Professional Documents
Culture Documents
Irawaty Djaharuddin
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Unhas
I. Definisi
paru yang disebakan oleh mikroorganisme (bakteri, jamur, virus dan parasit).
menular yang paling umum dan merupakan penyebab penting mortalitas dan
terapi intravena untuk perawatan luka dalam 30 hari terakhir, (2) tinggal di
fasilitas perawatan jangka panjang, (3) rawat inap di sebuah rumah sakit
rawat jalan di rumah sakit atau klinik hemodialisis dalam 30 hari terakhir.
Pneumonia nosokomial ini terjadi 5-10 kasus per 1000 pasien yang masuk ke
rumah sakit dan menjadi lebih tinggi 6-20x pada pasien yang memakai alat
bantu napas mekanis. Angka kematian pada pneumonia ini sekitar 20-50%.
II. Epidemiologi
kematian pneumonia komunitas pada rawat jalan 2%, rawat inap 5-20%,
lebih meningkat pada pasien di ruang intensif yaitu lebih dari 50%. Risiko
kematian lebih meningkat pada pasien umur > 65 tahun, laki-laki dan ada
komorbid.
18-39 tahun dan menigkat menjadi 34/1000 pada kelompok umur diatas 75
rumah sakit dan sekitar 5-10 % memerlukan perawatan ruang intensif. Angka
kematian pada pasien rawat jalan 1% dan pada pasien rawat inap meningkat
inap di rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05%
paerempuan, dengan crude fatality rate (CFR) 7,6%, paling tinggi bila
atau M. catarrhalis
Infeksi influenza: Staphylococcus aureus
Klebsiella pneumoniae
sampai 5% dari semua pasien dirawat di rumah sakit. Hal ini jauh lebih sering
di antara pasien ventilasi mekanik, terjadi dengan frekuensi 15% sampai 25%
pneumonia di rumah sakit jauh lebih tinggi daripada risiko rata-rata pasien
terkait dengan HAP dari kematian disebabkan kondisi yang mendasari atau
alasan utama untuk rawat inap. Setidaknya untuk VAP, tampak bahwa tingkat
kematian kasar 30% sampai 70% mencakup sekitar 15% sampai 50%
kematian disebabkan khusus terkait dengan episode VAP. Ini risiko kematian
sampai 9 hari di rumah sakit tambahan dan antara $ 12.000 dan $ 40.000
antara semua infeksi didapat di rumah sakit, dengan tingkat kematian hingga
33%. Insiden internasional dan prevalensi pneumonia nosokomial adalah
Pneumonia nosokomial adalah yang paling umum pada pasien usia lanjut.
III. Etiologi
jumlah sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir terjadi
dan PPOK bila terdapat infeksi biasanya berhubugan dengan kuman gram
Moraxella catarrhalis 5,15%. Hal ini tidak berbeda yang dilaporkan oleh
ATS/IDSA 2007.
penggunaan antibiotik spektrum luas >7 hari dalam bulan sebelumnya dan
bagian bawah mulai dari faring sampai alveoli selalu dalam keadaan steril.
pertahanan paru ini terganggu maka partikel asing atau organisme dapat
masuk atau menginfeksi saluran pernapasan bagian atas hingga bawah dan
kemungkinan besar terjadi pneumonia. Rute yang dilalui oleh agen infeksi
Agen infeksi ini paling sering masuk ke paru-paru dengan cara terhirup.
Pneumonia biasanya mulai pada lobus kanan bawah, kanan tengah, atau kiri
terbesar untuk membawa sekresi saluran napas bagian atas yang diaspirasi
pada waktu tidur. Refleks batuk yang menjadi gejala klinik pneumonia
paru (bronkopneumonia), dan pada remaja dapat berupa konsolidasi pada satu
V. Diagnosis
A. Anamnesis
tubuh meningkat dapat melebihi 40C, batuk dengan dahak mukoid atau
bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya
adalah pasien lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk
dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan
terdapat cairan pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
C. Pemeriksaan Fisis
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pada
disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi.
D. Pemeriksaan Penunjang
Gambaran radiologis
Pemeriksaan labolatorium
dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Analisis gas
ronkhi dan paling sering disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan
bagian atas.
Efusi pleura terlihat pada Ro thorax dan mikrobiologi cairan pleura dapat
tidak khas, bahkan beberapa pasien tidak didapatkan gejala klinis demam
VII. Tatalaksana
perlu diperhatikan
efektif.
memerlukan perawatan
bulan terakhir
Pecandu alkohol
c. Pseudomonas aeruginosa
Bronkieectasis
bulan terakhir
Gizi kurang
dehidrasi
ekspektoran
antipiretik, mukolitik
mungkin
antipiretik, mukolitis
Jika perburukan maka antibiotik harus diganti sesuai hasil biakan atau
pedoman empiris
VIII. Komplikasi
eksudat
dengan deposisi fibrin pada membrane pleura viseral dan parietal serta
pembentukan lapisan pleura yang tebal dan nonelastis serta septa fibrin
yang berisi debris nekrotik atau cairan yang disebabkan infeksi bakteri.
parenkim paru.
IX. Prognosis
pada pasien yang dirawat. Angka kematian pasien pneumonia kurang dari 5%
pada pasien rawat jalan dan 20% pada pasien rawat inap.
X. Daftar Pustaka
4. Jain S, Self WH, Wunderink RG, Fakhran S, Balk R, Bramley AM, et al.
associated pneumonia the best way to define risk of infection with antibiotic-
resistant pathogens?. Infect Dis Clin North Am. 2013 Mar. 27 (1):1-18.
Med. 2002;165:867-903.
11. Heyland DK, Cook DJ, Griffith L, Keenan SP, Brun-Buisson C. The
13. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia Komuniti, Pedoman Praktis