You are on page 1of 4

Mengenal Wind and Seismic Load

Perhitungan wind and seismic load biasanya digunakan manakala ekuipment memiliki
ketinggian di atas 10 m dari permukaan tanah. Pada dasarnya, beban wind atau seismic
masuk dalam kategori beban occasional. Apa maksudnya occasional? Kalau di terjemahkan
secara Bahasa, occasional adalah jarang atau kadang kadang. Ya, karena beban wind dan
seismic bukan terjadi setiap saat, hanya di perhitungkan sebagai bagian kecil beban yang
kalau di presentasikan kira kira 1-10 persen dari waktu keseluruhan operasi plan.

Beban wind dan seismic ini memang di perhitungkan sebagai beban yang tidak selalu terjadi,
namun perlu diperhitungkan kalau kalau suatu saat terjadi, sehingga semua system dalam
keadaan aman. Beban wind biasanya di kenakan pada Vertical vessel atau coloumn, atau
ketika pipa conect ke ekuipement tersebut dan tingginya telah mencapai batas yang di
syaratkan, maka kita perlu memperhitungkan wind dan seismic loadnya.
Untuk pipa yang mengharuskan dihitung wind nya biasanya telah ada di project specification
atau job procedure. Berikut merupakan contoh pipa yang perlu dihitung windnya yaitu bila
kondisinya :

1. Pipa yang sama atau lebih besar dari 14 (termasuk insulasi) dan tinggunya 10 meter
dari FGL (finished ground leverl)
2. Pipa berapapun yang tingginya 25m dari FGL

Untuk perhitungan wind atau seismic load, kita biasanya mengacu pada dua standard :
1. ASCE 7-95 (formerly ANSI A58.1)
2. Uniform Building Code (UBC)

Pada column, perhitungan wind load dibutuhkan untuk menentukan gaya dan moment setiap
elevasi dan akhirnya memeriksa kalkulasi untuk ketebalan shell apakah cukup atau tidak.
Perhitungan wind juga di perlukan nantinya untuk menghitung moment, yang akhirnya kita
dapat menentukan desain untuk anchor bolts, baik itu seberapa ukurannya dan juga seberapa
besar bolt yang digunakan. Dari situ pula kita bisa menentukan ketebalan skirt, ukuran legs,
dan ketebalan dari baseplatenya.

Berbeda dengan seismic, wind load boleh dibilang konstan, sedangkan untuk seismic
diperhitungkan untuk waktu yang singkat. Ya logis aja kan, mana mungkin gempa bumi
(seismic) terjadi lama sekali, biasanya gempa terjadi cepat, nah tinggal efek dari gempa itu
seperti apa.

Kemudian, untuk wind biasanya besarnya pun akan berbeda, tergantung ketinggianya. Seperti
kata pepatah, semakin tinggi pohon, semakin tinggi angina menerpanya. Ya seperti itulah
efek dari wind, semakin tinggi vesselnya maka semakin besar efek dari windloadnya.

Piping yang diletakan di luar, yang biasanya terkena angin telah di rencanakan untuk tahan
terhadap maksimum kecepatan angin selama operasi plan. Besarnya wind velocity
(kecepatann angin) tergantung dari kondisi local, biasanya telah di estimate (dikira kira)
berdasarkan data.

Karena besarnya efek wind load berbeda terhadap ketinggian, disamping itu karena arah dari
wind load ini tidak bisa di pastikan. Biasanya permodelan atau perhitungan mengenai
windload di modelkan sebagai uniform load, yang mengarah secara pararel dari sumbu
datangnya angin.

Perhitungan itu, secara ekssak berdasar persamaan benoli adalah :


Kita juga perlu memperhitugakan kondisi terburuk, baik untuk wind atau seisimic. Namun
tidak pernah keduanya di gabung menjadi satu, misalnya pada saat ada angin juga ada gempa.
Namun untuk perhitungan analisa pipa, biasanya tetap ada kondisi terburuk Antara wind dan
seismic, dua duanya bekerja bersaaman.

You might also like