Professional Documents
Culture Documents
) yang
menyerang bunga dan pentil buah. Penyakit ini menyerang bila kondisi sekitar tanaman
sangat lembap. Bila belum terlambat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan sempotan
fungisida Benlate 0,2%. Kepompong ulat keket daun sirsak mempunyai benang berwarna
merah keemasan, lebih baik daripada benang ulat sutera.
Serangan hama pada tanaman adalah masalah yang selalu dihadapi. Serangannya bahkan bisa
mencapai 90% dari keseluruhan tanaman yang berada pada suatu lahan. Karena itu,
pengetahuan tentang hama dan penyakit ini sangat penting artinya bagi orang-orang yang
berkecimpung di
bidang ini.
Serangan hama terhadap tanaman terutama disebabkan oleh hewan dari filum Arthopoda. Di
antaranya golongan serangga. Jenis ini merupakan musuh utama terbesar pada tanaman buah-
buahan. Hampir 75% dari jumlah binatang yang hidup berasal dari golongan ini. Dari jumlah
tersebut sebagian merupakan hama pada banyak tanaman buah-buahan di Indonesia. Selain
serangga, hama lainnya yang juga sangat mengganggu adalah dad filum Chordata, seperti
kera, babi hutan, tikus, burung, dan kalong; Annelids, seperti nematoda, dan filum Molluscs,
yakni keluarga siput.
Penyakit pada tanaman, biasanya disebabkan oleh gangguan jasad hidup yang bersifat parasit,
seperti cendawan, bakteri, dan virus, atau karena gangguan fisiologis. Bila terjangkit
penyakit, maka terjadi perubahan pada seluruh atau sebagian organ tanaman. Dan hal ini akan
mengganggu kegiatan fisiologis sehari-hari.
Gejala Pertama :
Terlihat adanya titik nods hitam atau benjolan pada kulit buah. Nods hitam itu terkadang
tidak langsung terlihat, seakan buah yang dihasilkan tetap mulus. Namun bila buah tersebut
dibelah, akan tampak belatung atau larva. Bintik hitam itu merupakan bekas tusukan
sekaligus tempat peletakan telur. Telur ini, yang kemudian berubah menjadi larvaakan
menggerogoti daging buah. Akibatnya, buah bisa menjadi busuk dan rontok.
Penyebab :
Lalat buah yang tergolong keluarga Tephridae. Beberapa genus dari keluarga ini yang sangat
berpotensi sebagai hama penting adalah Ceratitis, Anastrepha, Dacus, dan Rhagoletis. Di
Indonesia, Dacus spp merupakan genus lalat buah yang potensial sebagai perusak tanaman
hortikultura. Jenisnya tak kurang dari 30-40 spesies. Tiap spesies bisa menyerang beberapa
macam tanaman buah-buahan.
Lalat ini tertarik oleh wama kuning, aroma, atau ekstraksi ester dan asam organik yang keluar
dad buah-buahan menjelang masak. Dengan demikian lalat buah betina sebagai pengganggu
utama, umumnya menyerang buah-buahan saat musim buah tiba.
Pengendalian :
Melakukan sanitasi kebun, pembungkusan buah, pengasapan kebun, pengendalian secara
kimia menggunakan insektisida dan pemakaian perangkap yang diisi dengan pheromone
tiruan, seperti metil eugenol.
Gejala Kedua :
Pads permukaan buah terlihat gejala kerusakan, berupa bercak cokelat sampai hitam
berukuran kecil sampai besar. Selain itu ads pula gejala lainnya cacat pada kulit buah,
berlubang, berpuru, bahkan terkadang seluruh isi daging buah hampir habis, berkeriput, dan
tidak mulus. Sering juga tampak tepung gerek yang membaluti buah dan getah cairan buah
meleleh bergantungan. Terkadang pada permukaan luar buah atau bila buah dibuka terlihat
larva atau belatung yang menggerogoti buah. Lama-kelamaan buah akan membusuk dan
rontok. Gejala ini terjadi saat buah masih muda sampai menjelang masak.
Penyebab :
Ulat atau larva penggerek buah, yang merupakan anggota clan bangsa atau ordo talat
(Diptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), kumbang (Coleoptera), sikada, kutu, dan
wereng.
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pembungkusan buah, penggunaan pestisida yang tepat.
Busuk yang terjadi merupakan busuk lunak clan basah, yang ditandai dengan mudahnya buah
ini pecah atau berlubang bila ditekan dengan jari. Pada akhir pembusukan, seluruh wujud
buah menjadi busuk 'bonyok'. Pada permukaan buah sering pula timbul lapisan tepung massa
spora. Pada suhu tinggi, warnanya menjadi hitam, terkadang berbau masam atau busuk
menyengat.
Tanaman yang diserang : Anggur, jambu biji, melon, semangka, mangga, pepaya, clan sirsak.
Penyebab :
Cendawan clan bakled. Misalnya Phytophthora nicotianae (cendawan pada jambu biji, melon,
clan semangka); Botrytis cinerea (cendawan pada anggur); Rhizopus stolonifer (cendawan
pada buah mangga dan pepaya); Pythium aphanidermatum, PP ultimum (cendawan pada
melon clan semangka); Pseudomonas mangifera indica (bakteri pembusuk buah mangga);
Pseudomonas passitlorae (bakteri pembusuk pada buah sirsak); dan Erwinia sp (bakteri
pembusuk mangga, apel, clan melon). Cendawan Phytophfhora palmivora pada buah durian.
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pemberian fungisida dan bakterisida yang sesuai, pemusnahan buah yang
terserang, clan pemangkasan untuk mengurangi kerimbunan/kelembapan.
Gejala Kedua :
Awalnya timbul bercakbercak lunak, cokelat muda pada buah. Kemudian bercak itu
mengering clan mengeras. Konsistensi daging buah juga ikut berubah jadi kering clan
mengeras. Bila Ware agak lembap, buah itu dapat dilapisi massa spora. Kondisi busuk keras
clan kering dapat terjadi pada ujung atau pangkal buah saja. Umumnya berwama cokelat
sampai hitam. Buah yang busuk mati kering, mengeras, clan mengeriput ini disebut juga
'busuk mummi'.
Penyebab :
Cendawan, bakteri, clan virus. Misalnya Phytophthora palmivora (cendawan pada buah sawo
clan durian); Col/etotrichum gloesporoides (cendawan pada buah mangga); Botrydip/odia
theobromae (cendawan pada srikaya dan sirsak); penyakit stubborn (virus pada buah jeruk);
Pseudomonas /achrymans (bakteri pada buah semangka clan melon).
Pengendalian :
Sanitasi lahan, pemusnahan buah yang terserang, pemberian fungisida dan bakterisida yang
sesuai, clan mengurangi kerimbunan pohon dengan pemangkasan.
Gejala Pertama:
Pada bagian luar buah terdapat lubang-lubang kecil sebesar ujung jarum. Cairan buah
berkurang, bahkan relatif habis. Buah yang terserang wamanya menjadi tidak sempuma.
Misalnya pada jeruk terdapat wama keperakan di kulitnya. Semakin parah kulit berubah
menjadi bersisik. Selain itu, pada beberapa buah terdapat bagian yang memar, atau tertutupi
lapisan putih seperti(kutu dompolan perusak buah jeruk); Othreis fu/lonica (ngengat perusak
buah mangga dan jeruk); Cryptorrhynchus gravis (kumbang penggerek buah mangga). Hama
tersebut menyerang ketika tahap nimfa maupun dewasa dengan cara mengisap cairan buah.
Akibatnya buah akan gugur.
Gugurnya buah bisa juga disebabkan lubang bekas tusukan dimasuki lagi oleh pengganggu
lain, seperti cendawan, lalat buah, clan lain-lain.
Pengendalian :
Pemusnahan buahbuah yang terserang dan menggunakan pestisida kontak.
Gejala Kedua:
Pada buah yang rontok tampak bekas gigitan di beberapz bagian. Bentuk buah tidak lagi utuh,
melainkan ada bagian yang memperlihatkan luka terkerat atau terpatuk sebagian atau
cenderung habis. Buah yang rusak umumnya relatif telah masak atau menjelang masak.
Penyebab :
Beberapa jenis hama dari keluarga kelelawar (Chiroptera), pengerat (Rodentia), pemakan
daging (Carnivora), clan burung (aves). Contohnya Pteropus edulis (codot), PP vampyrus
(kalong); Callosciurus notatus, C. nigrovittatus (bajing); Paradoxuros hermaphroditus
(musang); burung jalak (Sturnus vulgaris); kutilang (Carpodacus mexicanus), dan murai
(Turdus migrator).
Pengendalian :
Pemasangan perangkap beracun, memburu, membungkus buah, clan khusus burung dapat
dikendalikan dengan cara mengusir atau menakut-nakutinya dengan bunyibunyian.
Gejala ketiga:
Buah gugur sebelum masak. Warna tidak menarik, kulit buah yang terkena sinar matahari
berwama kuning, sedangkan yang terlindung hijau Jeruk yang terserang kutu dompolan
(Ptanococcus crtri). Buah gugur prematur akibat cendawan kapas, kadang-kadang hitam, clan
sebagian besar busuk. Buah tersebut pertumbuhannya menjadi tidak normal, clan kemudian
akan gugur.
Penyebab :
Beberapa jenis hama dari bangsa atau ordo tungau (Acarina), kepik clan kutu (Hemiptera),
kupu-kupu clan ngengat (Lepidoptera), serta kumbang (Coleoptera). Contoh hama dari jenis-
jenis tersebut adalah Eriophyes sheldoni, Tetranychus urticae (tungau perusak buah jeruk);
Phynchocoris poseidon (kepik penusuk buah jeruk); Planococcus citti pucat. Sebenamya
gejala serangan diawali dengan membesamya pangkal tangkai buah, kemudian busuk kering,
dan akhirnya buah gugur.
Tanaman yang diserang :
Jeruk
Penyebab :
Cendawan Fusarium sp, Colletotrichum sp, clan Altemaria sp.
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pemberian fungisida untuk mengendalikan cendawan tersebut.
4. Buah berkudisGejala :
Berawal dari bercak kecil jemih pada buah, bercak secara perlahan berkembang menjadi
semacam kutil-kutil kecil berwama kuning. Kelak kutil-kutil ini menjadi cokelat kelabu,
keras, clan bergabus. Pada jeruk, kutil tersebut bersatu dan membentuk kerak yang keras.
Buah-buah muda yang sakit akan terhambat pertumbuhannya, atau menjadi tidak normal.
Bentuknya tidak teratur, penuh kudis, clan terkadang kerdil. Pada buah lainnya, bercak-
bercak berkembang menjadi semacam kalus kemudian pecah Cendawan Sphaceloma tawcetti
menyebabkan kudis pada buah. berbentuk kudis.
Penyebab :
Cendawan Elsinoe sp atau Sphaceloma sp. Cendawan ini terkenal sebagai penyebab penyakit
kudis pada bermacam-macam tanaman. Beberapa di antaranya Sphaceloma fawcetti (jeruk);
Sphaceloma ampelina (anggur); Sphaceloma perseae (alpukat), Sphaceloma papayae
(papaya). Stroma (tubuh) cendawan Elsinoe itu berkumpul dalam bintik-bintik kudis pada
buah. Di dalam stroma itu terdapat spora clan konidia bening, yang berperan dalam
penyebaran penyakit, mudah sekali terbawa oleh angin, air hujan atau embun, clan juga
serangga, yang dapat menularkan penyakit ke tanaman sehat lainnya. Penyakit kudis ini
terutama menyerang di musim hujan, saat cuaca lembap.
Pengendalian :
Pemusnahan seluruh bagian tanaman yang terserang, mengatur agar bunga keluar sebelum
musim hujan, pemberian fungisida yang tepat.
Gejala 2:
Pada buah apel, bercak kudis berbatas tegas, bundar, clan hijau kecokelatan. Dengan
bertambahnya umur, warna bercak menjadi lebih tua - seoerti kudis, dan sering pecah. Buah
yang sakit berat bentuknya berubah dan rontok sebelum waktunya. Jika infeksi terjadi
menjelang masaknya buah, dapat menyebabkan timbulnya bercak-bercak kecil, hitam, halus,
dan mengkilap. Pada semangka clan melon, bercak melekuk dalam, clan di tepinya ada cairan
yang mengering seperti karet.
Penyebab :
Cendawan Venturia sp atau Cladosporium sp. Yaitu Cladosporium cucumerinum (pada buah
semangka clan melon), clan Venturia inaequalis (pada buah apel).
Pengendalian :
Pemberian fungisida yang sesuai, dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang.Hama
Tanaman Pada Bunga
Bunga rusak dan rontok
Gejala Pertama :
Fisik bunga, yaitu tangkai, malai, kelopak, bakal buah, benang sari, atau kuncup bunga, atau
gabungan dari beberapa bagian bunga mengalami gangguan. Misalnya, bentuk kelopak yang
tidak utuh akibat dimakan atau digerek hama; tangkai, malai, dan kuncup bunga menjadi layu
dan kering, serta rusaknya tunas bunga. Lama-kelamaan bunga menjadi layu dan kering. Bila
serangan semakin menghebat, bunga akan rontok dan tidak bisa jadi buah.
Penyebab :
Beberapa jenis hama yang tergolong bangsa atau ordo kepik dan kutu (Hemiptera), kupu-
kupu dan ngengat (Lepidoptera), kumbang (Coleoptera), serta lalat (Diptera). Beberapa
contoh hama dari jenis-jenis ini adalah Idiocerus niveosparsus (perusak bunga mangga);
Prays nephelomina (penggerek bunga jeruk); Rhynchaenus mangiferae (larvanya merusak
bunga mangga); Aphis sp (kutu perusak bunga belimbing); Popillia biguttata (kumbang
perusak bunga jeruk); dan Carpolonchae fillers (larva memakan kuncup bunga, bakal buah,
atau benangsari jeruk).
Pengendalian :
Dengan penggunaan pestisida kontak.
Gejala Kedua :
Terjadi perubahan warns pada permukaan bunga menjadi keputihputihan atau kelabu. Bunga
yang diserang menjadi kering, keras, dan berguguran. Bila serangan belum atau kurang hebat,
bunga masih dapat meneruskan pertumbuhannya, namun bentuknya menjadi tidak sempurna
lagi.
Penyebab :
Cendawan, umumnya jenis Erysiphaceae. Cendawan ini merupakan parasit obligat penyebab
penyakit tepung. Beberapa jenis yang termasuk dalam cendawan ini adalah Podospharae
leucotricha (cendawan pada apel); Erysiphe cichoraecearum (cendawan pada mangga); dan
Oidium sp (cendawan pada rambutan, jeruk). Cendawan tersebut terinfeksi ke dalam jaringan
bunga di sekitar lapisan epidermis. Hal ini dilakukan oleh haustoria yang terbentuk pada
miselia. Konidia yang terbentuk mudah terpencar oleh angin.
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pengembusan tepung belerang, pemberian fungisida untuk mencegah dan
mengendalikan penyakit.
Gejala Ketiga :
Bunga muncul lebih cepat, di luar musim, dan lebih lebat. Namun ukuran bunga lebih kecil
dan terjadi kelainan bentuk. Bunga-bunga ini akan gugur lebih cepat dan hanya beberapa saja
yang berhasil menjadi buah.
Tanaman yang diserang :
Jeruk
Penyebab :
Virus dari golongan Tristeza, dan virus penyebab leaf curl. Virus Tristeza dapat menyebar ke
tanamann lain melalui tunas mata tempel dan melalui kutu daun. Jika mata tempel diambil
dari jenis yang terinfeksi, dan batang bawah yang digunakan tidak toleran, maka bibit
tersebut jugs akan ikut terserang. Beberapa serangga yang dapat menularkan virus ini adalah
Toxopteracitricida dan Aphis spiraecola.
Pengendalian :
Pembongkaran terhadap tanaman yang telah terserang, menggunakan bibit bebas virus, dan
pengendalian vektor virus Tristeza dengan pestisida.
Penyebab :
Beberapa spesies Phytophtora, seperti PP palmivora (pada batang durian dan jeruk); PP
nicotianae, PP citrophthora (pada batang jeruk) menjadi penyakit utama pada batang.
Phytophtora tersebar di tanah melalui spora yang aktif dalam air. Karena itu
perkembangannya sangat cepat pada keadaan lembap. Infeksi terjadi melalui luka-luka.
Pengendalian :
Pemakaian jenis tanaman yang tahan terhadap Phytophtora, pengaturan drainase yang baik
untuk mencegah kelebihan air, pemangkasan bagian yang sakit, clan pemberian obat penutup
luka.
Gejala Kedua :
Keluarnya blendok (gum) yang berwarna kuning dari batang atau cabang-cabang yang besar,
seringkali dimulai di sekitar ketiak cabang. Terkadang serangan terbatas pada jalur-jalur yang
sempit. Bersamaan dengan keringnya gum, kulit yang terserang berangsur kering dengan
meninggalkan bekas berwarna hitam. Bila penyakit berkembang terus, cendawan akan masuk
ke dalam kayu. Pada tingkat ini ia berkembang pesat, merusak kambium, sehingga cabang
akhirnya mati. Kayu yang terserang berubah warna menjadi keabu-abuan. Pada stadium
selanjutnya timbul piknidia cendawan. Gejala ini menyebabkan kulit menjadi kering, pecah,
clan mengelupas.
Tanaman yang diserang :Jeruk clan mangga
Penyebab :
Serangan cendawan Botryodiplodia theobromae. Cendawan ini termasuk jenis polifag, yang
dapat menyerang bermacam-macam tumbuhan, sehingga sumber infeksi selalu ada. Parasit
ini masuk ke dalam tanaman melalui luka mekanis akibat pemangkasan, serangga, atau
penyakit busa. Cendawan yang dapat membentuk piknidium ini menghasilkan spora-spora
pada luka yang telah lama, kemudian menyebar melalui percikan air hujan ke bagian tanaman
lainnya.
Pengendalian :
Penutupan luka bekas pangkasan dengan obat penutup luka, seperti karbolineum-parafin,
pemotongan cabang-cabang yang terinfeksi, clan penyemprotan fungisida pada kulit.
Pengendalian :
Penutupan lubang gerekan dengan pasak kayu/bambu atau kain serta kapas yang sudah
dicelup dengan insektisida, penyemprotan lubang dengan insektisida, pemberian perangkap
berupa sebatang kayu di dekat pohon agar kumbang menaruh telur pada batang perangkap
tersebut.
Gejala :
Mula-mula pada kulit batang tanaman yang terserang terdapat benang-benang mengkilap
seperti sarangga Jamur upas pada batang jeruk. Kemudian terbentuk bintik-bintik putih pada
permukaan kulit. Selanjutnya timbul kerak berwarna merah jambu atau oranye yang khas.
Pada serangan yang berat, batang atau cabang di bagian dalam menjadi busuk. Cendawan
tersebut lalu membentuk bintik-bintik berwarna merah bata. Apabila penyakit sampai
melingkari cabang atau batang, aliran air clan nutrisi tanaman terhambat clan semua bagian
tanaman di atas bagian yang terserang akan mati.
Tanaman yang terserang :Anggur, apel, durian, nangka, jeruk, mangga, rambutan,
lengkeng, clan belimbing.
Penyebab :
Jamur upas, Upasia salmonicolor. Cendawan ini menyerang dalam berbagai tingkat stadium.
Pada stadium sarang laba-laba, terbentuk miselium mengkilap. Pada tingkatan ini cendawan
hanya berkembang di permukaan, belum masuk ke jaringan kulit. Kemudian pada stadium
bongkol mulai timbul bintik-bintik putih. Infeksi menjalar ke dalam kulit. Pada stadium
corticium, terbentuk kerak berwarna oranye berisi basidium yang menghasilkan basidiospora.
Pada tahap ini cendawan telah masuk ke dalam kulit, bahkan kulit sudah membusuk.
Tingkatan terakhir, stadium necator. Cendawan membentuk bintik berwarna merah bata yang
merupakan sporodokium cendawan yang membentuk banyak konidium. Saat musim
kemarau, walaupun tidak berkembang, tetapi cendawan dapat bertahan secara laten.
Selanjutnya ia akan berkembang kembali pada musim hujan. Diduga penyebarannya melalui
basidiospora yang dipencz rkan oleh angin, dan konidium pada stadium necator oleh percikan
air.
Pengendalian :
Menghindari penanaman bersama dua atau lebih tanaman sumber infeksi di sekitar kebun,
memotong cabang yang terinfeksi, penggunaan fungisida, pemilihan lokasi dan jenis tanaman
yang tepat.
Gejala Pertama:
Bagian kulit luar batang dan cabang tanaman pecah atau terkelupas dan rontok, dan terbentuk
kanker. Di bagian kulit tersebut keluar getah yang mengering menjadi tepung putih. Kondisi
ini merupakan infeksi awal dari timbulnya penyakit ini. Kanker dapat meluas ke seluruh
batang. Akibatnya tanaman merana, layu, dan kemudian mati. Bagian kulit yang sakit
berwarna kelabu, terdapat bintik-bintik hitam, dan berbatas jelas.
Tanaman yang diserang :Apel, alpukat, jeruk, jambu biji, dan manggis.
Pengendalian :
Pemangkasan ranting-ranting sakit untuk mengurangi ' sumber infeksi, pemeliharaan tanaman
dengan sebaik-baiknya agar kondisi tanaman yang sehat tetap terjaga, serta penyemprotan
fungisida.
Gejala Kedua:
Pada pohon yang terjangkit kanker terdapat luka berwarna cokelat kehitaman dan
mengeluarkan blendok. Bagian yang sakit menjadi busuk kering. Pada bagian dalam jaringan
yang sakit terdapat lingkaran gelap berwarna cokelat.
Selanjutnya lingkaran tersebut bisa melebar sampai ke kayu tanpa batas yang teratur. Pohon
yang sakit akhirnya mati.
Tanaman yang diserang :Durian, mangga, dan jeruk.
Penyebab :
Fusarium sp, Phytophthora palmivora, dan Botrydiplodia theobromae
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pengaturan drainase yang baik untuk mencegah kelebihan air, pemangkasan
bagian yang sakit, dan kemudian mengobati bagian yang terbuka dengan obat penutup luka.
Gejala Pertama :
Serangannya terjadi pada daun dan tunas muda. Bahkan daun tua, daun muda, tunas daun
yang bakal muncul, tunas bunga, dan ranting-ranting muda dapat 'tersikat' habis. Pada
pinggiran daun yang terserang sampai bagian tengah berlubang dan rusak. Jika tidak segera
ditanggulangi, daun tanaman akan habis sama sekali. Terkadang kondisi pohon hampir
'gundul'. Akhirnya tanaman akan malas berbuah atau mati merana. Biasanya di tanah terdapat
kotoran bulat berwarna hijau atau hitam. Kotoran ini bisa dilihat pada pagi hari.
Tanaman yang diserang :Alpukat, jambu air, mangga, jeruk, dan rambutan.
Penyebab :
Ulat pemakan daun dari jenis Microlepidoptera dan Rhopalocera. Misalnya ulat pagoda
(Pagodiellaa hekmeyen), ulat kepala bagong (Carea angulata), ulat papilio (Papilio memnon)
pemangsa daun jeruk; ulatparasa (Parasa lepida) dan ulat Dasychira inclusa menyerang daun
jambu air; ulat kupu gajah (Attacus atlas) menyerang mangga dan jeruk; ulat kipat (Cricula
trifenestrata) menyerang daun alpukat, jambu biji, dan mangga; ulat keket (Ploneta diducta)
menyerang daun rambutan. Ulat-ulat ini umumnya menyerang pada scat kemarau, dan juga
ketika tanaman sedang menumbuhkan tunasnya.
Pengendalian :
Pemangkasan bagian tanaman yang terserang, mengurangi daun tanaman yang rimbun, dan
penyemprotan insektisida yang sesuai.
Gejala Kedua :
Umumnya terjadi pada daun-daun tua pada ranting-ranting bagian bawah, dengan
meninggalkan lubanglubang bekas gerekan. Bagian tepi lubanglubang daun tersebut
berwarna cokelat keabu-abuan. Apabila serangan parch, daun dapat rontok dan tanaman
menjadi kerdil.
Penyebab :
Kumbang belalai (Maleuterpes dentipes). Kumbang ini menyukai tempat-tempat yang teduh
dan lembap. Populasi tertinggi umumnya terjadi pada akhir musim hujan atau awal musim
kemarau. Pada slang hari, kumbang yang tergolong famili Curculionidae ini aktif di bawah
pohon atau di dalam tanah, sedangkan pada sore had is aktif menggerek daun-daun tua.
Selain daun, kumbang ini juga menyerang bagian tanaman lainnya, seperti akar, ranting, dan
buah.
Pengendalian :
Pemusnahan bagian tanaman yang telah terserang, menjaga agar lingkungan perakaran tidak
terlalu lembap, serta penggunaan insektisida yang sesuai.
Tanaman yang diserang :Apel, anggur, jeruk, pepaya, rambutan, durian, dan mangga.
Penyebab :
Cendawan dari Didium spp. Tiap spesies cendawan ini memiliki jenis tanaman kesukaan
yang berbeda. Misalnya, Oidium farinosum (pada daun apel), Oidium tuckeri (pada daun
anggur), Oidium tingitanium (pada daun jeruk), Oidium caricae (pada daun pepaya), dan
Oidium nephelii (pada daun rambutan). Oidium adalah cendawan parasit pada ' jaringan
tumbuhan yang hidup. Konidiumnya dipencarkan oleh angin. Perkembangan 'penyakit
tepung' ini terjadi selama periode-periode kering dengan kelembapan tinggi. Kondisi tersebut
balk untuk perkecambahan konidium. Penyakit berkembang pesat apabila terjadi hari-hari
kering selama musim penghujan.
Pengendalian :
Pengurangan sumber infeksi dengan membuang bagian tanaman yang terserang berat dan
penyemprotan bagian-bagian yang sakit dengan fungisida yang sesuai.
Penyebab :
Kutu-kutu kecil dari subordo Phytophthires, famili Psyllidae, Aleyrodidae, Aphididae, dan
Coccoidea. Beberapa jenis hama tersebut yang mengganggu tanaman adalah Diaphorina citri
(kutu loncat jeruk), Megatrioza vitiensis (kutu pada jambu air dan jambu bol), Dialeurodes
citri (lalat putih pada jeruk), Aleurocanthus woglumi (lalat putih pada jambu biji dan
mangga), Aphis gossypii (kutu pada jeruk), Myzus persicae (kutu daun jeruk), dan Coccus
viridis (kutu sisik pada jeruk, mangga, jambu air dan jambu biji). Kutu-kutu tersebut hidup
pada tunas dan daun muda untuk mengisap cairannya. Mereka mengeluarkan embun madu
yang dapat menarik perhatian cendawan dan semut. Jumlah telur mencapai ratusan.
Pengendalian :
Pemusnahan bagian tanaman yang terserang dengan cara pembakaran, pemangkasan, dan
pemberian insektisida sistemik.
Gejala Kedua :
Daun muda yang terserang meninggalkan bekas seperti alur melingkar transparan atau
keperak-perakan. Serangan berat terjadi pada tanaman yang sedang bertunas, mengakibatkan
tunas dan daun muda berkerut, menggulung, kering, terlihat garis-garis berlekuk-lekuk putih,
mudah rontok, dan tumbuh tidak normal.
Penyebab :
Ulat peliang daun jeruk, Phyllocnistis citrella. Kupu-kupu dewasa meletakkan telur secara
terpencar di permukaan bawah daun. Telur menetas setelah 4 hari. Larva kemudian masuk ke
dalam epidermis daun clan menggerek jaringan dengan meninggalkan bekas liang berkelok-
kelok berwarna putih.
Pengendalian :
Pemusnahan daundaun yang terserang dengan care membakar, memangkas, atau
membenamkannya dalam tanah. Juga dengan penggunaan insektisida yang sesuai.
Gejala :
Mula-mula daun-daun paling ujung berukuran lebih kecil, berwarna kuning, clan tunas
kurang segar. Cabangcabang yang terserang menjadi kering clan biasanya tidak terjadi
pertumbuhan baru. Bila akar terserang parah, seluruh tanaman menjadi kering dengan cepat.
Pada perakaran utama, luka memanjang tampak sangat jelas dengan pusat cokelat gelap dan
cokelat muda. Pada akar sekunder, luka-luka terlihat kurang jelas cenderung tumbuh rootlet
baru pada bagian tersebut. Akar-akar muda kulitnya mudah mengelupas sehingga terlihat
noda abu-abu gelap pada kayu.
Penyebab :
Cendawan Phytophthora sp, seperti PP cactorum (cendawan pada akar apel clan alpukat); PP
nicotianae (cendawan pada jeruk).
Pengendalian :
Pengolahan clan pengairan yang baik, menghindari penggunaan batang bawah yang peka
terhadap penyakit ini, mensterilkan tanah pembibitan dengan fungisida yang sesuai, clan pada
kulit akar yang terserang dilakukan pengelupasan dengan pisau.