Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
1
Self-Awareness merupakan proses dari dalam diri yang menerima
informasi dari luar, yang pada saatnya akan menjadi nilai-nilai yang di yakini
kebenarannya dan diwujudkan dalam kehidupan keseharian.6 Self-Awareness
pola makan merupakan faktor yang penting dalam penentuan makanan dan
asupan nutrisional. Awareness atau kesadaran dimodifikasi oleh tingginya
pengetahuan persepsi tiap individu. Sekarang ini didapatkan bahwa kesadaran
diri masyarakat terhadap pola makan masih rendah terutama karena tingginya
konsumsi karbohidrat dan konsumsi makanan manis sehingga terjadinya
peningkatan risiko terjadinya diabetes melitus sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Abidah pada tahun 2015 di Aceh mengatakan buruknya pola
makan masyarakat Aceh dimana tingginya konsumsi karbohidrat merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya Diabetes Melitus.7 Penelitian serupa oleh
Wicaksono dan Witasari mengatakan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan
manis memiliki risiko terkena diabetes melitus dua kali lipat.8
Perubahan pola makan serba instant, tinggi lemak, banyak mengandung
gula dan protein, ditambahnya kurangnya olahraga menjadikan semakin banyak
orang mengalami obesitas. Obesitas khususnya obesitas abdominal atau sentral
berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit dengan
morbiditas dan mortalitas yang tinggi antara lain diabetes melitus.9 Pentingnya
obesitas sentral atau abdominal terhadap kejadian beberapa penyakit pertama kali
dideskripsikan oleh Vague tahun 1956.10 Obesitas sentral cukup tinggi
prevalensinya dari suatu penelitian di Swiss didapatkan angka kejadian obesitas
sentral pada wanita lebih banyak dibandingkan pria yaitu 30,6% dan 23,9%.11
Sebuah penelitian di Bali yang dilakukan selama bulan Oktober 2004 sampai
dengan Mei 2005, dengan jumlah subjek penelitian 45 orang didapatkan hasil
prevalensi obesitas sentral sebanyak 51,1% (23 orang).12
Selain pola makan yang tidak seimbang dan gizi lebih, aktifitas juga
merupakan faktor risiko mayor dalam terjadinya DM.13 Latihan fisik yang teratur
dapat meningkatkan kualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek
metabolik termasuk meningkatkan kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi
glukosa. Hasil penelitian di Indian Pima (1993) orang dengan aktifitas fisik atau
olahraga rendah 2,5 kali lebih berisiko mengalami DM dibandingkan dengan
orang-orang yang lebih aktif.14 Perubahan gaya hidup di perkotaan menyebabkan
2
rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya aktifitas fisik termasuk
olahraga.
Orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM mempunyai risiko
terkena DM Tipe-2 sebesar 42 kali dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki riwayat keluarga menderita diabetes melitus. Riwayat keluarga
mencerminkan warisan kepada keturunannya, meliputi faktor budaya seperti,
preferensi, nilai, dan persepsi serta faktor perilaku seperti pola makan dan
olahraga.15
Kota Bambu Utara merupakan salah satu kelurahan di wilayah Jakarta
Barat dengan luas wilayah 63.58 hektar yang merupakan daerah padat penduduk
dengan jumlah penduduk 29.766 orang pada tahun 2016 yang terbagi dalam 9
RW dan 108 RT. Kebanyakan pasien yang datang ke Puskesmas sudah memiliki
komplikasi lebih lanjut penyakit DM. Hal ini mencerminkan kurangnya
kesadaran masyarakat mengenai DM.
Kesadaran pasien mengenai DM memiliki peran yang penting sebagai
pencegahan terhadap seseorang yang memiliki resiko penyakit DM dan
mencegah terjadinya komplikasi. Untuk meningkatkan kesadaran diri pada orang
yang beresiko DM dapat dilakukan dengan memberikan motivasi untuk mencari
perawatan yang tepat, melakukan deteksi dini, dan merubah gaya hidup untuk
menghindari resiko diabetes.16
Berdasarkan hal tersebut dan karena masih kurangnya penelitian lain yang
meneliti mengenai perbandingan Self-Awareness pola makan, olahraga dan
obesitas sentral dengan riwayat keluarga memiliki DM dan tidak memiliki DM
pada masyarakat di Kelurahan Kota Bambu Utara maka di lakukan penelitian
untuk menentukan apakah adanya perbedaan bermakna antara Self-Awareness
pola makan, aktifitas fisik dan obesitas sentral terhadap individu dengan riwayat
keluarga memiliki DM dan tidak memiliki DM.
3
2. Menurut survei WHO, DM menempati urutan keempat sebagai penyakit
tidak menular di Indonesia dan populasi pasien DM di Indonesia semakin
meningkat.
3. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, mengatakan bahwa
proporsi DM di Indonesia adalah sebesar 6,9% dengan perkiraan jumlah
penderita 12 juta jiwa. Sedangkan proporsi DM di DKI Jakarta sebesar
3,0% dengan perkiraan jumlah penderita 228.378 jiwa dari total penduduk
7.609.272 jiwa.
4. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Abidah pada tahun 2015 di Aceh
mengatakan buruknya pola makan masyarakat Aceh dimana tingginya
konsumsi karbohidrat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
Diabetes Melitus.
5. Menurut Despress 2001, obesitas khususnya obesitas abdominal atau
sentral berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit
dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi antara lain diabetes melitus.
6. Sebuah penelitian di Bali yang dilakukan selama bulan Oktober 2004
sampai dengan Mei 2005, dengan jumlah subjek penelitian 45 orang
didapatkan hasil prevalensi obesitas sentral sebanyak 51,1% (23 orang).12
7. Hasil penelitian di Indian Pima orang dengan aktifitas fisik atau olahraga
rendah 2,5 kali lebih berisiko mengalami DM dibandingkan dengan orang-
orang yang lebih aktif.
8. Orang yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes melitus
mempunyai risiko terkena diabetes melitus Tipe-2 sebesar 42 kali
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga
menderita diabetes melitus
9. Belum diketahuinya self-awareness mengenai pola makan, olahraga,
obesitas sentral pada masyarakat dengan riwayat keluarga memiliki DM
dan tidak memiliki DM di Kelurahan Kota Bambu Utara Jakarta Barat pada
pasien rentang usia 20 60 tahun, pada bulan Juli 2017.
1.3 Hipotesis
Tidak terdapat perbedaan antara self-awareness pola makan, olahraga, obesitas
sentral dengan riwayat keluarga yang memiliki DM dan tidak memiliki DM pada
masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kota Bambu Utara.
4
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbandingan antara self-awareness pola makan,
olahraga, obesitas sentral dengan riwayat keluarga yang memiliki DM dan
tidak memiliki DM di Kelurahan Kota Bambu Utara.
5
1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
untuk menambah informasi, pengetahuan, dan keterampilan sehingga
harapannya masyarakat mampu menghindari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya DM Tipe-2 berdasarkan self-awareness masyarakat
terhadap pola makan, olahraga dan obesitas sentral.