Professional Documents
Culture Documents
- Mutase gen
- Kanker
- Cacat lahir
- Aterosklerosis
- Batu ginjal
- Rebound scurvy
- Peningkatan stress osidatif
- Kelebihan absorpsi Fe
- Defisisensi B12
- Erosi enamel gigi
Beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh 7. 139. Dan 140 menunjukkan bahwa
konsumsi vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan resiko batu ginjal (kalsium oksalat). Hal
tersebut didasarkan pada oksalat yang merupakan metabolit dari vitamin C itu sendiri. tetapi
ada pula penelitian yang mengatakan sebaliknya, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh
(141, 142, 143).
Berdasarkan jurnal Role of vitamins in gastrointestinal disease, dapat diketahui bahwa
vitamin C tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kanker kolorektal, dan ulcerative
colitis. Tetapi vitamin C dapat meningkatkan resiko pembentukan batu emedu, karena terjadi
penurunan biogenesis asama empedu dan supersaturasi empedu dengan kolesterol karena
defisiensi pada hidroksilasi kolesterol 7.
Disisi lain, tidak ditemukan jurnal yang membahas mengenai pengaruh karbonat dalam
formulasi tablet effervescent terhadap pH lambung. Tetapi ditemui bahwa tablet effervescent
ranitidine dapat meningkatkan pH secara lebih cepat dibandingkan degan almagat dan placebo.
Berikut dilampirkan hasil penelitiannya (Gambar 1.).
Rey E., Poves-Frances C., Sanchez G., Fueyo A., Badiola C., Diaz-Rubio M. 2004. Effects of
effervescent ranitidine on gastric pH: comparison with almagate and placebo in fasting and
postprandial conditions. Alimentary pHarmacology and Therapeutics.
Michels AJ., Reasearch Associate Linus Pauling Institute, dan Oregon State University.
Micronutrient Information Center. 2013. Vitamin C. Available online from
http://lpi.oregonstate.edu/mic/vitamins/vitamin-C#reference17. Accessed 26 Oktober 2016,
23.35 WIB
Masri O., Chalhoub JM, Sharara AI. 2015. Role of vitamins in gastrointestinal disease. World
Journal of Gastroenterology. 21(17): 5191-5209