Professional Documents
Culture Documents
BLOK 4
OLEH:
SEKRETARIS CARDIO
MAPPING
1. Kelenjar
a) Hipothalamus
b) Hipofisis
c) Tiroid
d) Paratiroid letak,mekanisme,hormon yang dihasilkan,fungsi,
e) Adrenal reseptor,faktor
f) Pankreas
g) Pineal
h) Gonad (Ovum,Testis)
2. Hormon
Fungsi
Klasifikasi
Steroid
Non steroid (peptida)
Mekanisme kerja
Inhibisi
Sekresi
Jenis-jenis reseptor
Lokasi dan Aksi
Pembentukan
3. Mekanisme
a) Karbohidrat
Glukosa
o Glikolisis
o Oksidasi piruvat
o Siklus Krebs
Glikogen
o Glikogenesis
o Glikogenolisis
o Glukoneogenesis
Hormon-hormon yang berpengaruh
o Insulin
o Glukagon
o Epinefrin
o Glukokortikoid
o Tiroid
o GH
o ACTH
b) Lemak
c) Protein
4. Patologi
Sistem Endokrin
Metabolisme
SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
A. KONTROL ENDOKRIN
Kontrol Sistem umpan balik ada dua macam, yaitu sistem umpan balik positif dan sistem
umpan balik negatif. Tetapi sistem umpan balik yang berfungsi dalam pengendalian kondisi
homeostasis pada tubuh hewan adalah adalah sistem balik negatif. Mengapa yang digunakan
dalam proses pengendalian kondisi homeostasis, hanya menggunakan umpan balik negatif,
karena sistem umpan balik negatif didefinisikan sebagai perubahan suatu variabel yang
dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan
semula. Juga perlu diketahui umpan balik negatif dalam pengendalian homeostasis
sesungguhnya merupakan keseimbangan antara input dan output. Mekanisme umpan balik
negatif sebagai berikut,
Produksi ASI
KB Hormon
Berbeda dengan sistem umpan balik negatif, Peristiwa yang terjadi pada sistem
umpan balik positif berlawanan dengan sistem umpan balik negatif. Mekanisme umpan
balik positif tidak terlibat dalam proses menjaga homeostasis, tetapi terlibat dalam
penyelenggaraan fungsi fisiologis tertentu antara lain proses pembekuan darah dan sel
saraf. Pada sistem umpan balik positif perubahan awal suatu variabel akan menghasilkan
perubahan yang semakin besar. Contoh dari umpan balik positif adalah saat terkena
penyakit demam berdarah, badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan
virus, atau pada proses pembekuan darah, yang bertujuan untuk menghentikan
perdarahan. Andaikan saja prose termoregulasi menggunakan sistem umpan balik positif,
tentu saja tubuh akan menjadi kacau, rangsang awal berupa peningkatan suhu tubuh atau
lingkungan akan menimbulkan tanggapan yang meningkatkan suhu tubuh menjadi lebih
tinggi.
B. FUNGSI KELENJAR ENDOKRIN
Kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret internal menuju sistem sirkulasi dan
mempengaruhi metabolisme tubuh. Fungsi kelenjar endokrin antara lain :
Menghasilkan hormon
Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
Merangsang pertumbuhan jaringan.
Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi.
Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.
a. Mengontrol sistem saraf otonom dan sistem endokrin serta mengatur beberapa
perilaku :
Peningkatan atau penurunan denyut jantung dan tekanan darah.
Pengaturan suhu tubuh.
Pengaturan rasa lapar dan haus.
Sekresi air lewat ginjal (pengeluaran ADH).
Pengaturan kontraksi rahim dan pengeluaran ASI.
b. Fungsi afektif sensoris
Pusat-pusat ganjaran atau motivasi.
Pusat-pusat menyakitkan seperti takut, marah, termasuk nyeri dan
dorongan untuk melarikan diri.
Dorongan untuk bereproduksi.
c. Pengaturan tidur dan jaga
Hipotalamus dorsal berhubungan dengan Sistem Aktivasi Retikularis
(SAR).
Hipotalamus lateral anterior menghambat SAR.
d. Mengatur sekresi kelenjar hipofisis
Hampir semua sekresi kelenjar hipofisis diatur baik oleh hormon atau sinyal
saraf yang berasal dari hipotalamus. Sekresi kelenjar hipofisis posterior diatur
oleh sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus dan berakhir di hipofisis anterior.
Sebaliknya, sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon pelepas
hipotalamus dan hormon penghambat hipotalamus yang di sekresikan kedalam
hipotalamus sendiri dan selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior
1.2. Hipofisis
Divisi Kelenjar :
1.3. Tiroid
o Terdiri dari lobus dexter dan sinister tampak seperti kupu-kupu.Dari VC5-VTh 1
o Berupa folikel-folikel :
a. Sel kelenjar tyroid Tempat pembentukan hormone tyroid (Tiroksin dan
triodotironin) dan kalsitonin yang berfungsi dalam matabolisme kalsium dalam
darah. Hormone kalsitonin ini berguna untuk mengurangi kadar kalsium dalam
darah.
b. Massa koloid
Bagisn di tengah dikelilingi sel-sel kelenjar tyroid yang berisi makromolekul
tiroglobulin
Tiroglobulin disintesis dan disekresikan oleh RE dan apparatus golgi sel kelenjar
tyroid.
Frekuensi
Tekanan diastole
Tekanan sistole
3. Terhadap gastrointestinal
Getah pencernaan gerakan usus reabsorbsi makanan
Nafsu makan
1.4. Paratiroid
Berupa empat organ kecil, masing masing berukuran sebesar biji apel,
terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid
oleh kapsul kapsul jaringan ikat. Ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid, sel
utama yang memproduksi paratipoid hormon dan sel oksifilik yang merupakan
perkembangan sel chief.
1. Umpan balik
2. Berkerja secara antagonis dengan hormon kalsitonin dengan cara menurunkan
kadar kalsium dalam darah. Hormon kalsitonin akan dilepas jika kadar
kalsium dalam darah tinggi. Kalsitonin menghambat efek PTH terhadap
reabsorpsi kalsium dari tulang dan menstimulasi aktivitas osteoblas, ehingga
mengakibatkan ambilan kalsium oleh tulang.
o Cortex Adrenal
Zona Glomerulosa
Zona Fasciculata
mhslkan hormon glucocorticoid (cortison, cortisol, & cortisosteron
Zona Retikularis
Gangguan
D. KELENJAR PANKREAS
Pulau langerhans:
Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan
dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan.
Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin,
pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon
insulin.
E. KELENJAR GONAD
Kelenjar Ovarium
Sepasang kelenjar oval , bentuk almond yang terletak di kedua sisi rahim dan tepat di
bawah permukaan tuba fallopi
memproduksi telur / ovum
menghasilkan 2 hormon , yaitu :
- Esterogen
fungsi : mempertahankan pembentukan ovum dan ciri kelamin sekunder
menebalkan dinding rahim untuk persiapan bila ovum bertemu dengan
sperma
- Progestron
fungsi : mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu
mempertahankan ketebalan dinding rahim sehingga bila terjadi
pertemuan ovum dengan sperma akan di implantasikan
Kelenjar Testis
Hormon yang dihasilkan adalah testosterone
Sel sasaran : organ seks pria, tulang, tubuh secara keseluruhan
Efek hormone testosterone :
Efek sebelum lahir
Memaskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia eksterna, mendorong turunnya
testis ke dalam skrotum
Efek pada jaringan spesifik seks setelah lahir
Mendorong pertumbuhan dan pematangan sistem reproduksi saat pubertas,
penting untuk spermatogenesis, memelihara saluran reproduksi sepanjang masa
dewasa
Efek terkait reproduksi lain
Membentuk dorongan seks saat pubertas, control sekresi hormone goadotropin
Efek pada karakteristik seks sekunder
Memicu pola pertumbuhan rambut pria, menyebabkan suara menjadi lebih berat
karena menebalnya lipatan pita suara, mendorong pertumbuhan otot yang
membentuk pola tubuh
Efek non produktif
Mempunyai efek anabolic protein, mendorong pertumbuhan tulang saat pubertas,
menutup lempeng epifisis setelah dirubah menjadi esterogen oleh aromatase,
memicu perilaku agresif
Patologi :
A. JENIS
1. Steroid
Steroid adalah senyawa lemak terdiri dari komplekcincin atom hydrogen dan
atom karbon. Dibedakan berdasarkan tipe dan banyaknya atom yang terletak dalam
rantai cinicin hydrogen tersebut. Semua steroid hormone adalah derivate dari
kolesterol, termasuk hormon reproduksi (testosterone dan estrogen), hormon sekresi
korteks adrenal (aldosteron dan kortisol).
Hormon steroid tidak larut dalam air. Hormon steroid dibawa ke target sel
melalui darah dengan berikatan lemah dengan protein plasma darah. Hormone steroid
larut dalam lemak, menyebabkan hormone steroid mudah menembus membrane sel
targetn. Reseptor spesifik hormone steroid ini umumnya terdapat di plasma sel dan
plasma inti. Hormone steroid akan membentuk kompleks hormone-reseptor ketika
berikatan dengan reseptor spesifiknya. Kompleks hormone-reseptor berikatan dengan
DNA dalam nucleus sehingga mengaktivasi ataupun menghambat terjadinya respon
sel.
2. Non Steroid
Berupa rantai asam amino spesifik yang hidrofilik. Hormon ini disintesis di
retikulum endoplasma kasar yang terdapat di berbagai sel endokrin. Biasaya
hormon tersebut itu disintesis sebagai protein besar yang tidak memiliki aktivitas
biologis (pra-prohormon) yang dipecah untuk membentuk prohormon. Prohormon
di transfer ke kompleks Golgi untuk dikemas dalam vesikel sekretoris. Sewaktu
proses itu berlangsung enzim-enzim didalam vesikel akan memecah prohormon
untuk menghasilkan hormon yang berukuran lebih kecil dan memiliki aktivitas
biologis serta fragmen-fragmen inaktif. Contoh hormon jenis ini adalah semua
hormon dari hipotalamus, hipofisis anterior, hipofisis posterior, pankreas, kelenjar
paratiroid, saluran pencernaan, ginjal hati, sel C tiroid, jantung. Bersifat larut air
yang memungkinkan hormon tersebut masuk kedalam sistem sirkulasi dengan
mudah.
Ciri khas :
Reseptor IGF, EGF, LDL, umumnya serupa dengan dengan re-septor insulin
ini. Reseptor untuk ANF yang memiliki aktifitas guanilil siklase juga termasuk
dalam kelas ini.
Reseptor hormon polipeptida yang mentransduksikan sinyal melalui
pengubahan kecepatan produksi cAMP ditandai dengan adanya tujuh buah
domain yang merentangkan membran plasma.
Gambar 3.2 Gambaran berbagai jenis reseptor membran dengan contoh masing-masing
METABOLISME
KARBOHIDRAT
Karbohidrat terdapat dalam monosakarida, dimana untuk dapat diserap oleh tubuh ia
harus diubah menjadi monosakarida terlebih dahulu.
a. Glukosa
Glikolisis
Glokolisis adalah perubahn glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat.
Terjasi di sitosol. Terutama di otot bergaris.
Bisa terjadi dalam konsi aerobic dan anaerobic.
Aerobik : 6/8 ATP + 2 Asam Piruvat
Anaerobik : 2 ATP + 2 Asam Laktat
Proses :
Oksidasi piruvat
Piruvat dipindahkan dari luar ke dalam mitokondria oleh simporter proton.
Proses ini dibantu oleh enzim piruvat dehidrogenase komplek dan
membutuhkan TPP, NAD+,dan Ko-A sampai terbentrukNADH, CO2, dan
Asetil KoA.
Melalui reaksi sebagai berikut :
CH3COOH +HsKoA + NAD+CH3CO-sKoA + CO2 + NADH + H+
Tahapan :
didekarboksilasi
menjadi derivat produk
oleh kompleks
Piruvat hidroksiietilamin sisa:
enzim piruvat
difosfat CO2
dehidrogenase
Terjadi:
Hidroksiietil tiamin
Membentuk asetil
difosfat + Lipoamid TDP dilepas
lipoamid
teroksidasi
2. Karena ada koA-SH,
hasil sampingan:
diubah jadi
Asetil lipoamid Lipoamid
Asetil koA
tereduksi
teroksidasi oleh
Lipoamid menjadi Flavoprotein
Flavoprotein
tereduksi tereduksi
(mengandung FAD)
Produk oksidasi piruvat berupa asetil koA, dimana akan dioksidasi melalui siklus asam
sitrat. Produk kedua yaitu NADH, dimana nantinya akan measuk rantai respirasi dan
fosforilasi oksidatif yang menghasilkan 3 ATP per 1 molekul NADH.
Siklus asam sitrat
a. Asetil Ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke dalam
siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Setelah
"mengantar" asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A memisahkan diri dari
asetil dan keluar dari siklus.
b. Asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air sehingga
terbentuk asam isositrat.
c. Asam isositrat mengalami oksidasi melepas ion H+, kemudian mereduksi NAD+
menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul CO2 dan membentuk asam a-
ketoglutarat (asam alpha ketoglutarat).
d. Asam a-ketoglutarat melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi melepaskan
satu ion H+ yang mereduksi NAD+ menjadi NADH. Asam a-ketoglutarat
mendapatkan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A. Setelah terbentuk
suksinil ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, terbentuk asam
suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat
menghasilkan energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus
fosfat anorganik menjadi satu molekul ATP.
e. Asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, diterima oleh
FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuk asam fumarat. Satu molekul air
ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan)
substrat pada asam fumarat, asam fumarat berubah menjadi asam malat.
f. Asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang
kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat
kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini akan mengikat asetil ko-A dan
menjalani siklus Krebs.
Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6
NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2. Molekul NADH dan FADH2 menjalani rangkaian
terakhir respirasi aerob, rantai transpor elektron.
b. Glikogen
Glikogenesis
Tahapan
Adalah sintesis glikogen dari glukosa yang terjadi di dalam hati dan otot.
Reaksi 1 :
Mg++
Glukosa + ATP Glukosa 6-p + ADP
Glukokinase / Heksokinase
Reaksi 2 :
Glukosa 6-p Glukosa 1-p
Fosfoglukomutase
Reaksi 3 :
Glukosa 1-p + UTP UDPG + Pirofosfat
UDPG Pirofosforilase
Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentuk-an glukosa 6-
fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan se-bagai senyawa kimia
berenergi tinggi. Enzim yang mengkatalisnya ada-lah glukokinase. Selanjutnya,
dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi
glukosa 1-fosfat.
ATP ADP
PPi UTP
Glikogenesis : pembentukan uridin difosfat glukosa (UDPG) dari glukosa,
melalui pembentukan glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat.
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP) dikatalis oleh UDPG
Pirofosforilase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat
(PPi).
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum untuk
biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai tumbuhan seperti tanaman
tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa dan fruktosa melalui mekanisme
biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDP-glukosa abereaksi dengan fruktosa 6-fosfat,
dikatalis oleh sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat yang kemudian de-
ngan enzim sukrosa fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa.
Enzim Glikogen sintetase (sintase)
Membentuk ikatan -1,4 Glikosidik (rantai lurus) dari glikogen. Enzim ini
memiliki dua bentuk:
- Aktif (glikogen sintase a) yang dapat dirubah menjadi gli-kogen sintase
b melalui reaksi fosforilasi oleh protein ki-nase.
- Tidak aktif (glikogen sintase b) yang juga dapat dirubah menjadi
glikogen sintase a dengan bantuan protein fos-fatase.
Saat kebutuhan glukosa meningkat enzim protein kinase akan menjadi
aktif dan mengubah glikogen sintase aktif menjadi inaktif mengakibatkan
proses glikogenesis terhambat.
Enzim Pencabang (Branching Enzyme)
Membentuk ikatan -1,6 Glikosidik (rantai cabang) dari gliko-gen.
Bagan
Glikogenolisis
Merupakan mekanisme pengubahan glikogen menjadi glukosa
Tahapan :
Residu glukosil paling luar molekul glikogen dibuang secara berurut-an
oleh enzim glikogen fosforilase melepaskan glukosa 1-fosfat.
(C6) n + Pi (C6) n-1 + glukosa 1-fosfat
Enzim tersebut spesifik untuk rangkaian 1-- 4 glikogen.
Berakhir pada empat residu dari titik cabang.
3 dari 4 unit glukosil yang tersisa dipindahkan ke rantai yang lain oleh
enzim ( -[1-- 4] --- -[1--4] glukan transferase) dan selanjut-nya akan
dipecah lagi oleh enzim glikogen fosforilase.
Satu unit glukosa yang terakhir yang merupakan ikatan [1---6] dipe-cah
juga menggunakan enzim pemutus cabang (debranching en-zyme)
(amilo[1---6] glukosidase.
Enzim fosfoglukomutase mengubah glukosa 1-fosfat glukosa 6-
fosfat.
Glukosa 6-fosfat dapat memasuki jalur glikolisis.
Di hati dan ginjal terdapat enzim glukosa 6 fosfatase yang spesifik yang
dapat memecah ikatan ester pada glukosa 6-fosfat dan mele-paskan
glukosa ke peredaran darah. Sedangkan di otot tidak dida-patkan enzim
tersebut, sehingga proses pemecahan hanya terjadi di hati saja.
Glukoneogenesis
Gliserol dan berbagai asam amino nantinya akan diubah menjadi piruvat.
Dimana, piruvat ini nantinya akan diubah menjadi glukosa, namun dalam
pengubahan ini tidak dengan reaksi pembalikan reaksi glikolisis karena
ada beberapa enzim yang bekerja secara irreversible seperti heksokinase,
fosfofruktokinase, piruvat kinase.
Maka prosesnya pun juga melalui tiga tahap :
PROTEIN
Protein adalah bentuk polimer dari asam amino. Asam amino yang dapat membentuk
protein ini disebut asam amino dasar, yang terdiri dari 20 jenis asam amino. Asam amino
dapat didapatkan dari makanan maupun pemecahan protein rangka. Mula-mula, ikatan
peptida protein diputus oleh enzim protease kemudian diuraikan menjadi asam amino
bebas oleh enzim peptidase.
Asam amino bebas memiliki dua gugus, yaitu gugus karboksil dan gugus amin. gugus
amin akan dilepas untuk membentuk urea sedangkan rantai karbon yang tersisa akan
dikataboisme membentuk senyawa amfibolik. Proses pembentukan urea diawali oleh
pelepasan gugus amin (-2 ) sehingga terbentuk amoniak (3 ) yang bersifat racun.
Detoksifikasi amonia terutama dilakukan dengan mengkonversinya menjadi glutamin
untuk diangkut ke hati. Deaminasi glutamin di hati akan melepaskan amonia yang
kemudian secara efisien akan dikonversi menjadi senyawa niontoksik yang kaya
nitrogen, yaitu urea melalui siklus berikut.
Selanjutnya, kerangka karbon yang tidak mengandung gugus amin akan dikatabolisme.
Prinsipnya sama dengan jalur sintesis asam amino, jadi kembali ke senyawa amfibolik
selanjutnya dioksidasi menurut jalur metabolisme karbohidrat atau oksidasi asam lemak.
Pada keadaan tertentu senyawa amfibolik dirubah menjadi glukosa untuk
mempertahankan kadar glukosa darah.
Kerangka karbon pada asam amino akan dikonversi menjadi intermediet amfibolik, yang
selanjutnya dapat diubah menjadi senyawa lain atau dioksidasi lebih lanjut menjadi
tenaga. Diketahui bahwa kerangka atom C asam amiino dapat diubah menjadi 7 jenis
senyawa amfibolik yaitu pirufat, asetil-KoA, asetoasetil-KoA, alfa ketoglutarat, suksinil-
KoA, fumarat, dan oksaloasetat. Asam amino yang kerangka C nya dapat membentuk
asetil Ko-A atau asetoasetil Ko-A disebut asam amino ketogenik karena dapat dirubah
menjadi badan keton atau lemak. Asam amino glikogenik/glukogenik merupakan asam
amino yang kerangka C nya dapat membentuk piruvat, suksinil Ko-A, alfa ketoglutarat,
fumarat dan oksaloasetat yang selanjutnya dapat diubah menjadi glikogen atau glukosa.
Pada katabolisme kerangka atom C asam amino dapat terjadi pemutusan kerangka atom
C yang menghasilkan dua bagian, yaitu bersifat ketogenik dan bagian yang lainbersifat
glikogenik/glukogenik.Asam amino yang demikian disebut mempunyai sifat campuran
ketogenik dan glukogenik.
LEMAK
Pemakaian lemak oleh tubuh sama pentingnya dengan pemakaian karbohidrat.
Seringkali, karbohidrat yang itelan bersama makanan irubah menjai trigliserida yang kemudian
disimpan dalam sel atau jaringan adipose dan dipakai dalam bentuk asam lemak yang dilepaskan
dari trigliserida sebagai sumber energi.
Hidrolisis trigliserida
Tahap pertama dalam penggunaan trigliserida dalam tubuh adalah hidrolisis trigliserida
menjai asam lemak dan gliserol. Kemudian asam lemak dan gliserol di tranpor dalam darah ke
jaringan yang aktif atau tempat terjadinya oksidasi kedua zat tersebut untuk menghasilkan
energi. Hampir semua sel kecuali sel saraf dan sel darah merah, dapat memakai asam lemak
sebagai sumber energi.
Gliserol, sewaktu memasuki jaringan yang aktif, segera diubah oleh enzim intra sel
menjadi gliserol-3-fosfat, yang memasuki jalur glikolisis untuk pemecahan glukosa dan
kemudian dipakai untuk menghasilkan energi.
Transport ini adalah proses yang diperantarai oleh pembawa yang memakai karnitin
sebagai zat pembawa. Begitu berada di mitokondria, asam lemak berpisah dengan karnitin dan
kemudian didegradasi dan dioksidasi.
Molekul asam lemak didegradasi dalam mitokondria oleh mekanisme oksidasi beta
dengan melepaskan segmen berkarbon dua secara progresif dalam bentuk asetil koenzim A (asetil
koA).
Molekul asetil koA yang dibentuk ke dari oksidasi beta akan masuk ke dalam siklus asam
sitrat. Pertama, asetil koA bergabung dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat
yang kemudian di degradasi menjadi karbon dioksida dan atom hydrogen. Hydrogen kemudian
akan masuk ke dalam siklus oksidasi kemiosmotik mitokondria. Reaksi akhir dari siklus asam
sitrat untuk tiap molekol asetil koA aalah sebagai berikut:
Jadi, hasil akhir dari pemecahan asetil koA yang berasal dari asam lemak sama dengan hasil
pemecahan asetil koA yang berasal dari glukosa.
Ketika tubuh memiliki kelebihan glukosa, glukosa tersebut akan di ubah menjadi
glikogen sebagai simpanan energi. Namun, sebagian besar sel, tidak mampu menyimpan
glikogen alam jumlah yang besar. Sebagai contoh, sel hati hanya mampu menyimpan 5% hingga
8% glikogen dari total berat hati an sel otot hanya 1% hingga 3% saja. Sehingga, apabila setelah
ikonfersi menjadi glikogen, masih ada kelebihan glukosa, maka langkah selanjutnya adalah
pengubahan glukosa menjadi lemak dalam bentuk trigliserida. Penyimpanan energi dalam lemak
ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. kemampuan berbagai sel tubuh untuk menyimpan lemak jauh lebih besar dari pada
penyimpanan dengan glikogen
2. tiap gram lemak mengandung hampir dua setengah kali kalori dari energi yang
dikandung dalam glikogen
PATOLOGI
Gigantisme
Diproduksinya banyak sekali hormon pertumbuhan akibat sel asidofilik
yaitu sel pembentuk hormon pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior
menjadi sangat aktif bahkan sampai timbul tumor asidofilik pada kelenjar
ini.
Bila keadaan tersebut terjadi sebelum masa remaja,sebelum epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang, tinggi badan orang tersebut akan
terus meningkat sehingga menjadi seperti raksasa.
Akromegali
Akromegali terjadi bila tumor asidofilik timbul sesudah masa remaja yaitu
sesudah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang,maka orang
tersebut tidak akan tinggi lagi tetapi tulangnya dapat menjadi lebih tebal
dan jaringan lunaknya dapat terus tumbuh.
Pembesaran tampak jelas terutama pada tulang tulang tangan dan
kaki,tulang tengkorak,hidung,penonjolan tulang dahi,rahang bagian bawah
dan bagian tulang vertebra sebab pertumbuhan tulang tulang ini tidak
berhnti pada waktu remaja.
Pada akromegali tulang rahang bagian bawah tampak menonjol ke
depan,hidung membesar samapai 2 kali ukuran normal,jari jari menjadi
sangat tebal sehingga ukurannya samapai dua kali ukuran normal,dan
terjadi perubahan pada tulang vertebra biasanya menyebabkan orang
tersebut bungkuk atau kifosis.
Defisiensi Laktase
Mengalami suatu kondisi yang disebut intoleransi. Biasanya terhadap makanan,
contohnya susu. Karna pada susu kandungan laktosa tinggi. Laktosa tidak bisa
diserab oleh tubuh, tekanan di ekstrasel tinggi akibatnya terjadi diare.
Defisiensi Aldolase
Intolerans terhadap fruktosa. Tubuh tidak bisa memecah fruktosa, sehingga
menyebabkan kadar glukosa rendah.
Fruktus Uria
Karena defisiensi fruktokinase. Fruktokinase berperan untuk merubah fruktosa
menjadi fruktosa 1 pospat. Dalam hal ini fruktosa tidak bisa dicerna oleh tubuh
dan akan dikeluarkan lewat urin.
Penyakit penimbunan Glikogen
Penyakit herediterkarena pengendapan glikogen. Terjadi kelemahan otot.