gaya
perlawanan dari pergerakan kapal yang disebut dengan hambatan kapal (Ship Resistance).
Bagian kapal yang tidak tercelup air juga mengalami hambatan yang berasal dari angina.
Namun, dalam hal ini pengaruh air lebih signifikan terhadap pergerakan kapal karena
hambatan dari air memiliki nilai yang lebih besar disbanding udara.
Pada dasarnya hambatan gerak kapal dapat diestimasikan dengan menggunakan suatu
pendekatan analisis dan hidrostatik yang diolah dengan simulasi, namun pada akhirnya
percobaan secara eksperimental juga diperlukan karena memiliki tingkat keakuratan data
yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian mengenai hambatan kapal akan
lebih efektif dengan menggunakan model kapal berukuran kecil yang memiliki skala
terhadap kapal sebenarnya yang diperlukan untuk dijadikan sebagai media uji. Dalam
pengujian model kapal ini, diperlukan pengujian pada Towing Tank. Nantinya, data yang
diperoleh dari pengujian model kapal ini akan dikonversikan dengan perhitungan
matematis sehingga karakteristik hambatan kapal yang berukuran sebenarnya dapat di
prediksikan.
2
B. Rumusan Masalah
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini merupakan tugas utama dalam mengisi nilai
akademik mata kuliah Hambatan Kapal. Selain itu, sesuai sasaran yang dikemukakan
diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya makalah ini ialah membagi pengetahuan serta
membantu pembaca yang kurang memahami mengenai Towing Tank dan pengujian
model kapal. Oleh karena itu diharapkan dengan ini pembaca dapat memahami teori
hambatan kapal melalui pengujian model kapal pada Towing Tank.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila model yang ditarik bergerak pada kecepatan konstan di bawah gaya ini, maka gaya
tersebut sama dengan tahanan total model pada kecepatan tersebut. Tipe semacam inilah yang
digunakan pada percobaan model dalam penentuan tahanan
4
B. Hukum Perbandingan
Model Kapal
Dalam pembuatan model kapal harus memenuhi Hukum perbandingan sebagai berikut:
1) Kesamaan Geometris
Kondisi geometris yang dapat terpenuhi dalam suatu percobaan model hanya kesamaan
geometris dimensi linier model, misalanya:
Hubungan antara kapal dan model dinyatakan dengan dimana:
= / = / = /
dimana,
= Skala perbandingan
Ls, Lm = Panjang kapal, panjang model (m)
Bs, Bm = Lebar kapal, lebar model (m)
Ts, Tm = Sarat kapal, sarat model (m)
Kesamaan geometris juga menunjukkan hubungan antara model dan tangki percobaan.
2) Kesamaan Kinematis
Kesamaan kinematis antara model dan kapal lebih menitikberatkan pada hubungan antara
kecepatan model dengan kecepatan kapal sebenarnya. Dengan adanya skala yang
menunjukkan hubungan antara kecepatan model dan kecepatan kapal yang sebenarnya maka
dapat dikatakan bahwa kesamaan kinematis bisa terpenuhi.
= / = /
dimana,
Fr = Angka Froude
Vs, Vm = Kecepatan kapal, kecepatan model (m/dt)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
3) Kesamaan Dinamis
Gaya gaya yang bekerja berkenaan dengan gerakan fluida sekeliling model dan kapal pada
setiap titik atau tempat yang bersesuaian harus mempunyai besar dan arah yang sama, dalam
hal ini kesatuan harga Reynold yang menggambarkan perbandingan gaya-gaya inersia dengan
viskositas:
5
= / = /
dimana,
Re = Angka Reynold
v = Viskositas kinematis fluida (m2/dt)
= 1,1883 x 10-6 (m2/dt)
Dengan demikian jika diinginkan tercapainya kesamaan dinamis disamping kesamaan
geometris dan kesamaan kinematis, maka angka Reynold untuk model harus sama dengan
angka skala penuh.
Percobaan model dilakukan dengan beberapa variasi kecepatan yang sama untuk kedua
model. Masing-masing model dilengkapi stimulator dengan ukuran gigi 0,5 cm. dan
diletakkan 5% dari linggi haluan. Besarnya tahanan model sama dengan besarnya
penambahan beban awal pada setiap percobaan penarikan model untuk setiap variasi
kecepatan yaitu sebesar 100 gram. Setiap pembebanan dilakukan percobaan sebanyak 3 kali
dan penambahan beban dilakukan sebanyak 7 kali. Kecepatan kapal diperoleh dari rata-rata
waktu yang ditempuh oleh model pada masing-masing variasi pembebanan. Besarnya
kecepatan dari hasil percobaan baik model dan kapal tercantum pada tabel 2.
Dan pada tabel tersebut terlihat bahwa besar tahanan model kapal yang sama dengan bentuk
model yang menggunakan Bulbous Bow dan tanpa Bulbous Bow terjadi perubahan kecepatan,
di mana kecepatan model tanpa Bulbous Bow lebih kecil dari model dengan Bulbous Bow.
6
Berdasarkan kecepatan model dari hasil percobaan, maka kecepatan kapal dapat diketahui
melalui kesamaan Froude. Besarnya tahanan kapal dapat diketahui berdasarkan kecepatan
kapal untuk kedua model pada setiap variasi pembebanan dapat dilihat pada tabel 3.
7
Hasil Analisis
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa, Perbedaan kecepatan antara model dengan
bulbous bow rataratalebih besar 6,6 % dari model tanpa bulbous bow, Sehingga pada
kecepatan yang sama, besarnya tahanan kapal untuk model yang menggunakan bulbous Bow
rata-rata lebih kecil 18 % dibandingkan dengan model tanpa Bulbous Bow. Perbandingan
tahanan pada percobaan model tanpa bulbous bow, untuk model yang menggunakan
stimulator rata-rata lebih besar 34% dari model tanpa stimulator, sedang model dengan
bulbous bow, untuk percobaan dengan stimulator rata-rata lebih besar 28%. Besar daya
efektif kapal pada kecepatan 6 knot untuk model bulbous bow adalah 4,3 HP atau lebih kecil
17 % dari model tanpa bulbous bow yang besarnya 5 HP. Pada penelitian terdahulu
(Rosmani, 2010), untuk model yang sama tetapi tidak menggunakan stimulator di haluan
kapal, di mana besar tahanan kapal untuk model dengan bulbous bow rata lebih keci 28% dari
model yang dilengkapi dengan stimulator dan model tanpa bulbous bow rata-rata lebih kecil
8
34%. Daya efektif kapal untuk percobaan model bulbous bow dengan stimulator rata-rata
lebih besar 34% jika dibandingkan dengan model bow tanpa stimulator, sedangkan daya
efektif kapal untuk model tanpa bulbous bow pada percobaan model dengan stimulator lebih
besar 37% dari percobaan tanpa stimulator. Hasil analisis diperoleh, bahwa besar daya efektif
kapal yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 6 knot adalah 4,3 HP untuk model dengan
bulbous bow dan 5 HP untuk model tanpa bulbous bow
9
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensi agar
makalah yang dibuat lebih baik.
2. Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi
10
DAFTAR PUSTAKA
11