You are on page 1of 3

Kasus

Seorang wanita usia 55 th mengeluh berdebar, wajah terasa panas, merasa gampang tersinggung,
dan sering tidak mampu menahan kencing, bahkan sekedar batuk saja air seni keluar sehingga
sering menghindari aktivitas social bersama, termasuk hubungan seks dengan suami. Keluhan ini
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, sedangkan 2 bulan yang lalu menstruasi sudah berhenti total.
Soal
1. Apakah wanita tersebut mengalami sexual disorder? Ceritakan dengan singkat dan
sistematis
Jawaban:
Wanita tersebut mengalami sexual disorder yang diakibatkan oleh inkonteninsia urine.
Inkontinensia urin terjadi karena adanya suatu disfungsi mekanisme fisiologi dari proses miksi
yang normal pada saluran kencing bagian bawah. Tahanan tekanan uretra tidak mampu lebih
besar lagi untuk menahan tekanan kandung kemih yang timbul baik karena faktor intrinsik
ataupun ekstrinsik. Adanya devitalisasi atau melemahnya kekuatan vagina dan mukosa,
wanita usia lanjut lebih cenderung mengalami infeksi. Sedangkan perubahan anatomi seperti
dinding vagina dan efektivitas ligamentum uretra berkurang, sebagai hasil dari proses
penuaan, maka sfingter uretra akan lebih terbuka yang lebih lanjut dapat terjadi inkontinensia
urin dan sering terjadi infeksi pada traktus urinarius wanita tersebut. Oleh karena adanya
penurunan kadar hormon terutama estrogen, pada wanita menopause akan menyebabkan
perubahan pada seluruh sistem reproduksi termasuk traktus urogenital selain itu juga
menyebabkan jaringan urogenital dan dasar panggul mengalami atrofi.
Perubahan fungsi seksual pada menopause diakibat kekurangan hormon estrogen, aliran darah
ke vagina berkurang dan sel-sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah menjadi cedera. Wanita
yang mengeluh aktivitas seksualnya menurun, penyebabnya kemungkinan oleh pasangan itu
sendiri karena libido dipengaruhi banyak faktor seperti ,perasaan, lingkungan dan hormonal.
Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga
berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Beberapa wanita mengalami perubahan
gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya.

2. Bagaimana profil hormone pada wanita tersebut, dan bagaimana pengaruh hormone
estradiol terhadap gejala yang dialami oleh wanita tersbut? Jelaskan dengan singkat
Jawaban:
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual
seorang wanita, kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel matang dan
berovulasi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun,
hanya tinggal beberapa folikel-folikel primordial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH, dan
produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol.
Ketika produksi estrogen turun di bawah nilai kritis, estrogen tidak lagi menghambat produksi
gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH)
diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel
primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun secara nyata
menjadi nol.
Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol.
Namun selama masa pramenopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen
dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur
maupun dalam lemak tubuh. Sebelum menopause dan pascamenopause, hormon estradiol
memegang peranan, sedangkan sesudahnya estradiol mengalami penurunan, disisi lain estron
akan meningkat (Speroff et al., 2005). Kadar estradiol pada wanita pascamenopause lebih
rendah dibandingkan dengan wanita usia reproduksi pada setiap fase dari siklus haidnya. Pada
wanita pascamenopause estradiol dan estron berasal dari konversi androgen adrenal di hati,
ginjal, otak, kelenjar adrenal dan jaringan adipose.

3. Untuk mengembalikan atau memperbaiki kondisi yang dialami oleh wanita tersebut apa
yang harus dilakukan? Ceritakan dengan sistematis
Jawaban:
a. Terapi sulih hormone(TSH)
Jaringan uretra dan vagina bersifat estrogen responsif tinggi. Penurunan produksi
estrogen pada wanita menopause akan menghasikan pengurangan dalam aktivitas mitosis
pada permukaan mukosa, mengurangi vaskularitas jaringan, dan penipisan mukosa.
Mukosa uretra dan vagina akan menjadi pucat, kering dan berkurang dari struktur
normalnya. Penurunan kadar estrogen ini akan mengakibatkan perubahan pada mukosa
vagina, yang akan menyebabkan penderita merasa kering, sakit dalam berhubungan
seksual, dan pada sebagian wanita akan terjadi atropik vaginitis. Sementara atrofi dari
mukosa uretra dihubungkan dengan insiden urethritis, dan juga mungkin inkontenensia
urin. Penggunaan terapi sulih hormon baik secara lokal ataupun sistemik dapat
mengembalikan semua perubahan ini. Estrogen tunggal sebaiknya digunakan pada wanita
yang telah menjalani histerektomi. Komponen progesteron pada terapi hormon dapat
berupa progesteron atau progestogen, yang dapat mengikat pada reseptor progesteron.
Studi observasi mengusulkan bahwa preparat terapi hormon yang mengandung
progesteron mikronisasi atau dihidrogesteron dihubungkan dengan menurunnya risiko
kanker payudara, penyakit kardiovaskuler, dan kejadian tromboembol.
b. Senam kegel
Latihan untuk memperkuat otot panggul (sering disebut latihan senam kegel) telah lama
digunakan untuk mengobati / menurunkan inkontinensia urin (Nygaard, 2010). Latihan
otot panggul (senam kegel) diikutsertakan dalam intervensi primer dalam menangani
inkontinensia urine. Senam kegel adalah senam untuk menguatkan otot panggul atau
senam yang bertujuan untuk memperkuat otototot dasar panggul terutama otot
puboccygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat otototot saluran kemih. Senam
kegel juga dapat menyembuhkan ketidak mampuan menahan kencing (inkontinensia
urine) (Widianti & Proverawati, 2010). Senam kegel berguna untuk mengencangkan dan
memulihkan otot di daerah alat Genital dan anus.

You might also like