You are on page 1of 33

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

BAB IV

PEMBAHASAN

Kegiatan penambangan batu kapur yang dilakukan oleh PT Semen Padang


yaitu menggunakan metode penambangan quarry . Dimana sumber bahan baku
batu kapur berasal dari bukit batuan gamping yang lebih dikenal dengan bukit
karang putih . Aktivitas kegiatan penambangan batu kapur terdiri atas :

Land Clearing ( pembersihan lahan )


Drilling ( pemboran )
Blasting ( peledakan )
Loading and Hauling ( pemuatan dan pengangkutan )
Conveying
Storage

4.1 Tahapan Kegiatan Peledakan

Setelah dilakukan observasi pengambilan data yang dilakukan dari tanggal 20


Januari 08 Maret 2017 diperoleh sebanyak 30 data geometri peledakan pada
berbagai front di Bukit Karang Putih PT Semen Padang. Perolehan data geometri
peledakan yang penulis dapatkan perlu dianalisa dan dilakukan pengolahan data
untuk menentukan banyaknya bahan peledak yang digunakan serta dapat
menentukan besarnya energi peledakan serta ukuran fragmentasi yang dihasilkan.
Perhitungan geometri peledakan menggunakan geometri aktual ( ICI
Explosive ) dan geometri usulan ( R.L Ash ). Selain perhitungan geometri, penulis
juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan peledakan, pembongkaran batu
gamping, pengangkutan batu gamping hingga ke pengolahan.

Berikut rangkaian kegiatan yang penulis amati mulai tahap pengukuran hingga
pembongkaran material menggunakan Excavator EH 05 :

1) Perencanaan Lokasi Pemboran

BAB IV | 50
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Perencanaan lokasi pemboran dilakukan oleh bagian tim peta. Dimana


rencana pemboran berdasarkan rencana tahunan yang telah disusun
sehingga bisa ditentukan rencana bulanan dan harian untuk lokasi
pemboran. Perencanaan bertugas untuk penentuan lokasi peledakan serta
batas batas peledakan.
2) Pembersihan area dan pengukuran geometri
Area yang telah ditentukan untuk lokasi pemboran dilakukan
pembersihan dari material tumpukan seperti hasil limbah Chevron ( HiS )
menggunakan dozer. Sehingga area menjadi relatif lebih datar dan
memudahkan proses pemboran lubang tembak. Area yang telah bersih
dilakukan pengukuran geometri seperti Spasi,Burdern,Tinggi jenjang dan
lainnya untuk menentukan pola pemboran. Area yang telah diukur maka
akan diberi tanda titik pemboran menggunakan pita merah yang
diiikatkan pada batu.
3) Pemboran Lubang Tembak
Pemboran dilakukan setelah kegiatan pengukuran selesai. Kegiatan
pemboran menggunakan dua jenis alat bor Furukawa dengan panjang
batang bor 6 meter sebanyak 3 batang bor per alatnya. Untuk membor
satu buah lubang tembak,alat bor membutuhkan waktu lebih kurang 17
20 menit. Lamanya waktu pemboran ini dipengaruhi oleh kondisi batuan
yang berongga maupun struktur batuan yang kompak.
4) Inspeksi Lubang Tembak
Inspeksi merupakan kegiatan untuk mengukur kedalaman masing
masing lubang tembak . Lubang tembak yang telah diukur diberi tanda
kuning yang mendakan kedalaman lubang tersebut. Selain itu kegiatan
inspeksi bertujuan untuk memeriksa kondisi lubang bor keterdapatan air
atau tidak. Hasil inspeksi lubang tembak digambarkan pada kertas hasil
inspeksi yang berguna untuk kegiatan rancangan pola peledakan.
5) Membuat Rancangan Pola Peledakan
Hasil inspeksi digunakan untuk membuat rancangan peledakan
menggunakan Software ShotPlus 488 Trial. Dari hasil desain

BAB IV | 51
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

menggunakan software dapat ditentukan inisiasi point,arah lemparan


material,jumlah dan jenis delay yang digunakan serta penghitungn
jumlah bahan peledak yang dibutuhkan.
6) Pengambilan Bahan Peledak dan Aksesoris
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan software dilakukan
pengajuan izin kepada pihak kepolisian untuk mengambil handak dan
aksesoris yang dibutuhkan sesuai kebutuhan. Pengambilan handak dan
aksesoris ke gudang handak dilakukan setelah mendapat izin dari juru
bordak dan pihak kepolisian.
7) Mixing ANFO dan Pembuatan DABEX
Pada peledakan untuk produksi digunakan bahan peledak DABEX 73
yang terdiri atas campuran Amonium Nitrat 70% dan Emulsi 30%.
Sedangkan untuk peledakan area development digunakan ANFO dengan
perbandingan 94.5 % dan 4.5 %.
8) Pengisian Bahan Peledak ( charging )
Proses charging didahului dengan memasukkan primer yaitu booster
yang dihubungkan dengan inhole. Lubang yang telah berisi primer
ditambahkan DABEX setinggi 6 meter,kemudian dilakukan stemming
dengan cutting pemboran setinggi 5.5 meter. Stemming dilakukan setelah
massa jenis DABEX sesuai dengan ketentuan.
9) Perangkaian ( Tie Up )
Lubang bor yang telah dilakukan stemming,dilakukan perangkain antara
satu dengan lainnya menggunakan nonel. Nonel yang digunakan sesuai
dengan hasil desain menggunakan software. Setelah semua lubang
dihubungkan pada rangkaian, detonator listrik dipasang pada salah satu
lubang yang berfungsi sebagai inisiasi point. Detonator yang telah
terhubung pada rangkaian disambungkan dengan lead wire serta blasting
machine.
10) Blasting
Blasting dilakukan jika semua rangkaian telah terhubung dengan
sempurna dan area peledakan dalam kondisi aman. Jarak aman bagi

BAB IV | 52
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

manusia yaitu 500 meter dan untuk alat 300 meter. Blasting machine
yang telah terhubung dengan leadwire dipegang oleh petugas yang
memiliki Kartu Izin Meledakkan ( KIM ),setelah adanya izin dari
pengawas untuk meledakkan,maka juru ledak akan memberikan aba
aba persiapan peledakan dengan hitungan mundur secara perlahan
melalui alat komunikasi HT.
11) Pemantauan hasil peledakan
Setelah batuan diledakkan dan kondisi dirasa cukup aman, dilakukan
pemeriksaan terhadap area hasil peledakan. Pemeriksaan meliputi fume
yang dihasilkan, fragmentasi batuan dan pengecekan lubang gagal ledak.
Pengawas akan menginformasikan mengenai kondisi aman setelah
peledakan kepada seluruh karyawan dan peledakan dinyatakan selesai.

Dalam suatu peledakan digunakan berbagai perlengkapan dan peralatan yang


dapat menunjang kegiatan peledakan. Perlengkapan dan Peralatan yang digunakan
yaitu :

Peralatan Peledakan
Peralatan dalam peledakan merupakan alat yang dapat digunakan berulang kali
setiap kegiatan peledakan. Alat yang digunakan terdiri atas :

1. Mesin Bor
Mesin bor yang digunakan jenis Furukawa 1500 ED II

BAB IV | 53
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Gambar 4.1 Mesin Bor Furukawa

Sumber : Dokumentasi Penulis

2. Blasting Machine
Blasting merupakan alat yang digunakan untuk memicu terjadi nya peledakan

BAB IV | 54
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Gambar 4.2 Alat Blasting Machine


Sumber : Dokumentasi Penulis

3. Mobil Mixer / Manufacturing Unit


Mobil Mixer merupakan alat yang digunakan untuk pengisian bahan peldak
kedalam lubang tembak

Gambar 4.3 Mobil Mixer DABEX 73


Sumber : Dokumentasi Penulis, PT. Semen Padang
4. Blaster Ohm Meter
Ohm meter berguna untuk mengukur besarnya hambatan yang terdapat pada kabel

BAB IV | 55
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Gambar 4.4 Blaster Ohm Meter


Sumber : Dokumentasi Penulis

5. Cangkul
Cangkul digunakan untuk kegiatan stemming lubang tembak

Gambar 4.5 Cangkul untuk Stemming


Sumber : Dokumentasi Penulis
6. Lead Wire ( kabel telpon )

BAB IV | 56
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Lead wire yang digunakan yaitu sejenis kabel telpon sepanjang 500 meter yang
menghubungkan detonator listrik dengan blasting machine

Sumber : Dokumentasi Penulis, PT. Semen Padang


Gambar 19. Lead Wire

Perlengkapan Peledakan
Perlengkapan merupakan bahan bahan yang membantu dalam peledakan dan
digunakan satu kali pakai.

1. Detonator Listrik
Detonator listrik adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam
bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut
terhadap bahan peledak peka detonator atau primer.

Sumber : Laporan Kerja Praktek Mahasiswa 2015, PT. Semen Padang


Gambar 20. Detonator Listrik

2. Bahan Peledak

BAB IV | 57
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Bahan peledak yang digunakan yaitu DABEX 73 (ANFO 70% dan Emulsion
30%) berbentuk emulsi.

Sumber : Dokumentasi Penulis, PT. Semen Padang


Gambar 21. DABEX 73

3. Delay Connector Nonel


Delay yang digunakan biasanya memiliki waktu tunda 25,42 dan 67 keluaran
Dahana

Sumber : Dokumentasi Penulis, PT. Semen Padang


Gambar 22. Delay Connector Nonel 42 ms & 25 ms

BAB IV | 58
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Sumber : Dokumentasi Penulis, PT. Semen Padang


Gambar 23. Delay Connector Nonel 67 ms

4. Nonel Inhole
Nonel inhole yang digunakan yaitu delay 500ms keluaran Dahana

Sumber : Dokumentasi Penulis, PT. Semen Padang


Gambar 24. Nonel Inhole 500 ms

BAB IV | 59
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

5. Booster
Booster yang digunakan yaitu Pentolite Booster Daya Prime 200 keluaran Dahana

Sumber : Dokumentasi Penulis, PT. Semen Padang


Gambar 25. Booster

BAB IV | 60
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

4.2 Geometri Peledakan

4.2.1 Geometri Peledakan Aktual di Lapangan

Tabel 4.1 Data Geometri Peledakan Aktual Lapangan

Jumlah D B S L H J T PC
Front Tanggal
Lubang (in) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
5 20/01/2017 60 5 5,2 6 11,2 10,2 1 6 5,2
5 21/01/2017 45 5 5,4 6,1 11,5 10,5 1 6 5,5
5 23/01/2017 30 5 5 6 11,3 10,3 1 5,5 5,8
7 24/01/2017 32 5 5 6 11,2 10,2 1 5 6,2
7 03/02/2017 45 5 5,5 5,8 11 10 1 5 6
5 04/02/2017 22 5 5 6,2 11 10 1 5,5 5,5
5 08/02/2017 33 5 5 6 11,2 10,2 1 5 6,2
2 09/02/2017 32 5 5 6 11,2 10,2 1 5,4 5,8
2 10/02/2017 34 5 5,2 6 11 10 1 6 5
2 11/02/2017 31 5 5 5 11 10 1 6 5
1 13/02/2017 46 5 5,2 6 11 10 1 6 5
5 15/02/2017 130 5 5 6 11 10 1 6 5
7 17/02/2017 46 5 5,5 6 11 10 1 6 5
5 18/02/2017 47 5 5 6 11 10 1 6 5
2 20/02/2017 48 5 5 6,2 11 10 1 6 5
1 21/02/2017 42 5 5,3 6 11 10 1 6 5
2 22/02/2017 51 5 5 6 11,5 10,5 1 5,5 6
2 23/02/2017 42 5 5,2 6 11,3 10,3 1 6 5,3
2 24/02/2017 38 5 5 6 11 10 1 6 5
2 25/02/2017 50 5 5,3 6,3 11 10 1 6 5
7 26/02/2017 55 5 5 6 11 10 1 6 5
1 27/02/2017 24 5 5 6 11 10 1 6 5
1 28/02/2017 24 5 5 6 10 9 1 5 5
2 01/03/2017 52 5 5 6 11 10 1 6 5
5 02/03/2017 57 5 5 6 11 10 1 6 5
7 03/03/2017 46 5 5 6 11 10 1 6 5
5 04/03/2017 45 5 5,4 6,1 11,5 10,5 1 6 5,5
2 06/03/2017 43 5 5 6,2 11 10 1 5,5 5,5
5 07/03/2017 45 5 5 6 11 10 1 6 5
5 08/03/2017 41 5 5 6 11 10 1 5 6
Rata - rata 5 5,11 6 11,1 10,1 1 5,75 5,32
45

BAB IV | 61
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

4.2.2 Geometri Peledakan Aktual Menurut ICI - Explosive


Diameter Lubang Bor : 5 inchi = 12.7 cm = 127 mm

Burden ( B )
B = 25d 40d
B = 25 12.7 cm = 317.5 cm
B = 40 12.7 cm = 508 cm
Jadi diperoleh nilai burden berkisar antara 317.5 cm 508 cm
Spasi ( S )
S = 1B 1.5B
S=1 508 cm = 508 cm
S = 1.5 508 cm = 762 cm
Jadi diperoleh nilai spasi berkisar antara 508 cm 762 cm
Subdrill ( J )
J = 8d 12d
J=8 12.7 cm = 101.6 cm
J = 12 12.7 cm = 152.4 cm
Jadi diperoleh nilai subdrill berkisar antara 101.6 cm 152.4 cm
Stemming ( T )
T = 20d 30d
T = 20 12.7 cm = 254 cm
T = 30 12.7 cm = 381 cm
Kedalaman lubang ledak ( H ) = 11 m
Tinggi Jenjang ( L )

L=

L=

Panjang kolom isian ( PC )


PC = H T
PC = 11 - 2.54 = 8.46 meter

BAB IV | 62
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

PC = 11 3.81 = 7.19 meter


Jadi diperoleh nilai panjang kolom isian berkisar antara 7.19 m 8.46 m
Loading Density ( De )
V= , dimana r = 6.35 cm, t = L = 1 meter
V = 3.14 ( 6.35 cm )2 100 cm = 12661.265 cm3
a) ANFO ( )
m= V
m = 0.8 kg/m3 12.661265 m3
m = 10.13 kg per meter
b) DABEX 73
m= V
m = 1.2 kg/m3 12.661265 m3
m = 15.193 kg per meter
Kebutuhan Bahan Peledak per Lubang ( E )
E = Pc De
= 8.46 15.193
= 128.53 kg
E = Pc De
= 7.19 15.193
= 109.24 kg
Kebutuhan Bahan Peledak per Peledakan
Digunakan jumlah lubang rata rata sebanyak 45 lubang
E = Pc De n
= 8.46 15.193 45
= 5783.98 kg
E =Pc De n
= 7.19 15.193 45
= 4915.7 kg

BAB IV | 63
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Volume Peledakan per Lubang = B S H


=5 6 10
= 300 m3

Berat jenis batuan 2.65 ton / m3

Volume bongkaran per peledakan = volume n BJ

= 300 45 2.65

= 35775 ton
Powder Factor ( Pf )
= 0.16 kg / ton

/ ton

4.2.3 Geometri Peledakan Menurut R.L Ash


Perhitungan geometri peledakan berdasarkan rumus yang telah disusun oleh R.L
Ash. Dimana :

Diameter lubang tembak De = 5 inchi = 12.7 cm


Bobot isi batuan gamping D = 2.6 gr / cm3 = 162.318 lb / ft3
Bobot isi batuan standar Dstd = 160 lb / ft3
Burden ratio standart KBstd = 30
Berat jenis bahan peledak SG = 1.2
Berat jenis bahan peledak standart SGstd = 1.2
VOD handak yang digunakan = 5300 m / s = 17.389 ft / s
VOD handak standart = 12.000 ft / s

Burden

BAB IV | 64
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Af 1 =

= 1.13

Af 2 =

= 0.99

Kb terkoreksi = Kbstd Af1 Af2

= 30 1.13 0.99

= 33.561

= = 13.98 feet = 4.26 meter

Spasi ( S )
S = Ks B
S = 1.15 4.26 meter
S = 4.9 meter
Subdriiling ( J )
J = Kj B
J = 0.3 4.26 meter
J = 1.278 meter
Stemming ( T )
T = Kt B
T = 0.7 4.26 meter
T = 2.982 meter
Kedalaman lubang bor ( H ) = 11 meter

BAB IV | 65
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Tinggi Jenjang ( L )
L=HJ
L = 11 meter 1.278 meter
L = 9.722 meter
Panjang Kolom Isian ( PC )
PC = H T
PC = 11 meter 2.982 meter
PC = 8.02 meter
Loading Density ( De )
De =
De = 3.14
De = 15.193 kg / m
Kebutuhan bahan peledak setiap lubang ( E )
E = Pc
E = 8.02 15.193 kg / m
E = 121.85 kg / lubang
Jumlah lubang ledak yang dibutuhkan dengan metode corner cut untuk
target batu kapur sebanyak 26000 ton / hari

N=

N =

N = 48.34

Sehingga volume batuan yang terbongkar,

V=B

V = 4.26 4.9 9.722 49

V = 9943.91 m3

BAB IV | 66
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Kebutuhan Bahan Peledakan / Peledakan

Digunakan jumlah lubang sebanyak 49 lubang perhari

E = Pc

E = 8.02 15.193

E = 5970.5451 kg

Volume peledakan per lubang = B


= 4.26
= 202.94 m3

Berat jenis batuan 2.65 ton / m3

Volume bongkaran per peledakan = volume

= 202.94

= 26351.759 ton

Powder Factor ( PF )

0.23 kg / ton

Tabel 2. Perbandingan Geometri Aktual dengan Geometri R.L Ash


Sumber : Perhitungan Penulis

No Parameter Geometri Aktual Geometri


( ICI Explosive ) Usulan ( R.L
Ash )
1 Burden ( B ) 5 meter 4.26 meter
2 Spasi ( S ) 6 meter 4.9 meter
3 Diameter Lubang tembak ( De ) 5 inchi 5 inchi
4 Kedalaman Lubang Tembak ( H ) 11 meter 11 meter

BAB IV | 67
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

5 Tinggi Jenjang ( L ) 8.47 meter 9.722 meter


6 Stemming ( T ) 317.5 meter 2.982 meter
7 Subdrilling ( J ) 1 meter 1.278 meter
8 Panjang Kolom Isian ( Pc ) 7.19 meter 8.02 meter
9 Berat handak per lubang 109.24 kg 121.85 kg
10 Jumlah Lubang 45 lubang 49 lubang
11 Volume per Lubang 300 m3 202.94 m3
12 Volume per peledakan 13500 m3 9944.06 m3
13 Powder factor ( Pf ) 0.14 kg / ton 0.23 kg / ton
14 Jumlah ANFO 4915.7 kg 5970.5451

4.3 Fragmentasi Hasil Peledakan

4.3.1 Fragmentasi Hasil Peledakan Data Aktual ( ICI Eksplosive )


Ukuran rata rata fragmentasi hasil peledakan dapat menggunakan Persamaan
Kuznetsov ( 1973 ),yaitu sebagai berikut :

0 ,8 1 9
Vo E
30

X A
1
.Qe 6

Qe 115

Keterangan :

rata rata ukuran fragmentasi

A = Faktor Batuan ( RF )

Vo = Volume lubang ledak

Qe = Jumlah bahan peledak DABEX 73 / lubang

E = Relative Weight Strength ( RWS ) bahan peledak,untuk DABEX 73 =87

Diketahui :

Burden ( B ) = 5 meter

Spasi ( S ) = 6 meter

BAB IV | 68
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Tinggi jenjang ( L ) = 8.47 meter

Panjang kolom isian ( Pc ) = 7.19 meter

Diameter lubang ledak ( D ) = 5 inchi = 127 mm

Faktor Batuan ( A ) = 8.4

Volume lubang ledak = 300 m3

Jumlah bahan peledak tiap lubang = 109.24 kg

Standar deviasi lubang bor ( W ) = 0

Relative Weight Strength = 87

Untuk mendapatkan Blastability Index ( BI ) , parameter parameter yang


diperlukan adalah :

1. Deskripsi massa batuan ( RMD ), dimana batu kapur lokasi penambangan


bukit karang putih termasuk material keras.
2. Spasi kekar, dimana keadaan spasi kekar di lokasi penambangan
mempunyai jarak antar rekahan rata rata > 1 meter.
3. Pola kekar batu kapur di lokasi penambangan termasuk dalam dip out to
face.
4. Spesific Gravity batu gamping adalah 2.6 ton / m3.
5. Kekerasan batu kapur berdasarkan skala mohs adalah 5.

Tabel 3. Pembobotan Massa Batuan


Sumber : Laporan KP PT Semen Padang 2015
No Parameter Pembobotan Keterangan
massa batuan
1 Rock Mass Description ( RMD ) 50 Massive
2 Joint Plane Spacing ( JPS ) 50 Wide > 1 meter
3 Joint Plane Orientation ( JPO ) 20 Dip Out to Face

BAB IV | 69
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

4 Spesific Gravity Influence ( SGI ) 15 SGI = (25 -


50
5 Hardness 5 Skala Mohs

Blastability Index ( BI ) = 0.5 ( RMD + JPS + JPO + SGI + H )

= 0.5 ( 50 + 50 + 20 + 15 + 5 )

= 70

Sehingga faktor batuan ( A ) = BI 0.12

= 70 0.12

= 8.4

8.4 2.24 2.22 1.19

Untuk mengetahui besarnya presentase bongkahan pada hasil peledakan


digunakan rumus indeks keseragaman ( n ) dan Karakteristik ukuran ( Xc ),
dengan persamaan sebagai berikut :

BAB IV | 70
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Perhitungan nilai karakteristik ukuran ( Xc ) menggunakan rumus sebagai berikut


:

Perhitungan persentase bongkahan adalah sebagai berikut :

Dimana :

Rx = Persentase material yang tertahan pada ayakan ( % )

x = ukuran ayakan yang diinginkan ( cm )

n = indeks keseragaman

Untuk material berukuran , maka :

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 94.30 % = 5.70 %

Untuk material berukuran , maka :

BAB IV | 71
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 84.32 % = 15.68 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

72.72 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 72.72% = 27.28%

Untuk material yang berukuran ,maka :

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 60.89 % = 39.11 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 49.68 % = 50.32 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 39.60 % = 60.40 %

BAB IV | 72
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Untuk material yang berukuran ,maka :

30.90 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 30.90 % = 69.10 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

23.63 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 23.63 % = 76.37 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

17.74 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 17.74 % = 82.26 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

13.08 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100 % - 13.08 % = 86.92 %

BAB IV | 73
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Tabel 4. Persentase Ukuran Fragmentasi Geometri Peledakan Aktual Menurut


ICI-Explosive
Sumber : Perhitungan Penulis

No Ukuran Ayakan( cm ) Lolos ( % ) Tertahan ( % )

1 10 5.70 94.30

2 20 15.68 84.32

3 30 27.82 72.72

4 40 39.11 60.89

5 50 50.32 49.68

6 60 60.40 39.60

7 70 69.10 30.90

8 80 76.37 23.63

9 90 82.26 17.74

10 100 86.92 13.08

4.3.2 Fragmentasi Hasil Peledakan Geometri R.L Ash


Diketahui :

Burden ( B ) = 4.26 meter

Spasi ( S ) = 4.9 meter

Tinggi jenjang ( L ) = 9.722 meter

Panjang kolom isian ( Pc ) = 8.02 meter

Diameter lubang ledak ( D ) = 5 inchi = 127 mm

Faktor Batuan ( A ) = 8.4

Volume lubang ledak = 202.94 m3

BAB IV | 74
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Jumlah bahan peledak tiap lubang = 121.85 kg

Standar deviasi lubang bor ( W ) = 0

Relative Weight Strength = 87

8.4 1.50 2.26 1.19

Untuk mengetahui besarnya presentase bongkahan pada hasil peledakan


digunakan rumus indeks keseragaman ( n ) dan Karakteristik ukuran ( Xc ),
dengan persamaan sebagai berikut :

Perhitungan nilai karakteristik ukuran ( Xc ) menggunakan rumus sebagai berikut


:

BAB IV | 75
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Perhitungan persentase bongkahan adalah sebagai berikut :

Dimana :

Rx = Persentase material yang tertahan pada ayakan ( % )

x = ukuran ayakan yang diinginkan ( cm )

n = indeks keseragaman

Untuk material yang berukuran ,maka :

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 90.52 % = 9.48 -%

Untuk material yang berukuran ,maka :

73.40 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 73.40 % = 26.60 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

56.84 %

BAB IV | 76
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 56.84% = 43.16%

Untuk material yang berukuran ,maka :

40.93 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 40.93 % = 59.07 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

28.45 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 28.45 % = 71.55 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

18.99 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 18.99 % = 81.01 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

12.21 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 12.21 % = 87.79 %

BAB IV | 77
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Untuk material yang berukuran ,maka :

7.58 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 7.58 % = 92.42 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

4.55 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 4.55 % = 95.45 %

Untuk material yang berukuran ,maka :

2.65 %

Dari perhitungan diatas,dapat diketahui tingkat fragmentasi batuan berukuran


yang dihasilkan adalah 100% - 2.65 % = 97.35 %

Tabel 5. Persentase Ukuran Fragmentasi Geometri Peledakan Menurut R.L Ash


Sumber : Perhitungan Penulis
No Ukuran Ayakan ( cm ) Lolos ( % ) Tertahan ( % )
1 10 9.48 90.52
2 20 26.60 73.40
3 30 43.16 56.84
4 40 59.07 40.93

BAB IV | 78
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

5 50 71.55 28.45
6 60 81.01 18.99
7 70 87.79 12.21
8 80 92.42 7.58
9 90 95.45 4.55
10 100 97.35 2.65

Hasil fragmentasi yang diperoleh pada suatu peledakan menunjukkan tingkat


keberhasilan dari suatu peledakan. Perolehan hasil fragmentasi ini juga
dipengaruhi oleh geometri peledakan yang digunakan serta jumlah bahan peledak
yang dipakai. Geometri peledakan yang terdiri atas spasi, burden, stemming dan
lain nya memberikan efek terhadap batuan yang akan diledakkan. Perolehan
fragmentasi juga dapat dipengaruhi dari desain peledakan. Pada desain peledakan
peletakan inisiasi pertama juga sangat mempengaruhi. Desain peledakan
menggunakan software ShotPlus i 4.88 versi trial, dimana pada software ini
dapat diketahui burden relief, banyaknya lubang yang meledak secara bersamaan,
arah pelemparan batuan serta simulasi dari peledakan yang akan dilakukan.

4.4 Energi Bahan Peledak

Untuk mengetahui energi yang dihasilkan dalam setiap kg bahan peledak


dapat diperoleh menggunakan perhitungan energi ( entalpi pembakaran ).
Digunakan entalpi pembakaran karena reaksi yang terjadi merupakan salah satu
reaksi peledakan. Reaksi kimia yang terjadi pada ANFO dalam kondisi zero
oxygen balance ( zob ) yaitu sebagai berikut :

53 NH4NO3 + C18H34 123 H2O + 18 CO2 + 53 N2

BAB IV | 79
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Dimana

Ar N = 14 gr / mol HfNH4NO3 = 365,7 Kj / mol

Ar H = 1 gr / mol Hof C18H34 = 567.4Kj / mol

Ar O = 16 gr / mol Kj / mol

Ar C = 12 gr / mol Kj / mol

Sehingga diperoleh nilai entalpi pembakaran :

Massa NH4NO3 = Koefisien Mr

= 53 80 gr / mol = 4240 gr/mol

Massa C18H34 = Koefisien Mr

=1 250 gr / mol = 250 gr/mol

Massa NH4NO3 + C18H34 = 4240 gr/mol + 250 gr/mol = 4490 gr/mol

Fraksi =

Persentase C18H34 = 0.0556 100% = 5.56 %

Untuk setiap per kg bahan peledak,maka mol yang dihasilkan oleh 55.6 gr C18H34 :

BAB IV | 80
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

Sehingga perolehan energi :

E = 3752.98 Kj = 3.753 Mj

Energi peledakan maksimum yang dihasilkan oleh suatu bahan peledak akan
terjadi jika bahan peledak tersebut memiliki perbandingan yang tepat. Seperti
yang terlihat pada gambar 4.13, akan terjadi keseimbangan jika memiliki
perbandingan AN 94.5 % dan FO 5.5 %. Jika dalam perbandingan bahan peledak
lebih banyak solar akan terjadi kekurangan oxygen balance yang menyebabkan
munculnya gas COx, sebaliknya jika ammonium nitrat lebih banyak akan terjadi
kelebihan oxygen yang menyebabkan munculnya gas NOx. Munculnya gas COx
dan NOx ini dapat diketahui dari warna asap dan bau yang terjadi setelah
peledakan. Peledakan yang menghasilkan energi maksimum akan menghasilkan
gas bewarna putih dan tidak berbau. Selain itu, energi maksimum yang dihasilkan
oleh bahan peledak juga dapat dilihat dari sisi fragmentasi batuan yang dihasilkan.
Dari perhitungan distribusi fragmentasi menggunakan persamaan kuznetsov dapat
dilihat pada tabel 4 dan 5 .

Sumber PT Semen Padang


Gambar 26. Kurva Oxygen Balance

BAB IV | 81
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SEMEN PADANG
PADANG SUMATERA BARAT

4.5 Kegiatan Loading Hauling

BAB IV | 82

You might also like