You are on page 1of 2

14-11-2017 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id

KEMENKES OPTIMALKAN PSN CEGAH DBD


DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 15 JUNI 2017 00:00:00, DIBACA : 1.180 KALI

Memperingati Asean Dangue Day (ADD) 2017

Jakarta, 15 Juni 2017

Kasus DBD di Indonesia masih terjadi setiap tahun, sejak ditemukan 1968. Untuk menekan jumlah penderita dan kematian akibat DBD, Kementerian Kesehatan
terus menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hingga saat ini PSN masih merupakan upaya paling efektif dalam menekan kasus DBD.

Jumlah kasus DBD fluktuatif setiap tahunnya. Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes RI, pada 2014
jumlah penderita mencapai 100,347, 907 orang diantaranya meninggal. Pada 2015, sebanyak 129,650 penderita dan 1,071 kematian. Sedangkan di 2016
sebanyak 202,314 penderita dan 1,593 kematian.

Di 2017, terhitung sejak Januari hingga Mei tercatat sebanyak 17.877 kasus, dengan 115 kematian. Angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) di 34 provinsi di
2015 mencapai 50.75 per 100 ribu penduduk, dan IR di 2016 mencapai 78.85 per 100 ribu penduduk. Angka ini masih lebih tinggi dari target IR nasional yaitu 49
per 100 ribu penduduk.

Untuk mengurangi angka itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI, drg. Oscar Primadi, MPH mengatakan harus dilakukan PSN
secara optimal melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

''Upaya pemberantasan vektor ini harus dilakukan dengan PSN. PSN paling efektif dalam mencegah DBD,'' kata drg. Oscar, Rabu (14/6).

PSN dilakukan dengan 3 langkah. Pertama, menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat
penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain
sebagainya, dan ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular
DBD.

Selain itu, perlu juga melakukan segala bentuk kegiatan pencegahan lain seperti di antaranya menaburkan atau meneteskan larvasida (lebih dikenal dengan abate
atau biolarvasida) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, dan
menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

Program 3M Plus, yakni Menguras, Menutup dan Mendaur ulang, lanjut drg. Oscar, masih tetap berlaku dalam kasus ini. Melipat baju-baju yang bergantungan pun
perlu dilakukan mengingat itu menjadi sarang nyamuk di sana. Terlebih lagi yang berada di ruangan yang gelap.

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 14-11-2017

''Permasalahan jentik juga perlu diwaspadai karena dari situlah awal timbulnya nyamuk penyebab demam berdarah,'' terang drg. Oscar.

ASEAN Dengue Day

Komitmen negara-negara ASEAN yang mencanangkan ASEAN Dengue Day (ADD) untuk pertama kalinya pada tanggal 15 Juni 2011 di Jakarta dan selanjutnya
diselenggarakan setiap tahun oleh semua negara anggota ASEAN.

Pada 2017 ini ADD yang dilaksanakan di Indonesia berupa rangkaian kegiatan dengan fokus anak sekolah, dengan tema ''Rumah dan Sekolahku Tembok
Perlindungan Pertama dari DBD'' dan subtema ''Jangan Bilang Peduli DBD Jika Belum Melaksanakan PSN 3M Plus dan Pencegahan Paripurna''.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penularan DBD dan bahayanya, penemuan dan tata laksana dengue yang
dapat dilakukan disekolah, dirumah dan lingkungan serta meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN).

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 14-11-2017 14:11

You might also like