You are on page 1of 9

PANDUAN BANTUAN HIDUP DASAR

(RESUSITASI JANTUNG PARU)


RUMAH SAKIT SURYA INSANI

Jl. Diponegoro KM. 04 Pasir Pengaraian Kab. Rokan Hulu Riau


Telp. (0762) 91765, HP 0823 9058 4363
KodePos 28557
Email :suryainsani2013@gmail.com
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum w.w

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan menambah ilmu
pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya. Salawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah
Panduan Bantuan Hidup Dasar (Resusitasi Jantung Paru) RS Surya Insani telah kita miliki.
Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam peningkatan mutu pelayanan di lingkungan RS
Surya Insani.

Ucapan terimakasih kepada tim penyususn telah menyelesaikan Panduan Bantuan Hidup Dasar
(Resusitasi Jantung Paru) RS Surya Insani. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna
kecuali Allah SWT, saran dan masukan sangat diharapkan untuk kesempurnaan panduan ini
untuk masa yang akan datang.

Wassalamualaikum w. w.

Pasir Pengaraian, 15 September 2017


Direktur Utama,

dr. Ahmed Mawardi


Panduan Bantuan Hidup Dasar/ Resusitasi Jantung Paru (BHD/ RJP)

I. Latar belakang

Keterampilan Bantuan Hidup Dasar/ Resusitasi Jantung Paru merupakan keterampilan


yang bermanfaat bagi setiap individu dalam kehidupan masyarakat, karena orang yang tiba -
tiba tertimpa musibah baik oleh trauma maupun oleh non trauma yang mengakibatkan adanya
gangguan kegawatan pada jantung dan sistem pernafasan, apabila tidak dilakukan tindakan
darurat berupa bantuan hidup dasar/ resusitasi jantung paru dapat mengakbatkan kefatalan
bahkan meninggal.
Pertolongan pertama pada serangan jantung termasuk salah satu jenis pelatihan pada
pelatihan perawatan darurat, hal ini karena serangan jantung tergolong salah satu penyebab
kematian mendadak terbesar di dunia, jenis pelatihan ini akan sangat bermanfaat khususnya
dalam mencegah makin meningkatnya angka kematian akibat serangan jantung.
Kematian akibat penyakit jantung paling utama disebabkan karena henti jantung
mendadak, dengan irama paling sering terdokumentasi adalah ventrikel fibrilasi. Pertolongan
bantuan hidup dasar yang berhasil, dilakukan dalam 5 menit pertama dengan bantuan AED
(Automated External Defibrilator), Bantuan hidup jantung dasar merupakan gabungan
pengamatan dan tindakan yang tidak terputus yang disebut Chain of Survival

Bantuan hidup dasar mengalami perubahan sesuai dengan pedoman AHA pada Oktober 2010
yaitu :
1. Penderita dinyatakan mengalami henti jantung mendadak berdasarkan tidak adanya
respons dan pernafasan
2. Look, Feel and Listen dihilangkan dari algoritme
3. Kompresi dada yang kontiniu dilakukan oleh penolong yang tidak terlatih
4. Urutan pertolongan mendahulukan kompresi dari pada bantuan pernafasan (CAB
dibandingkan ABC)
5. RJP dilakukan sampai terjadi ROSC atau dinyatakan berhenti
6. Penyederhanaan algoritme dan peningkatan fokus metode.

Komponen yang harus dikuasai oleh penolong


1. Pengetahuan penilaian keadaan pasien
2. Pelaksanaan kompresi dada yang baik
3. Penilaian pergerakan dada serta pemberian nafas bantuan yang baik
4. Penggunaan Automated External Defibrillator yang baik (jika tersedia)
Pelaksanaan Bantuan Hidup Jantung Dasar yang baik diharapkan :
1. Henti jantung dapat dicegah serta transportasi pasien dapat cepat dilaksanakan
2. Fungsi jantung dan paru dapat diperbaiki dengan menggunakan AED dan Kompresi
3. Otak dapat dipertahankan karena suplai darah terpelihara sampai bantuan tiba

Oleh sebab itu keterampilan bantuan hidup dasar/ resusitasi jantung paru, perlu
sosialisasikan dan diajarkan kepada semua lapisan masyarakat agar tindakan darurat dapat
dilakukan dan untuk penyelamatan penderita, sebelum datangnya petugas terlatih.

II. Pengertian :

II.1. Resucitation
Adalah pertolongan pada keadaan gawat. Resusitasi Jantung Paru merupakan
tindakan atau upaya untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran
seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya jantung dan paru.

II.2. Henti jantung


Tidak adanya cardiac output/ curah jantung sehingga kehilangan denyut nadi dan
tekanan darah. Berhentinya sirkulasi yang tiba tiba maka penderita akan kehilangan kesadaran
dalam waktu lebih kurang 15 detik serta pada umumnya akan terjadi henti nafas dan dilatasi
pupil maksimum dalam waktu 30 60 detik kemudian, Sudden Cardiac Arrest atau henti
jantung mendadak menunjuk pada kasus henti jantung tak terduga/ mati mendadak disebabkan
oleh penyakit jantung dengan/ tanpa adanya gejala dalam kurun waktu kurang dari 1 jam.
Henti jantung primer menunjuk pada kasus dimana oksigen tidak beredar dan oksigen
yang tersisa dalam organ vital akan habis dalam beberapa detik.
Istilah dalam bantuan hidup dasar :
Jaw thrust merupakan tata cara membuka jalan nafas, paling bagus dilakukan pada pasien
trauma yang diduga cedera tulang leher
Head tilt, menengadahkan dahi dengan telapak tangan, sedangkan chin lift adalah
membuka mulut dengan topang dagu, umumnya dilakukan pada kasus penderita non trauma,
tidak bagus dilakukan pada pasien trauma.
Nafas buatan adalah memberikan tiupan nafas melalui mulut atau hidung oleh penolong
kepada penderita agar paru paru penderita mendapatkan oksigen, sedangkan kompresi
jantung adalah penekanan dada penderita dengan mempergunakan kedua tangan penolong
agar jantung bereaksi untuk memompakan oksiegn dalam darah ke suluruh tubuh.
Finger swap merupakan tata cara membersihkan jalan nafas kalau ada sumbatan jalan
nafas, misalnya perdarahan di mulut, ada benda asing di mulut, maupun oleh sebab lain.

III. Tujuan tindakan Bantuan Hidup Dasar/ Resusitasi jantung paru

a. Merupakan tindakan penyelamatan jiwa setelah terjadi keadaan henti jantung.


b. Bisa dilakukan oleh satu atau dua penolong
c. Tujuan : Memperbaiki sirkulasi sistemik yang hilang dengan melakukan kompresi
dada
d. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sesuai dengan panduan American Heart
Association tahun 2010
IV. Alasan tidak melakukan bantuan hidup dasar/Resusitasi jantung paru

IV.1. Dalam Sarana Kesehatan


a. Ada permintaan dari pasien/ keluarga inti yang berhak secara sah dan ditandatangani
oleh pasien
b. Henti Jantung terjadi akibat penyakit dengan stadium akhir yang mendapat pengobatan
secara optimal
c. Untuk neonatus/bayi yang memiliki mortalitas tinggi

IV. 2. Di Luar Sarana Kesehatan


a. Terdapat tanda-tanda kematian yang ireversibel.
b. Upaya RJP yang membahayakan penolong
c. Penderita dengan Trauma yang tidak bisa diselamatkan

V. Keputusan Penghentian RJP karena :

a. Bila penolong sudah memberikan pertolongan secara optimal


b. Penolong sudah mempertimbangkan apakah penderita terpapar bahan beracun atau
mengalami over dosis obat
c. Kejadian henti jantung tidak disaksikan penolong
d. Asistol yang menetap terekam selama 10 menit atau lebih (bila di sarana kesehatan)
Standar Operasional Prosedur Bantuan Hidup Dasar/ Resusitasi Jantung Paru
Langkah langkah Bantuan Hidup Dasar/ Resusitasi Jantung Paru (AHA 2010)

1 Aman Penolong
Aman pasien
Aman lingkungan

2 Pastikan kesadaran pasien


Memanggil korban (Pak /Buk)
Menepuk dada korban

3 Minta bantuan
Aktifkan Code Blue bila disarana kesehatan
Atur posisi korban dan penolong

4 Cek Nadi (10 detik)

5 Jika Nadi tidak ada lakukan RJP (Kompresi


: ventilasi = 30:2)
Lakukan selama 2 menit atau 5 siklus

6 Setelah 2 menit atau 5 Siklus Cek Nadi


Bila Nadi Tidak ada ulangi RJP 5 Siklus

Bila Nadi Ada Cek Pernafasan (Look, listen


7 dan feel) dalam 5 detik

8 Bila nafas tidak ada /tidak normal lakukan


tiupan10-12 kali/menit atau jarak antara
pemberian nafas 6 detik ( selama 2 menit)
9 Bila Nadi Ada, Nafas Ada, Posisikan
Penderita dengan posisi mantap.

10 Kapan BHD/RJP Dihentikan :


Bila ada nadi (nadi teraba)
Diambil alih oleh petugas profesional
Tanda tanda lebam mayat
Penolong kelelahan
ALUR BANTUAN HIDUP DASAR
( RESUSITASI JANTUNG PARU)
Daftar Pustaka

1. PP Perki, 2013, Panduan Kursus Bantuan Jantung Dasar (Basic cardiac Life Support),
Penerbit PP Perki Jakarta, Edisi 2013
2. Adi T Tilong, Pertolongan Pertama pada Berbagai Penyakit, , Flasbooks 2014

You might also like