You are on page 1of 9

Rabu, 10 April 2013

Metode yang digunakan pada Tambang Bawah Tanah

Udah lama banget ga ngebuka Blog ini, kasian banget sampe pas ku buka tadi
banyak sarang laba-labanya.., haha
Oke deh, sekarang aku mau bagi info tentang metode penambangan yang digunakan
di tambang bawah tanah.

Metode Pada Tambang bawah tanah, adalah :


A. Shrinkage Stoping
Shrikage stoping adalah sistem penggaliannya dilakukan secara over
hand. Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar,
kemiringan 50-90 (sleeply). Metode ini terletak antara kelas open stope
dan filled stope. Bijih dihancurkan secara metode overhand dan dibiarkan
terkumpul dalam stope. Mengingat bijih akan mengembang dila
dihancurkan makia sekitar 35% dari volume batuan yang dihancurkan
setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan yang cukup
dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan atap.
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat
disangga dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara
otomatis akan disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan
bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara keseluruhan, membentuk
stope yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope atau metode
shrinkage stoping general. Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan,
dan hal ini tidak diinginkan, maka stope dapat diisi oleh waste yang berasal
dari stope atau kegiatan diatasnya, dalam kasus ini membentuk filled stope
atau metode shrinkage and fill.
Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali
tidak mempunyai sublevel. Penambangan bijih dilakukan pada sayatan
horizontal dimulai dari bagian bawah mengarah ketas melalui suatu
manway. Manway dibuat dekat pillar vertical yang memisahkan stope yang
berdekatan. Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet.
Pada shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal slice, dimulai dari
bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian dari ore yang hancur
ditinggalkan di stope yang telah ditambang, yang berfungsi sebagai
platform kerja untuk menambang ore bagian atas dan untuk mensupport
dinding-dinding stope. Melalui blasting, batuan menambah volume yang
didudukinya sekitar 50%, oleh karena itu 40% dari ore yang telah di
blasting harus diambil secara kontinyu selama penambangan untuk
menjaga supaya keseimbangan headroom antara atas dan bawah ore
yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke batas atas dari stope yang
direncanakan, hal ini dihentikan, dan sisanya yang 60% dari ore dapat di
ambil.
Ore body yang lebih kecil dapat ditambang dengan satu stope, area
yang lebih besar dari ore body dibagi atas beberapa stope yang terpisah
oleh pillar untuk menstabilkan hanging wall. Pillar biasanya dapat diambil
setelah penambangan yang reguler selesai. Sub level stoping termasuk
kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand. Dengan
menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stull timber yang
menyanggan dan melintang pada Sub level stoping dipasang pada
geometri yang sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai
peluncur bijih, membentuk corong dan manway lining, dan sebagai
penyangga lekat. Shrinkage stoping dapat dipakai pada ore body dengan :
Dip yang tegak atau >700.
Ore nya kuat.
Hanging wall dan foot wall stabil secara komparatif.
Ore body homogeny.
Ore tidak dipengaruhi storage di stope (seperti sulfida ore yang
cenderung terbakar dan terpisah ketika terekspos ke udara.
Syarat atau ciri-ciri Metode Shrinkage Stoping:
Cocok untuk batuan kuat.
Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 700.
Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.
Endapan bijih harus homogen atau uniform.
Penambangan tidak selektif.
Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus
dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya
pada asam tambang.
Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :
Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.
Crosscut ke ore di bagian bawah stope.
Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut.
Undercut atau lapisan bawah stope 5-10 m di atas drift pengangkutan.
Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level utama untuk
menyediakan akses dan ventilasi ke stope.
Keuntungan metode Shrinkage stoping:
Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena
membutuhkan sedikit alat-alat.
Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui
chute.
Mengeliminasi hand-loading.
Dapat langsung berproduksi.
Mining Recovery tinggi.
Kerugian metode Shrinkage stoping:
Kondisi kerja sulit dan berbahaya.

b. Sub level Stoping


Adalah cara penambangan bijih terletak diantara 2 level dimana
penambangan ini dilakukan membuat sub level yang berurutan. Jarak
antara level 100 200 feet sedang itu sub level 25 40 feet. Cara
penambangan ini dapat dilakukan dengan cara oper Hand. Level utama
dihubungkan dengan raise dan sub level.
Untuk sub level ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
Ketebalan endapan kurang lebih 10-20 meter.
Kemiringan endapan sebaiknya 300
Endapan harus keras
Kountry rock/ sekelilingnya harus keras dan kompak agar tidak mudah
terjadi pengotoran (Dilution)
Batas antara endapan dengan country rock sebaiknya mudah dilihat dan
bentuknya teratur.
Penyebaran bijih sebaiknya merata karena cara ini tidak memungkinkan
tidak selektif.
Keuntungan :
Pekerjaan aman karena pekerja tidak berada didalam stope.
Biaya penambangan perton ore relatif murah
efisiensi penambanggan lebih besar karena dapat melakukan
penambangan secara serentak.
Tidak di perlukan penyanggah
Bijih dikeluarkan secara gravitasi.
Kerugiaan :
Banyak bukaan yang harus dikerjakan.
Kehilangan mineral agak banyak terutama pada waktu penggambilan
pillar yang tertinggal.
Sorting didalam stope tidak dapat di hilangkan.
Kesulitan pada pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan
sebagai penyanggah sementara.
Kemungkinaan runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan
tambang
Cara penambangan :
Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai pada
aktifitas dalam lombong. Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui
ring drill dan peledakan. Kemudian Broken Ore masuk ke dalam Draw
Point. Muka dan dinding samping lombong ditinggalkan tanpa diberi
penyanggaan.
Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak
panjang antara 20-30 meter yang dibuat dari sub level. Sistem pemboran
peledakan umumnya terdiri dari 2 metode umum yaitu :
Pemboran melingkar dengan diameter 50-75 mm
Pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm.

c. Sub Level Caving


Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip
top slicing tetapi penambangan dari sub level artinya penambangan dari
atas ke bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral
atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level
ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukkan.
Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan terbentuk di
bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih
yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.
Metode ini cocok untuk endapan endapan bijih yang memiliki sifat seperti
berikut :
Bentuk endapan tidak homogen
Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan
bongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan terhadap timber di
bawahnya.
Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu
dengan penyanggahaan biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila
penyanggaan ini diambil.
Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan
untuk tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup
berbahaya. Umumnya kecelakaanyang terjadi yaitu tertimpa oleh
penyanggah sendiri.
Keuntungan Sub Level Caving:
Cara penambambangannya agak murah.
Tidak ada pillar yang di tinggalkan
Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan
penyanggah kayu sedikit, kecuali pada endapan endapan sulfida.
Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.
Bisa mengadakan pencapuran dengan memilih penambangan dari
berbagai lombong yang berbeda kadarnya.
Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih,
sehingga sekaligus dapat berproduksi.
Kerugian sub level caving:
Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selective mining), karena tak
dapat ditambang bagian demi bagian.
Perolehan tambang tidak terlalu tinggi.
Dillution sering terjadi sampai 10 % . Bila dillution harus rendah maka
mining recoverynya juga menurun.
Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak
syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke metode lain.

d. Block Caving
Diperlukan pembuatan undercuting di bawah suatu blok bijih yang
besar, sehingga memungkinkan blok bijih tersebut ambruk. Urutan
kegiatan penambangan Block caving:
Pembuatan crosscuts sistimatis di bawah badan bijih.
Dari crosscuts dibuat finger raise menembus bijih.
Bijih digali dibagian bawahnya membentuk undercut, sehingga runtuh
dan hancur oleh berat bijih dan berat batuan diatasnya (overlying capping)
membentuk broken ore yang cukup kecil untuk ditarik melalui draw point.
Runtuhan biasanya menerus sampai ke permukaan bumi, apabila
overburden telah ikut terpengaruh oleh penarikan broken ore.
Penarikan bijih terus berlangsung sampai terlihat material overburden
pada draw point.
Saat ini telah berhasil menangani blok bijih dengan tinggi 50 meter
sampai 350 meter. Kriteria sukses operasi block caving, antaralain:
Apabila blok bijih yang besar dapat cepat hancur.
Perolehan broken ore memadai.
Dilusi kadar minimum.
Kerusakan relatif kecil pada bukaan-bukaan yang dipersiapkan selama
development.
Aplikasi dalam penerapan metode ini, antaralain:
Urat lebar dan lapisan tebal, cebakan homogen, overburden bersifat
segera runtuh.
Batuan penutup (caving) mempunyai sifat runtuh.
Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila
undercut diledakkan.
Daerah bijih relatif kering: menghindari terbentuk lumpur yang akan
mempersulit kontrol penarikan broken ore.
Kadar homogen: block caving tidak selektif.
Ideal untuk cebakan porphyry copper: mempunyai bijih dan caving lemah
(tembagapura, papua)
Keuntungan penerapan metode ini, antaralain:
Biaya penambangan rendah.
Output tinggi: 10.000 100.000 ton/hari.
Mekanisasi: tenaga buruh sedikit.
Timber sedikit: mengurangi bahaya kebakaran.
Produksi terkonsentrasi: pengawasan mudah.
Kecelakaan tambang rendah
Sedangkan, Kerugian dalam penerapan metode ini, antaralain:
Modal besar, dan developmen lama.
Dilusi broken ore dengan waste rock.
Bijih kadar rendah pada capping dan batas badan bijih akan hilang (tidak
terambil).
Tidak fleksibel, tidak dapat diubah ke metode lain.

You might also like