You are on page 1of 2

Hama Bubuk Buah (Steptiadoderas hampei Ferr)

Hama ini menyerang dengan meletakkan telurnya kedalam biji kopi yang
sudah mengeras sekitar tujuh hari, lalu berubah menjadi ular selama 14 hari
dan 5 hari stadium kepompong. Diperkirakan hama ini dapat bertelur 35-55
butir dan terbang pada radius 350 meter sehingga kerugian akibat dari hama
ini mencapai 40-50% dari total produksi. Untuk mengatasinya memusnahkan
sumber-sumber infeksi dan pemutusan siklus hidup melalui petik buah kopi
yang telah terserang hama buah bubuk.

Hama Kutu Putih (Pseudococcus citri Risso)

Hama ini menyerang dompolan buah, daun dan karangan bunga serta bersifat
polyhag. Hama kutu putih menyerang di 3-4 bulan awal musim kering dimana
tunas-tunas bunga mati, buah-buah berguguran dan daun muda berubah
bentuk. Selain itu, kutu putih ini dapat mengeluarkan cairan bergula yang
disenangi semut dan menimbulkan cendawan hitam. Pembiakan hama ini
dapat bertelur sampai 300 butir dengan cara parthinogenesis (membuahi
sendiri). Penanganannya dapat melakukan penanaman pohon pelindung
tanaman kopi yang bukan sumber infeksi.

Hama Bubuk Cabang (Xylosandrees morstatii HAC)

Hama ini menyerang dengan menggerek cabang dan tunas muda. Biasanya
setelah 4 hari menjadi telur ia akan berubah menjadi ulat selama 11 hari lalu
berevolusi menjadi kepompong selama 7 hari dan dapat terbang dengan
radius 200 meter. Setiap hama dapat menghasilkan telur 30-50 telur sehingga
bisa menurunkan hasil produksi mencapai 20%.

Penanganannya dapat dilakukan dengan memotong cabang-cabang yang


terserang agar infeksinya tidak menyebar. Memperbaiki tanaman untuk
menghasilkan cabang yang kuat dan sehat.

Nematoda

Nematode Pratylenchus coffea menjadi ancaman terbesar bagi pertanaman


kopi Indonesia. Dampak dari penyakit kopi Nematoda mengakibatkan
penurunan kuantitas dan kualitas produksi, pada kopi robusta dapat
menurunkan jumlah produksi mencapai 80%. Gejala dari penyakit Nematoda
terdapat banyak kerdil pada tanaman, pertumbuhan terlambat, daun dan
cabang primer berukuran kecil, daun tua menguning secara perlahan lalu
akhirnya mati.
Penyakit ini dapat dihindari dengan cara tanaman atau bibit yand digunakan
bebas nematode, memusnahkan tanaman telah terserang, penggunaan
bahan organic dan selalu membersihkan tumbuhan sebagai inang pengganti.

Penyakit Karat Daun

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Hemelia Vastratix. B. dan menyebar


melalui percikan-percikan air hujan. Gejalan penyakit karat daun mula-mula
pada bagian bawah daun kopi terdapat bintik-bintik warna kuning terang lalu
berubah menjadi kuning tua. Bintik-bintik tersebut dipenuhi serbuk jingga yang
akhirnya menjadi bercak-bercak hitam.

Penyakit ini dapat ditangani dengan naungan, pangakasan maupun


pemupukan. Namun yang lebih efektif adalah pemupukan akan sangat
membantu mengendalikan penyakit karat daun kopi.

Cendawan Akar

Cendawan akar coklat merupakan jenis cendawan yang paling sering


menyerang tanaman kopi. Biasanya cendawan ini terjadi akibat kontak akar
dengan sisa-sisa pembongkaran pohon. Gejala yang muncul daun mudah
menguning lalu rontok dalam keadaan kering dan dapat pula menyerang
percabangan. Penanganan terhadap cendawan akar yaitu membongkar
semua organ tanaman yang telah diserang lalu dibakar atau pemberian
sejumlah belerang pada setiap lubang sekitar 400-800 gram.

Mengenal jenis-jenis hama pada tanaman kopi dan cara mengatasinya secara
alami merupakan hal penting untuk mendapatkan kopi terbaik.

Sumber Buku

Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan


Tahunan. Yogyakarta. Gadjah Mada Universitas Press.

You might also like