Professional Documents
Culture Documents
HEMATEMESIS MELENA
Oleh :
Dwi Yuli Wulandari 1720343745
Dyah Sukma R 1720343746
PENDAHULUAN
I. Definisi Penyakit
Hematemesis adalah muntah darah dan biasanya disebabkan oleh penyakit
saluran cerna bagian atas. Melena adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal
yang mengandung campuran darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus
proksimal.
Hematemesis adalah muntah darah. Darah bisa dalam bentuk segar
(bekuan/gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim dan
asam lambung, menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi. Memuntahkan
sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran nonspesifik dari
muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran pencernaan atas
yang signifikan. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal,
dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan perdarahan saluran
pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus.
Hematemesis adalah dimuntahkannya darah dari mulut; darah dapat berasal
dari saluran cerna bagian atas atau darah dari luar yang tertelan (epistaksis,
hemoptisis, ekstraksi gigi, tonsilektomi). Tergantung pada lamanya kontak dengan
asam lambung, darah dapat berwarna merah, coklat atau hitam. Biasanya tercampur
sisa makanan dan bereaksi asam. Melena adalah feses berwarna hitamseperti ter
karena bercampur darah; umumnya terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian
atas yang lebih dari 50-100 ml dan biasanya disertai hematemesis ( Purwadianto &
Sampurna, 2000). Hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang gawat
dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
II. Etiologi Penyakit
Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas seperti hematemesis biasanya
terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal jejunum dan melena dapat terjadi
tersendiri atau bersama-sama dengan hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan
sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar
selama hematemesis atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar
kecilnya perdarahan saluran cerna bagian atas. Perdarahan pada saluran cerna bagian
atas paling sering disebabkan oleh :
1. Kelainan Esofagus
a. Varises esofagus
Penderita dengan hematemesis melena yang disebabkan pecahnya varises
esofagus, tidak pernah mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrum. Pada
umumnya sifat perdarahan timbul spontan dan masif. Darah yang dimuntahkan
berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku karena sudah bercampur dengan
asam lambung.
b. Karsinoma esofagus
Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena daripada
hematemesis. Disamping mengeluh disfagia, badan mengurus dan anemis, hanya
sesekali penderita muntah darah dan itupun tidak masif. Pada pemeriksaan
endoskopi jelas terlihat gmabaran karsinoma yang hampir menutup esofagus dan
mudah berdaharah yang terletak di sepertiga bawah esofagus.
c. Sindroma Mallory-Weiss
Sebelum timbul hematemesis didahului muntahmuntah hebat yang pada
akhirnya baru timbul perdarahan, misalnya pada peminum alkohol atau pada hamil
muda. Biasanya disebabkan oleh karena terlalu sering muntah-muntah hebat dan
terus menerus. Bila penderita mengalami disfagia kemungkinan disebabkan oleh
karsinoma esofagus.
d. Esofagitis korosiva
Pada sebuah penelitian ditemukan seorang penderita wanita dan seorang
pria muntah darah setelah minum air keras untuk patri. Dari hasil analisis air keras
tersebut ternyata mengandung asam sitrat dan asam HCI, yang bersifat korosif
untuk mukosa mulut, esofagus dan lambung. Disamping muntah darah penderita
juga mengeluh rasa nyeri dan panas seperti terbakar di mulut. Dada dan
epigastrum.
e. Esofagitis dan tukak esofagus
Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat
intermittem atau kronis dan biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena
daripada hematemesis. Tukak di esofagus jarang sekali mengakibatkan perdarahan
jika dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.
2. Kelainan di lambung
a. Gastritis erisova hemoragika
Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum obat-
obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah penderita mengeluh
nyeri ulu hati. Perlu ditanyakan juga apakah penderita sedang atau sering
menggunakan obat rematik (NSAID + steroid) ataukah sering minum alkohol atau
jamu-jamuan.
b. Tukak lambung
Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hati dan
sebelum hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrum yang
berhubungan dengan makanan. Sesaat sebelum timbul hematemesis karena rasa
nyeri dan pedih dirasakan semakin hebat. Setelah muntah darah rasa nyeri dan
pedih berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif dan melena lebih dominan
dari hematemesis.
c. Karsinoma lambung
Insidensi karsinoma lambung di negara kita tergolong sangat jarang dan
pada umumnya datang berobat sudah dalam fase lanjut, dan sering mengeluh rasa
pedih, nyeri di daerah ulu hati sering mengeluh merasa lekas kenyang dan badan
menjadi lemah. Lebih sering mengeluh karena melena.
III. Patofisiologi
Adanya riwayat dyspepsia memperberat dugaan ulkus peptikum. Begitu juga
riwayat muntah-muntah berulang yang awalnya tidak berdarah, konsumsi alkohol
yang berlebihan mengarahkan ke dugaan gastritis serta penyakit ulkus peptikum.
Adanya riwayat muntah-muntah berulang yang awalnya tidak berdarah lebih kearah
Mallory-Weiss. Konsumsi alkohol berlebihan mengarahkan dugaan ke gastritis (30-
40%), penyakit ulkus peptikum (30-40%), atau kadang-kadang varises. Penurunan
berat badan mengarahkan dugaan ke keganasan. Perdarahan yang berat disertai
adanya bekuan dan pengobatan syok refrakter meningkatkan kemungkinan varises.
Adanya riwayat pembedahan aorta abdominalis sebelumnya meningkatkan
kemungkinan fistula aortoenterik. Pada pasien usia muda dengan riwayat perdarahan
saluran cerna bagian atas singkat berulang (sering disertai kolaps hemodinamik) dan
endoskopi yang normal, harus dipertimbangkan lesi Dieulafoy (adanya arteri
submukosa, biasanya dekat jantung, yang dapat menyebabkan perdarahan saluran
pencernaan intermitten yang banyak) (Davey, 2005).
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. RZ
Umur : 24 tahun
Alamat :-
Pekerjaan :-
Sosial :
RIWAYAT ALERGI: -
Tanggal Subyektif Obyektif
- BAB hitam 1 bulan Tekanan darah : 90/60
Muak-muntah hilang-timbul
Muntah berwarna hitam 1-2 x sehari
Frekuensi nadi :100x/menit
Wajah memerah Frekuensi nafas :16x7/menit
Nyeri sendi tetapi tidak kaku Suhu :37 C
Sering kejang
Sensitif terhadap cahaya BB :40 kg
Nyeri diperut bagian atas TB :160 kg
Omeprazole Tukak usus, Tukak 8 mg/jam Intraveneus Carbamazepin, Demam, Gejala Untuk
3. lambung, Sindroma clopidogrel, flu, Sakit perut, penyembuhan/m
Zolinger-ellison, refluk digoxin, buang angin, engobati tukak
esofagitis, tukak isoniazid, Mual, muntah, lambung,
duodenal. ciprofloxacin diare ringan; sehingga asam
atau Sakit lambung
kepala terkontrol
4. Sucralfat Tukak usus duabelas 3xCII Per oral cimetidine, diare, mual, Untuk
jari (duodenum), Tukak lansoprazole, gangguan mengobati
lambung, Terapi digoxin, pencernaan, /terapi
pemeliharaan pada antibiotik gangguan penyembuhan
proses penyembuhan fluorokuinolon lambung, tukak usus
tukak usus dua belas pusing, sakit
jari, Aphthous ulcer kepala, vertigo,
karena radiasi atau mengantuk,
kemoterapi, Stres ulkus mulut kering,
profilaksis, ruam, reaksi
Hyperphosphatemia hipersensitifitas,
akibat gagal ginjal. nyeri punggung,
hypophosphate
mia
5. Ceftriaxone Meningitis, pneumonia, 1x2 gram Intraveneus Warfarin, Tempat bekas Dikombinasi
Peradangan pelvis, tetrasiklin, suntikan bersama dengan
Infeksi saluran kemih, erytromisin membengkak. metronidazole
infeksi saluran Mual, muntah, untuk mengobati
pernafasan bawah, dan sakit perut. infeksi
Infeksi intra-abdomen, Pusing dan sakit abdominal
Mengatasi flu dan pilek, kepala. Lidah karena melena
Otitis media, bakterial bengkak.
akut Berkeringat.
Vagina terasa
gatal
6. Metronidazole Infeksi kuman anaerob, 3x500 mg Intraveneus Cimetidine, Sensasi panas, Dikombinasi
Amoebiasis dan phenytoin, Kebas atau rasa bersama dengan
trichomoniasis Phenobarbital, kesemutan, ceftriaxone
warfarin Batuk, hidung untuk mengobati
tersumbat, sakit infeksi
tenggorokan, abdominal
gejala demam, karena melena
Vagina terasa
gatal, atau
keputihan, Sakit
kepala, Kulit
kering atau
gatal, Mual
ASSASMENT
Non farmakologi
1. Bed rest
2. Puasa
3. Pengaturan pola makan dan pola hidup
4. Diet hati lambung
5. Pasang NGT untuk dekompresi
6. Pantau perdarahan
KIE
1. Memberikan informasi dan peringatan akan efek samping obat yang dapat
timbul akibat penggunaan obat.
MONITORING
1. Monitoring efek samping obat
2. Monitoring kepatuhan pasien dalam meminum obat
3. Memantau kadar leukosit
4. Memantau warna BAB