You are on page 1of 16

HAMBATAN BISNIS ( BUSINESS BARRIER )

Teknologi informasi merupakan pemampu untuk meningkatkan kinerja


perusahaan. Namun, dalam hal apakah sebenarnya teknologi informasi dapat
berperan sebagai pemampu? Teknologi informasi merupakan pemampu bagi
perusahaan untuk menembus berbagai faktor yang menghambat perusahaan dalam
menghasilkan kinerja secara optimal, yaitu : (1) hambatan waktu, (2) hambatan
geografis (3) hambatan biaya (4) hambatan birokrasi dalm struktur organisasi dan
( 5) hambatan kesenjangan pengetahuan dan keterampilan personel. Gambar 15.1
melukiskan berbagai hambatan yang dapat di pecahkan dengan pemanfaatan
teknologi informasi.
Hambatan waktu. Kinerja perusahaan seringkali tidak optimal karena
hambatan waktu. Hambatan waktu ini timbul karena miningkatnya jumlah customer
yang harus dilayani, sedikitnya waktu yang tersedia bagi customer, dan perbedaan
lokasi dengan semakin meningkatnya jumlah customer, waktu yang di perlukan
untuk menyelesaikan transaksi dengan costumer secara individual menjadi sangat
menentukan keberhasilan perusahaan dalam melayani customer. Dalam perusahaan
penerbangan minsalnya, pengoperasian pesawat besar dengan jumlah penumpang
lebih dari 300 orang menuntut kecepatan layanan check in penumpang dengan
membuka empat counter dan layanan 2 menit perpenumpang, diperlukan 2,5 jam per
counter untuk melayani check-in penumpang. Oleh karena itu perusahaan
penerbangan yang mengoprasikan layanan pesawat pesawat besar , di samping
memanfaatkan teknologi informasi dalam layanan penumpang, juga menawarkan
fasilitas city check-in, untuk mengatasi hambatan waktu yang timbul sebagai akibat
meningkatnya jumlah penumpang yang harus di layani.

Hambatan birokrasi
Dalam struktur
organisasi
Teknologi
Sebagai informasi
Pemampu untuk
Hambatan Menerobos berbagai hambatan geografik
kesenjangan pengetahuan hambatan
dan keterampilan
personel

hambatan hambatan
waktu biaya

Gambar 15.1 teknologi informasi sebagai pemampu untuk menerobos berbagai


hambatan

Sebagai mana telah disebutkan di atas, lingkungan bisnis ditandai dengan semakin
meningkatnya persaingan berbasis waktu (time-based compelition) dalam
lingkungan bisnis seperti itu, perusahaan di tuntut untuk meningkatkan kualitas
layanan dalam bentuk peningkatan kecepatan dan ketepatan waktu layanan bagi
customer. dan perlu disadari bahwa teknologi digital sekarang telah menyediakan
fasititas untuk itu. kegagalan perusahaan dalam memenuhi kecepatan dan ketepatan
waktu sesuai dengan kebutuhan dan harapan customer akan berakibat larinya
customer keperusahaan pesaing.

Hambatan geografis. seringkali kinerja perusahaan dipengaruhi secara signifikan


oleh jarak geografis yang memisahkan secara fisik perusahaan dengan customer, dan
pemasoknya. Jarak geografis menimbulkan hambatan bagi perusahaan dalam
melakukan transaksi bisnis dengan customer dan pemasok. Oleh karena itu, usaha
keras mengatasi hambatan jarak geografis telah banyak di lakukan untuk
memungkinkan perusahaan melakukan transaksi bisnis dengan pemasok dan
customer-nya dengan lancar dan cepat. banyak perusahaan kelas dunia berupaya
menghilangkan hambatan gografis dengan membuka cabang di berbagai negara,
beraliansi dengan mitra bisnis domestik, dan melaksanakan transaksi bisnis secara
maya (virtual) melalui internet.
Sebelum dimanfaatkannya teknologi informasi dalam perbankan, hubungan antar
cabang bank mengalami hambatan geografis, sehingga sangat sulit bagi nasabah
bank melakukan transaksi yang menyangkut pelibatan cabang bank yang terpisah
jauh karena jarak geografis. dengan fasilitas teknologi informasi, transaksi bisnis
dengan nasabah yang melibatkan beberapa cabang dan beberapa bank sekaligus
dapat di lakukan secara akurat dan cepat. di masa mendatang, kelangsungan hidup
perusahaan sangat di tentukan oleh kemampuannya dalam mengatasi hambatan
geografis ini.

Hambatan biaya. tingginya biaya yang di konsumsi untuk penyediaan barang dan
jasa bagi customer sering menjadi hambatan signifikasi bagi perusahaan dalam
melakukan transakai bisnis dengan customer. hal ini akibat semakin luasnya
kesempatan yang dimiliki customer untuk mengakses struktur, dan besarnya biaya
produsen sebelum mereka membuat keputusan pembelian. Bahkan customer yang
memilih akan mampu melakukan prakiraan tentang kemampuan produsen dalam
melaksanakan layanan purna jual berdasarkan karakteristik dan besarnya biaya yang
di pikul produsen dalam memproduksi produk dan jasa.

Dalam kompetisi global, biaya merupakan salah satu kriteria yang


menentukan keberhasilan perusahaan dalam memenangkan pertarungan
memperebutkan pangsa pasar yang menghasilkan laba. Karakteristik dan besarnya
biaya yang tidak menghasilkan laba bagi perusahaan akan berakibat pada rendahnya
daya saing dan terbentuknya citra sebagai perusahaan yang tidak cost effective di
benak customer. Kondisi demikian pada akhirnya akan mengancam kelangsungan
kehidupan perusahaan.

Hambatan birokrasi dalam struktur organisasi. Transaksi bisnis antara


perusahaan dengan customer dan pemasok seringkali berjalan sangat lambat sebagai
akibat birokrasi yang berbelit dan lepas tangan ( hand-off ) di antara manager
perusahaan. Struktur organisasi yang di bangun dengan banyak jenjang dan banyak
fungsi merupakan penyebab pokok timbulnya hambatan birokrasi. Transaksi bisnis
dalam organisasi ini, di samping memerlukan otoritas berjenjang, juga memerlukan
kerja sama antar fungsi. Otoritas berjenjang akan mengakibatkan lamanya
pelaksanaan transaksi, sedangkan banyaknya fungsi yang terkait dalam
melaksanakan transaksi bisnis akan menimbulkan hambatan karena kurangnya
koordinasi dan kerjasa antar fungsi.
Dalam lingkungan bisnis global, persaingan di tandai dengan kompetisi antar
jaringan organisasi. Kemampuan manajemen dalam membangun jejaring organisasi
merupaka faktor kunci keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan value bagi
customer. Penembangan jejaring organisasi yang memadai diperlukan untuk
meningkatkan kelancaran arus nilai (value flow) yang mengalir melalui mata rantai
nilai (value chain) dari pemasok sampai ke customer. Perusahaan harus memiliki
fasilitas memadai untuk mendukung pembangunan bisnis secara jejaring, dan
kemampuan mengelola jejaring organisasi. Hambatan birokrasi dalam struktur
organisasi harus di hilangkan untuk menjadikan perusahaan mampu bersaing secara
jejaring.

Hambatan kesenjangan pengetahuan dan keterampilan personel. Rendahnya


pengetahuan dan keterampilan personel organisasi dapat menyebabkan rendahnya
kualitas produk dan jasa yang di hasilkan perusahaan, yang pada gilirannya akan
mengakibatkan rendahnya tingkat kepuasan customer terhadap respon dan pelayanan
personel perusahaan. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan personel organisasi
terutama di sebabkan sulitnya personel organisasi mengakses informasi yang
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Personel organisasi yang hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan terbatas
akan menyebabkan ketidak berdayaan personel dalam menghadapi pertanyaan,
permintaan, dan tututan customer perusahaan. Lingkungan bisnis yang di dalamnya
terdapat customer yang pandai, pemilih, dan sangat penuntut (smart, choosy, and
demanding) serta berdaya beli tinggi, akan menuntut personel perusahaan yang
responsif , berpengetahuan dan berketerampilan tinggi untuk dapat mempertahankan,
kesetiaan customer terhadap produk dan jasa yang di hasilkan perusahaan.

TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI PEMAMPU (ENABLER)

Dalam awal millenium mendatang, perusahaan memerlukan pemampu untuk


mengatasi berbagai hambatan yang telah dibahas di atas. Teknologi informasi
merupakan salah satu pemampu utama perusahaan dalam mengatasi
hambatan tersebut, dan sekaligus mampu menempatkan perusahaan pada
posisi yang sulit untuk disaingi dalam persaingan untuk memuaskan
kebutuhan customer.
Teknologi Informasi sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan
Waktu

Teknologi informasi mampu memperpendek interval waktu yang


diperlukan untuk menyelesaikan berbagai langkah penting dalam proses
bisnis. Sebagai contoh, teknologi informasi yang digunakan dalam sistem
otorisasi penjualan kartu kredit secara on-line mampu memberikan informasi
diterima atau ditolaknya permintaan transaksi pembayaran dalam waktu yang
sangat singkat. Tujuan yang ingin dicapai adalah memperpendek waktu
respons (response time) ke customer. Kecepatan respons ke customer
membuat perusahaan mampu meningkatkan customer value dan cycle
effectiveness (CE). Kecepatan waktu dapat pula diperoleh perusahaan
melalui pemanfataan electronic data interchange (EDI) dan electronic fund
transfer (EFT) dalam menciptakan hubungan berkualitas antara perusahaan
dengan pemasok.

Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan


Geografik

Banyak perusahaan yang beroperasi dari berbagai lokasi, dan memiliki


pemasok dan customer yang tersebar dan terpisah jarak geografis dengan
perusahaan. Teknologi informasi mampu mengintegraksikan,
mengomunikasikan, dan mempertukarkan berbagai aktivitas bisnis penting
yang terdistribusi secara geografis. Salah satu contoh yang sedang
berkembang dalam bisnis sekarang ini adalah penggunaan Internet untuk
komunikasi dan transaksi bisnis. Fasilitas teknologi informasi seperti Internet
memampukan perusahaan bertransaksi dengan customer dan pemasok, serta
berkomunikasi dengan mereka yang terpisah secara geografis, dan bahkan
menghilangkan hambatan waktu karena perbedaan jam kerja. Penggunaan
teknologi informasi untuk bertransaksi, yang lazim dikenal dengan istilah e-
commerce, telah meletakkan norma-norma baru dalam bertranksaksi,
misalnya:
1. Perusahaan dapat memberikan kemudahan bagi customer untuk
melakukan transaksi bisnis tanpa harus secara fisik mendatangi
masing-masing lokasi produsen, sehingga customer dapat melakukan
belanja secara maya (virtual) dengan mengunjungi berbagai
homepage produsen di Internet.
2. Perusahaan dapat memberikan kemudahan bagi customer untuk
melakukan perbandingan berbagai barang dan jasa yang dihasilkan
dari berbagai lokasi geografis, misalnya memanfaatkan web site:
http://www.compare.com.
3. Perusahaan dapat memenuhi permintaan individual customer secara
customized sekaligus bersaing dengan pesaing (melalui lelang
elektronik), tanpa harus bersusah payah mendatangi customer secara
fisik dengan memanfaatkan web site yang mendaftarkan permintaan
customer secara individual.

Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan


Biaya

Teknologi informasi memampukan perusahaan menekan biaya yang


harus dipikul customer dalam memeroleh manfaat produk dan jasa yang
disediakan perusahaan.Teknologi informasi juga memampukan perusahaan
dalam upaya menurunkan biaya untuk meningkatkan daya saing. Sebagai
contoh adalah penawaran program studi jarak jauh (distance learning) yang
diselenggarakan dengan fasilitas Internet untuk menangani kegiatan interaktif
pengajar-siswa. Bagi siswa sebagai customer, dengan program ini mereka
akan memeroleh manfaat dari hilangnya hambatan geografis, sekaligus
pengehematan biaya transportasi dan akomodasi yang harus dikorbankan
selama mengikuti program belajar. Demikian pula perusahaan dapat menekan
berbagai biaya dengan memanfaatkan fasilitas teleconferencing untuk
penyelenggaraan diskusi yang melibatkan berbagai pihak dari berbagai lokasi
geografis yang berbeda. Fasilitas teknologi informasi memampukan
perusahaan menerobos hambatan biaya melalui peningkatan produktivitas.
Teknologi informasi juga mampu meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan perusahaan sehingga tercapai peningkatan cost effectiveness.

Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan


Birokrasi dalam Struktur Organisasi

Teknologi informasi mampu menerobos tembok birokrasi yang


terbentuk karena struktur organisasi,sehingga batas antarfungsi dalam
organisasi menjadi mudah ditembus untuk peningkatan kelancaran kerja sama
lintas fungsional dan arus customer value perusahaan. Teknologi informasi
juga mampu menyelesaikan dikotomi sentralisasi-desentralisasi, karena kedua
konsep tersebut dapat diwujudkan secara bersamaan melalui pemanfaatan
teknologi informasi.

Teknologi informasi dapat mendukung inovasi dalam penyediaan jasa,


mendukung kemampuan perusahaan dalam penyediaan jasa, mendukung
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan cakupan dan penetrasi pasar,
serta mendukung penciptaan aliansi strategik dengan pemasok, customer,
mitra bisnis lainnya, bahkan dengan pesaing. Sebagai contoh, mesin ATM
yang digunakan bersama oleh beberapa bank dan perusahaan kartu kredit
yang dipasang dipasar swalayan dan mall, merupakan perwujudan kemampu
teknologi informasi dalam menerobos hambatan struktural antarperusahaan
yang bersaing (antarbank dan perusahaan kartu kredit), dan sekaligus
memperluas lingkup jasa layanan keuangan yang disediakan bank dan
perusahaan kartu kredit,serta merupakan bentuk inovasi penyediaan jasa.
Contoh lain adalah penggunaan secara intensif dan ekstensif electronik data
interchange (EDI). Teknologi ini dapat mewujudkan hubungan strategik
(strategic links) antara perusahaan dengan pemasok dan customer-nya.
Mereka menjadi mitra bisnis yang saling terhubung dengan EDI untuk tujuan
peningkatan kemudahan,penghematan biaya dari transaksi dan penggunaan
jejaring EDI itu sendiri, dan penciptaan kemungkinaan inovasi jasa baru bagi
berbagai prospective cutomer.
Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan
Kesenjangan Pengetahuan dan Keterampilan Personel

Teknologi infomasi mampu menerobos hambatan yang timbul karena


sedikitnya pengetahuan dan rendahnya keterampilan personel perusahaan
dalam melayani kebutuhan customer. Teknologi infomasi memiliki
kemampuan memberdayakan personel perusahaan, sehingga dapat merespons
tuntutan customer secara tepat waktu dan akurat. Sebagai contoh, penggunaan
teknologi informasi dengan fasilitas multimedia (teks, image, video, dan
audio) menjadikan personel perusahaan lebih mudah menerima dan mencari
informasi yang diperlukan untuk merespons tuntutan customer. Aplikasi
teknologi informasi secara multimedia pada sistem layanan rumah sakit akan
menjadikan dokter berdaya untuk merespons tuntutan pasien. Sebagai contoh,
orang tua pasien anak yang meminta agar obat tertentu diberikan dalam
bentuk sirup, dapat dengan mudah dipenuhi karena dokter dengan mudah
dapat mengakses informasi obat dari database DOI (Daftar Obat Indonesia),
atau secara on-line dengan database obat dari perusahaan farmasi, sehingga
dokter tidak hanya sekedar menjawab tidak ada atau mengganti obat terbatas
pada daftar obat yang ada dalam ingatannya. Teknologi informasi multimedia
menjadikan personel organisasi mudah mengakses informasi dengan berbagai
indera secara serentak. Indera penglihatan untuk melihat teks, image, dan
video animasi; sedangkan indera pendengaran untuk mendengar suara
(audio).

BUILDING BLOCKS TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi informasi terdiri atas tiga building block yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Pengembangan teknologi informasi memerlukan konsistensi dan
koherensi diantara tiga konstituen building block yang membentuknya. Ketiga
building block yang terkait dalam rancangan teknologi informasi adalah :

Paradigma
Paradigma merupakan asumsi yang mendasari pengembangan teknologi
informasi. Paradigma pengembangan teknologi informasi memberikan arah panduan
bagaimana seharusnya perusahaan menggunakan teknologi informasi dalam
berhubungan dengan lingkungan bisnisnya. Paradigma yang berkembang meliputi :
a. Paradigma Customer Value
Dalam lingkungan bisnis yang di dalamnya customer memegang kendali bisnis,
pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi perusahaan ditujukan
untuk mendedikasikan seluruh fasilitas teknologi informasi dalam memenuhi
kebutuhan customer. Paradigma ini memandang bahwa pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi bukan untuk memudahkan perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya, namun untuk memuaskan kebutuhan customer.
b. Paradigma Continuous Improvement
Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang turbulen dan kompetitif,
pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk senantiasa
memampukan perusahaan melakukan improvement secara berkelanjutan dalam
memenuhi tuntutan customer-nya. Improvement hanya layak dilakukan jika
berupa peningkatan kemampuan perusahaan dalam melayani dan memuaskan
customer, bukan dimaksudkan untuk berfokus pada kepentingan intern
perusahaan.
c. Paradigma Cross-Functional
Dengan paradigma ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi
ditujukan untuk peningkatan kerjasama lintas functional yang ditujukan untuk
meningkatkan cycle effectiveness perusahaan dalam melayani dan memuaskan
customer.
d. Paradigma Pemberdayaan Karyawan (Employee Empowerment)
Dengan paradigma ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi
ditujukan untuk memampukan personel perusahaan dalam merespon tuntutan
dan meningkatkan kepuasan customer-nya.
e. Paradigma Peluang (Opportunity)
Dengan paradigma ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi
ditujukan untuk menggali peluang sebanyak mungkin, tidak semata-mata hanya
untuk memecahkan masalah yang telah dikenali sebelumnya (unknown
problem).
1. Paradigma

- Modal manusia
- Aktivitas
- Database Tampak Luar
- Jejaring
- Teknologi Komponen Fisik
Teknologi
Informasi

Keyakinan Dasar dan Mindset terhadap


Nilai Dasar Teknologi
Informasi

Paradaigma terhadap Teknologi Informasi


Keyakinan dan nilai dasar
Keyakinan dasar adalah hal-hal yang diyakini kebenarannya oleh
personel perusahaan untuk diwujudkan. Keyakinan dasar menjadi semnagat
yang mendorong personel perusahaan untuk mewujudkan paradigma. Nilai
dasar, merupakan karakter, sifat, dan sikap yang dijunjung tinggi personel
perusahaan dalam mewujudkan paradigma yang telah dipilih. Nilai dasar
memberikan batasan bagi personel perusahaan dalam mewujudkan
paradigma. Paradigma yang telah dipilih memerlukan keyakinan dasar dan
nilai dasar tertentu. Mengenai keyakinan dasar dan nilai dasar yang
diperlukan untuk mewujudkan berbagai paradigma tersebut di atas dapat
dilihat dalam pembahasan mindset dalam bab 4-8.

Komponen fisik teknologi informasi


Komponen fisik TI merupakan sekumpulan unsur yang terintegrasi
untuk memfasilitasi aktivitas bisnis dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Komponen fisik ini merupakan bagian TI secara keseluruhan
yang tampak yang dapat ditangkap indera penglihatan. Komponen fisik ini
merupakan pemampu bagi perwujudan komponen yang tidak tampak (yakni:
paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar), oleh karena itu harus terdapat
koherensi diantara komponen fisik dan komponen yang tidak tampak (non
fisik). Komponen berwujud TI meliputi lima unsur berikut ini:

Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia merupakan komponen terpenting dan utama
dari unsur berwujud TI, karena sumber daya manusialah subjek dan
pelaksana pemanfaatan teknologi dalam perusahaan. SDM lazim disebut
sebagai information worker, merupakan personel perusahaan yang
bertanggung jawab atas penciptaan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian, dan penggunaan informasi. Dalam kelompok information
worker ini ada bagian yang disebut knowledge worker, yakni bagian dari
information worker yang bertanggung jawab atas pemanfaatan bidang ilmu
dan pengetahuan (body of knowledge) tertentu secara optimal bagi
perusahaan, terutama berkaitan dengan penciptaan ide dan informasi baru.
Contoh knowledge worker adalah akuntan, insinyur, analis keuangan,
pengacara, ahli statistika, dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan teknologi informasi sumber daya manusia
dalam perusahaan dapat berperan satu diantara empat kemungkinan, yaitu:
(1) system owner, (2) system user, (3) system designer, dan (4) system builder.
Sebagian besar modal manusia dalam perusahaan berperan sebagai system
user yang memanfaatkan informasi yang dihasilkan teknologi informasi yang
dihasilkan teknologi informasi dalam melaksanakan aktivitas bisnis
perusahaan.
Pemahaman personel perusahaan terhadap mindset (paradigma,
keyakinan dasar, dan nilai dasar) yang mendasari teknologi informasi akan
sangat menetukan efektivitas pemanfaatan teknologi informasi sebagai
pemampu perusahaan dalam menerobos berbagai hambatan bisnis.
Efektivitas pemanfaatan teknologi informasi oleh perusahaan juga ditentukan
oleh tingkat kemampuan personel organisasi dalam memanfaatkan ilmu dan
pengetahuan serta teknologi.

Aktivitas
Aktivitas merupakan bagian dari proses yang dilakukan perusahaan
dalam memuaskan kebutuhan customer. Identifikasi dan pengembangan
aktivitas perlu diselenggarakan secara terarah oleh perusahaan sesuai dengan
tuntutan customer. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi dan
membedakan antara aktivitas penambah nilai (value-added activity) dan
aktivitas yang tidak menambah nilai (non value-added activity), sehingga
pemanfaaatan teknologi informasi dapat dilakukan secara efektif.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas penambah nilai ditujukan
agar perusahaan dapat mengoptimalkannya dengan melakukan activity
sharing dan activity selection. Sedangkan disisi lain, pemanfaatan teknologi
informasi ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi aktivitas yang
tidak menambah nilai.

Database
Data dibedakan dari informasi karena data merupakan bahan baku
pembuatan informasi. Data merupakan kumpulan fakta yang sudah
dipisahkan. Sedangkan, informasi adalah data yang memberikan tambahan
nilai bagi seseorang atau kelompok orang. Untuk menghasilkan nilai bagi
personel tertentu diperlukan pemahaman tentang kebutuhan pemakai yang
menjadi persyaratan data (data requirement).
Dewasa ini dikenal relational database yang mampu memudahkan
penyedia informasi secara serentak dan efisien yang diperlukan perusahaan
untuk memberdayakan personelnya dalam merespon tuntutan customer.
Ketersediaan database dan informasi juga memudahkan perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan berbagai pihak diluar perusahaan.
Pembangunan database yang terencana diperlukan perusahaan untuk
meningkatkan kecermatan dan keandalan informasi.

Jejaring (Network)
Pembangunan jejaring ditujukan untuk memudahkan perusahaan
dalam memberikan respon dan melaksanakan transaksi dengan customer.
Jejaring juga diperlukan untuk ,menciptakan integrasi dalam perusahaan, dan
antara perusahan dengan pemasok serta customer. Pembangunan jejaring
juga dapat menghantar perusahaan menuju komunikasi maya (virtual),
sehingga tercipta peluang-peluang baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Sebagai contoh, pemanfaatan jejaring VAN (Value-Added Network) dan VPN
(Virtual Private Network) untuk mempermudah dan meningkatkan
fleksibilitas perusahaan dalam berkomunikasi dengan berbagai pihak.
Pembangunan jejaring ditujukan untuk mnyediakan sarana kerja sama proses
dan integrasi antarsistem, komputer, dan personel. Jejaring semakin
diperlukan karena berbagai factor berikut : (1) peningkatan kecepatan bisnis,
(2) peningkatan jangkauan bisnis, (3) peningkatan kompleksitas bisnis.

Peningkatan kecepatan bisnis


Perusahaan yang mampu mengakses informasi penting secara cepat akan
memperoeh keunggulan komparatif. Hal ini seringkali dilakukan dengan
menduplikasi teknoligi informasi diberbagai lokasi perusahaan, sehingga
meningkatkan kedekatan dan kecepatan respon terhadap tuntutan customer-
nya.

Peningkatan jangkauan bisnis


Perusahaan dapat memperoleh keunggulan komparatif dengan memasukkan
pemasok dan customer dalam bisnisnya, hingga kelancaran arus nilai (value
flow) akan meningkat tajam.

Peningkatan kompleksitas bisnis


Dalam era kompetisi global tejadi peningkatan kegiatan bisnis di berbagai
lokasi, baik nasional maupun internasional. Kondisi demikian menjadikan
bisnis semakin kompleks, karena perusahaan beroperasi di berbagai
lingkungan hukum, pasar, bahasa, dan kultur bisnis yang berbeda. Upaya
untuk mengintegrasikan berbagai hal yang kompleks tersebut di atas
memerlukan dukungan jejaring informasi yang andal.

Pembangunan unsur jejaring dalam teknologi informasi


memungkinkan perusahaan untuk (1) mendistribusikan SDM, data, aktivitas,
dan teknologi ke berbagai lokasi, dan (2) mengkomunikasikan data
antarlokasi. Pemanfaatan jejaring informasi memungkinkan perusahaan
menerobos hambatan geografis.

Teknologi (Technology)

Teknologi merupakan unsur fisik yang diperlukan ke empat unsur


yang lain dalam pemanfaatan teknologi informasi secara optimal. Komponen
teknologi dalam teknologi informasi meliputi : (1) perangkat keras
(hardware), dan (2) perangkat lunak (software).

Pengoperasian teknologi mutakhir memiliki konsekuensi terhadap


kemampuan modal manusia dalam mengikuti pesatnya perkembangan
teknologi, agar setiap rupiah yang diinvestasikan dalam teknologi informasi
dapat dimanfaatkan secara optimal sebelum kadaluwarsa. Komponen fisik
teknologi dalam teknologi informasi mencakup dua unsur utama, yaitu :
teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

Unsur teknologi dalam TI meliputi tiga bidang, yaitu :

1. Teknologi data (data technology). Yakni perangkat keras (hardware) dan


perangkat lunak (software) yang digunakan untuk menangkap (capture),
menyimpan (store), dan mengelola (manage) data.
2. Teknologi pemrosesan (processing technology). Yakni perangkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengubah data dalam
(sebagai masukan) menjadi informasi yang bermanfaat (sebagai
keluaran).
3. Teknologi komunikasi (communication technology). Yakni perangkat
keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk menghubungkan
(interconnect) teknologi data dan teknologi pemrosesan yang terdapat
pada berbagai lokasi.

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Pengembangan teknologi informasi meliputi pengembangan atas dua


bagian utama berikut :

1. Teknologi Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing


Technology).
Teknologi ini merupakan kumpulan unsur yang terpadu untuk
memfasilitasi dan mengatur perilaku anggota organisasi dalam
melaksanakan transaksi bisnis yang senantiasa mengacu pada kaidah-
kaidah berikut :

a. Diupayakan untuk mempermudah customer dalam mengakses


informasi tentang produk dan jasa yang disediakan perusahaan.
b. Memudahkan karyawan dalam pengoperasiannya, sehingga
karyawan perusahaan menjadi berdaya (empowered) dalam
merespons pemintaan customer.
c. Memfasilitasi pendekatan kerja tim lintas fungsional (cross-
functional team approach).
d. Memfasilitasi system pengendalian masukan dan pengendalian
proses (input and process control systems), sehingga
menghindarkan perusahaan dari risiko yang tinggi di kemudian
hari.

You might also like