You are on page 1of 19

TUMBUH KEMBANG

LBM 1

BAYI KU LAHIR KECIL

STEP 7
1. Fisiologis menangis bayi
Sebelum lahir, seluruh oksigen yang dibutuhkan janin diberikan melalui
mekanisme difusi melalui plasenta yang berasal dari ibu diberikan kepada darah janin.
Sebelum lahir , hanya sebagian kecil darah janin dialairkan ke paru-paru janin.paru-paru
janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk mengeluarkan kabrodioksida
sehingga paru-paru tidak perlu diperfusi.paru-paru janin berkembang di dalam uterus , akan
tetapi alveoli di janin masih terisi oleh cairan , bukan udara disamping itu , pembuluh darah
yang ada didalam paru-paru janin mengalami kosntriksi.
Sebelum lahir , hampir seluruh darah dari jantung kanan tidak dapat
melalui paru-paru karena konstriksi pembuluh darah janin, karena itu hampir seluruh darah
melalui duktus arteriosus ke aorta.setelah lahir bayi tidak lagi berhubungan dengan plasenta
dan akan segera bergantung pada paru-paru sebagai sumber utama oksigen.karena
itu,setelah beberapa saat paru-paru harus terisi oksigen dan pembuluh di paru-paru harus
berelaksasi untuk memberikan perfusi pada alveoli dan menyerap oksigen untuk diedarkan
ke seluruh tubuh .
Secara Normal ada 3 perubahan besar sesaat setelah bayi keluar , antara lain :
Cairan di dalam alveoli diserap ke dalam jaringan paru-paru dan diganti oleh udara
.oksigen yang terkandung dalam udara akan terdifusi ke dalam pembuluh darah di
sekeliling alveoli.
Arteri umbilikalis terjepit . kedaaan ini akan menurunkan tahanan pada sirkulasi
plasenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik .
Akibat tekana udara dan peningkatan kadar oksigen di alveoli , pembuluh darah di
paru-paru akan mengalami relaksasi . keadaan relaksai ini bersama dengan
peningkkatan tekana darah sistemik , akan meningkatkan aliran darah pulmonal dan
mengurangi aliran melalui duktus arteriosus.oksigen dari alveoli akan diserap oleh
meningkatnya aliran darah paru dan darah yang kaya oksigen akan kembali ke
jantung kiri untuk kemudian dipompakan ke seluruh tubuh bayi baru lahir .

Pada saat kadar oksigen dalam darah meningkat dan pembuluh dara relaksasi ,
duktus arteriosus dengan cepat menutup.aliran darah segera dipindahkan dari
duktus arteriosus ke paru-paru,dimana terjadi pengambilan oksigen lagi untuk
disalurkan ke seluruh tubuh.
Setelah proses transisi in bayi bernafas dengan udara dan menggunakan
paru-parunya untuk mendapatkan oksigen . tangisan pertama dan tarikan napas
dalam merupakan suatu mekanisme yang kuat untuk menyingkirkan cairan dari
jalan napas.oksigen dan tekanan udara pada paru-paru merupakan rangsangan
utama untuk relaksasi pembuluhan darah pulmonal pada saat oksigen sudah cukupp
masuk dalam darah,kulit bayi akan berubah dari abu-abu/biru menjadi kemerahan.

2. Bagaimana adaptasi dari intrauterin ke ekstrauterin pada bayi yang baru lahir?

Intrauterine Ekstrauterine

Lingkungan Cairan Udara


fisik

Suhu luar Pada umumnya Berubah ubah,


tetap karna harus
dipertahankan..

Gizi Tergantung Tergantung


pada zat zat pada
gizi yang tersedianya
terdapat dalam bahan makanan
darah ibu dan kemampuan
saluran cerna

Penyediaan Berasal dari ibu Berasal dari


oksigen ke janin melalui paru paru ke
plasenta pembuluh paru
paru

Pengeluaran Dikeluarkan ke Dikeluarkan


hasil sistem melalui paru
metabolism peredaran darah paru, kulit,
ibu ginjal, dan
saluran
pencernaan

Stimulasi Terutama Bermacam


sensoris kinestetik atau macam stimuli
vibrasi

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak

Respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta, tapi setelah lahir pertukaran gas melalui paru-paru. Rangsangan untuk
gerakan pernapasan:
a. Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir
b. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotikus
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
napas
d. Refleks deflasi Hering Breur.
- Selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif terlihat suatu
inspiratory gasp

Jantung dan sirkulasi darah


- Fetus dari plasenta mll vena umbilikalis
- Lahir paru berkembang, tek. arteri dlm paru menurun, tek jantung kiri >
tek jantung kanan shg foramen ovale menutup.

Traktus digestivus
a. Pd neonatus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan : mekonium
b. Keluar dlm 10jam pertama dan dlm 4hari tinja sdah berbentuk dan berwarna
biasa.
c. Enzim dalam traktus digestivus, biasanya sudah terdapat pada neonatus,
kecuali amilase pankreas
(Buku Ajar IKA 3 FKUI)
Komposisi zat utama dalam ASI:
1. Laktosa- 7gr/100ml.
2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.
4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.
Organ genital eksternal
- Pada bayi perempuan cukup bula labia minora tertutup oleh labia mayora,
lubang uretra terpisah oleh lubang vagina. Bila terdapat hanya satu lubang
berarti terdapat kelainan, kadang2 tampak sekret yang berdarah dari vagina, hal
ini karena pengaruh hormon ibu (withdrawl bleeding)
- Pada bayi laki2 seringnya ukuran penis antara p= 3-4cm, l=1-1,3cm, scrotum
bayi biasanya besar dan mempunyai banyak rugae, testis biasanya sudah turun
kedalam skrotum pada bayi cukup bulan

3. Mengapa saat lahir tidak langsung menangis dan BBLRnya 1900 gr?
Bayi yang terlambat bernafas dan tidak bernafas sama sekali kemungkinan
karena: (1)perdarahan intracranial atau kontusio otak yang menyebabkan
sindrom gegar otak disertai pusat pernapasan yang sangat tertekan. (2) hipoksia
fetus yang lama selama persalinan dapat menyebabkan depresi pusat
pernapasan yang serius
Hipoksia sering terjadi selama persalinan akibat: (1) kompresi tali pusat (2)
pemisahan plasenta premature (3) anestesi yang berlebihan pada ibu yang
menekan oksigenasi bahkan pada darahnya sendiri
Pada orang dewasa kegagalan bernapas hanya 4 menit saja sering menyebabkan
kematian, tetapi neonates sering bertahan selama 10 menit akibat gagal
bernapas setelah lahir. Kerusakan otak yang permanen dan serius terjadi bila
pernapasan terlambat lebih dari 8 sampai 10 menit. Ternyata lesi nyata yang
banyak berkembang terdapat di thalamus, dalam kolikulus inferior dan area
batang otak lainnya sehingga banyak mempengeruhi fungsi motorik tubuh secara
permanen.
(buku ajar IKA jilid 3)

4. Kriteria BBLR?
a. Definisi
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Buku ajar neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008

BBLR Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram


Bayi Berat lahir sangat rendah (BBLSR) < 1500 gram
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) < 1000 gram.

5. Bagaimana cara menilai APGAR score?

Lima kriteria Skor Apgar:

Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim

warna kulit tubuh


normal merah warna kulit tubuh,
seluruhnya muda, tangan, dan kaki
Warna kulit Appearance
biru tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis
(akrosianosis)

Denyut jantung tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit Pulse

tidak ada
meringis/menangis meringis/bersin/batuk
respons
Respons refleks lemah ketika saat stimulasi saluran Grimace
terhadap
distimulasi napas
stimulasi

lemah/tidak
Tonus otot sedikit gerakan bergerak aktif Activity
ada

lemah atau tidak menangis kuat,


Pernapasan tidak ada Respiration
teratur pernapasan baik dan
teratur

Interpretasi Nilai Apgar


Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat
diulangi jika skor masih rendah.

Jumlah skor Interpretasi Catatan

7-10 Bayi normal

Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang


4-6 Agak rendah menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu
bernapas.

0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Penanganan Bayi Baaru Lahir Berdasasrkan NILSI APGAR

Nilai APGAR 5 Menit


Penaganan
Pertama

Tempatkan ditempat hangat dengan lampu sebagai


sumber penghangat

0-3 Pemberian oksigen.

Resusitasi

Stimulasi rujuk

Tempatkan dalam tempat yang hangat.

4-6 Pemberian oksigen

Stimulasi taktil
Dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi
7-10
normal.

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru
lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi
masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor
Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak
tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan
akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat
apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain
untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab nilai APGAR yang rendah pada bayi baru
lahir, di antaranya adalah:

1) Persalinan yang terlalu cepat. Hipoksia (kekurangan oksigen) dapat terjadi pada persalinan
yang terlalu cepat oleh karena kontraksi yang terlalu kuat atau trauma pada kepala bayi.
2) Terjerat tali pusat. Umum dikenal dengan nuchal cord, di mana tali pusat (plasenta/ari-ari)
melilit pada leher janin (baik sekali waktu atau beberapa kali) dan mengganggu aliran darah, maka
hipoksia bisa terjadi karena lilitan ini.
3) Prolaps tali pusat. Kondisi yang terjadi ketika tali pusat mendahului fetus keluar dari rahim.
Kondisi ini adalah kedarutan obstetri yang membahayakan kehidupan janin. Namun prolaps tali
pusat adalah kasus yang jarang. Ketika fetus juga akan ikut lahir, sering kali menekan tali pusat dan
menimbulkan hipoksia.
4) Plasenta previa (placenta preavia). Merupakan kondisi kelainan obstretri di mana tali pusat
terhubung pada dinding rahim yang letaknya dekat atau menutup leher rahim. Hal ini meningkatkan
risiko perdarahan antepartum (vaginal), yang berujung juga pada hipoksia bagi janin.
5) Aspirasi mekonium. Jika mekonium di ada dalam paru-paru fetus, maka bisa terjadi
permasalahan pernapasan. Hal ini dikenal juga sebagai Sindrom Aspirasi Mekonium.
6) Beberapa sebab lain bisa berupa obat-obatan yang dikonsumsi ibu sebelum persalinan, dan
bayi preterm (prematur).

SUMBER : Sumarah, SSiT, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin).
6. Apa makna APGAR score 6-7-8?
- Pada menit 1 : APGAR 6 asfiksia sedang
- Menit ke 5 : APGAR 7
- Menit ke 10 : APGAR 8
- 7 10 sehat , tidak ada kelainan
- 4 6 asfiksia sedang : nadi <100x/menit , tonus otot kurang baik
- 0 3 asfiksia berat : reflek iritabilitas tidak ada, sianosis, tonus otot tidak baik,
pucat,

7. Tanda-tanda asfiksi?

Penyebab-penyebab asfiksia :
a. Faktor ibu
Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibat. Kejadian ini
dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anastesi
dalam.
Gangguan aliran darah uterus. Hal ini menyebabkan kurangnya pengaliran
oksigen ke plasenta dan juga ke janin. Hal ini sering ditemukan pada keadaan :
- Gangguan kontraksi uterus (Hipotoni/Tetani uterus akibat penyakit atau
obat)
- Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
- Hipertensi mendadak pada penyakit Eklampsia dll.
b. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misal
: solusio plasenta, perdarahan plasenta dll.
c. Faktor Fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dengan
janin. Gangguan ini dapat ditemukan pada tali pusat menumbang, tali pusat
melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dll
d. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal,
yaitu :
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yg berlebihan pada ibu secara
langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2. Trauma yg terjadi pada saat persalinan, misal : perdarahan intrakranial.
3. Kelainan kongenital pada bayi, misal : Hernia Diafragmatika,
atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru, dll.
(Buku Ilmu Kesehatan Anak, jilid 3, Staf pengajar FK UI)

Perbedaan Asfiksia pallida (putih) Asfiksia livida (biru)


Warna kulit Pucat Kebiru-biruan
Tonus otot Sudah kurang Masih baik
Reaksi rangsangan Negatif Positif
Bunyi jantung Tak teratur Masih teratur
Prognosis Jelek Lebih baik
(Sinopsis Obstetri, Prof. Dr. Rustam Mochtar MPH)

8. Apa indikasi dilakukannya resusitasi? (BUAT ALGORITMA RESUSITASI-ASFIKSI)


Indikasi

9. Bagaimana tindakan resusitasi yang sebaiknya dilakukan?

Tindakan umum
1. pengawasan suhu
bayi baru lahir secara relatif banyak kehilangan panas yang diikuti dengan penurunan
suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh ini akan mempertinggi metabolisme sel jaringan
sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Hal ini akan mempersulit keadaan bayi ,
apalagi bila bayi menderita asfiksia berat. Perlu diperhatikan agar bayi mendapat
lingkungan yang baik segera setelah lahir , harus dicegah/dikurangi kehilangan panas
dari kulit. Pemakaian sinar lampu yang cukup kuat untuk pemanasan luar dapat
dianjurkan dan pengeringan tubuh bayi perlu dikerjakan untuk mengurangi evaporasi.
2. pembersihan jalan nafas
saluran nafas dibersihkan dari lendir dan cairan.letak kepala harus lebih rendah untuk
memudahkan dan melancarakan keluarnya lendir.jika lendir kental dan sulit dikeluarkan
maka dapat digunakan laringoskop neonatal.
3. rangsangan untuk menimbulkan pernafasan
jika bayi tidak memperlihatkan usaha bernafas 20 detik setelah lahir maka sedikit banyak
menderita depresi pusat pernafasan. Rangsangan terhadap bayi harus segera dilakukan,
pada sebagian besar bayi pengisapan lendir dan cairan amnion yang dilakukan melalui
nasofaring akan segera menimbulkan rangsangan pernafasan.pengaliran O2 yang cepat
kedalam mukosa hidung dapat pula merangsang refleks pernafasan yang sensitif dalam
mukosa hidung dan faring. Rangsangan nyeri pada telapak kaki bayi, menekan tendon
achilles atau memberikan suntikan vitamin K. Jika belum berhasil maka dapat dilakukan
dengan memperbaiki ventilasi.
b. Tindakan khusus
tindakan khusus dilakukan jika pada tindakan umum belum memberikan hasil yang
memuaskan, cara yang dikerjakan sesuai dengan berat nya asfiksia pada bayi yang
dimanifestasikan dengan tingginya skore.:
asfiksia berat ( skor apgar 0-3)
langkah utama dengan memperbaiki ventilasi dengan memberikan 02 dengan
tekanan dan intermiten. Cara yang terbaik adalah dengan melakukan intubasi
endotrakeal. Keadaan asfiksia berat selalu disertai dengan asidosis yang
membutuhkan koreksi segera, karena itu bikarbonas natrikus.
Usaha pernafasan akan timbul setelah tekanan positif diberika 1-3 kali.
asfiksia berat ( skor apgar 4-6)
dalam hal ini dilakukan dengan melakukan stimulasi agar timbul refleks
pernafasan. Bila dalam waktu 30-60 detik Tidak timbul pernafasan spontan,
ventilasi aktif segera dimulai. Ventilasi ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
ventilasi mulut ke mulut atau ventilasi kantong ke masker.
prinsip dasar resusitasi yang perlu diingat
a. Memberikan lingkungan yang baik pada byi dan mengusahakan saluran nafas tetap
bebas serta merangsang timbulnya pernafasan , yaitu agar oksigenasi dan
pengeluaran CO2 berjalan lancar
b. Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi yang menunjukkan usaha
pernafasan lemah
c. Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi
d. Menjaga agar sirkulasi darah tetap baik

Hal2 yang perlu diperhatikan sebelum resusitasi dilaksanakan


a. Faktor waktu sangat penting, makin lama bayi menderita asfiksia, perubahan
homeostasis yang timbul makin berat, resusitasi akan lebih sulit dan kemungkinan
timbulnya sekuele akan meningkat
b. Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia/hipoksia antenatal tidak dapat
diperbaiki, tetapi kerusakan yang akan terjadi karena anoksia/ hipoksia pascanatal
harus dicegah dan diatasi
c. Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas tentang
faktor penyebab terjadinya depresi pernafasan pada bayi baru lahir
d. Penilaian bayi baru lahir perlu dikenal baik, agar resusitasi yang dilakukan dapat
dipilih dan ditentukan secara adekuat
(Sumber : buku ajar IKA jilid 3 oleh staf pengajar IKA FK UI)

10. Mengapa setelah di resusitasi, bayinya asfiksi?


Beberapa keadaan ibu seperti : Preeklampsia dan eklampsia; Pendarahan abnormal (
placenta previa, solution placenta ); Partus lama / partus macet; Demam selama
persalinan; Infeksi berat ( malaria, sfilis, TBC, HIV ); Kehamilan post matur ( sesudah
42 minggu kehamilan ) dan beberapa keadaan Tali pusat seperti : Lilitan tali pusat;
Tali pusat pendek; Simpul tali pusat; dan prolap tali pusat, yang mengakibatkan
aliran darah ke janin berkurang sehingga aliran oksigen ke janin juga berkurang yang
mengakibatkan terjadi gawat janin, menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.

disebabkan oleh :

o kekurangan O2 misalnya pada :


partus lama ( CPD, servik kaku dan atonia/inersia uteri )
ruptura uteri yang membakat ; kontraksi uterus yang terus menerus
menggangu sirkulasi darah keplasenta
tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada placenta
prolapsus ; tali pusat kana tertekan antara kepala dan panggul
pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya
perdarahannya banyak mis : plasenta previa dan solusio plasenta
kalau placenta sudah tua dapat terjadi postmaturitas ( serotinus ) disfungsi uri
o paralisis pusat pernafasan, akibat trauma dari luar seperti karena tindakan
frceps, atau trauma dari dalam seperti akibat obat bius.
(Sinopsis Obstetri. Jilid I. EGC)

Asfiksia neonatorum adalah di mana bayi tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya
hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2005).
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan
PaO2 di dalam darah (hipoksemia), hiperkabia (PaCO2) meningkat dan asidosis
(Utomo, 2006).
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami
kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Kamarrullah,
2005).
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O 2
(oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2 (karbondioksida) yang menimbulkan
akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Purwadianto, 2000).
Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur (Waspodo dkk (ed), 2007).

11. Hubungan preterm dengan BBLR dan asfiksi?


Preterm dengan asfiksi :
Beberapa dari faktor risioko berikut ini dapat menyebabkan bayi lahir kurang
bulan(preamtur) . bayi kurang bulan mempunyai karakteristik yang berbeda secara anatomi
maupun fisiologi jika dibandingkan dengan bayi cukup bulan.karakteristik tersebut adalah :
Terdapat kekurangan surfaktan pada paru-paru sehigga menimbulkan kesulitan
pada saat memberikan ventilasi.
Kulit yang tipis , lebih permeabel , dan rasio yang besar antara luas permukaan kulit
dibanding masa tubuh.dan kurangnya jaringan lemak kulit memudahkan bayi
kehilangan panas.
Bayi sering kali lahir disertai infeksi.pembuluh darah otak sangat rapuh sehingga
mudah menyebabkan perdarahan pada keadaan stres.

12. Mengapa saat foto thorax didapatkan hasil Hyalin Membran Disease grade 1?
13. Apa hubungan ketuban pecah >6 jam, jumlah cukup jernih, dengan bau khas, disertai his
teratur dengan skenario?
14. Bagaimana cara menilai score Ballard dan Dubowitz?
-

Skor Ballard
Skor Ballard merupakan penyederhanaan dari Skor Dubowitz dan dapat digunakan pada usia
gestasional bayi antara 35 minggu hingga 42 minggu.
Skor Dubowitz terdiri dari 6 tanda neuromuskuler dan 6 tanda fisik.
Skor Ballard dapat digunakan untuk usia gestasional bayi 20 minggu, pemeriksaannya sama
dengan skor Ballard tapi ditambahkan tentang:
1. Kelopak mata yang masih menyatu
2. Payudara yang belum teraba
3. Kulit yang lengket, mudah robek dan transparan
4. Tidak ada lanugo
5. Sudut siku-jendela (fleksi pergelangan tangan) lebih dari sudut 900.
Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1

a. ballard
24 minggu 28 minggu 32 minggu 34 minggu 37 minggu 41 minggu

Posisi Lateral Ekstensi E.A : E.A : Flexi pada Flexi total


dekubitus total ekstensi ekstensi E.A dan
(hipotoni) E.B : tonus E.B : flexi E.B
meningkat (frog)
Popliteal 180 0 180 0 180 0 120 0 90 0 90 0
angle
Head to Tanpa Tanpa Sedikit Susah Hampir Tidak
ear tahanan tahanan tahanan tidak mungkin
manouvre mungkin
Berjalan 0 0 0 Minimal Jalan pada Jalan pada
otomatik ujung jari tumit

Refleks Belum Lemah Baik Baik Baik Baik


Moro jelas
Refleks Lemah Lemah Lemah Lemah Baik Baik
mengisap
Refleks - 29 minggu (+) (+) (+) (+)
cahaya (+)
pupil
Glabellar - - (+) (+) (+) (+)
tap reflex
Neck - - - (+) (+) (+)
traction
reflex
Neck - - - (+) (+) (+)
righting
reflex
Head - - - (+) (+) (+)
turning to
light
b. Dubowitz
15. Bagaimana perawatan(asuhan) pada bayi yang baru lahir?(apa yang diberikan?)
16. Periode pertumbuhan janin?

Minggu ke-4/ Bulan ke-1


Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan
saraf tulangbelakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.
Minggu ke-8/ Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama otak dapat
terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.

Minggu ke-12/ Bulan ke-3


Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi janin.Denyut
jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai
memproduksi urin.

Minggu ke-16/ Bulan ke-4


Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas simpisis pubis.Sistem
muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuluh darahberkembang
cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi
insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.

Minggu ke-20/ Bulan ke-5


Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi
pusat. Verniks melindungitubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk
alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan menendang.

Minggu ke-24/ Bulan ke-6


Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat.
Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.

Minggu ke-28/ Bulan ke-7


Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat prosessus
xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalamparu-paru.
Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.

Minggu ke-32/ Bulan ke-8


Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat.
Simpananlemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
Kulit merah dan gerak aktif.

Minggu ke-36/ Bulan ke-9


Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi prosessus
xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna.

Minggu ke-40/ Bulan ke-10


Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari
bawah prossesus xifodeus.Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul),
kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo.

- Referensi
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.
Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta:
Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi
2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika

Gestational age Length (US) Weight (US) Length (cm) Mass (g)

(crown to rump) (crown to rump)

8 weeks 0.63 inch 0.04 ounce 1.6 cm 1 gram

9 weeks 0.90 inch 0.07 ounce 2.3 cm 2 grams


10 weeks 1.22 inch 0.14 ounce 3.1 cm 4 grams

11 weeks 1.61 inch 0.25 ounce 4.1 cm 7 grams

12 weeks 2.13 inches 0.49 ounce 5.4 cm 14 grams

13 weeks 2.91 inches 0.81 ounce 7.4 cm 23 grams

14 weeks 3.42 inches 1.52 ounce 8.7 cm 43 grams

15 weeks 3.98 inches 2.47 ounces 10.1 cm 70 grams

16 weeks 4.57 inches 3.53 ounces 11.6 cm 100 grams

17 weeks 5.12 inches 4.94 ounces 13 cm 140 grams

18 weeks 5.59 inches 6.70 ounces 14.2 cm 190 grams

19 weeks 6.02 inches 8.47 ounces 15.3 cm 240 grams

20 weeks 6.46 inches 10.58 ounces 16.4 cm 300 grams

(crown to heel) (crown to heel)

20 weeks 10.08 inches 10.58 ounces 25.6 cm 300 grams

21 weeks 10.51 inches 12.70 ounces 26.7 cm 360 grams

22 weeks 10.94 inches 15.17 ounces 27.8 cm 430 grams

23 weeks 11.38 inches 1.10 pound 28.9 cm 501 grams

24 weeks 11.81 inches 1.32 pound 30 cm 600 grams

25 weeks 13.62 inches 1.46 pound 34.6 cm 660 grams

26 weeks 14.02 inches 1.68 pound 35.6 cm 760 grams

27 weeks 14.41 inches 1.93 pound 36.6 cm 875 grams

28 weeks 14.80 inches 2.22 pounds 37.6 cm 1005 grams

29 weeks 15.2 inches 2.54 pounds 38.6 cm 1153 grams

30 weeks 15.71 inches 2.91 pounds 39.9 cm 1319 grams

31 weeks 16.18 inches 3.31 pounds 41.1 cm 1502 grams

32 weeks 16.69 inches 3.75 pounds 42.4 cm 1702 grams

33 weeks 17.20 inches 4.23 pounds 43.7 cm 1918 grams

34 weeks 17.72 inches 4.73 pounds 45 cm 2146 grams

35 weeks 18.19 inches 5.25 pounds 46.2 cm 2383 grams

36 weeks 18.66 inches 5.78 pounds 47.4 cm 2622 grams

37 weeks 19.13 inches 6.30 pounds 48.6 cm 2859 grams

38 weeks 19.61 inches 6.80 pounds 49.8 cm 3083 grams


39 weeks 19.96 inches 7.25 pounds 50.7 cm 3288 grams

40 weeks 20.16 inches 7.63 pounds 51.2 cm 3462 grams

41 weeks 20.35 inches 7.93 pounds 51.7 cm 3597 grams

42 weeks 20.28 inches 8.12 pounds 51.5 cm 3685 grams

17. Apakah ada penyakit bawaan pada ibunya yang dapat mempengaruhi bayinya?
Beberapa keadaan ibu seperti : Preeklampsia dan eklampsia; Pendarahan abnormal (
placenta previa, solution placenta ); Partus lama / partus macet; Demam selama
persalinan; Infeksi berat ( malaria, sfilis, TBC, HIV ); Kehamilan post matur ( sesudah
42 minggu kehamilan ) dan beberapa keadaan Tali pusat seperti : Lilitan tali pusat;
Tali pusat pendek; Simpul tali pusat; dan prolap tali pusat, yang mengakibatkan
aliran darah ke janin berkurang sehingga aliran oksigen ke janin juga berkurang yang
mengakibatkan terjadi gawat janin, menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.

disebabkan oleh :

o kekurangan O2 misalnya pada :


partus lama ( CPD, servik kaku dan atonia/inersia uteri )
ruptura uteri yang membakat ; kontraksi uterus yang terus menerus
menggangu sirkulasi darah keplasenta
tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada placenta
prolapsus ; tali pusat kana tertekan antara kepala dan panggul
pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya
perdarahannya banyak mis : plasenta previa dan solusio plasenta
kalau placenta sudah tua dapat terjadi postmaturitas ( serotinus ) disfungsi uri
o paralisis pusat pernafasan, akibat trauma dari luar seperti karena tindakan
frceps, atau trauma dari dalam seperti akibat obat bius.
(Sinopsis Obstetri. Jilid I. EGC)

Asfiksia neonatorum adalah di mana bayi tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya
hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2005).
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan
PaO2 di dalam darah (hipoksemia), hiperkabia (PaCO2) meningkat dan asidosis
(Utomo, 2006).
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami
kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Kamarrullah,
2005).
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O 2
(oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2 (karbondioksida) yang menimbulkan
akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Purwadianto, 2000).
Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur (Waspodo dkk (ed), 2007).

18. Mengapa harus dinilai plasenta lahir spontan, kotiledon lengkap, infark (-),hematome (
) ?uu
19. Mengapa tetap diberi ASI?Dosis cairan hari pertama bayi lahir?Kandungan
asi?(manajemen Gizi)

You might also like