Professional Documents
Culture Documents
Pneumonia
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Radiologi
Pembimbing :
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITRAAN RADIOLOGI
Pneumonia
Disusun oleh :
Pembimbing : dr. Zakiyah, Sp.Rad dr. Lilis Untari S., Sp.Rad (K)
II. Anamnesis
Pasien datang ke bagian radiologi atas rekomendasi dokter anak
untuk pemeriksaan foto thorak dengan suspek Bronkopneumonia.
Pasien datang ke IGD dengan keluhan utama sesak nafas.
Berdasarkan alloanamnesis dengan keluarga pasien menyatakan keluhan
dirasakan sejak tanggal 2 Oktober 2017, keluhan dirasakan terus menerus.
Sesak nafas disertai batuk berdahak, demam (+), suara ronkhi (+), retraksi
dada (+), pilek (+), dahak susah keluar. Mual (-), Muntah (+) 1 kali.
Makan dan minum normal. BAK normal, BAB normal.
Pasien belum pernah merasakan sakit seperti ini, riwayat alergi
(-), riwayat lahir normal, cukup bulan, BB lahir 3000 gram.
Anamnesis Sistemik:
1. RPS : Sesak Nafas
Onset : 3 hari
Kronologi : Sesak nafas disertai batuk berdahak yang sulit keluar, demam
Kuantitas : sesak nafas terus menerus
Kualitas : sesak menyebabkan anak menjadi rewel
Memperberat memperingan :
o Sesak nafas tidak dapat berkurang dengan perubahan posisi
Keluhan lain : Batuk berdahak
Demam
Pilek
Dahak sulit keluar
2. RPD
Riwayat penyakit yang sama (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat lahir normal
3. RPK
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
4. RIW. SOSEK
Konsumsi ASI normal
Konsumsi susu formula sejak usia 1 minggu
Lingkungan tempat tinggal baik
III. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadran : Composmentis
Status gizi : BB : 5,2 kg
TB : 58 cm
Vital Sign : BP :-
HR : 123 x/menit
RR : 50 x/menit, irama reguler
T : 37,5C
Kepala : mesochepal, tidak ada kerontokan rambut, Conjunctiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, refleks cahaya
langsung / tidak langsung +/+
Thoraks :
Inspeksi : pergerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris, tidak ada
tanda-tanda inflamasi, retraksi dinding dada (+)
Palpasi : stem fremitus vocal dan taktil hemitoraks kanan dan kiri
simetris.
Perkusi : sonor di kedua lapang paru.
Auskultasi : vesikuler di kedua lapang paru, suara BJ I&II + reguler,
gallop (-), murmur (-), ronkhi (+)
Abdomen
Inspeksi : permukaan perut cembung, tak tampak tanda-tanda inflamasi.
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Perkusi : timpani di empat kuadran abdomen, pekak alih (-), pekak sisi
(-).
Palpasi : Nyeri tekan (-) kuadran kanan bawah, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba, renal dextra et sinistra tidak teraba.
IV. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Radiologi
Tanggal : 5 Oktober 2017
Foto Thoraks proyeksi AP
Klinis : Bronkopneumonia
Interpretasi :
Soft tissue : baik
Kondisi tulang : baik
Trachea : ditengah
Cor : CTR <60%
Bentuk, ukuran dan letak normal
Pulmo : Corakan vascular kasar
Bercak kesuraman parahiler kiri dan kedua
paracardial
Kesuraman homogen lapangan atas sampai
kanan tengah
Diafragma : baik
Sinus costophrenicus : lancip
Kesan :
Cor : Normal
Pulmo : Gambaran Pneumonia
Hasil Pemeriksaan Radiologi
Tanggal 11 Oktober 2017
Interpretasi :
Soft tissue : baik
Kondisi tulang : baik
Trachea : ditengah
Cor : CTR <60%
Bentuk, ukuran dan letak normal
Aorta baik
Pulmo : Tak tampak lagi gambaran konsolidasi pada
paru kanan.
Masih tampak infiltrat minimal pada parahiler
kanan-kiri
Diafragma : baik
Sinus costophrenicus : lancip
Kesan :
Cor : Normal
Pulmo : Pneumonia (Perbaikan nyata)
Diagnosa Klinis
1. Bronkopneumonia
2. Pneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kriteria yang digunakan dalam tata laksana penderita ISPA adalah balita dengan
gejala batuk dan atau kesukaran bernafas.
Tabel 2.1 Kriteria WHO terhadap Pengobatan pada Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun
yang Memiliki Batuk atau Kesukaran Bernafas Sesuai dengan Klasifikasi Klinis
Penderita
Menurut Misnadiarly (2008), tanda penyakit pneumonia pada balita antara lain:
batuk nonproduktif, ingus (nasal discharge), suara nafas lemah, pemanfaatan otot
bantu nafas, demam, cyanosis (kebiru-biruan), Thorax Photo menunjukkan
infiltrasi melebar, sakit kepala, kekakuan dan nyeri otot, sesak nafas, menggigil,
berkeringat, lelah, terkadang kulit menjadi lembab, mual dan muntah. Gejala
penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas akut selama
beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat
mencapai 40 derajat celcius, sesak nafas, nyeri dada dan batuk dengan dahak
kental, terkadang dapat bewarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita
juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan dan sakit kepala.
2.6 Penanggulangan Pneumonia
2.6.1 Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Penyuluhan kesehatan masyarakat dianggap sebagai upaya yang paling
penting dalam pengendalian pneumonia dan tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan penatalaksanaan kasus dan perbaikan kesehatan lingkungan. Sasaran
dari penyuluhan kesehatan adalah ibu dan pengasuh balita sebagai sasaran
primer sedangkan sasaran sekunder adalah petugas kesehatan, kader
posyandu, pengambil keputusan, perencana, pengelola program serta sektor
lain yang terkait. Tujuan dari promosi kesehatan adalah mengupayakan agar
masyarakat mengambil perilaku sehingga sesuai dengan syarat-syarat
kesehatan.
2.6.2 Upaya Pencegahan Pneumonia
Menurut WHO (2010), WHO dan UNICEF pada tahun 2009 membuat
rencana aksi global Global Action Plan For The Prevention (GAPP) untuk
pencegahan dan pengendalian pneumonia. Tujuannya adalah untuk
mempercepat kontrol pneumonia dengan kombinasi intervensi untuk
melindungi, mencegah dan mengobati pneumonia pada anak dengan tindakan
yang meliputi 1) melindungi anak dari pneumonia termasuk mempromosikan
pemberian ASI Eksklusif dan mencuci tangan, mengurangi polusi udara
didalam rumah, 2) mencegah pneumonia dengan pemberian vaksinasi, 3)
mengobati pneumonia difokuskan pada upaya bahwa setiap anak sakit
memiliki akses ke perawatan yang tepat baik dari petugas kesehatan berbasis
masyarakat atau di fasilitas kesehatan jika penyakitnya bertambah berat dan
mendapatkan antibiotic serta oksigen yang mereka butuhkan untuk
kesembuhan. Upaya pencegahan yang ditujukan untuk mengurangi kesakitan
dan kematian akibat pneumonia antara lain dengan:
1. Status imunisasi campak
Imunisasi campak untuk mencegah kematian pneumonia yang diakibatkan
oleh komplikasi penyakit campak. Penelitian di Amerika menunjukkan
bahwa imunisasi campak berperan dalam menurunkan kematian akibat
pneumonia.
2. Perbaikan gizi keluarga untuk mengurangi malnutrisi sebagai salah satu
faktor risiko terjadinya pneumonia
3. Peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dengan berat rendah
melalui upaya perbaikan kesehatan ibu dan anak
4. Perbaikan kualitas lingkungan terutama mengurangi polusi udara dalam
ruangan.
2.7 Manifestasi klinis
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki, egofoni
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium
5. Diaforesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk kental, produktif : Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat
9. Gelisah
10. Cyanosis
a. Area sirkumoral
b. Dasar kuku kebiruan
11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi :
- Efusi pleura.
- Empiema.
- Abses Paru.
- Pneumotoraks.
- Piopneumotoraks
- Pneumatosel
- Gagal napas.
- Sepsis
- Ileus paralitk fungsional
2.9 Pemeriksaan diagnostik
a. Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh
meningkat dapat melebihi 40 C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-
kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
b. Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi
dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus
dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
c. Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pe meriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta
gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab
pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya
gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan
konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa
lobus.
d. Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya
lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan
serologi. Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik.
Air space pneumonia lobaris/ pneumonia lobaris sering dikenal juga dengan
pneumonia pneumococcus karena seiring waktu infeksi dapat menyebar dan
melibatkan seluruh lobus, sering juga menempati satu lobus penuh/konsolidasi pada
seluruh lobus dimulai dalam ruang distal dan menyebar melalui pori-pori.
Sinuses dan diafragma normal, cor tidak membesar
Pulmo:
Hilus kanan tertutup bayangan jantung, hilus kiri kabur
Corak bronkovaskuler normal
Tampak perselubungan opak inhomogen berbatas tegas di lapang atas
paru kanan dengan air bronchogram
Kesan:
Tidak tampak kardiomegali
Pneumonia lobaris
Gambar. Pneumonia lobaris foto AP tampak perselubungan pada lobus kanan paru.
Gambar. Pneumonia lobaris foto PA dan lateral (kanan) tampak perselubungan pada
lobus kanan paru.
Kesan: tampak perselubungan pneumonia lobus tengah paru kanan
2. Pneumonial Bacterial
Streptococcus Pneumoniae
Sering pada orang muda, paling sering terjadi pada semua umur, konsolidasi
bentuk lobar, sering berada dibasal paru, tetapi juga sering diseluruh bagian
paru, gambaran volume paru normal, air bronkogram +, edema diseptum
interlobular menyebabkan garis septum.
Staphytococcus Aureus
Disebabkan pemakaian narkoba gambarannya ada nodul bulat yang tersebar selama
beberapa hari.Terkadang kavitas dapat ditemukan pada pemeriksaan keadaan
lanjutpada pneumonia yang muncul adalah gambaran brokopneumonia dengan
bercak-bercak konsolidasi banyak kadang terdapat kavitas juga.
Klebsiella Pneumonia
Terdapat pada laki-laki yang sudah tua dengan kondisi kesehatan yang
lemah,gambarannya adalah lobar pneumonia yang sering pada bagian kanan dan
bagian lobus atas paru, volume dari paru yang terinfeksi dapat dipertahankan atau
dapat sedikit meningkat yang disebabkan oleh fissure yang menonjol,bisa terdapat
kavitas.
Micoptasma Pneumonia
Gambaran nodular dan reticular (seperti jala) yang diikuti dengan bayangan
konsolidasi, dapat terjadi pada pembagian paru atau perlobus paru dan biasanya
unilateral.kavitas dan efusi pleura sangat jarang didapat
3. Viral Pneumonia
Dimulai dari distal bronkus dan bronkioulus sebagai proses penghancuran
intertstitial. Gambarannya sangat bervariasi:
Bayangan pada peribronchial, bayangan retikulonodular, bercak-bercak
konsolidasi atau kosolidasi luas.
Pemeriksaan Radiologi Lainnya :
Ct Scan
Dalam beberapa kasus CT scan dapat mendeteksi pneumonia yang tidak terlihat pada
foto toraks. Terkadang pada foto thoraks bisa terjadi kesalahpahaman apakah ini
jaringan parut pada paru atau gagal jantung kongesti.Kedua kelainan di atas dapat
memberikan gambaran menyerupai pneumonia di foto thoraks.
Dalam beberapa kasus ct-scan dapat mendeteksi pneumonia yang tidak terlihat pada
foto
Lobar Pneumonia RML Sagital CT Scan
MRI (Magnetic Resonance Imaging )
DIAGNOSIS BANDING
1. Efusi pleura : memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia, tanpa air-
bronkogram. Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung,
trakea dan mediastinum ke arah yang sehat.Rongga toraks membesar. Pada efusi
pleura sebagian akan tampak meniscus sign, tanda khas pada efusi pleura.
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer iarang terjadi tetapi
biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang
pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai
pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak
3. Atelektasis : memberi gambaran yang mirip dengan pneumoni4\a tanpa
air-bronkagram. Namun terdapat penarikan jantung, trakea dan
mediastinum ke arah yang sakit karena adanya pengurangan
volume.Interkostal space menjadi lebih sempit dan pengecilan dari seluruh
atau sebagian paru-paru yang sakit.sehingga akan tampak toraks asimetris.
BAB III
KESIMPULAN
Forrest, John V. Yang Penting pada Radiologi Thoraks. Widya Medika. Jakarta 1990.
Paul and Juhl. Essential of Radiologic Imagiog, 5th edition. J.B. Lippincott Company.
Philadelpia
Persatuan Ahli Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II, Edisi
Ketiga. Balai Penerbit FK UI. Jakarta 2001.
Dahhn, Zul. Pandangan Baru Pneumonia Atipik dan Terapinya. Cermin Dunia
Kedokteran, Masalah Saluran Nafas, vol. 128. Jakarta 2000.
www.medicinenet.com
www.e-radiography.net