You are on page 1of 9

Hubungan antara Model, Pendekatan,

Strategi, Metode, Teknik dan


Taktik Pembelajaran
June 20, 2010 by Emiliannur

BAB I

PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan tingkah laku, yang terjadi sebagai hasil dari usaha yang disengaja dan
pengalaman yang terkontrol dan tidak terkontrol.

Menurut Miarso belajar adalah:

Learning is the process by which relatively enduring change in behavior occurs as a result of
controlled and uncontrolled experiences, and also considered as the acquisition of skills,
knowledge, ability and attitude which influence the description and diagnose of events and
people.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif
permanen pada tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman yang terkontrol dan
tidak terkontrol, dan belajar merupakan proses pemerolehan keterampilan, pengetahuan,
kemampuan, dan tingkah laku yang mempengaruhi deskripsi dan diagnosa terhadap peristiwa
dan manusia.

Dalam Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, istilah
belajar tidak ditemukan. Istilah yang digunakan adalah pembelajaran. Pembelajaran
didefinisikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4)
teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Pada tulisan ini
akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil


perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.

Salah satu contoh dari pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan Konflik Kognitif

B. Strategi Pembelajaran

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Variabel strategi pembelajaran
diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)

Merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, da kegiatan ini berhubungan dengan
tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan diagram, format dan sejenisnya.

1. Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)

Merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/atau untuk menerima
serta merespon masukan dari siswa.
1. Strategi Pengolahan (Management Strategy)

Merupakan cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran
lainnya.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan


bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2)
group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara
penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya


digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan a
plan of operation achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving
something (Wina Senjaya (2008).

Contoh dari strategi pembelajaran adalah strategi cooperative learning dan strategi active
learning.

C. Metode Pembelajaran

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

1. Metode ceramah adalah metode yang lebih banyak dilakukan oleh guru sementara
anak didiknya bersifat pasif;
2. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang menggunakan atau memperlihatkan
suatu proses, mekanisme, atau cara kerja suatu alat dengan bahan pelajaran
3. Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau menemukan
solusi masalah yang ditemukan dalam mempelajari materi pembelajaran.
4. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk
pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.
5. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak didik
baik perorangan ataupun perkelompok untuk melakukan suatu percobaan di
laboratorium atau lapangan guna membuktikan suatu teori atau menemukan sendiri
suatu pengetahuan baru bagi anak didik.
6. Metode pemberian tugas (resitasi) adalah metode yang menugaskan kepada anak
didik untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan, mendalami dan
memperkarya materi yang sudah dipelajari.

D. Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.


Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas
yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.

E. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-
sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak
keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman
dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa
setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta
didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah: Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan
Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk
mengajar.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan
A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-
humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan
istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

1. Model interaksi sosial

Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan
diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik.
untuk berhubungandengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan
bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt
(field-theory). Model interaksi sosial menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara
individu dengan masyarakat (learning to life together).

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:

1. Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam


proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan
discovery skill dalam bidang akademik.
2. Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan
rasa tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
3. Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
4. Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan
keluwesan dalam kelompok.
5. Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
6. Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai
kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.
7. Model pengolahan informasi

Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan


informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan
Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan,
mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol
verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985).
Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga
menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil
belajar.

1. Model personal-humanistik

Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini
meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya
sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu
membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingungannya.

Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan
individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan
yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu
membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh
humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb.
Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta
didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual.
Teori humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik
ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik
terhadap perasaanya.

1. Model modifikasi tingkah laku (Behavioral)

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik
sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon. Model
behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang
kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu.
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan
sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku
dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada
aspek perubahan perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik
model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan
berurutan.

Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian
pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik.
Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai
reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual dalam pembelajaran
klasikal.

BAB III

HUBUNGAN ANTARA MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK


DAN TAKTIK PEMBELAJARAN

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan
model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-
cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan
tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo,
rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan
dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue
print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan
langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para


guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang
kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru
(calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada
proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada
dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model
pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-
masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah
ada.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.

1. Beragam Teori Belajar


Kajian berikut tentang beragam teori belajar akan menjelaskan secara garis besar
tentang: (1) pengertian teori; (2) fungsi teori dalam kajian ilmiah; (3) sikap peneliti (guru)
dalam memperlakukan teori dalam kajian ilmiah; dan (4) beragam teori belajar. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa kajian tentang teori dalam studi ilmu sosial, termasuk ilmu
pendidikan adalah sangat luas dan kompleks. Oleh karena itu penulis berharap para
pembaca dapat mengkaji lebih jauh tentang beragam teori belajar pada sumber literatur
yang dianjurkan.
Pertama, pengertian teori. Terdapat beragam pendapat dikalangan ilmuwan sosial
tentang pengertian atau definisi teori, yaitu: (1) menurut M.Francis Abraham (1982), Teori
adalah suatu skema abstrak atau konstruksi simbol, sebagai hasil perangkuman terhadap
kenyataan empiris yang dapat diamati menjadi suatu abstraksi tingkat tinggi (Abraham,
1982); (2) menurut Kerlinger, teori adalah seperangkat konstruk (konsep), batasan
(definisi), dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena
dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan
memprediksikan gejala itu (Kerlinger, 1986); (3) menurut Hage, dalam Zamroni (1992),
bahwa suatu teori itu tidak hanya mengandung konsep dan statemen, tetapi juga definisi
(baik definisi teoritis maupun operasional) dan hubungan logis (teoritis dan operasional)
antar konsep; (4) menurut Johnson, teori merupakan seperangkat proposisi yang
berhubungan secara logis dan sistematis, yang menggambarkan pada satu tingkatan
generalitas yang tinggi dan menjelaskan seperangkat gejala-gejala empiris (Johnson, 1981;
Turner, 1982); dan (5) menurut Timashell menyimpulkan, bahwa suatu teori adalah
seperangkat proposisi, yang menunjukkan hubungan secara baik, yang menunjukkan
bahwa: (a) proposisi itu dapat terdefinisikan dalam bentuk konsep; (b) hubungan antar
proposisi itu harus konsisten satu dengan yang lain; (c) proposisi-proposisi tersebut dapat
mendeduksikan sebuah generalisasi; dan (d) proposisi itu harus dapat dipercaya, artinya
menunjukkan hasil observasi dan dapat dibuktikan lebih lanjut, dan generalisasinya itu
mampu memperluas ruang lingkup pengetahuan (Abraham, 1982; Johnson, 1981).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, penulis dapat menyimpulkan tentang
pengertian teori, yaitu suatu teori harus: (a) mengandung konsep, definisi dan proposisi; (b)
ada hubungan logis diantara konsep-konsep, definisi-definisi dan proposisi-proposisi; (c)
hubungan tersebut menunjukkan atau merupakan cermin fenomena sosial; dan (d) dengan
demikian teori dapat digunakan untuk eksplanasi dan prediksi, terhadap realitas empirik
yang dapat diamati dan dipertanggungjawakan objektivitasnya. Proposisi adalah suatu
pernyataan yang mengandung dua atau lebih konsep atau variabel (Zamroni, 1992).

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Alumni Smangadawi. 2009. Pengertian Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik
Pembelajaran. http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-
metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat
Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Hoesnaeni. 2009. Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran.
http://hoesnaeni.wordpress.com/2009/01/24/beda-strategi-model-pendekatan-metode-dan-
teknik-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zaifbio. 2009. Model-model Pembelajaran. http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/01/model-
model-pembelajaran/. Diakses 20 Oktober 2009.

You might also like