You are on page 1of 2

Gilang Ginaris Mulia

16914061

Jumat, 17 Oktober lalu saya berkesampatan mengunjungi labolatorium program studi


aeronotika dan astronotika. Sebenarnya ada banyak lab tetapi saya hanya bisa mengunjungi
empat lab yaitu windtunnel, hanggar, DOPPT, dan lab struktur. Banyak hal yang menarik dari
program studi ini, yang saya tahu setelah saya melakukan kunjungan lab.

Lab pertama yang saya kunjungi adalah windtunnel. Windtunnel sebenernya bukan
nama resmi dari lab ini, nama resminya adalah lab aerogas dinamika. Asisten lab yang
memberi pencerahan di lab ini adalah kak Adnan dari AE 2011. Lab aerogas dinamika adalah
tempat untuk mempelajari dinamika dari fluida gas. Terdapat tiga wind tunnel di lab ini yaitu
windtunnel ABC, windtunnel open-end, dan closed loop windtunnel. Alat yang pertama
adalah windtunnel ABC , apa yang saya tangkap dari penjelasan kak Adnan tentang alat ini
adalah dapat mngetahui hubungan antara aliran udara dengan tekanan udara. Semakin tinggi
taliran udara maka akan semakin rendah tekanannya. Dengan mengubah posisi papan pada
ujung alat maka akan merubah luas permukaan yang dikenai udara. Indikator pembacaan alat
ini dengan melalui tabung-tabung kecil yang berisi air. Dari situ kita dapat melihat pola-pola
tertentu dan dapat membaca hasilnya. Yang kedua adalah windtunnel open end. Alat ini untuk
mngukur gaya hambat dari suatu bentuk benda. Istilahnya kita mengukur keaerodinamisan
suatu benda. Alat ini berkuran lebih besar dari windtunnel ABC. Alat ini berfungsi juga untuk
mengukur gaya angkat. Yang ketiga adalah closed loop windtunnel. Alat ini adalah alat yang
terbesar dari lainnya. Alat ini di klaim memiliki kelebihan dibanding alat lainnya karena alat
ini tidak mengambil udara dari luar tetapi udara tetap dan selalau berada di dalam alat. Jadi
udara yang dihasilkan lebih terkontrol dan lebih teratur. Fungsi alat ini sama seperti
windtunnel lainya yaitu untuk mengukur tekanan di sekitar sayap, mengukur gaya hambat dan
mngukur gaya angkat.

Lab aerogas dinamika berda di belakang gedung FTMD, di komplek laboratorium


aeronotika dan astronotika. Ruangan ini menurut saya cenderung sempit, sehingga kurang
leluasa jika ada orang banyak yang melakukan percobaan di lab tersebut karena antara satu alt
dengan alat yang lainnya saling berdekatan. Szaat kunjungan tidak ada alat yang dioperasikan
sehinnga saya be;lum terlalu paham tentang bagaimana alat itu bekerja

Tempat kedua yang saya kunjungi adalah hanggar. Ini adalah tempat yang paling
menarik yang saya kunjungi Jumat kemarin. Kenapa menarik? Saya bisa melihat sebuah
pesawat asli. Pesawat tempur yang konon dulu sangat ditakuti karena memliki kecepatan
supersonik. Pesawat tersebut dihibahkan TNI AU kepada ITB pada sekitar tahun 1965 untuk
tujuan pendidikan. Pesawat tersebut sudah tua sehinngga banyak bagian-bagiannya yang
sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Asisten yang menerangkan di lab ini adalah
kak Nugraha Fajar dari AE 2011. Hanggar adalah pusat dari semua lab-lab aero yang ada
karena disinilah semua ilmu ilmu tentang aero asro dipraktikan mellalui sebuah pesawat asli.
Sebenernya banyak aspek dan fungsi dari bagian pesawat yang dapat dijelaskan namun karena
keterbatasan waktu, hanya beberapa fungsi pesawat yang dijleaskan. Yang pertama adalah
altitude dan rate of climb. Altitude adalah ketinggian pesawat saat mengudara , sedangkan
rate of climb adalah kecepatan pesawat saat melakukan manuver naik. Pesawat tersebut dapat
melakukan tiga manuver gerkan yaiu yo, pich, dan rol. Yo adalah gerakan belok kana-kiri,
pich adalah gertakan atas bawah dan rol adalah gerakan memutar.msing msding gerksn
memilki kendali gerakan yang berda di bagian ekor dan sayap.Yang menarik lainnya adalah
bahan yang digunakan untuk membuat bagian pesawat. Bahan yang digunakan tipis dan
ringan namun sifatnya sangat kuat. Pesawat tersebut dipindahkan ke dalam lab dengan
membongkar pesawat terlbih dahulu di luar kemudian baru menyaukannya lagi di dalam lab.

Hanggar berda di belakang gedung FTMD, di dalam komplek Lab Aeronotika dan
astronotika tepat bersebelahan dengan lab aerogas dinamika. Hanggar letaknya strategis
karena berda dipusat dari lab-lab aero asrto yang lainnya. Yang cukup disayangkan adalah
kondisi pesawat , pesawat sudah tua dan banyak bagian dan fungsi pesawat yang tidak bisa
dipergunakan lagi sehinnga beberapa praktikum tidak bisa dilakukan. Saya berharap pihak
ITB mampu mendatangkan pesawat baru sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung
dengan lebih baik.

Tempat ketiga yang saya kunjungi adalah ruang rapat dari KK DOPPT. Di tempat
tersebut dijelaskan tentang berbagai macam hal tentang DOPPT. Kekompok keahlian DOPPT
mengkaji tentang seluk beluk pesawat, dari mulai pembuatannya, pembuatan prototipe, mesin
propulsi sampai peninjauan aspek keselamatan dari sebuah pesawat terbang. Banyak jenis
pesawat yang dibuat dan diteliti oleh KK DOPPT. Sebelum membuat pesawat, si pembuat
harus menentukan tujuan untuk apa pesawat itu dibuat. KK DOPPT bersama BPPT sedang
meneliti tentang pesawat tanpa awak yang mampu terbang rendah sebagai sarana transportasi
penghubung antarpulau. Ruang rapat KK DOPPT berada di lantai 3 gedung FTMD.

Lab terakhir yang saya kunjungi adalah laboratorium struktur ringan. Ada beberapa
aspek yang dipelajari di lab struktur ringan yaitu tumbukkan, biomekanik, dan mekanika
retak. Kekuatan sebuah material dapat diuji melalui tumbukan, tumbukan dapat dilakukan
dengan dua metode, yang pertama dengan menekan material secara perlahan dan yang kedua
dengan membenturkan material tersebut secara keras. Misalnya ppada sebuah mobil, terdapat
bemper depan yang berfungsi sebagai peindung saat terjadi benturan. Jika energi kinetik
tumbukan tidak mampu diredam oleh bemper maka akan berkaibat fatal kepada
penumpangnya. Biomekanik sangat menarik meurut saya karena kaitannya erat antara
kesehatan dan mekanika. Misalnya dalam pembuatan gigi palsu, seorang dokter gigi perlu
meminta bantuin ahli biomekanika untuk mengukur kekuatan dari gigi palsu tersebut. Contoh
lain adalah adanya permintaan kepada ahli biomekanik untuk mendesain tas dari kopassus.
Desain tas sebelumnya tidak sesuai karena persebaran beban bawaan hanya terpusat pada dua
lengan sehingga menyebabkan lengan mati rasa. Untuk itu, dibuatlah ransel yang mampu
membuat tahanan beban tersebar merata pada bagian angggota tubuh pembawa ransel.
Mekanika retak bertujuan untuk mengetaui keretakan pada suatu material atau benda.
Misalnya untuk mengetahui adanya keretakan pada pipa minyak. Contoh lainnya yaitu
mengetahui adanya keretakan pada pesawat terbang. Jika keretakan kecil pada pesawat
terbang tidak ditanggulangi dengan segera maka akan menyebabkan keratakan yang lebih
besar berakibat fatal terhadap penerbangan pesawat.Lab srtukur ringan terletak di PAU, di
lantai 3 dan dua.

You might also like