You are on page 1of 12

PRAKTIKUM COUMPONDING DAN DISPENDING

KASUS 4
RUAM POPOK (DIAPER RASH)

DISUSUN OLEH
KELAS A

1. Ani Wijayanti (1720343724)


2. Apridinata (1720343725)

PROFESI APOTEKER XXXIV


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017/2018
BAB 1
PENDAHULUAN

Keceriaan bayi dan balita menjadi moment yang sangat berharga bagi kedua orang

tuanya. Oleh karena itu, para orangtua akan berusaha menjaga buah hatinya agar tetap sehat,

diantaranya kesehatan kulit bayi dan balita (BPOM, 2013). Belakangan ini banyak ibu yang

menggunakan diaper atau popok sekali pakai untuk melindungi bayi dan balita saat buang air

kecil dan buang air besar, hal ini dikarenakan diaper nyaman digunakan, praktis dan langsung

dibuang saat sudah kotor. Kebanyakan ibu belum mengetahui penggunaan diaper. Kesalahan

dalam pemakaian popok (diaper) bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari

pemakaian popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu

perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mengalami diaper rash(ruam popok) akan

mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur, selain itu proses menyusui menjadi

terganggu karena bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Alfi,

2015).

Karakteristik kulit pada bayi berbeda dengan kulit orang dewasa. Berdasarkan

anatomi dan fisiologi dari kulit, kulit pada bayi relative tipis, halus, pH kulit lebih asam, dan

lapisan bagian dalamnya mempunyai kelembaban yang lebih tinggi sehingga dapat

menyebabkan kulit bayi rentan mengalami iritasi yang dapat diakibatkan oleh paparan yang

lama dari pemakaian popok yang penuh dengan urin dan feses (Cahyati, dkk. 2015).

Gangguan ruam popok berupa peradangan, terutama terjadi pada bagian daerah kedua belah

paha, bokong, perut bagian bawah, sekitar kelamin serta area di sekitar atas bokong dan

punggung bawah (Frilasari, 2016). Menggunakan popok berdaya serap tinggi atau diapers

pada bayi, harus lebih hatihati, jika setiap saat bayi tidak lepas dari diapers akan berdampak

negatif pada kondisi kulit bayi, pemakaian pampers secara terus-menerus akan mengurangi

sensitivitas kulit bayi sehingga terjadi iritasi dan kulit bayi lebih tipis dan halus. Itu sebabnya
kulit bayi lebih peka dan mudah terjadi gangguan kulit. Gangguan yang biasa timbul berupa

ruam kulit yang dikenal dengan ruam popok. Gesekan pada daerah lipatan yang lembab

menjadikan kulit luka dan memerah sehingga terjadilah ruam popok. Perkembangan bakteri

pada area popok yang lembab juga disebabkan perubahan kondisi pada daerah tersebut

menjadi lebih basa karena urin bayi (BPOM, 2013).

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun

2012 prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi 25% dari 6.840.507.000

bayi yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit (ruam popok) akibat penggunaan

popok. Angka terbanyak ditemukan pada usia 6-12 bulan. Insiden ruam popok di Indonesia

mencapai 7-35%, yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun.

Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas dan Desentralisasi, dr Krisnajaya,MS

memperkirakan jumlah anak balita (bawah lima tahun) Indonesia mencapai 10 persen dari

populasi penduduk. Jika jumlah penduduknya 220-240 juta jiwa,maka setidaknya ada 22 juta

balita di Indonesia, dan 1/3 dari jumlah bayi di indonesia mengalami ruam popok (Frilasari,

2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ruam Popok

Ruam popok atau secara medis disebut sebagai dermatitis popok adalah ruam yang
sering terjadi pada bayi dan balita. Ruam popok terjadi akibat dari iritasi pada bagian bokong
bayi dan kebanyakan bayi baru lahir memiliki iritasi kulit yang tak berbahaya yang biasanya
akan hilang sendiri di bulan-bulan pertama. Ruam popok pernah dialami oleh hampir semua
bayi mayoritas bayi dengan umur 9-12 bulan. Hal ini umum terjadi bila bayi mengalami diare
yang dapat menyebabkan popok lembab atau basah dan biasanya para ibu akan merasa cemas
bila kulit bayinya menjadi berbintik-bintik merah. Namun dengan perawatan popok yang baik
maka masalah ini akan mudah dan cepat diatasi sehingga para ibu tidak menjadi khawatir
lagi.

Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang yang ditandai
dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki
kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Kondisi ini mungkin bervariasi mulai dari kemerahan
ringan sampai luka terbuka yang menyakitkan di daerah perut, bokong, alat kelamin, dan
dalam lipatan paha. Dalam kasus ringan, biasanya tidak diperlukan pengobatan, hanya perlu
dibersihkan dalam waktu tiga sampai empat hari.

B. Epidemiologi Ruam Popok

Berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan di Italia menunjukkan prevalensi Ruam


popok sebesar 15,2%, dan insiden puncak 19,4% pada bayi yang berusia 3-6 bulan.. Sebuah
studi di Kuwait mencatat bahwa dermatitis popok merupakan 4% kasus dermatologi yang
terjadi pada pediatrik.

- Mortilitas / Morbididas

Penyakit ini biasanya tidak mengancam nyawa. Namun, hal itu dapat menyebabkan
tekanan yang signifikan bagi orang tua. Morbiditas untuk sebagian besar anak adalah rasa
sakit dan gatal-gatal di daerah yang terkena.

- Ras

Dermatitis popok lebih sering terjadi di antara pasien Afrika-Amerika.


- Usia

Ruam popok dapat mulai pada periode neonatal segera setelah anak mulai memakai
popok. Puncak insiden pada anak yang berusia 7-12 bulan, kemudian menurun sesuai dengan
usia. Ruam popok tidak menjadi masalah lagi pada anak setelah anak mendapat toilet
training, biasanya sekitar usia 2 tahun.

C. Etiologi Ruam Popok


- Gesekan : Sebagian ruam popok disebabkan oleh gesekan yang terjadi ketika kulit bayi
yang sensitif mengalami gesekan dengan popok basah. Hal ini menyebabkan merah,
ruam mengkilap pada daerah yang terkena.
- Iritasi: Kulit di bawah popok akan merah akibat dari iritasi kotoran, urine, atau bahan
pembersih. Iritasi dapat disebabkan oleh popok atau oleh keasaman urin.
- Infeksi candida : Infeksi candida, juga dikenal sebagai jamur atau infeksi jamur,
biasanya memiliki penampilan kemerahan pada kulit dan umumnya terjadi setelah
penggunaan antibiotik. Candida adalah mikroorganisme jamur yang biasanya
ditemukan di tempat-tempat yang hangat dan lembab seperti di mulut. Bahkan,
Candida merupakan organisme yang sama yang menyebabkan sariawan.
- Reaksi alergi : Ruam mungkin reaksi terhadap tisu popok, popok, deterjen, sabun,
lotion, atau celana yang elastis. Anak-anak yang memiliki riwayat eksema mungkin
lebih rentan terhadap ruam popok.
- Seborrhea : atau berminyak, ruam berwarna kuning yang juga dapat dilihat di daerah
lain dari tubuh, seperti wajah, kepala, dan leher.

D. Patofiologi Ruam Popok

Etiologi ruam popok tidak diketahui secara jelas, namun mungkin hasil dari
kombinasi beberapa faktor seperti kelembaban, gesekan, urin dan feses, dan adanya
mikroorganisme. Secara anatomis, wilayah kulit disekitar popok memiliki banyak lipatan-
lipatan yang dapt menjadi masalah yang berkaitan dengan pembersihan yang baik dan
efisien. Ruam dapat terjadi akibat kelembaban kulit yang berlangsung lama. Kelembaban ini
berasal dari keringat ataupun urine yang tidak dapat menyerap akibat terhambat popok.
Kelembaban ini mengakibatkan mudah terjadi friksi antar kulit atau antara kulit dengan
popok sehingga terjadi kerusakan sawar kulit. Faktor lain adalah kontak daerah popok
dengan urin, feses, enzim proteolitik dan lipolitik dari saluran cerna, peninggian pH kulit dan
paparan mikroorganisme atau bahan iritan/alergen. Urin akan meningkatkan pH kulit melalui
pemecahan urea menjadi amonia. Peninggian pH kulit ini akan meningkatkan aktifitas enzim
protease dan lipase sehingga terjadi kerusakan sawar kulit. Rusaknya sawar kulit akan
meningkatkan permeabilitas kulit sehingga memudahkan mikroorganisme dan bahan-bahan
iritan/alergen masuk melalui kulit dan menimbulkan gangguan dikulit.

E. Manifestasi Klinis
Dermatitis popok mempunyai bentuk klinis yang beragam tergantung penyebabnya.
1. Dermatitits popok kontak iritan
Merupakan bentuk DP yang paling banyak. DP ini bisa terjadi pada segala
usia. Gambaran klinis berlokasi pada daerah popok yang cembung dan berkontak erat
dengan popok. Lesinya berupa ruam yang basah, eritematous, kadang-kadang
dijumpai skuama dan erosi.
2. Dermatitis popok candida
Bentuk DP kedua tersering. Lesi berupa plak eritema, berskuama, berbatas
tegas disertai lesi satelit. Kadang-kadang DP kandida ini bersamaan dengan oral
trush.
3. Granuloma gluteale infantum
Bentuk DP ini jarang dijumpai. Lesinya berupa nodul merah ungu dengan
ukuran 0,5 3 cm, dijumpai pada daerah popok. Pada pemeriksaan histopatologi,
tampak lapisan dermis di infiltrasi limfosit, sel plasma, netrofil, eosinofil dan tidak
ada granuloma. Faktor penyebabnya antara lain faktor iritasi, infeksi kandida dan
pemakaian steroid topikal.
Penatalaksanaannya adalah dengan menghindarkan pajanan bahan iritan,
penggunaan barier pasta, menghindarkan pemakaian steroid. Perbaikan biasanya
terjadi dalam beberapa bulan.
4. Dermatoses yang penyebabnya tidak berkaitan dengan penggunaan popok
Penyebabnya, primer bukan karena pemakaian popok. Kelainan ini bisa
berupa dermatitis seboroika, dermatitis atopik, psoriasis, impetigo, akrodermatitis
enteropatika, skabies, hand-foot & mouth disease, herpes simpleks dan histiosis sel
Langerhans.
F. Penatalaksanaan Ruam Popok
a. Non Medikametosa
1. Air
Daerah popok dibasuh dengan air bersih dan dibiarkan terbuka selama
mungkin agar tidak lembab, misalnya ketika bayi tidur.
2. Barrier ointments
Berrier ointments dioloeskan setiap kali popok diganti. Contoh barrier
ointments : seng oksida, petrolatum, preparat barrier non mediated.
3. Cleansing dan pengobatan anti candida
Daerah popok dibersihkan dengan air ataupun minyak mineral dan
dilkakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan kulit akibat friksi.
4. Edukasi
Pendekatan edukasi diberikan kepada orang tua atau pengasuh bayi.
Pembelajaran dan membiasakan toilet training pada bayi akan mengurangi
kebiasaan memakai popok.
b. Medikametosa
1. Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal yang dianjurkan adalah yang berpotensi ringan (mis :
krim Hidrokortison 1% - 2 %) dan umumnya diberi untuk jangka waktu 3
7 hari. Penggunaan steroid poten merupakan indikasi kontra karena dapat
menimbulkan efek samping yang cukup banyak.
2. Antifungi topikal
Nistatin atau imidazol terbukti aman dan efektif untuk pengobatan DP
kandida klotrimazol dan mikonazol nitral juga dapat digunakan.
3. Antibakteri
Bila terjadi infeksi ataupun infeksi sekunder pada DP dapat diberikan
beberapa anti mikroba, termasuk benzalkonium chlorida dan triklosan.
BAB III
PEMBAHASAN

Kasus

Anda (Retno), seorang ibu dating ke apotik untuk membelikan obat buat anaknya
yang berumur 1 tahun 6 bulan dengan keluhan gatal-gatal dan lecet padadaerah lipat
paha dan disebabkan penggunaan pempers.sebelumnya belum pernah mengalami
penyakit ini, tidak memiliki penyakit lain, memiliki berat badan berlebih, dan tidak
memiliki alergi.
Pemilihan pengobatan :
Momilen Diaper Rash

Monografi Obat

Indikasi :
Merawat dan melindungi kulit lembut bayi dari kemerahan dan gatal-gatal
karena ruam popok.
Kandungan / komposisi :
Tiap gram cream mengandung Vitamin E, d-Panthenol, dan seng oksida.
Zinc oxide
digunakan untuk mengobati dan mencegah ruam kulit akibat
popok dan iritasi kulit ringan lainnya. Bekerja dengan cara
membentuk pelindung pada kulit untuk melindungi dari iritasi /
kelembaban.
Zinc oxide mampu mencegah peradangan, menjaga kelembapan
kulit dan biang keringat
d-Panthenol
d-Panthenol adalah pro-vitamin kompleks yang memiliki
manfaatmeningkatkan dan mengatur hidrasi kulit dengan cara
meningkatkan kapasitas kelembaban kulit dan mendukung regenerasi
sel kulit. d-Panthenol memiliki efek menghaluskan pada kulit.

Vitamin E
Digunakan untuk membantu mengurangi bekas luka, kulit kasar, dan
menjaga kelembaban kulit. Vitamin E juga baik digunakan sebagai
antioksidan dan penghalus kulit.
Dosis :
Oleskan secukupnya padadaerah kulit yang kemerahan dan beruam 2 kali
sehari.
Cara pemakaian :
Oleskan pada bagian kulit atau bagian yang sakit sesuai dengan aturan pakai.
Jangan digunakan untuk luka terbuka kecuali obat memang diperuntukkan
pada luka terbuka.
Kemasan :
tube 15 gram krim
Golongan :
Obat bebas
Perlu resep :
Tidak perlu
Cara penyimpanan :
Simpan pada tempat sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya.
Dialog Apoteker dengan Pasien

Apoteker : Selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu? Saya Apoteker di sini. Nama saya
Apridinata.

Pasien : iya, begini mas anak saya itu di lipatan pahanya merah-merah terus gatal,
jadinya rewel terus.

Apoteker : kalau boleh saya tahu anaknya usia berapa buk?

Pasien : usianya 1 tahun 6 bulan mas

Apoteker : sudah berapa hari gejalanya?

Pasien : baru 2 hari ini, kemaren sudah saya beri bedak tapi kok belum hilang merah-
merahnya.

Apoteker : Anaknya apa sering dipakekin pempers bu?

Pasien : iya dia setiap hari masih pakai pemperssoalnya saya males ribet mas kalau
malam-malam harus bangun buat gantiin dia celana, apalagi kalau ada acara
diluar kan lebih praktis kalau pakai pempers.

Apoteker : ibu gantiin pempers anaknya sehari berapa kali?

Pasien : ya kalau selama gak puup, ya pas habis mandi pagi dan sore aja mas

Apoteker : kalau dilihat dari gejalanya, kemungkinan anak ibu terkena ruam popok

Apalagi anaknya kan sering pakai pempers,

Pasien : jadi dikasih obat apa ya mas, saya pusing rewel terus soalnya

Apoteker : anaknya tapi gak demam kan buk? cuma merah-merah sama gatal di bagian
lipatan pahanya kan?

Pasien : enggak demam kok mas anaknya, ya itu cuma merah di lipatan pahanya

Apoteker : bentar ya buk saya ambilkan obatnya..

(apoteker mengambil obat)


Apoteker : ini buk obatnya momilen diaper rash, ini bisa buat menghilangkan merah-merah
dan mengurangi rasa gatal pada lipatan paha anak ibu.

Pasien : emmmmgimana cara pemakaiannya mas?

Apoteker : jadi ibuk bisa oleskan tipis-tipis pada bagian yang ruam, tapi sebaiknya sebelum
dioleskan, bagian yang ruam di lap dengan air hangatsetelah kering baru di
oleskan creamnya.

Oh ya buk untuk pemakaian pempersnya sebaiknya jangan sering-sering, apalagi


ibu gantiinnyakan jarang itu menyebabkan bakteri sama jamur mudah tumbuh,
jadi gatal-gatal kan buk. Apalagi kalau pakai pempers seperti itu kan bisa
membuat lembab kalau tidak sering diganti.

Pasien : oooow begitu ya mas, apalagi kan anak saya terhitung gendut mas mungkin itu
berpengaruh juga ya?

Apoteker : iya buk, itu juga bisa jadi salah satu penyebabnya, apalagi anak seusia ibuk kan
sedang aktif-aktinya pengen bergerak gak mau diem, jadi lebih mudah
berkeringat dan bagian pahanya bergesekan dengan pempers, yang
mengakibatkan mudah lecet, apalagi kulit bayi kan sensitive ibuk.

Oooh iya buk sekarang kan ada program potty training buat anak usia di bawah 5
tahun.

Pasien : itu apa ya mas?

Apoteker : potty training itu cara melatih anak balita agar bisa buang air kecil atau buang
air besar pada tempatnya buk. Jadi kan gak perlu di pakekin pempers lagi kalau
sudah lulus progam potty training.

Pasien : emmmsaya baru tau mas kalau ada progam itu.makasih banyak mas buat
infonya, nanti saya coba terapkan ke anak saya

Apoteker : iya ibuk sama-sama, sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai apoteker untuk
membantu ibu. Semoga anaknya lekas sembuh bu.

Pasien : iya mas terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2013. Info POM. Info POM. 14(3).


Cahyati, D., Idriansari, A. & Kusumaningrum, A. 2016. Pengaruh Virgin Coconut Oil
Terhadap Ruam Popok Pada Bayi. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. 2(1).
Frilasari, H. 2016. Derajat Diaper Rash Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Rsud Wahidin Sudiro
Husodo Kota Mojokerto. Surya. 8(3).
R.A., Alfi (2015). PERILAKU IBU DALAM MENCEGAH DIAPER RASH (RUAM
POPOK) Di Desa Ngampel, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Skripsi.
Ahli Madya Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah
Ponorogo. Ponorogo. Indonesia.

You might also like