Professional Documents
Culture Documents
KISTA GINJAL
Pembimbing:
dr. Bambang, Sp. U
Disusun Oleh:
Shintia Malinda
30101307080
KISTA GINJAL
Disusun Oleh:
Shintia Malinda
30101307080
I. PENDAHULUAN
Kista merupakan suatu rongga yang dilapisi oleh epitel dan berisi
cairan. Kista ginjal adalah struktur berisi cairan di dalam atau di tepi
ginjal. Ginjal merupakan salah satu lokasi tersering terjadinya kista pada
tubuh. Kista ginjal dapat berkembang pada setiap lokasi di sepanjang
tubulus ginjal, dari kapsul Bowman ke duktus kolektivus melalui proses
yang diwariskan, melalui perkembangan atau didapat.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kista ginjal adalah suatu penyakit ginjal yang akan ditandai dengan
tumbuhnya gelembung-gelembung balon berisi cairan yang dapat merusak
ginjal (M. Yusuf, 2009).
Kista ginjal adalah adanya suatu rongga yang berdinding epitel dan
berisi cairan atau material semisolid pada ginjal baik hanya pada satu
ginjal maupun pada kedua ginjal, baik korteks maupun pada medulla.
ANATOMI
Struktur ginjal terdiri atas korteks renalis dan medula renalis, yang
masing-masing berbeda dalam warna dan bentuk. Korteks renalis
berwarna pucat, mempunyai permukaan yang kasar. Medula renalis terdiri
atas pyramidales renale (pyramis renalis Malpighii ), berjumlah antara 12
20 dan berwarna agak gelap. Basis dari bangunan piramid ini,
disebut basis pyramidis berada pada korteks, dan apexnya yang
dinamakan papilla renalis, terletak menghadap ke arah medial, bermuara
pada kaliks minor. Pada setiap papilla renalis bermuara 1040 buah duktus
yang mengalirkan urin ke kaliks minor. Daerah tersebut berlubang-lubang
dan dinamakan area cribrosa. Hilum renale meluas membentuk sinus
renalis, dan di dalam sinus renalis terdapat pelvis renalis, yang merupakan
pembesaran dari ureter ke arah cranialis. Pelvis renalis terbagi menjadi 2
3 kaliks renal mayor, dan setiap kaliks mayor terbagi menjadi 714 buah
kaliks renal minor.
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosa tipis dan mengkilat yang
disebut kapsula fibrosa (true capsule) ginjal dan di luar kapsul ini terdapat
jaringan lemak perirenal. Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal dan
jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia Gerota. Fasia ini berfungsi
sebagai barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim
ginjal serta mencegah ekstravasasi urin pada saat terjadi trauma ginjal.
Selain itu, fasia Gerota dapat pula berfungsi sebagai barier dalam
menghambat penyebaran infeksi atau menghambat metastasis tumor ginjal
ke organ sekitarnya. Di luar fasia Gerota terdapat jaringan lemak
retroperitoneal atau disebut jaringan lemak pararenal. Di sebelah posterior,
ginjal dilindungi oleh otot-otot
punggung yang tebal serta tulang
rusuk ke XI dan XII sedangkan di
sebelah anterior dilindungi oleh
organ-organ intraperitoneal. Ginjal
kanan dikelilingi oleh hepar, kolon
dan duodenum; sedangkan ginjal kiri
dikelilingi oleh lien, lambung,
pankreas, jejunum dan kolon. Secara
anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula ginjal.
Di dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron sedangkan di dalam medula
terdapat banyak duktuli ginjal. Nefron adalah unti fungsional terkecil dari
ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus
distalis dan duktus kolegentes.
Fungsi Ginjal
ETIOLOGI
Penyebab utama dari terjadinya kista ginjal sampai saat ini belum
diketahui namun terdapat beberapa faktor predisposisi yang menjadi
penyebab munculnya penyakit kista ginjal.
a. Genetik
Penyakit ginjal bawaan ini bisa saja muncul karena faktor
keturunan. Kelainan genetik yang menyebabkan penyakit ini bisa bersifat
dominan atau resesif, artinya bisa memiliki 1 gen dominan dari salah satu
orang tuanya (autosomal dominant) atau 2 gen resesif dari kedua orang
tuanya (autosomal resessive). Penderita yang memiliki gen resesif
biasanya baru menunjukkan gejala pada masa dewasa. Penderita yang
memiliki gen dominan biasanya menunjukkan penyakit yang berat pada
masa kanak-kanak.
b. Usia
c. Jenis Kelamin
PATOFISIOLOGI
Jika kista yang tumbuh pada ginjal terutama daerah korteks maka
peregangan kapsula renalis sehingga jaringan ginjal membengkak. Hal
inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada daerah pinggang sampai ke
bahu.
MANIFESTASI KLINIK
a. Nyeri Pinggang
b. Hipertensi
c. Sakit Kepala
e. Kelelahan
Penurunan berat badan dapat terjadi karena rasa mual dan anoreksia
sehingga intake nutrisi tidak adekuat. Selain itu penurunan fungsi ginjal
juga berdampak pada penumpukan cairan dalam tubuh dan bisa
menyebabkan terjadinya edema pada seluruh tubuh sehingga orang yang
menderita kista ginjal juga dapat mengalami peningkatan berat badan.
KOMPLIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
a. Bedah terbuka
1. Eksisi
4. Heminefrektomi
b. Laparoskopi
KLASIFIKASI
Etiologi
Patologi
Secara mikroskopis, lapisan kista terdiri dari satu lapisan sel. Pada
parenkim ginjal dapat ditemukan fibrosis peritubular dan gambaran infeksi
sekunder. Tampak ada pengurangan jumlah glomerulus, sebagian
mengalami hialinisasi. Penebalan arteriol ginjal merupakan temuan yang
menonjol pada orang dewasa.
Manifestasi Klinis
a. Gejala
Nyeri pada satu atau kedua ginjal mungkin terjadi karena tarikan
serabut pedikel vaskular oleh ginjal yang berat, dari penyumbatan atau
infeksi, atau dari perdarahan ke dalam kista. Hematuria total atau
mikroskopik sering terjadi dan mungkin parah; Penyebabnya tidak jelas.
Kolik bisa terjadi jika terdapat gumpalan darah atau batu.
Gejala sistemik (menggigil, demam, nyeri ginjal) biasanya menjadi
penyulit pada polikistik. Gejala iritabilitas vesika merupakan keluhan
pertama. Bila insufisiensi ginjal terjadi, sakit kepala, mual dan muntah,
lemah, dan kehilangan berat badan terjadi.
b. Tanda
Satu atau kedua ginjal biasanya teraba, dapat teraba adanya nodul.
Jika terdapat infeksi akan terasa nyeri
Hipertensi ditemukan pada 60-70% pasien. Dapat terjadi
pembesaran jantung.
Demam muncul jika terdapat pielonefritis atau jika kista terinfeksi.
Pada tahap uremia, anemia dan kehilangan berat badan tampak nyata.
Pemeriksaan ophtalmoscopic dapat menunjukkan perubahan khas
hipertensi sedang atau berat.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Anemia, yang disebabkan oleh hilangnya darah kronis atau yang
lebih umum disebabkan oleh depresi hematopoietik yang menyertai
uremia. Proteinuria dan hematuria mikroskopik, pyuria dan bakteriuria
sering terjadi.
Renal clearance test menunjukkan berbagai tingkat kerusakan
ginjal. Sekitar sepertiga pasien dengan penyakit ginjal polikistik tampak
uremik saat pertama kali terdiagnosis.
Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis Banding
Komplikasi
Penatalaksanaan
Tindakan umum
Pembedahan
Penatalaksanaan komplikasi
Prognosis
Bila kista menyerang anak-anak prognosisnya sangat buruk. Penelitian
berdasarkan tanda dan gejala klinis setelah usia 35-40 memiliki prognosis
yang sedikit lebih baik. Meskipun terdapat variasi yang luas, pasien ini
biasanya dapat bertahan kurang dari 5 atau 10 tahun setelah terdiagnosis
kecuali jika dilakukan dyalisis atau dilakukan transplantasi ginjal.
Pathology
Kista sederhana biasanya pada pole bawah ginjal. Kista yang dapat
menimbulkan gejala rata-rata berdiameter 10 cm. Kista dapat berisi cairan
jernih, dindingnya sangat tipis, dengan gambaran blue-domed" dalam
pencitraannya. Kalsifikasi pada kantung kadang-kadang terlihat. Sekitar
5% mengandung cairan hemoragik. Kista soliter biasanya dangkal namun
mungkin terletak sangat dalam. Bila kista terletak jauh di dalam ginjal,
dinding kista berdekatan dengan lapisan epitel pelvic atau calyces. Kista
tidak berhubungan dengan pelvis ginjal. Pemeriksaan mikroskopis pada
dinding kista menunjukkan fibrosis dan hyalinisasi berat; area kalsifikasi
bisa dilihat. Jaringan ginjal yang berdekatan ditekan.
Kista tipe III lebih kompleks, dengan kalsifikasi lebih banyak, peningkatan
septasi, dan dinding kista tebal;
Manifestasi klinis
a. Gejala
c. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisis biasanya normal. Hematuria mikroskopik jarang terjadi.
Tes fungsi ginjal normal kecuali kista berlapis dan bilateral (jarang),
hipertrofi kompensasi ginjal lainnya akan mempertahankan fungsi total
normal.
d. CT Scanning
Differential diagnosis
Komplikasi
Infeksi spontan pada kista soliter jarang terjadi, namun bila terjadi,
sulit untuk dibedakan dari carbuncle. Perdarahan ke dalam kista kadang
terjadi. Jika tiba-tiba, menyebabkan rasa sakit yang berat. Pendarahan
mungkin berasal dari karsinoma yang tumbuh pada dinding kista.
Hidronefrosis dapat terjadi jika kista pada pole bawah menempel pada
ureter. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit akibat tekanan balik urine
pada pelvic ginjal. Obstruksi ini bisa menyebabkan infeksi ginjal.
Penatalaksanaan
Jika USG, CT scan, atau MRI tidak mengarah pada diagnosis definitif,
angiografi ginjal atau aspirasi jarum pada kista mungkin diperlukan. Jika
aspirasi diperlukan, dapat dilakukan dengan bimbingan sonografi. Aspirasi
didapatkan cairan bening merupakan karakteristik kista jinak, yang harus
dikonfirmasi dengan evaluasi sitologi.
Prognosis
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA