You are on page 1of 3

LERENG

Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan
bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk secara alami maupun buatan manusia. Lereng yang
terbentuk secara alami misalnya: lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia
antaralain: gaiian dan timbunan untuk membuat bendungan, tanggul dan kanal sungai
serta dinding tambang terbuka Lereng adalah suatu medan atau daerah yang permukaan tanahnya
atau letaknya miring.

Berdasarkan derajat kemiringannya, lereng dibedakan menjadi empat macam, yaitu:


(1) lereng landai, memiliki derajat kemiringan 0 5
(2) lereng curam, memiliki derajat kemiringan 5 45
(3) lereng terjal, memiliki derajat kemiringan 45 70
(4) lereng tegak, memiliki derajat kemiringan 70 90

Jenis-Jenis Lereng

1. Lereng Alam (Natural Slopes)


Lereng alam terbentuk karena proses alam. Gangguan terhadap kestabilan terjadi bilamana tahanan
geser tanah tidak dapat mengimbangi gaya-gaya yang menyebabkan gelincir pada bidang longsor.
Lereng alam yang telah stabil selama bertahun-tahun dapat saja mengalami longsor akibat hal-hal
berikut :
1) Gangguan luar akibat pemotongan atau timbunan baru.
2) Gempa.
3) Kenaikan tekanan air pori (akibat naiknya muka air tanah) karena hujan yang berkepanjangan,
pembangunan dan pengisian waduk, gangguan pada sistem drainase dan lain-lain.
4) Penurunan kuat geser tanah secara progresif akibat deformasi sepanjang bidang yang berpotensi
longsor.
5) Proses pelapukan.
Pada lereng alam, aspek kritis yang perlu dipelajari adalah kondisi geologi dan topografi, kemiringan
lereng, jenis lapisan tanah, kuat geser, aliran air bawah tanah dan kecepatan pelapukan.

2. Lereng Buatan (Man Made Slopes)


Lereng buatan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Lereng buatan tanah asli / lereng galian (Cut Slope)
Lereng ini dibuat dari tanah asli dengan memotong dengan kemiringan tertentu. Untuk pembuatan
jalan atau saliran air untuk irigasi. Kestabilan pemotongan ditentukan oleh kondisi geologi, sifat teknis
tanah, tekanan air akibat rembesan, dan cara pemotongan.
Lereng Buatan Tanah yang Dipadatkan/lereng timbunan (Embankment)
Tanah dipadatkan untuk tanggul-tanggul jalan raya, bendungan, badan jalan kereta api. Sifat teknis
tanah timbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan derajat kepadatan tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruh kestabilan lereng


1. Struktur batuan
Struktur batuan yang sangat mempengaruhi kemantapan lereng adalah bidang-bidang sesar,
perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan bidang lemah dan sekaligus sebagai
tempat merembesnya air, sehingga batuan lebih mudah longsor. Penyebaran batuan atau tanah
yang terdapat di daerah penyelidikan harus diketahui, demikian juga penyebaran serta hubungan
antar batuan. Ini perlu dilakukan karena sifat fisik dan mekanis suatu batuan berbeda dengan
batuan lainnya
2. Sifat fisik dan mekanik
Sifat fisik batuan atau tanah yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah : bobot isi, porositas,
dan kandungan air, kuat tekan, kuat tarik, kuat geser dan sudut geser dalam batuan merupakan
sifat mekanik batuan yang berpengaruh terhadap kemantapan lereng.
a) Bobot isi
Semakin besar bobot isi suatu batuan atau tanah, maka gaya penggerak yang menyebabkan longsor
semakin besar juga. Dengan demikian, kemantapan lereng tersebut semakin berkurang.
b) Porositas
Batuan yang mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan demikian bobot isinya
menjadi lebih besar, sehingga memperkecil kemantapan lereng. Adanya air dalam batuan juga akan
menimbulkan tekanan air pori yang memperkecil kuat geser batuan. Batuan yang mempunyai kuat
geser kecil akan lebih mudah longsor.
c) Kandungan air
Semakin besar kandungan air dalam batuan atau tanah, maka tekanan air pori menjadi semakin
besar juga. Dengan demikian kuat geser batuan menjadi semakin kecil , sehingga kemantapan
dari suatu lereng semakin mengecil.
d) Sudut geser dalam batuan
Semakin besar sudut geser dalam , maka kuat geser batuan juga semakin besar. Dengan
demikian , lereng yang disusun oleh batuan tersebut menjadi lebih mantap.
3. Topografi daerah setempat
Keadaan dan genesa daerah setempat memainkan peranan penting dalam memahami hubungan
bentuk lereng dengan kestabilan lereng. Lereng dengan kemiringan, material dan geologi yang
sejenis dapat berperilaku yang berbeda bergantung aspek-aspek topografinya. Faktor ini
mempengaruhi laju erosi dan pengendapan serta menentukan arah aliran air permukaan dan air
tanah. Hal ini disebabkan karena untuk daerah yang curam, kecepatan aliran air permukaan tinggi
dan mengakibatkan pengikisan lebih intensif dibandingkan pada daerah yang landai. Karena erosi
yang intensif, akan banyak dijumpai singkapan batuan dan ini menyebabkan pelapukan yang lebih
cepat. Batuan yang lapuk mempunyai kekuatan yang rendah sehingga kemantapan lereng menjadi
berkurang.
4. Kondisi hidrologi dan hidrogeologi
Air tanah merupakan faktor yang penting dalam kestabilan lereng, air tanah dapat mempengaruhi
lereng dengan lima cara: mengurangi kekuatan, merubah kandungan mineral melalui proses
alterasi dan pelarutan, mengubah densitas, menimbulkan tekanan air pori dan menyebabkan erosi.
Muka air tanah yang ada menjadikan lereng sebagian besar basah dan batuannya mempunyai
kandungan air yang tinggi. Batuan dengan kandungan air yang tinggi kekuatannya menjadi rendah
sehingga lereng lebih mudah longsor. Hal ini disebabkan air yang terkandung pada batuan akan
menambah beban batuan tersebut.
5. Geometri lereng
Ada tiga komponen utama dari suatu lereng tambang yaitu : konfigurasi jenjang, sudut antar
jenjang, dan sudut lereng total (Gambar.) Lereng yang terlalu tinggi menjadi lebih tidak stabil
sehingga cenderung mudah longsor daripada lereng yang tidak terlalu tinggi pada batuan yang
sama.. Makin besar kemiringan lereng atau tingkat kecuramannya semakin besar maka semakin
mungkin terjadinya kelongsoran.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap kemantapan lereng karena iklim mempengaruhi perubahan
temperatur. Temperatur yang cepat sekali berubah dalam waktu yang singkat akan mempercepat
proses pelapukan batuan. Untuk daerah tropis pelapukan lebih intensif dibandingkan dengan daerah
dingin
7. Gaya-gaya luar
Gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kemantapan suatu lereng adalah :
1. Getaran yang di akibatkan oleh gempa bumi, peledakan dan pemakaian alat-alat
mekanis berat di dekat lereng.
2. Pemotongan dasar (toe) pada lereng.

You might also like