You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting didalam kehidupan kita. Tanpa
kesehatan manusia tidak akan bisa beraktivitas dan bekerja. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan guna menjaga kesehatan baik fisik ataupun secara mental yang salah satunya adalah
menjaga pola hidup sehat, bahkan dengan melakukan terapi pengobatan tertentu.
Dengan adanya kesadaran masyarakat akan kesehatannya dan banyaknya jenis penyakit
serta mahalnya harga obat modern maka pengobatan, Ayurveda menjadi salah satu terapi
alternative yang dipilih untuk melengkapi terapi medis yang diberikan oleh dokter. Pengobatan
Ayurveda sendiri menggunakan bahan bahan alami sehinggga bebas dari efek samping.
Oleh karena itu saya akan menyusun sebuah makalah mengenai Pengobatan Penyakit
Diare dengan menggunakan Daun Jambu Biji dan Teh Hijau.

Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang terjadi di negara berkembang dan
menyebabkan peningkatan mortalitas dan morbiditas terutama pada bayi dan anak-anak. Di
Indonesia kasus diare menjadi masalah kesehatan utama karena sering menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB) dan sering menyebabkan kematian pada anak bawah lima tahun (balita). Diare
disebakan oleh beberapa hal seperti infeksi bakteri, virus, parasit, kercunan makanan,
kekurangan gizi, efek obat-obatan, dan lain-lain.

Diare adalah perubahan abnormal pada defekasi dimana konsistensi feses cair atau
setengah cair (setengah padat) denagn kandungan air lebih banyak dari biasanya, frekuensi lebih
dari tiga kali perhari tanpa atau disertai dengan lender maupun darah. Di Negara-negara
berkembang rata-rata anak mengalami diare sekita 6-12 episode pertahun.

Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun
2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/
1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /
1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, maka didapatkan beberapa rumusan masalah antara

lain, sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kajian teori diare?

2. Bagaimanakah konsep dasar pengobatan Ayurveda pengobatan penyakit diare dengan

menggunakan daun jambu biji dan teh hijau.?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai didalam penyusunan makalah ini adalah sebagai

berikut :
1. Untuk mengetahui kajian teori diare.
2. Untuk mengetahui konsep dasar pengobatan dari Ayurveda pengobatan penyakit diare dengan

menggunakan daun jambu biji dan teh hijau.

BAB II
KONSEP TEORI PENYAKIT DIARE

1. DEFINISI / PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO, 1985
dalam Kapita Selekta Kedokteran FKUI 2001).
Diare akut adalah diare awalnya mendadak dan berlangsung singkat,dalam beberapa
jam sampai 7 atau 14 hari. Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga
minggu pada orang dewasa dan dua minggu pada bayi anak-anak (Kapita selekta
kedokteran, FKUI 2001).

2
2. PENYEBAB DIARE
Penyebab diare yang utama adalah infeksi parasit, virus maupun bakteri. Penyebab
lain diare antara lain : efek samping obat-obatan tertentu, pemberian makan per selang,
gangguan metabolik dan endokrin, gangguan nutrisi dan malabsorpsi, paralitik ileus dan
obstruksi usus. Ditinjau dari sudut patofisiologinya, diare dibadakan menjadi diare
sekresi dan diare osmotik.
Diare sekresi disebabkan oleh :
a. Infeksi (virus,bakteri dan parasit).
b. Hiperperistaltik usus (akibat bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis,
gangguan saraf, hawa dingin alergi dan sebagainya).
c. Defisiensi imun terutama SIgA (Secretory Immunoglobulin A) yang mengakibatkan
berlipatgandanya bakteri/flora usus dan jamur terutama candida.
Diare osmotik disebabkan oleh :
a. Malabsorpsi makanan (karbohidrat,lemak,protein,vitamin dan mineral).
b. Kekurangan kalori protein (KKP).

3. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
Penyakit ini ditularkan secara fekal oral melalui makanan atau minuman yang
tercemar. Di negara berkembang tingginya prevalensi penyakit diare merupakan
kombinasi dari sumber air yang tercemar, kekurangan protein dan kalori yang
menyebabkan turunnya daya tahan tubuh.
Dalam penelitian di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur 1993 1994)
terhadap 123 pasien diare dewasa yang di rawat di bangsal diare akut didapatkan hasil
isolasi dengan E. coli (38,29%), V cholerae (18,29%), Aeromonas sp (14,29%) sebagai
tiga penyebab terbanyak.

4. PATOFISIOLOGI
Diare sekresi merupakan diare dengan volume banyak yang disebabkan oleh
peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen
usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam lumen usus oleh tekanan osmotik
dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi, sehingga reabsorpsi air menjadi lambat.
Sebagai akibat dari diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
a.Kehilangan air (dehidrasi). Dehidrasi terjadi akibat pengeluaran air lebih banyak dari
pemasukan air, merupakan penyebab kematian pada diare.
b.Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik), terjadi karena kehilangan
natrium bikarbonat bersama tinja, penimbunan asam laktat karena anoksia jaringan,
produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
ginjal (oligouria/anuria), pemindahan ion natrium dari ekstrasel kedalam intrasel.
Secara klinis asidosis dapat dilihat dari pernapasan Kussmaul.

3
c.Gangguan sirkulasi. Sebagai akibat diare dengan atau tanpa muntah, dapat terjadi
gangguan sirkulasi berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat dan dapat mengakibatkan
perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak ditangani segera akan terjadi
kematian.
Skema patofisiologi penyakit dikaitkan dengan munculnya masalah keperawatan
dapat dilihat pada lampiran.

5. MANIFESTASI KLINIS
a. Frekuensi defekasi meningkat dengan konsistensi cair.
b. Pasien mengeluh nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, distensi, gemuruh
usus (borborigimus), dan demam.
c. Kekurangan cairan dapat menyebabkan rasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol,
turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak.
d. Pernapasan Kussmaul sebagai tanda asidosis metabolic.
e. Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus
(tenesmus) dapat terjadi setiap defekasi.
f. Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (>120 kali per menit),
tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung
ekstremitas dingin dan kadang sianosis.
g. Kekurangan kalium dapat menyebabkan aritmia jantung.
h. Perfusi ginjal yang menurun dapat terjadi anuria.

Gejala klinis pasien tergantung pada derajat dehidrasi yang dialami :

Derajat Dehidrasi
Gejala Klinis
Ringan Sedang Berat

Keadaan Umum
Kesadaran Baik ( CM ) Gelisah Apatis koma
Rasa haus + ++ +++
Sirkulasi
Nadi Normal (80x/mnt) Cepat Cepat sekali
Respirasi
Pernapasan Biasa Agak cepat Kuszmaull
Kulit
Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali
Turgor & Tonus Biasa Agak kurang Kurang sekali
Diuresis Normal Oligouria Anuria
Selaput lendir Normal Agak kering Kering/Asidosis

4
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan biasanya adalah pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium sangat penting artinya dalam menegakkan diagnosis (kausal)
yang tepat sehingga pengobatan yang tepat dapat diberikan. Pemeriksaan yang perlu
dilakukan :
1) Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab.
Tes resistensi untuk mencari berbagai kuman penyebab.
pH dan kadar gula jika dicurigai ada intoleransi glukosa.
2) Pemeriksaan darah.
Darah lengkap.
pH, cadangan alkali, dan elektrolit untuk menentukan ganguan keseimbangan
asam basa.
Kadar ureum untuk mengetahui faal ginjal.
3)Duodenal intubation.
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama
pada diare kronik.

7. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama. Hal penting yang perlu diperhatikan :
1) Dehidrasi ringan diberikan oralit. Diberikan cairan Ringer Laktat, bila tak tersedia
dapat diberikan cairan NaCl isotonikditambah 1 ampul natrium bikarbonat 7, 5 %
50 ml.
2) Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan. Dapat
dihitung dengan cara (Metoda Pierce), dimana kebutuhan cairan dari masing-
masing derajat dehidrasi adalah : dehidrasi ringan (5% X BB), sedang (8% X BB),
berat (10% X BB).
3) Cara pemberian dapat dipilih oral atau IV.
b. Identifikasi penyebab infeksi untuk pemberian antibiotic.
c. Terapi simtomatik seperti obat antidiare diberikan dengan sangat hati-hati dengan
pertimbangan yang rasional. Anti motilitas dan sekresi usus seperti loperamid
sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonella, shigela, dan colitis
pseudomembran kare akan memperburuk diare. Bila pasien amat kesakitan dapat
diberikan antimotilitas usus dalam jangka pendek selama 1 2 hari saja. Pemberian
antiemetik pada anak dan remaja dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan
ekstrapiramidal.

5
BAB III
KONSEP PENGOBATAN AYURVEDA
PADA PENYAKIT DIARE DENGAN DAUN JAMBU BIJI

Daun Jambu Biji


A. Gambaran umum Daun Jambu Biji
Daun jambu biji (Psidii folium) berasal dari tanaman Psidii Guajava L (fam. Myrtaceae).
Memiliki rasa yang manis, sifatnya netral, berhasiat astrigen atau pengelat, anti diare,anti
radang, penghenti perdarahan (hemostatis), dan peluruh haid.

B. Kandungan Kimia Daun Jambu Biji


Jambu biji kaya akan kandungan kimia terutama pada daunnya. Adapun kandungan pada
daun jambu biji yaitu saponin, flavanoid, folifenol, alkaloid, caroten, steroid, kuinon,
antioksidan, tanin, minyak asiri (eugenol), minyak lemak, damar, zat samak, triterpenoid,
asam malat dan asam apfel.

C. Indikasi
Banyak bagian dari tumbuhan ini sangat berguna bagi pengobatan berbagai penyakit.
Bagian yang paling sering digunakan adalah daunnya. Daun digunakan untuk pengobatan
diare akut/ kronis, perut kembung bagi bayi dan anak, kadar kolesterol darah meninggi,
haid tidak lancar, sering buang air kecil/ anyang-anyangan, luka dan sariawan.

6
D. Cara Pengobatan
1. Rebus 30 gr daun jambu segar dengan segenggam tepung beras yang telah
digongseng sampai kuning dalam 2 gelas air sampai mendidih selama 15 menit.
Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum. Lakukan 2-3 kali dalam sehari.
2. Cuci 30 gram daun jambu segar, lalu tumbuk sampai lumat. Tambahkan garam
seujung sendok teh dan setengah cangkir air panas, lalu aduk sampai rata. Setelah
dingin, peras dan saring, minum air saringannya sekaligus. Jika penderita masih diare,
ulangi pengobatan ini 2-3 kali sehari
3. Cuci segenggam daun jambu biji yang masih muda dan segar, lalu rebus dalam 3
gelas air sampai tersisa separuhnya. Gunakan air rebusan ini untuk menyeduh 1
sendok teh daun teh hijau. Minum ramuan ini selagi hangat. Lakukan 2 sampai 3 kali
sehai sampai sembuh.

Teh Hijau
A. Gambaran Umum Teh Hijau
Teh hijau atau camellia sinensis merupakan jenis tumbuhan teh yang dapat ditanam
pada daerah tropis ataupun sub tropis. Tumbuhan ini berasal dari daratan asia selatan
dan asia tenggara. Tetapi saat ini keberadaan tumbuhan teh hijau sudah menyebar
diseluruh indonesia bahkan menjadi penghasilan untuk para petani teh. Tumbuhan ini
memiliki karakteristik batang kecil dan akar tunggang yang kuat. Saat pemetikan daun
teh telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah untuk memperoleh tingkat oksidasi
yang berbeda. Setelah daun teh dikeringkan dan selesai diproses, maka dapat dinikmati
dengan menyeduhnya menggunakan air hangat. Teh hijau ini sangatlah baik untuk
dijadikan sebuah alternatif dalam menjaga kesehatan tubuh.

B. Kandungan Teh Hijau


1. Tanin (Katekin)
Memberikan rasa yang khas, zat inilah yang memiliki sifat antioksidan dan
antibakteri dan sebagai detoksikan
2. Kafein
Unsur pahit, sebagai stimulan, kafein dalam teh hijau bermanfaat untuk
menghilangkan stres
3. Vitamin B
Teh hijau mengandung vitamin B1, B2, Niasin, asam pantotenat. Vitamin b
membantu metabolisme karbohidrat dan mempromosikan sekresi cairan
pencernaan serta melindungi membran mukosa
4. Vitamin C

7
Teh hijau mengandung sejumlah besar vitamin c yang tahan terhadap panas, 5 atau
6 cangkir teh hijau sehari memberikan tubuh semua vitamin c yang dibutuhkan. Vit
C juga mencegah pembentukan melanin, menghambat oksidasi dan meningkatkan
daya tahan tubuh
5. Vitamin E
Teh hijau mengandung senyawa kimia yang disebut tokoferol yang dianggap
memiliki sifat anti penuaan.

6. Theanine
Asam amino yang menghasilkan rasa umami. Semakin baik teh, semakin banyak
theanin yang dikandungnya.
7. Pigmen Tumbuhan
Teh hijau mengandung klorofil hijau dan senyawa flavon kuning
8. Alkalinitas
Teh hijau mengandung kalium, kalsium, seng, nikel, molibdenum
9. Saponin
Sebuah bahan khusus dalam teh hijau, memiliki sifat anti inflamasi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

8
1. KESIMPULAN
Ayur weda merupakan salah satu terapi alternative yang dipilih untuk melengkapi
terapi medis yang diberikan oleh dokter. Salah satunya dalam pengobatan diare. Diare
merupakan salah satu penyakit infeksi yang terjadi di Negara berkembang, yang sering
terjadi pada bayi dan anak-anak dan sering menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB
serta kematian pada anak dibawah lima tahun.
Menurut Ayurveda penyakit diare ini dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi
daun jambu biji dan teh hijau. Dimana kandungan dari daun jambu biji yaitu saponin,
flavonoid, folifenol,alkaloid, caroten, steroid, kuinon, antioksidan, tannin, minyak asiri,
minyak lemak, damar, zat samak, asam malat, dan asam apfel. Kandungan teh hijau yaitu
tannin, kafein, vitamin B, C, E dan theaninne. Dimana dengan kandungan kedua
tumbuhun tersebut dapat digunakan dalam penyembuhan penyakit diare secara herbal.

2. SARAN
Pengobatan diare dapat disembuhkan dengan pengobatan secara medis dan sacara
herbal (menurut ayur veda ). Pengobatan diare secara herbal dapat menggunakan daun
jambu biji dan daun teh hijau. Dimana kandungan kedua tumbuhan tersebut juga terdapat
pada obat diare yg biasa kita konsumsi. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya kita mencoba
pengobatan secara herbal dalam mengobati penyakit diare. Karena pengobatan secara
alami dari tumbuhan jauh lebih aman dan tidak mengandung zat kimia dibandingkan
dengan obat kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan R.I. 1992.Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas.

Sopandi.2009. Tanaman Obat Tradisional Jilid III. PT Sarana Panca Karya nusa

Wong. 2001. Asuhan Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

http://macammacampenyakit.com/pengertian-penyakit-diare-pengobatan/

9
https://ardra.biz/kesehatan/khasiat-buah-dan-sayuran/khasiat-manfaat-daun-teh-
hijau/manfaat-zat-aktif-dalam-daun-teh-hijau/

10

You might also like