You are on page 1of 60

LBM 1

Tingkah Laku Aneh

LI

1. Pengelompokan dari gangguan jiwa?


Definisi gangguan jiwa
Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus

dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan

karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya

sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001).

Gangguan jiwa adalah gangguan

dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),emosi (affective),

tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan

pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,

yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam

melaksanakan peran social.

Konsep gangguan jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III

adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara

klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu

gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) di dalam

satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).

Menurut Yosep (2007) penggolongan gangguan

jiwa dan dibedakan menjadi :

a. Gangguan jiwa ringan (Neurosa)

Neurosa ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis dimana

tidak ada rangsangan yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut.


Akibat adanya pertentangan konflik jiwa. Yang terjadi di luar tidak sesuai
dengan harapan.
Timbul gangguan : pusing, insomnia, anoreksia.

b. Gangguan jiwa berat (Psikosa)

Psikosis merupakan gangguan penilaian yang menyebabkan ketidakmampuan

seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru

versi orang psikosis tersebut. Psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu

kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri lainnya,

tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut.

Organik
Ada kelainan di otak. Seperti trauma, infeksi, gg vaskularisaasi
Fungsional
Tidak ada gangguan di otak, penyebabnya idiopatik

Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan
Ggn. Mental
halusinosis organic
Organik
Sindroma waham organic
Sindroma afektif organic
Sindroma Kepribadian
organik Intoksikasi dan
Gangguan Sindroma Putus Zat
Psikotik

Skizofrenia
Gangguan afektif berat
Ggn. Psikotik Gangguan Paranoid
Fungsional Psikosis Non Organik
lainnya
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-

babii.pdf

Struktur klasifikasi gangguan jiwa menurut PPDGJ-III

- Ggn mental organik,


F0-9 Ggn mental organik, ggn mental simtomatik:
(F00.Demensia alzheimer. F01 D.vaskuler, F04.Sindrom Amnesik organik,
F05 Delirium dan Ggn mental organik lain)
F10-19 Ggn mental dan perilaku akibat alkohol dan zat psikoaktif:
1. (Ggn Mental dan Perilaku akibat penggunaan Alkohol,
2. Opioida/Kanabioida/Kokain, Hipnotika-Sedativa
3. Halusinogenika, Tembakau/pelarut yg mudah menguap
4. atau zat multipel dan zat psikoaktif lain)

- Ggn mental psikotik,


F20-29 Skizofrenia, ggn skizotipal & ggn waham:
1. Skizofrenia, ggn skizotipal, psikotik akut dan
2. sementara, ggn waham menetap, ggn waham
3. terinduksi, ggn skizoafektif, ggn psikosis non
4. organik lainnya atau YTT.
F30-39 Ggn suasana perasaan Mood/afektif:
1. Episode manik, ggn afektif bipolar, episode
2. depresi, ggn depresif berulang, ggn mood/afektif
3. menetap lainnya/ YTT.

- Gangguan neurotik dan ggn kepribadian,


F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres = ggn
ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-kompulsif, reaksi thd
stres berat dan ggn penyesuaian, ggn disosiatif (konversi), ggn
somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan faktor fisik:
ggn makan, ggn tidur non organik, disfungsi seksual, ggn mental dan
perilaku masa nifas, faktor psikologis dan perilaku yg berhub dg
ggn/penyakit YDK, sindrom perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn kepribadian
khas, ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas jenis kelamin, ggn
preferensi seksual, ggn kepribadian dan perilaku lainnya.

- Ggn masa anak- remaja dan perkembangan


F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres = ggn
ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-kompulsif, reaksi thd
stres berat dan ggn penyesuaian, ggn disosiatif (konversi), ggn
somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan faktor fisik: ggn
makan, ggn tidur non organik, disfungsi seksual, ggn mental dan perilaku
masa nifas, faktor psikologis dan perilaku yg berhub dg ggn/penyakit YDK,
sindrom perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn kepribadian khas,
ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas jenis kelamin, ggn preferensi
seksual, ggn kepribadian dan perilaku lainnya.
(PPDGJ III)

Penggolongan gangguan jiwa sangatlah beraneka ragam menurut para ahli

berbeda-beda dalam pengelompokannya, menurut Maslim (1994) macam-macam

gangguan jiwa dibedakan menjadi gangguan mental organik dan simtomatik,

skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan,

gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku

masa dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan

perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja.

(PPDGJ-III)

2. Bagaimana penilaian dari GAF ?

Penilaian Multiaksial

DSM-IV adalah suatu system multiaksial yang menilai pasien dalam beberapa
variable dan mempunyai 5 aksis.
Aksis I mengandung gangguan klinis dan kondisi lain yang mungkin
merupakan pusat perhatian klinis.

Aksis II mengandung gangguan kepribadian dan retardasi mental.


Penggunaan mekanisme pertahanan yang menjadi kebiasaan dapat
dituliskan dalma Aksis II.

Aksis III menuliskan tiap gangguan fisik atau kondisi medis umum
yang ditemukan di samping gangguan mental. Kondisi fisik mungkin
merupakan kausatif dari gangguan mental, akibat dari gangguan mental,
atau gangguan medis yang tidak berhubungan. Jika suatu gangguan medis
adalah sebagai penyebab atau secara penyebab berhubungan dengan suatu
gangguan mental, gangguan mental karena kondisi umum dituliskan pada
Aksis I dan kondisi mental umum dituliskan pada Aksis I maupun Aksis III.

Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis dan


lingkungan yang secara bermakna berperan pada perkembangan atau
eksaserbasi gangguan sekarang.

Aksis V skala penilaian global terhadap fungsi (GAF) dimana dokter


mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode
waktu tertentu. Fungsional dimengerti sebagai kesatuan dari fungsi social,
fungsi pekerjaan, dan fungsi psikologis.

Sumber: Kaplan & Sadock Sinopsis Psikiatri Ed 7 Jilid 1 hal 473-474.

- Skala (PPDGJ III)

i. 100- 91 : tidak ada gejala, berfungsi maksimal, tidak ada masalah


yang tak tertanggulangi
ii. 90-81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian yang biasa.
iii. 80- 71 : gejala sementara dan dapat diatasi, diasabulitas ringan
dalam social, pekerjaan, sekolah, dll.
iv. 70- 61 : beberapa gejala ringan dan menetap , disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
v. 60-51 : gejala sedang ( moderate), disabilitas sedang
vi. 50-41 : gejala berat (serious) disabilitas berat
vii. 40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
viii. 30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
mampu berfungsi hamper semua bidang.
ix. 20-11 : bahaya mencederai diri/ orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
x. 10-01 : SEPERTI DIATAS persisten dan lebih serius
xi. 0 : informasi tidak adekuat

(sumber: buku saku diagnosis gangguan jiwa, dr.rusdi maslim )

100-91 Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan


tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena
kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.

Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan


ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang,
tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif
90-81 secara social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih
dari masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang
berdebat dengan keluarganya)

Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan


merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap stressor
80-71 psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah berdebat
dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan ringan pada
fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang
tertinggal dalam pelajaran sekolah)

Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan


70-61 insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social,
pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos,
atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi
cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti

Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara


sirkumstansialitas, kadang-kadang serangan panic) atau
kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau
60-51 sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)

Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau


tiap gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau
50-41 sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan
kerja)

Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi


(missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau
tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang
40-31 seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga,
berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman,
menelantarkan keluarga)

Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau


gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (missal,
30-21 kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai,
preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi
pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur
sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)

Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal,


usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian,
sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau
kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene pribadi
20-11 yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang
jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren
atau membisu)

Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan


parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan
persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang
10-1 minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan
akan kematian yang jelas

Informasi tidak adekuat

0
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

NILAI GAF GEJALA GANGGUAN MASALAH


FUNGSI
100-91 - - -

90-81 + (minimal) - -
80-71 ++ (dpt diatasi) + -

70-61 +++ (ringan menetap) + -

60-51 ++++ (sedang) ++ (sedang) +

50-41 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)


Komunikasi baik

40-31 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)


Gangguan Komunikasi
ringan

30-21 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)


Gangguan Komunikasi berat

20-11 +++++ (berat) +++ (berat) Mencederai diri/or


Gangguan Komunikasi berat lain

10-1 +++++ (berat) +++ (berat) persisten


Gangguan Komunikasi berat

3. Mengapa bicaranya kacau?


Fungsi Jiwa
1. Persepsi
Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal
tertentu. Merupakan hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak :
rangsang sensoris yang tertuju kepadanya dan di pihak lain : faktor-
faktor pengaruh (biologi, sosial, psikologi) yang mengatur atau
mengolah rangsang itu secara intrapsikik

2. Proses Berpikir
Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai
fikiran dan faham dengan jalan membayangkan. Mengkhayalkan,
memahami, membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjadi
fikiran dan faham baru.
Yang diperhatikan :
Bentuk Pikiran
Progresi / kelancaran / arus pikiran
Isi pikiran

3. Keadaan afektif dan reaksi emosional


a. Keadaan afektif atau suasana perasaan
Suatu corak perasaan yang sifatnya agak menetap (konstan) dan
biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Dalam keadaan afektif
yang normal, suatu corak perasaan orang selalu sesuai dengan
suasana lingkungan
b. Reaksi emosionil
Suatu corak perasaan yang sifatnya dapat berkembang dan surut
serta dapat terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Tak jarang
corak perasaan ini dilahirkan dengan keras dan mengandung segi
fisik disamping bersifat psikik
Komponen fisik :
Kenaikan tek.darah
Keluar keringat berlebihan
Bergeraknya otot-otot mimik dan otot-otot yang lain
Peristaltik usus dan lambung meningkat
Dilatasi pembuluh darah pada muka kepala (muka merah)
Konstriksin pembuluh darah muka kepala (muka pucat)

4. Sikap dan tingkah laku


Sikap (attitude) : suatu keadaan yang statisjadi non dinamis, dalam arti
kata bahwa gerakan-gerakan badan pada umumnya agak terbatas
Tingkah laku (behavior) : bercorak gerak gerik motorik dan aktivitas,
terutama kaki dan tangan pemcerita

(Psikiatri, Simptomatologi II Fk Undip)

Gejala gangguan jiwa


1) Gangguan Kesadaran/conciousness

Jenis-jenis gangguan kesadaran:

a. gangguan kesadaran kuantitatif

- Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk.

- Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap

sekelilingnya, apatis, tetapi masih dapat memberikan jawaban dan

reaksi.
- Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan,

orientasi, dan pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanya

sedikit memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka

mata sebentar kemudian tidur lagi.

- Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi

memerlukan intensitas yang tinggi.

- Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap

rangsang dari luar. Refleksi pupil sudah tidak ada.

- Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi

terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna

kelihatan lebih jelas atau terang.

b. gangguan kesadaran kualitatif

- Stupor, kesadaran yang menyempit.

- Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasi

lihat dan dengar.

- Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-

gangguan asosiasi, disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan

apa yang harus diperbuat, tercengang dan penuh pertanyaan.

- Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti

disorientasi diri, tempat, waktu, dan situasi.

- Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan

halusinasi, sering disertai dengan cemas dan takut.

- Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti

dengan amnesia sebagian.

- Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak

meninggi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan

terhadap dunia luardan dirinya sendiri sudah terganggu dalam taraf

tidak sesuai dengan kenyataan.


2) Gangguan Perhatian

Jenis-jenis gangguan perhatian:

a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya,

perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti.

Biasanya ditemukan pada pasien ADHD.

b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun

dalam waktu yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang

pentingnya situasi itu.

c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan

sulit mengenali.

d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan,

sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien

paranoid dan cemas.

3) Gangguan Emosi

Jenis-jenis gangguan emosi:

a. Afek

- Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya

perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang

minumbulkannya.

- Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya

datar, tumpul, atau dingin.

- Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka.

- Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal.

- Restricted, yaitu terbatas/menyempit.

- Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.

b. Mood

- Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan.

- Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung.


- Elevated

- Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang,

mudah melambung.

- Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan

waham kebesaran.

- Euthymia, yaitu perasaan wajar.

- Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah.

- Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh

kegairahan, perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru

kembali.

- Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul

senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan.

4) Gangguan Psikomotor

Jenis-jenis gangguan psikomotor:

a. Katatonia

- Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu,

sekalipun hendak diubah orang lain.

- Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan

dan aktivitas menjadi sangat lambat.

- Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu.

- Posturing

- Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota

badan tetapi masih ada hambatan.

- Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak.

- Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang.

- Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya.

- Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.

b. Hiperaktif
- TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas.

- Grimace

- Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas.

- Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak

- Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-

gerak).

- Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia,

trikotilomania (suka mencabuti rambut sendiri).

c. Negativisme

- Aktif, respon berlebihan.

- Pasif, diam saja.

d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.

5) Gangguan Proses pikir

Jenis-jenis gangguan proses pikir:

a. Bentuk pikir:

- Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara

kenyataan dengan fantasi.

- Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan

pengalamannya yang sedang berjalan. Ide-ide yang seakan-akan

cemerlang tetapi tidak mungkin realistis.

- Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai

dengan kenyataan.

b. Isi pikir:

- Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan

tentang isi pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan.

Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar, curiga), bizarre,

nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik, hubungan.


- Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-

ulang, biarpun tak dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak

mungkin terjadi.

- Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau

keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri

menyadari bahwa itu tidak rasional adanya.

- Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang

diharapkan atau diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.

c. Progesi/jalan pikir:

- Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat.

- Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada

hubungannya antara ide satu dengan yang lain.

- Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun.

- Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar-

putar tidak sampai isi.

- Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok permasalahan.

- Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide

bercampur dengan ide yang lain.

- Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang.

- Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh

umum.

- Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna.

- Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa

berhenti.

6) Gangguan Pembicaraan

Jenis-jenis gangguan pembicaraan:

a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.


b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-

berhenti.

c. Miskin isi pembicaraan.

d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,

e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.

f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.

g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan

pertanyaan pemeriksa.

7) Gangguan Persepsi

Jenis-jenis gangguan persepsi:

a. Halusinasi:

- Auditorik

- Olfaktori

- Gustatorik

- Taktil

- Hipnagogik

- Hipnopompik

- Visual

b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.

c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut

kenyataan.

d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa

dirinya sudah tidak seperti dulu lagi.

8) Gangguan Memori

Jenis-jenis gangguan memori:

a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagian

atau seluruhnya. Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde.
b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi

pemanggilan kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu,

fausse reconnaissance.

c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.

d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman baru

e. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang

dapat menggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail.

9) Gangguan Insight/tilikan diri

Kemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.

Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG

Konsep gang. Jiwa :


o Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa :
Sindrom atau pola perilaku
Sindrom atau pola psikologik
o Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress),
antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak tentram,
disfungsi organ, terganggu, dll
o Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas (disability)
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan
diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup
(mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

Simptom positif dan negatif bisa terjadi pada gangguan jiwa psikotik dan
neurotik atau keduanya ? neurotik bisa

Pada skenario GAF 40-31 , bagaimana cara penilaiannya ?

4. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab?

Setiap orang memiliki respons terhadap amarah yang berbeda-beda, ada yang
meluap-luap tapi ada pula yang biasa saja. Penyebab orang mudah marah ini
ternyata dipengaruhi oleh kadar serotonin di dalam otak.
Studi ini memerupakan yang pertama dalam menunjukkan bagaimana bahan kimia
ini membantu mengatur perilaku dalam otak. Hasil studi ini diterbitkan dalam
jurnal Biological Psychiatry.

Didapatkan kadar serotonin yang rendah dalam otak membuat komunikasi antara
daerah otak dari sistem limbik yang mengatur emosional (amigdala) dan lobus
frontal menjadi lebih lemah dibanding dengan orang yang kadar serotoninnya
normal.

Kondisi ini menunjukkan ketika kadar serotonin di otak rendah maka akan sulit
bagi daerah otak korteks prefrontal untuk mengontrol respons emosional
terhadap kemarahan yang dihasilkan dalam amigdala.

Jika komunikasi lemah maka lebih sulit bagi korteks prefrontal untuk mengontrol
perasaan marah yang dihasilkan dalam amigdala. Akibatnya orang-orang ini akan
cenderung lebih agresif dan paling sensitif.

berbagai gejala gangguan psikologis (disebut juga gangguan mental, gangguan


jiwa atau psikopatologi) dalam berbagai aspek psikologi manusia yang meliputi :

1. Kesadaran dan kognisi


2. Emosi / Perasaan
3. Perilaku Motorik
4.Proses Berpikir
5.Persepsi / Penginderaan
6.Pembicaraan danKemampuan Berbahasa
7.Tilikan dan DayaNilai Sosial

Emosi adalah suasana perasaan yang dihayati secara sadar bersifat kompleks,
melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku individu. Secara deskriptif
fenomenologis
Emosi dibedakan antara mood dan afek.
Gejala Gangguan Mental Pada Mood
Mood
adalah suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama, yang
mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
1. Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu
mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
2. Moodhipotimia:adalah suasana perasaan yang secara pervasive diwarnai dengan
kesedihan dan kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang
kesedihan dan kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari sikap murung
dan perilakunya yang lamban.
3. Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan.
Seringkali diungkapkan sebagai perasaan jenuh, jengkel, atau bosan.

4. Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan


semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas
kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak enerjik secara
berlebihan.
5. Mood eforia: suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.
6. Mood ekstasia: suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang
Meluap luap. Sering terjadi pada orang yang menggunakan zat psikostimulansia
7. Aleksitimia: adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati
suasana perasaannya. Seringkali diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupa
n emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit untuk mengungkapkan
perasaannya.
8. Anhedonia: adalah suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan
Kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
9. Mood kosong: adalah kehidupan emosi yang sangat dangkal,tidak atau
sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan. Individu dengan mood
kosong nyaris kehilangan keterlibatan emosinya dengan kehidupan disekitarnya.
Keadaan ini dapat dijumpai pada pasien skizofrenia kronis.
10.Moodlabil:suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu ke waktu.
Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak
terduga. Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut.
11. Mood iritabel: suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudh
marahdan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi
yang tidak disenanginya

http://www.psikoterapis.com/files/rangkuman-gejala-gangguan-psikologis.pdf

Etiologi gangguan jiwa psikotik

Model diatesis -stress


Menurut teori ini skizofrenia timbul akibat faktor psikososial dan
lingkungan. Model ini berpendapat bahwa seseorang yang memiliki
kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor akan lebih mudah menjadi
skizofrenia.
Faktor Biologi
Komplikasi kelahiran
Bayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering
mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan
kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.
Infeksi
Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus
pernah dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian
mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua
kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.
Hipotesis Dopamin
Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi
terhadap gejala skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik
tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamin D2, dengan
terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala
psikotik diredakan. Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan
bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem
dopaminergik.
Hipotesis Serotonin
Gaddum, wooley dan show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic
acid diethylamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran
agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata zatini menyebabkan keadaan
psikosis berat pada orang normal. Kemungkinan serotonin berperan
pada skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat
antipsikotik atipikal clozapine yang temyata mempunyai afinitas
terhadap reseptor serotonin 5-HT~ lebih tinggi dibandingkan
reseptordopamin D2.
Struktur Otak
Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik
dan ganglia basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit
berbeda dengan orang normal, ventrikel teilihat melebar, penurunan
massa abu abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun
penurunan aktifitas metabolik. Pemenksaaninikroskopis dan jaringan
otak ditemukan sedikit perubahan dalam distnbusi sel otak yang timbul
pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul
pada trauma otak setelah lahir.
Genetika
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1%
dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai
hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun
perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan
derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu
dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40%
sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar
dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang
40%, satu orang tua 12%.
http://www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.htm

5. Bagaimana patofisiologi dari gangguan jiwa berat?

Cari gambarnya organik dan fungsional

6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis waham?

Definisi

Keyakinan palsu,didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan


eksternal, tidak sejalan dengan inteligensia pasien dan latar belakang
cultural yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan
(Sipnasis Psikiatri,Kaplan & Sadock ed.7)
Fikiran yg salah krn bertentangan dg kenyataan/dunia realitas
(pskiatri II simptomatologi)

Macam

Waham yang kacau / bizarre delusion :


keyakinan palsu yg aneh, mustahil, dan sama sekali tidak masuk akal
Waham tersistematisasi
keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema / peristiwa
tunggal
Waham yang sejalan dengan mood
waham dengan isi yang sesuai dengan mood
Waham yang tidak sejalan dengan mood
waham dengan isi yang tidak mempunyai hubungan dengan mood
Waham nihilistic
perasaan palsu bahwa dirinya, orang lain, dan dunia adalah tidak ada /
terakhir
Waham kemiskinan
keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan / akan terampas semua harta
miliknya
Waham somatic
keyakinan yang palsu menyangkut fungsi tubuh pasien
Waham paranoid:
i. Waham persekutorik: ada keyakinan palsu bahwa pasien sedang
diganggu, ditipu / disiksa
ii. Waham kebesaran: gambaran kepentingan, kekuatan / identitas
seseorang yang berlebihan
iii. Waham referensi: keyakinan palsu bahwa orang lain ditujukan
pada dirinya
Waham menyalahkan diri sendiri:
keyakinan yang palsu tentang penyesalan yang dalam dan bersalah
Waham pengendalian:
perasaan palsu bahwa kemauan, pikiran / perasaan pasien dikendalikan
oleh tenaga dari luar
i. Penarikan pikiran/thought withdrawal:
waham bahwa pikiran pasien dihilangkan dari ingatannya oleh
orang lain
ii. Penanaman pikiran/thought insertion:
waham bahwa pikiran ditanam dalam pikiran pasien oleh orang lain
iii. Siar pikiran (thought broadcasting:
waham bahwa pikiran pasien dapat didengar oleh orang lain
iv. Pengendalian pikiran/thought control:
waham bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh orang
Waham cemburu:
keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa
kekasih / pasangan pasien tidak jujur
Erotomanisa:
keyakinan waham, lebih sering wanita dibanding laki-laki, bahwa
seseorang telah mencintai dirinya
Pseudologia phantastica:
suatu jenis kebohongan, dimana seseorang tidak tampaknya percaya
terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan
(Sipnasis Psikiatri,Kaplan & Sadock ed.7)
Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, orang berpangkat tinggi, orang
yang pandai sekali, orang kaya banyak uangnya, dan banyak rumahnya
Waham berdosa
timbul perasaan salah yang luar biasa & merasakan suatu dosa yang
besar
Waham dikejar/waham diancam
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang lain /
sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya
Waham curiga/waham sindiran
Individu merasa selalu disindir atau dibicarakan oleh orang-orang
disekitarnya
Waham cemburu
merasa tidak percaya dengan pasangan atau kekasihnya, dan selalu
menganggap bahwa pasangannya selalu berbohong padanya
Waham rendah diri
Perasaan rendah diri (malu) / kurang dari pada orang lain
Waham hypocondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya
Waham magik mistik
Waham mengenai soal-soal magik & mistik
Waham sistematis
Waham yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola sentral
tertentu, yang kemudian dibesarkan / ditambah-tambahi secara
sangat rapi & sistematik
(pskiatri II simptomatologi)

Sifat

Buah pikiran selalu mengenai diri sendiri (egosentris)

Bertentangan dengan realistik

Bertentangan dengan logika


penderita percaya 100% kepada kebenaran fikirannya

Tidak dapat diubah oleh orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis
dan rasional

(pskiatri II simptomatologi)

Tanda dan Gejala

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,


kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan
Klien tampak tidak mempunyai orang lain
Curiga
Bermusuhan
Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
Takut, sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
Ekspresi wajah tegang
Mudah tersinggung

(Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003)

7. Sebut dan jelaskan macam-macam pemeriksaan status mental?


Anamnesis
I. Data identifikasi
II. Keluhan utama
III. Riwayat penyakit sekarang
Onset
Faktor pencetus
IV. Penyakit sebelumnya
Psikiatrik
Medis
Riwayat alkohol dan zat lain
V. Riwayat pribadi
Prenatal dan perinatal
Masa anak-anak awal (sampai 3 tahun)
Masa anak-anak pertengahan (3-11 tahun)
Masa anak-anak akhir (puberitas sampai masa remaja)
Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. Riwayat militer
4. Riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas Sosial
7. Situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
Riwayat psikososial
Riwayat keluarga
Mimpi, khayalan, nilai hidup

Teknik wawancara yang umum

1. Dapatkan rapport seawal mungkin pada wawancara


2. Tentukan keluhan utama pasien
3. Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan diagnosis
banding sementara
4. Singkirkan dan masukan berbagai kemungkinan diagnostik
dengan menggunakan pertanyaan yang terpusat dan terperinci
5. Ikuti jawaban yang samar-samar atau tak jelas dengan cukup
gigih untuk menentukan akuratnya jawaban
6. Biarkan pasien berbicara dengan cukup bebas untuk
mengamati bagaimana kuatnya oikiran berkaitan
7. Gunakan campuran pertanyaan terbuka dan tertutup
8. Jangan takut menanyakan tentang topik anda atau pasien
rasakan sulit atau memalukan
9. Tanyakan tentang pikiran bunuh diri
10. Berikan pasien kesempatan untuk menanyakan pertanyaan
pada akhir wawancara
11. Simpulkan wawancara awal dengan mendapatkan rasa
kepercayaan dan jika mungkin harapan

(Sinopsis psikiatri, Kaplan dan Sadock)

Proses diagnosis gangguan jiwa


1. Anamnesis
Alasan berobat
Riwayat gangguan sekarang
Riwayat gangguan dahulu
Riwayat perkembangan diri
Latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dll.
2. Pemeriksaan
Fisik diagnostik
Status mentalis
Laboratorium
Radiologik
Evaluasi Psikologik
Lain-lain
3. Diagnosis
a) Aksis I:

- Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-

68, F80-89, F90-98, F99).

- Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis

b) Aksis II:

- Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptif,

mekanisme defensi maladaptif)

- Retardasi Mental (F70-79)

c) Aksis III

- Kondisi Medik Umum

d) Aksis IV

- Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan sosial,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan,

hukum, psikososial)

e) Aksis V

- Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF

Scale)

100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak

tertanggulangi.

90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian

biasa.
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam

social.

70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam

fungsi, secara umum baik.

60-51 gejala dan disabilitas sedang.

50-41 gejala dan disabilitas berat.

40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan

komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu

berfungsi dalam hampir semua bidang.

20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam

komunikasi dan mengurus diri.

10-01 persisten dan lebih serius.

0 informasi tidak adekuat

Tujuan diagnosis multiaksial

Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan

meramalkan outcome.

Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan

mengkomunikasikan informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis,

dan menggambarkan heterogenitas individu dengan diagnosis yang sama.

Penggunaan model bio-psiko-sosial.

(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

Tergantung dari gambaran klinis, ada tidaknya tanda dan gejala, dan
intensitasnya. Menurut DSM-IV (Diagnostic and Statistical of Mental
Disorder)
I. Ringan
Terdapat beberapa gejala, jika ada yang melebihi dari yang
diperlukan untuk membuat diagnosis, dan gejala yang menyebabkan
tidak lebih dari gangguan ringan dalam fungsi sosial dan pekerjaan
II. Sedang
Terdapat gejala atau gangguan fungsional yang berada diantara
ringan dan berat
III. Berat
Terdapat banyak gejala yang melebihi yang diperlukan untuk
membuat diagnosis, atau beberapa gejala yang khususnya berat atau
gejala yang menyebabkan gangguan jelas dalam funsi sosial atau
pekerjaan
IV. Dalam remisi parsial
Kriteria sepenuhnya untuk gangguan sebelumnya pernah dipenuhi,
tetapi sekarang hanya beberapa gejala dan tanda dari gangguan
yang tertinggal
V. Dalam remisi penuh
Tidak ada lagi tanda dan gejala dari gangguan tetapi secara klinis
masih relevan dengan gangguan yang dimaksud

(Sinopsis Psikiatri)

4. Terapi
Farmakoterapi
Psikoterapi
Terapi sosial
Terapi okupasi
Lain-lain
5. Tindak-lanjut
Evaluasi terapi
Evaluasi diagnosis
Lain-lain

(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

8. Bagaimana stressor bisa menyebabkan gangguan jiwa?

SUMBER STRESSOR :

1. Frustrasi Eksternal (Frustrasi = kekecewaan yang


mendalam).
Hal ini terjadi bila alam bergolak sangat berat: badai,kebakaran, gempa bumi,
tsunami, kecelakaan beruntun, terutama sekali bila disertai kematian mereka
yang sangat dicintai dan dekat dengan yang bersangkutan. Halangan atau stres
eksternal yang hebat di antaranya perang (atau perang saudara), depresi
ekonomi (inflasi, dan sebagainya) persaingan yang terlalu tajam atau ketat,
perubahan zaman (umpama dari situasi rural ke urban) yang terlalu cepat,
ketidakstabilan hukum dan keamanan, semuanya mengakibatkan frustrasi.
2. Frustrasi Internal
Berbagai keterbatasan pribadi juga menimbulkan frustrasi: kendala
fisik (physical handicaps), kurangnya inteligensi dan konsentrasi, persaingan daya
tarik, dan sebagainya dapat mengurangi keberhasilan dan mengakibatkan
frustrasi. Sejumlah frustrasi berasal dari hambatan psikologik karena
pertimbangan etika (atau susila kepantasan) dan realitas, misalnya masalah
perkawinan. Bila halangan atau pertimbangan etika dikesampingkan, mungkin
timbul rasa dosa dan rasa salah diri yang berkepanjangan. Sering kali manusia
melakukan hal-hal yang ia sendiri mungkin tidak membenarkan, sehingga
menimbulkan rasa tidak senang dan frustrasi
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_149_KesehatanJiwadalam
kehidupanmodern.pdf/05_149_KesehatanJiwadalamkehidupanmodern
.html

Bagaimana suatu stressor dapat menyebabkan gangguan jiwa


Skala peristiwa hidup dan stress menurut holmes dan rahe :

ranking Peristiwa hidup Skor


rata2
1 Kematian pasangan 100
2 Perceraian 65
3 Kertakan dalam perkawinan 65
4 Masuk penjara 63
5 Kematian anggota keluarga dekat 63
6 Kecelakaan pribadi atau jatuh sakit 53
7 Menikah 50
8 Dipecat dari pekerjaan 47
9 Rukun kembali dalam perkawinan 45
10 Pension 45
11 Perubahan kesehatan anggota keluarga 44
12 Kehamilan 40
13 Kesikaran dalam hal sex 39
14 Mendapat anggota keluarga baru 39
15 Penyesuaian dalam perusahaan 39
16 Perubahan dalam keadaan keuangan 38
17 Kematian teman akrab 37
18 Pindah jenis pekerjaan lain 36
19 Perubahan dalam banyaknya pertengkaran dengan 35
pasanagn hidup
20 Hipotik lebih 10,000 dolatr 31
21 Tutup hipotik 30
22 Perubahan tanggung jawab dalam bekerjaan 29
23 Anak meninggalkan rumah 29
24 Kesukaran dalam keluarga 29
25 Presatasi prbbadi yang tinggi 28
26 Pasangan hidup mulai atau berhebti kerja 26
27 Mulai atau mengakhiri study 26
28 Perubahan keadaan tempat tinggal 25
29 Perbaikan kebiasaan pribadi 24
30 Kesukaran dengan bos 23
31 Perubahan waktu atau keadaan kerja 20
32 Pindah tempat tinggal 20
33 Pindah sekolah 20
34 Perubahan dalam berekreasi 19
35 Perubahan dalam kegiatan untuk gereja 19
36 Perubahan dalam kegiatan social 18
37 Hipotik 17
38 Perubahan kebiasaan tidur 16
39 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15
40 Perubahan kebiasaan makan 15
41 Liburan atau cuti 13
42 Hari raya 13
43 Pelanggaran hokum yang ringan 11
total

Jika total lebih dari 300 90% jatuh sakit berat 6 bulan mendatang

Jika kuran 300 gangguan kesehatan serius

MENGHADAPI STRESS

Langkah awal adalah mengakui bahwa sedang mengalami stress


Tanda stress yang harus diperhatiakn

1. Merasa gelisah
2. Lekas marah
3. Perasaan sangat lelah
4. Sukar konsentrasi
5. Kehilangan minat terhadap rekreasi yg sebelumnya dapat dinikmati
6. Menjadi khawatir mengenai hal hal yang sebenrnya tidak dapat
diselesaikan dengan perasaan khawatir saja
7. Bekerja berlebihan dan tidak efektif
8. Makin lama makin banyak PR
9. Makin banyak merokok
10. Merasa madesu

catatan ilmu kedokteran jiwa edisi 2 Willy F. Marasmis

9. Sebut dan jelaskan macam-macam dari halusinasi?

A.Halusinasi

Definisi

Persepsi panca indra tanpa rangsang pada reseptor2 panca indra.(persepsi tanpa

objek).

Jenis

Halusinasi pendengaran

Akoasma: suara2 yang kacau balau yang tak dapat

dibedakan secara tegas

Phonema: suara2 yang berbentuk suara jelas seperti

yang berasal dari manusia, sehingga penderita

menndengar kata2 atau kalimat2 tertentu.

Halusinasi Pengelihatan
Halusinasi visual yg tak jelas: dijumpai pada kelainan

cortex cerebra

Halusinasi visual dgn bentuk jelas: dijumpai pada

kelainan cortex temporo parietal.

Halusinasi olfaktorik

Didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus

temporalis.

Halusinasi Gustatorik

Halusinasi Taktil

Sering dijumpai pada keadaan toksik misalnya delirium tremens dan

adiksi kokain.

Halusinasi Haptik

Seolah2 tubuh sendiri bersentuhan/bersinggungan secara fisik dengan

manusia lain atau benda lain(seringkali bercorak seksual).

Halusinasi Kinestetik

Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya

mengalami perubahan bentuk dan bergerak sendiri.

Halusinasi Autoskopi

Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapannya.

Sumber: Psikiatri II Simtomatologi, UNDIP

Halusinasi Hipnagogik

Persepsi sensoris yang palsu yang terjadi saat akan tertidur ,

biasanya dianggap sebagai fenomena nonpatologis.

Halusinasi Hipnopompik

Persepsi yang palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur, biasanya

dianggap tidak patologis.

Halusinasi auditoris

Halusinasi visual
Halusinasi olfaktoris

Halusinasi Gustatoris

Halusinasi raba(taktil,raba)

Halusinasi somatic/ halusinasi kinetic

Sensasi palsu tentang suatu hal yang terjadi didalam atau terhadap

tubuh paling sering berasal dari visceral.

Halusinasi liliput

Persepsi palsu dimana benda2 tampak lebih kecil ukurannya (dikenal

juga sebagai Mikropsia).

Halusinasi yang sejalan dgn mood(mood congruent

hallucination)

Halusinasi dimana isi halusinasinya adalah konsisten dengan mood

yang tertekan atau manic.

Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (mood incongruent

hallucination)

Halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan mood yang tertekan

atau manic.

Sumber:Sinopsis Psikiatri,Kaplan Dan Sadock.Edisi 7.

Stuart dan Laria, 1998 membaginya seperti tabel berikut :

Jenis Halusinasi Prosentase Karakteristik

Pendengaran 70 % Mendengar suara-suara atau


(auditorik) kebisingan, paling sering suara
orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas
sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien
bahkan sampai ke percakapan
lengkap antara 2 orang atau
lebih tentang orang yang
mengalami halusinasi.

Stimulus visual dalam bentuk


Penglihatan (Visual) 20 %
kilatan cahaya, gambar
geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau
kompleks, bayangan bisa
menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat
monster.

Membaui bau-bauan tertenru


Penghidu (olfactory) seperti bau darah, urine atau
feces. Umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan.

Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti
(gustatory)
rasa darah, urine atau feces.

Mengalami nyeri atau


Perabaan (tactile) ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas, Rasa
tersetrum listrik yang datang
dari tanah, benda mati atau
orang lain.
Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh
seperti aliran darah di vena
atau arteri, pencernaan
makanan atau pembentukan
urine.

Merasakan pergerakan
Kinesthetic
sementara berdiri tanpa
bergerak

1. Cara Pemeriksaan

Halusinasi Olfaktorik:

Salah satu hidung pasien ditutup, dan pasien diminta untuk mencium

bau-bauan tertentu yang tidak merangsang .Tiap lubang hidung

diperiksa satu persatu dengan jalan menutup lubang hidung yang lainnya

dengan tangan. Sebelumnya periksa lubang hidung apakah ada sumbatan

atau kelainan setempat, misalnya ingus atau polip. Contoh bahan yang

sebaiknya dipakai adalah : teh, kopi,tembakau,sabun, jeruk.

Pedoman Wawancara dan Psikoterapi

jangan secara langsung menentang gejalanya walupun pasien tidak

pasti tentang halusinasi itu dan kenyataanya.

Jangan mengatakan, misalnya ibu/bapak tahu bahwa suara suara

itu tidak ada kenyataan bukan?

amatilah pasien mungkin ia merasa tertekan oleh halusinasi itu.


Apakah hal itu dihayati oleh pasien sebagai suatu pengalaman yang

asing sama sekali atau pasien merasa bahwa hal itu seperti sudah

sering dijumpai

bila pasien bereaksi terhadap rangsang internal selama wawancara,

tanyakan apa yang pasien lihat atau dengar.

Perhatikan apakah isi halusinasi tersebut sesuai dengan afeknya ?

Arahkan agar didapatkan riwayat dan informasi yang mendukung

untuk penegakan diagnosis

tanyakan tentang halusinasi perintah, tanyakan halusianasi dengar

itu datang dari dalam kepala atau luar pasien, karena halusianasi

auditorik yang sungguh biasanya dirasakan berasal dari luar diri

pasien.

Tanyakan bagaimana pasien mengatasi halusianasinya.

Sumber: Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan Gangguan Drs MIF

Baihaqi M.Si dkk

2. Fase-fase halusinasi

Fase comforting

Klien mengalami stres, kecemasan, perasaan bersalah. Klien

memfokuskan pada fikiran yang menyenangkan untuk

menghilangkan stres dan kecemasan. Pada fase ini klien masih

dapat mengontrol kesadaran.

Fase comdemning

Kecemasanmeningkat dan berhubungan dengan pengalaman

internal dan eksternal.berada pada tingkat listening. Pemikiran

internal yang lebih menonjol. Gambaran suara berupa bisikan

yang tidak jelas.


Fase controlling

Halusinasi lebih menonjol, menguasai. Klien tidak berdaya pada

halusinasi. Halusinasi memberikan kesenjangan dan rasa aman.

Fase conquering

Klien merasa terpaku dan tidak berdaya dari halusinasi.

Halusinasi berubah mengancam, memerintah dan memarahi. Klien

tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena sibuk dengan

halusinasi.

3. DD Halusinasi
Perbedaan halusinasi, ilusi, delusi

halusinasi ilusi Waham

Objek Tanpa objek Ada objek Tanpa objek

Panca indera Terkait dgn Terkait dgn tidak terkait dgn

panca indra panca indra panca indra

Keyakinan dapat ya ya Tidak

dirubah

Bisa terjadi ya ya Tidak


pada orang

normal

Ilusi Delusi

Terkait dengan panca indra Tidak terkait dgn pancaindra

10. DD?

DD
Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan
Ggn. Mental halusinosis organic
Organik Sindroma waham organic
Sindroma afektif organic
Sindroma Kepribadian
organik Intoksikasi dan
Sindroma Putus Zat

Gangguan
Psikotik

Skizofrenia
Gangguan afektif berat
Ggn. Psikotik Gangguan Paranoid
Fungsional Psikosis Non Organik lainnya

Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan

PSIKOSIS (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat

ditandai dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain

(halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri -

laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global penderita,

spt fgs: peran, sosial dan pribadi.


DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik:

ggn perkembangan pervasif, ggn skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn

skizoafektif, ggn delusianal ( waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik

krn kondisi medis umum, ggn psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan

ganguan mood berat dg ciri psikotik

NEUROSIS (NEUROTIK) adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis

atau rekuren yg ditandai terutama oleh kecemasan yg dialami atau

diekspresikan scr langsung atau diubah melalui mekanisme pertahanan,

kecemasan dpt tampak sbg gejala (obsesi, kompulsi, fobia) atau disfungsi

(astenia, impotensi) dll.

Skizofrenia

PPDGJ III skizofrenia adalah:

suatudeskripsi sindrom dg variasi penyebab dan per jalanan

penyakit yg luas serta sejumlah akibat yang tergantung pd

perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada

umumnya ditandai oleh pe- nyimpangan yg fundamental dan

karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yg tidak

wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan intelektual

biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt

berkembang kemudian.

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan

membebani masyarakat sepanjang hidup penderita,

dikarakteristikan dengan disorganisasi pikiran, perasaan, dan

perilaku (Lenzenweger & Gottesman, 1994)


System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus

parahipokampus)pusat patofisiologi skozofrenia

Sejarah :

o Emil Kraepelin

Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif

yang jelas (demensia) dan onset yang awal

(prekoks)mengalami perjalanan jangka panjang yang

memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan

waham.

o Eugen Bleuler

Skizofrenia menggantikan demensia

prekoksperpecahan (schism) antara pikiran, emosi,

dan perilaku

Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak diperlukan

dalam konsep skizofrenia, seperti pada demensia

prekoks.

Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi

longgar), afektif, autism, ambivalensi

Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham

o Gabriel Langfeldt

Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi dua

kelompokskizofrenia sesungguhnya dan psikosis

skizofreniform

Skizofrenia sesungguhnya (nuclear

skizofrenia)depersonalisasi, autism, penumpulan

emosi, onset yang perlahan-lahan, derealisasi

Etiologi

o Model diastesis-stres
Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan

lingkungan

Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik

(diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh

lingkungan yang menimbulkan stress, memungkinkan

perkembangan gejala skizofrenia

o Factor biologis

Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia

adalah struktur limbic, lobus frontalis, dan ganglia

basalis

Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu

banyaknya aktivitas dopaminergikterlalu banyaknya

pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor

dopamine, atau kombinasi mekanisme tsb

Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat :

Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood

Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi

Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin

hipofifi anterior

Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin,

hilangnya GABA

Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus, gyrus

parahipokampus

Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan-

gerakan aneh

o Genetika

o Factor psikososial

Diagnosis
Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi :

1. Simptom positif

Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi

waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan dan perilaku katatonia

atau agitasi.

2. Simptom negatif

Ada 5 tipe gejala

Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang

dan intensitas.

Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran

dan produktivitas.

Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan.

Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh

aktivitas yg menyenangkan dan biasa dilakukan oleh penderita.

Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita

skizofernia seperti afek tumpul, penarikan emosi (emosional

withdrawal).

3. Simptom kognitif

Yg paling berat dan paling sering

Ganngguan verbal fluency

Ganngguan serial learning

Ganngguan dalam vigilance

Ganngguan eksekutif

4. Simptom agresif dan hostile

Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah

pengendalian impuls. Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan secara

fisik aau verbal terhadap org lain.

5. Simptom depresi dan anxious


Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR

A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau kurang

dari sebulan jika pengobatan berhasil.

1. Waham

2. Halusinasi

3. Bicara disorganisasi

4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas

5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition

Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi

dengar berupa mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua

atau lebih suara yang berbicara (voices conversing).

B. Disfungsi sosial atau pekerjaan

C. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan

D. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood

E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum

F. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan

skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi menonjol.

SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR

1. Tipe Katatonik

Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:

a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau

stupor)

b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan

tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.

c. Negativisme yang ekstrim, mutisme.


d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh

posturing, gerakan stereotipik, manerisme atau grimacing (seringai)

yang menonjol.

e. Ekolalia atau ekopraksia.

2. Tipe Disorganisasi (Hebrefenik)

Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:

a. Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek

tidak sesuai.

b. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.

3. Tipe Paranoid

Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:

a. Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol.

b. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.

4. Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed)

Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun

tipe katatonik.

5. Tipe Residual

a. Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku

katatonik atau disorganisasi yang menonjol.

b. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh

adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a

menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk yang lebih

ringan (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang

tidak lazim).
6. Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana)

Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:

a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung

minimal 1 tahun, dapat berupa:

1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik

2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton

negative

3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan

social

b. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20)

1. Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau

lebih gejala kurang jelas atau kurang tajam), dari gejala-gejala di

bawah ini:

a. Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though

broadcasting

b. Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity

c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau

mendiskusikan tentang pasien).

d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya.

2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila

semua gejala di atas tidak ditemukan yaitu:

e. Halusinasi yang menetap

f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau

pembicaraan yang tidak relevan

g. Perilaku katatonik
h. Gejala negative

3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan

berlangsung 1 bulan atau lebih. Kriteria ini tidak dapat digunakan

apabila penderita masih fase prodromal dari skizofrenia.

4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala

depresif atau manic secara luas, penyakit otak yang nyata atau epilepsi

(penyakit otak lain), intoksikasi atau withdrawal zat.

5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama-sama

secara seimbang dan sama banyak maka gangguan tersebut dikenal

dengan Gangguan skizoafektif.

Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III

1. Tipe Paranoid (F20.0)

a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.

b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi

dan gangguan persepsi.

c. Kriteria diagnosis:

halusinasi atau waham harus menonjol

gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta

gejala katatonik yang tidak nyata

halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah terhadap

pasien), atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti bunyi peluit,

mendenggung atau bunyi tawa. Halusinasi penciuman atau

pengecapan rasa atau bersifat seksual.

Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau

kejar.

2. Tipe Hebefrenik (F20.1)


Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah

gejala-gejala tersebut tetap bertahan atau tidak.

Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan

proses piker yang menonjol.

Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty of

purpose).

3. Tipe Katatonik (F20.2)

a. Jarang ditemukan

b. Criteria diagnosis:

Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia

Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme,

kegelisahan, posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas,

atau command outomatisme.

c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda dulu.

4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)

Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi

criteria tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska

skizofrenia.

5. Tipe Residual (F20.5)

a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.

b. Kriteri diagnosis:

Gejala negative skizofrenia yang menonjol

Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu yang

memenuhi criteria skizofrenia

Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas dan

frekuensi gejala yang nyata sangat berkurang dan telah

menimbulkan sindrom negative.


Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi

kronis.

6. Tipe Simpleks (F20.6)

a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.

b. Tidak terdapat waham atau halusinasi

c. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia

tipe lain

d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik

yang nyata.

7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)

a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)

b. Gejala skizofrenia masih tetap ada

c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu,

memenuhi episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.

Pola perjalanan skizofrenia menurut PPDGJ III dengan kode lima

karakter:

F20.X.0 : berkelanjutan

F20.X.1 : episodic dengan kemunduran progresif

F20.X.2 : episodic dengan kemunduran stabil

F20.X.3 : episodic berulang

F20.X.4 : remisi tidak sempurna

F20.X.5 : remisi sempurna

F20.X.8 : lainnya

F20.X.9 : periode pengamatan kurang 1 tahun

Kriteria diagnostik lain :

i. HARUS ADA SEDIKITNYA 1 GEJALA:


a. - THOUGHT ECHO isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

bergema dlm kepalanya dan isi pikiran ulangan, walopun

isinya sama tapi kualitasnya berbeda.

- THOUGHT INSERTION OR WITHDRAWAL isi pikiran yang

asing dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi

pikiran diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya.

- THOUGHT BROADCASTING isi pikirannya tersiar keluar shg

orang lain / umum mengetahuinya.

b. - DELUSION OF CONTROL waham tentang dirinya dikendalikan

oleh suatu kekuatan ttt dari luar.

- DELUSION OF INFLUENCE waham tentang dirinya dipengaruhi

oleh suatu kekuatan ttt dari luar.

- DELUSION OF PASSIVITY waham tentang dirinya tidak

berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.

- DELUSION PERCEPTION pengalaman inderawi yang tak wajar,

yg bermakna khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik /

mukjizat.

c. HALUSINASI AUDITORIK:

- suara halusinasi yg berkomentar terus menerus trhdp perilaku

pasien.

- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri

- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian

tubuh.

d. waham menetap jenis lain , yg menurut budaya setempat tidak wajar

dan sesuatu yang mustahil

ii. PALING SEDIKIT 2 GEJALA:

a. halusinasi yg menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai

baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah


berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai

oleh ide2 berlebihan yang menetap atua apabila terjadi setiap

hari selama berminggu2/berbulan2 terus menerus

b. arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang

berakibat inkoheren atau pembicaraan yang relevan, atau

neologisme

c. perilaku katatonik seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh

ttt atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme atau stupor

d. gejala2 negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang

dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya

yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan soaial dan

menurunnya kinerja sosial tetapi harus jelas bahwa semua hal

tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi

neuroleptika.

iii. adanya gejala2 khas tersebut diatas telah berlangsung

selama kurun waktu 1 bulan/>

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai

hilangnya minat, hidup tak bertujuan , tidak berbuat sesuatu, sikap larut

dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.

WAHAM

Adl suatu keyakinan atau pikiran yg salah karena bertentangan dg

kenyataan

Sifat atau ciri2 waham :

1. Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri atau egosentris


2. Selalu bertentangan dengan realitas

3. Selalu bertentangan dg logika

4. Penderita percaya 100% terhadap kebenaran pikiran

5. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan yg logis dan

rasional

Jenis jenis waham :

Waham dikejar : penderita merasa dikejar2 olah orang

lain

Waham curiga : penderita merasa selalu di sindir oleh

orang lain.

Wahampersekutorik : penderita merasa diganggu, ditipu atau

disiksa oleh orang lain

Waham curiga : pasien merasa selalu disindir oleh orang

lain (curiga terhadap sekitar, cth : orang lain tersenyum, tetapi

diartikan spt menyindir dirinya)

Waham cemburu : pasien merasa sll cemburu pd orang lain,

cth : penderita sll cemburu dg pasangannya (berlebihan)

Waham hipokondria : keprihatinan yg berlebihan ttg

kesehatan pasien yg didasarkan bukan pd patologi organic yg nyata.

Waham somatic : keyakinan palsu menyangkut fungsi

tubuh pasian, cth : keyakianan bahwa otak penderita mencair,

jantung bocor

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

HALUSINASI

Adl persepsi panca-indra tanpa rangsangan pd reseptor2 panca indra

(persepsi tanpa obyek)


a. Mrpkan gejala psikiatrik yang gawat (serius), halusinasi pendengaran

sering dijumpai pd skizofrenia, halusinasi visual sering pd penderita

dg psikosa yang akut

b. Dapat terjadi pada orang normal : halusinasi hypnagogik

c. Jenis2 halusinasi :

1. Halusinasi pendengaran (Akustik)

Sering berbentuk :

Akoasma : suara2 yg kacau tapi tidak bisa dibedakan

secara tegas

Phonema : suara2 tg berbentuk suara jelas, spt yang

berasal sari mns, shg menderita mendengar kata2 atau

kalimat2 ttt.

2. Halusinasi penglihatan (visuil)

Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut

Khas bnyk dijumpai pd keadaan Delirium ok penyakit

infeksiakut atau psikosa organic.

3. Halusinasi olfaktorik (pembauan)

Sering didapatkan pd keadaan skizofrenia n keadaan lesi dr

lobus temporalis

4. Halusinasi gustatorif (rasa-lidah/pengecap)

Halusinasi gustatorif Murni jarang ditemukan, seringnya

ditemui bersama dg Halusinasi olfaktorius

5. Halusinasi taktil (perabaan)


Sering dijumpai pd keadaan toksik, mis : delirium tremens n

jg pd adiksi kokain.

6. Halusinasi haptik

Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr

bersentuhan/bersinggungan scr fisik dg mns lain atau benda

lain

7. Halusinasi kinestetik

Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya,

mengalami perubahan bntk n bergerak sndr.

Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg

keracunan mescalin psilocybin n d-LSD-25

8. Halusinasi autoskopi

Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

PENANGANAN

Non farmakologi

Dukungan psikososial sangat penting

30 % orang yang hanya diterapi dengan antipsikotik akan memiliki

gejala sisa seperti tidak memiliki motivasi, terisolasi dan rusak

fungsi sosialnya.

Intervensi psikososial intinya pada pemberian penghargaan diri dan

kepuasan hidup.

Beberapa pendekatan psikososial yang baik adalah:


i. SST (Social Skills Training)

ii. CBT (Cognitive Behavioral therapy),

iii. CR ( Cognitive Remediation)

Farmakologi

Penanganan farmakologi sangat berbeda untuk tiap individu.

Mekanisme kerja memblokade dopamin pada reseptor paska sinap

neuron otak kususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal

(dopamin r. antagonis). Utk Antipsikosis baru atau atipikal

disamping pd r.dopamin juga thd reseptor lain: serortonin, histamin,

alfa adrenergik dll.

Farmakokinetik :

o Po-parenteral absorbsi baik, distribusi ke seluruh jaringan

dan sistem organ.

o Waktu paruh rata-rata 24 jam (12-26) jam.

o Kadar puncak dlm plasma 2-6 jam Po

o 30 menit parentral. Dpt menembus sawar darah otak dan

berikatan dg protein plasma.

o Metabolisme dlm hepar, metabolitnya memiliki aktivitas

neuroleptik bervariasi.

o Ekskresi melalui urin, feces, keringat, asi, saliva dan air mata.

Indikasi :

o Ggn psikosis organik dan fungsional

o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)

o Ggn kepribadian

o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik

Kontra indikasi

o Penderita hipersensitif

o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal
o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium

o Sindroma neuroleptik malignan

o Ggn berat faal hati,ginjal

o Depresi sumsung tulang,

o ggn darah Kehamilan dll.

Efek samping

o Sedasi dan inhibisi psikomotor

o Ggn otonomik:

o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn

miksi-defekasi, tio meningkat mata kabur, hidung

tersumbat, ggn irama jantung

o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom

parkinson (tremor, bradikinesia, rigiditas) apabila ada efek

samping di ekstra piramidal, diberi

o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn

metabolik (joundice), ggn hematologik ( leukopenia,

agranulositosis)

11. Apa terapi antipsikotik dan psikososial dan mekanisme kerjanya

PENANGANAN

Non farmakologi

Dukungan psikososial sangat penting

30 % orang yang hanya diterapi dengan antipsikotik akan memiliki

gejala sisa seperti tidak memiliki motivasi, terisolasi dan rusak

fungsi sosialnya.

Intervensi psikososial intinya pada pemberian penghargaan diri dan

kepuasan hidup.

Beberapa pendekatan psikososial yang baik adalah:


i. SST (Social Skills Training)

ii. CBT (Cognitive Behavioral therapy),

iii. CR ( Cognitive Remediation)

Farmakologi

Penanganan farmakologi sangat berbeda untuk tiap individu.

Mekanisme kerja memblokade dopamin pada reseptor paska sinap

neuron otak kususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal

(dopamin r. antagonis). Utk Antipsikosis baru atau atipikal

disamping pd r.dopamin juga thd reseptor lain: serortonin, histamin,

alfa adrenergik dll.

Farmakokinetik :

o Po-parenteral absorbsi baik, distribusi ke seluruh jaringan

dan sistem organ.

o Waktu paruh rata-rata 24 jam (12-26) jam.

o Kadar puncak dlm plasma 2-6 jam Po

o 30 menit parentral. Dpt menembus sawar darah otak dan

berikatan dg protein plasma.

o Metabolisme dlm hepar, metabolitnya memiliki aktivitas

neuroleptik bervariasi.

o Ekskresi melalui urin, feces, keringat, asi, saliva dan air mata.

Indikasi :

o Ggn psikosis organik dan fungsional

o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)

o Ggn kepribadian

o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik

Kontra indikasi

o Penderita hipersensitif

o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal
o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium

o Sindroma neuroleptik malignan

o Ggn berat faal hati,ginjal

o Depresi sumsung tulang,

o ggn darah Kehamilan dll.

Efek samping

o Sedasi dan inhibisi psikomotor

o Ggn otonomik:

o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn

miksi-defekasi, tio meningkat mata kabur, hidung

tersumbat, ggn irama jantung

o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom

parkinson (tremor, bradikinesia, rigiditas) apabila ada efek

samping di ekstra piramidal, diberi

o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn

metabolik (joundice), ggn hematologik ( leukopenia,

agranulositosis)

STEP 4 GAF
Gangguan jiwa
Ringan / neurotik Berat / psikotik

organik Fungsional
Jalur mesofilik
dopamin

mesolimbik mesokondrial

hiperdomapin hipodopamin

Simtom positif Simtom negatif

You might also like