You are on page 1of 3

The waste water produced during this process contains large amount of dyes and chemicals

containing trace metals such as Cr, As, Cu and Zn which are capable of harming the environment and
human health. The textile waste water can cause haemorrhage, ulceration of skin, nausea, skin
irritation and dermatitis. The chemicals present in the water block the sunlight and increase the
biological oxygen demand thereby inhibiting photosynthesis and reoxygenation process.

The advanced oxidation processes is gaining attention in the recent days due to the ability to treat
almost all the solid components in the textile effluents. The photo oxidation of the effluents is
carried out using H2 O2 , combination of H2 O2 and UV and Combination of TiO2 and UV

The effluents treated with advanced oxidation process were found to reduce 70-80% of COD when
compared to 30-45% reduction by biological treatment.

Pewarna tersebut adalah seperti remazol hitam, metil oren, metilena biru, asid
merah 14, biru reaktif 19 dan lain-lain. Bahan pewarna ini boleh menyebabkan air bersih
bertukar warna pada kepekatan serendah 1 mg/L. Begitu juga dengan sisa air buangan
dari industri batik yang mengandungi kepekatan pewarna yang jauh lebih tinggi iaitu
pada 10-200 mg/L. Sisa air buangan berpewarna ini akan menjadi toksik sekiranya ia
mereput dalam ekosistem dalam jangka masa yang panjang.

Antara faktor-faktor yang boleh memberi kesan kepada proses degradasi pewarna ini
adalash seperti kesan kepekatan awal bagi pewarna, kesan kuantiti atau dos bagi
pemangkin, pengaruh nilai pH awal, keamatan radiasi UV dan kesan daripada kuantiti
atau dos bahan oksida (Sampa C. and Binay K. D. 2004).

Dye posses color bcs of absorb light in the visible spectrum

exhibit resonance of electron which stabilizing force in organic compound

The textile effluents contain trace metals like Cr, As, Cu and Zn,

which are capable of harming the environment [21]. Dyes in water give

out a bad colour and can cause diseases like haemorrhage, ulceration

of skin, nausea, severe irritation of skin and dermatitis [22]. They

can block the penetration of sunlight from water surface preventing

photosynthesis [23]. Dyes also increase the biochemical oxygen

demand of the receiving water and in turn reduce the reoxygenation

process and hence hamper the growth of photoautotrophic organisms

[22]. The suspended solid concentrations in the effluents play an

important role in affecting the environment as they combine with oily


scum and interfere with oxygen transfer mechanism in the air-water

interface [23]

Metodologi Kajian

Fokus proses ini adalah pada pengaplikasian sinar UV dalam tindak balas penguraian
foto bahan pewarna Ramazol Hitam-B dari industri batik. Ujikaji ini dijalankan dengan
menggunakan lampu meja UV (15 Watt lampu UV pada panjang gelombang 365 nm).
Disebabkan kepekatan air pewarna yang diperoleh dari industri batik adalah sangat
pekat, maka kaedah pencairan dilakukan dengan menambah sejumlah air suling untuk
mendapatkan molariti yang bersesuaian (larutan piawai) bagi ujikaji.

Bagi menyediakan 100 mg/L larutan cair pewarna, sejumlah 50 mL larutan awal
dilarutkan ke dalam 50 mL air suling sehingga mencapai isipadu 100 mL. Hasil
campuran larutan ini dilabelkan sebagai larutan A. Seterusnya, 50 mL dari larutan A ini
diambil dan dilarutkan ke dalam 50 mL air suling sehingga mencapai isipadu 100 mL
bagi memperoleh larutan kedua. Larutan kedua (larutan B) inilah yang akan digunakan
sebagai sampel bahan pewarna bagi ujikaji ini. pH larutan diselaraskan mengikut data
ujikaji (pH 2 hingga 6).

Seterusnya, larutan dihantar ke mesin pengempar untuk proses pemisahan cecair


dengan benda pepejal. Mesin tersebut diset pada kelajuan 6,000 rpm selama 15 minit.
Seterusnya, mengikut data yang diperoleh melalui kaedah pencarian bersiri
menggunakan Design Expert, sejumlah jisim bagi kedua-dua fotopemangkin (TiO2
dan Fe3O4) ditambahkan ke dalam 100 mL larutan berkenaan. Larutan berkenaan kemudian
dikacau dengan menggunakan pengaduk bermagnet di atas plat pemanas di tempat yang
gelap selama 20 minit. Tujuannya adalah untuk mengalakkan penyerapan fizikal
molekul pewarna pada permukaan mangkin untuk mencapai keseimbangan. Sebanyak
10mL sampel diambil sebagai bacaan awal sebelum sampel disinarkan dengan
menggunakan sumber cahaya lampu UV. Bacaan dicatat dalam sela masa 30 minit
selama 1 jam. Seterusnya, sampel dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang () 560nm.

An Tran Doan, Xuan Dieu Nguyen Thi, Phi Hung Nguyen, Viet Nga Nguyen Thi, Sung Jin Kim, Vien
Vo

Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau
pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal.
Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron
menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. jalur valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang membangun
kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi.
2. jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena pengaruh
gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas menghantarkan
listrik.
3. jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur konduksi.Yang
membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah
energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi
yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu
elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan
kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap
germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV.
Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan
komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.

DOPING
Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam
jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
Energy yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1 eV untuk
silicon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperature ruang (300K), sejumlah electron
mempunyai energy yang cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi dari
pita valensi ke pita konduksi menjadi electron bebas. Besarnya enrgi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari pita valensi ke pita konduksi ini disebut energy terlarang (energy
gap). Jika sebuah ikitan kovalen terputus,maka akan terjadi kekosongan lubang (hole). Pada
daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang
ditempati electron bebaas mempunyai kelebihan muatan negative. Kedua muatan inilah yang
memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi
dari ikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut maka akan terjadi lubang baru di
tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positf bergerak dari lubang yang lama ke
lubang baru.

You might also like