Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN BAKTERIOLOGI
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
actinomycetes terhadap jamur patogen dan bakteri, uji antagonisme BAL terhadap
bakteri, uji produksi HCN, uji bakteri pelarut pospat dan uji bakteri penambat
nitrogen. Mikroba patogen dan antagonis diisolasi dari tanah, akar dan permukaan
rimpang dengan teknik pengenceran (Schaad et al., 2001). Uji antagonis bakteri
terhadap bakteri antagonis dilakukan dengan tehnik biakan ganda. Masing-masing
suspensi bakteri distreak ke dalam cawan petri dan inkubasi 24 jam dan selanjutnya
dilakukan pengamatan daya antagonis. Bakteri antagonis akan menghambat dan
menyelimuti pertumbuhan koloni. Uji antagonis bakteri melawan jamur dilakukan
dengan teknik biakan ganda. Pada 2 sisi medium yang berisi bakteri diinokulasikan 1
lempeng biakan jamur antagonis diameter 5 mm. Inkubasi 4 hari dan selanjutnya
dilakukan pengamatan daya antagonis. Jamur antagonis akan menghambat
pertumbuhan koloni bakteri dengan membentuk zona antibiosis atau mematikan
secara langsung dengan cara menyelimuti pertumbuhan koloni patogen (Bustaman,
2006).
Uji produksi senyawa HCN kualitatif dianalisis dengan menggunakan metode
yang dikembangkan Bekker & Schipper (Munif, 2001). Isolat rizobakteri yang diuji
ditumbuhkan pada media glisin dalam cawan petri. Pada bagian tutup cawan petri
ditempelkan potongan kertas saring yang telah direndam dalam larutan untuk
mendeteksi HCN (asam pikrat 2 g dan natrium karbonat 8 g, dalam 200 ml air).
Biakan kultur bakteri diinkubasi pada suhu ruang. Sebagai petunjuk terbentuknya
senyawa HCN akan terjadinya perubahan warna pada kertas saring. Warna kertas
saring yang tetap kuning menunjukkan isolat yang diuji tidak memproduksi HCN
sedangkan warna coklat muda, coklat tua dan merah bata menandakan produksi
HCN yang semakin meningkat. Dalam pengujian kemampuan rizobakteri untuk
melarutkan fosfat digunakan media agar Pikovskaya (Agustiansyah et al., 2013).
B. Kompetensi
3
4
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu cawan petri, tabung reaksi,
erlenmeyer, object glass, jarum ose, cover glass, mikroskop, lampu spirtus,
wrapping, kertas pembungkus, autoklaf, tusuk sate, dan pipet.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu isolat Rhizoctonia sp.,
isolat Fusarium sp., isolat Escherichia coli, isolate staphylococcus aureus, isolat
Actinomycetes, medium PDA, medium SCN, medium NA, medium PCA, isolat
Lactobacillus bulgaricus, isolate Azospirillum sp., medium NA + Glycine, picric
acid 0,5 %, sodium karbonat 2%, medium Pikovskaya, kertas Whatman, medium
NfB, akuades, crystal violet, lugols iodine, etanol, dan safranin.
B. Cara Kerja
1. Uji Antagonisme Actinomycetes terhadap Jamur Patogen
a. Medium PCA, SCN, dan PDA serta isolat fungi Rhizoctonia sp. dan
Fusarium sp. disiapkan.
b. Cawan petri yang telah diisi masing-masing medium distreak kontinyu
bagian tengahnya saja.
c. Kedua isolat fungi diletakkan pada kedua sisi yang tidak terkena streak
masing-masing 1 plug dalam medium yang berbeda.
d. Seluruh cawan petri yang telah diberi perlakuan dibungkus dengan kertas
coklat dan diinkubasi selama 4 x 24 jam pada suhu ruang.
2. Uji Antagonisme Actinomycetes terhadap Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus
a. Medium NA, isolat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
serta isolat fungi disiapkan.
b. Bagian tengah cawan petri yang berisi medium NA distreak kontinyu.
c. Sisi yang tidak terkena streak masing-masing distreak lurus dengan isolat
bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
d. Cawan petri yang telah diberi perlakuan dibungkus dengan kertas coklat
dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.
3. Uji antagonisme BAL (Lactobacillus bulgaricus) terhadap Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus
a. Medium NA serta isolat bakteri Lactobacillus bulgaricus, Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus disiapkan.
b. Isolat bakteri Lactobacillus bulgaricus diambil dengan menggunakan
jarum ose dan distreak kontinyu pada medium NA di bagian tengahnya.
5
c. Cawan petri yang telah diberi perlakuan dibungkus dengan kertas coklat
dan diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37oC.
d. Isolat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus diambil dan
distreak lurus di bagian pinggir yang belum terkena streak kontinyu
sebelumnya.
4. Uji Produksi HCN
a. Medium NA+Glycine serta isolat bakteri Azospirillum sp. disiapkan.
b. Isolat bakteri Azospirillum sp. diambil dengan menggunakan jarum ose
dan distreak kontinyu pada medium NA+Glycine.
c. Kertas Whatman dicelupkan pada larutan campuran picric acid 0,5% dan
sodium carbonat 2%.
d. Kertas Whatman yang telah dicelupkan kemudian diletakkan diatas
medium NA+Glycine yang sebelumnya sudah distreak kontinyu.
e. Cawan petri yang telah diberi perlakuan dibungkus dengan kertas coklat
dan diinkubasi selama 4 x 24 jam pada suhu ruang.
5. Uji Bakteri Pelarut Fosfat
a. Medium Pikovskaya serta isolat bakteri Azospirillum sp. disiapkan.
b. Isolat bakteri Azospirillum sp. diambil dengan menggunakan jarum ose
dan distreak kontinyu pada medium Pikovskaya.
c. Cawan petri yang telah diberi perlakuan dibungkus dengan kertas coklat
dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu ruang.
d. Setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam, bakteri yang dtumbuhkan diambil
menggunakan jarum ose kemudian diulaskan ke object glass dan
dilakukan pewarnaan Gram.
e. Hasilnya diamati dibawah mikroskop.
6. Uji Bakteri Penambat Nitrogen
a. Medium semi solid NfB serta isolat bakteri Azospirillum sp. disiapkan.
b. Isolat bakteri Azospirillum sp. diambil dengan menggunakan tusuk sate
steril dan distab inoculation pada medium NfB.
e. Tabung reaksi yang telah diberi perlakuan diwrap dan diinkubasi selama
1 x 24 jam pada suhu ruang.
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Gambar 1. Hasil inkubasi uji actinomycetes terhadap jamur patogen dan
bakteri
8
Fusarium sp. Rhizoctonia sp. S. aureus E. coli
PCA PDA SCN PCA PDA SCN NA NA
1 + + + - - - - +
2 + - + - - + - +
3 - - + + - + - +
4 + + + - + - - -
5 + + + - - - + -
6 + + + - + + - -
9
Gambar 2. Hasil inkubasi uji antagonisme BAL (Lactobacillus bulgaricus)
terhadap bakteri S. aureus dan E. coli
10
menghambat pertumbuhan berbagai tipe bakteri pembusuk dan patogen termasuk
spesies Gram negatif dalam famili Enterobacteriaceae dan Pseudomonadaceae atau
yang termasuk kedalam kelompok bakteri Gram positif seperti L. monocytogenes,
Mycobacterium sp., S. aureus, C. perfringens, B. Cereus (Cotter dan Hill, 2003).
11
negatif dan berbentuk basil. Namun, menurut Holt et al. (1994); Cowan et al. (1993)
kebanyakan bakteri pelarut fosfat merupakan bakteri gram positif dan berbentuk
batang. Bakteri ini menguraikan CO2, H2O, energi, dan mineral sehingga dapat
dijadikan nutrisi bagi tanaman.
Berdasarkan hasil uji BPN pada kelompok 1 rombongan II didapatkan hasil
yang negatif karena tidak terbentuk cincin kabut. Bakteri pelarut fosfat mampu
mengubah fosfat tidak larut dengan cara mensekresikan asam organik seperti asam
format, asetat, propionate, laktat, glikolat, fumarat, dan suksinat (Dewi & Tutik,
2014). Sedangkan untuk hasil uji HCN yang didapatkan oleh kelompok 1 rombongan
II adalah positif karena terjadinya perubahan warna pada kertas whatman menjadi
kecoklatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Knowles (1976) yang menyatakan bahwa
akan terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan jika menghasilkan HCN.
Perubahan warna kertas saring terjadi akibat adanya reaksi antara asam
pikrat/Na2CO3 dan sianida yang dihasilkan oleh bakteri menjadi bentuk natrium
sianida (NaCN). NaCN terbentuk melalui penyerapan gas sianida oleh larutan NaOH
atau Na2CO3 melalui reaksi antara natrium dan amonia yang pada awalnya akan
terbentuk NaNH2 yang akan bereaksi dengan karbon dan akan menghasilkan natrium
sianamida (Na2NCN) dan akhirnya akan terbentuk NaCN yang merupakan salah satu
jenis dari sianida (Knowles, 1976).
12
gram negatif, dan termasuk kedalam bakteri Pseudomonas nonfluorescent. Bakteri
ini mempunyai fungsi untuk mengoksidasi sebagaian besar komponen molekul
organik. Strain dari bakteri ini cukup mendapat perhatian besar karena berperan
dalam degradasi komponen aromatik, denitrifikasi dan fiksasi nitrogen (Yu et al.,
2011).
Bakteri pelarut fosfat merupakan bakteri tanah yang dapat melarutkan fosfat
sehingga dapat diserap oleh tanaman. Selain meningkatkan fosfat dalam tanah juga
dapat berperan pada metabolisme vitamin D memperbaiki pertumbuhan akar
tanaman dan meningkatkan serapan hara Bakteri pelarut fosfat mampu mensekresi
asam organik sehingga akan menurunkan pH tanah dan memecahkan ikatan pada
beberapa bentuk senyawa fosfat untuk ga meningkatkan ketersediaan fosfat dalam
larutan tanah Bakteri yang berperan sebagai pelarut fosfat pada tanah telah banyak
ditemukan, diantaranya genera Pseudomonas, Micrococcus, Bacillus, Azotobacter,
Microbacterium dan Flavobacterium. Bakteri Pseudomonas dan Bacillus merupakan
bakteri pelarut fosfat yang memiliki kemampuan terbesar sebagai biofertilizer
dengan cara melarutkan unsure fosfat yang terikat pada unsur lain (Fe, Al, Ca, dan
Mg), sehingga unsur P tersebut menjadi tersedia bagi tanaman (Marista et al., 2013).
Hidrogen sianida adalah senyawa anorganik. HCN tersebar luas di perairan
dan berada dalam bentuk ion sianida (CN-), hidrogen sianida (HCN) dan
metalosianida (Purba, 2009). Sianida sangat bersifat reaktif, sehingga biasanya
sianida ditemui berikatan dengan senyawa lain diantaranya adalah hidrogen sianida,
sodium sianida dan potasium sinida. Kelompok organisme yang dapat menghasilkan
sianida meliputi bakteri, jamur, tanaman dan ganggang (Castric et al., 1983). Pada
umumnya sianida banyak diproduksi oleh jamur, namun bakteri juga mampu
menghasilkan sianida. Pseudomonas dan Chromobacterium violaceum adalah contoh
bakteri yang mampu menghasilkan HCN (Knowles, 1976). Hasil penelitian Kremer
dan Souissi (2001), menunjukkan beberapa strain dari Pseudomonas juga dapat
menghasilkan metabolit sekunder berupa HCN yang dapat mempengaruhi
metabolisme akar dan pertumbuhan akar dari gulma. Strain dari Pseudomonas yang
mampu menghasilkan sianida adalah P. chlorophis, P. aureofaciens, P. aeruginosa
(Knowles, 1976), P. flourecens (Jayaprakashvel, 2010).
13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat dijadikan sebagai acuan yaitu saat proses isolasi bakteri
menggunakan media TSA pH 5.0 dicari metode yang paling tepat untuk menghambat
pertumbuhan jamur.
14
DAFTAR REFERENSI
15
Silitonga D.M., Nunuk P., dan Isnaini N. 2012. Isolasi Dan Uji Potensi Isolat Bakteri
Pelarut Fosfat dan Bakteri Penghasil Hormon Iaa (Indole Acetic Acid) Terhadap
Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max L.) Pada Tanah Kuning. Jurnal Pertanian,
1-7.
Note :
16
17