You are on page 1of 20

I.

ABSTRAK STOIKIOMETRI DAN TERMOKIMIA


Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan
metrein (mengukur). Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan
masa unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada
perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum
dasar ilmu kimia, diantaranya Hukum Kekekalan Massa, Hukum
Perbandingan Tetap, Hukum Dalton, Hukum Perbandingan Volum
(Hukum Gay Lussac), dan Hukum Avogadro. Termokimia adalah ilmu
yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-
proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam Termokimia, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut perpindahan energi,
yaitu Sistem, Lingkungan, Reaksi Eksoterm, dan Reaksi Endoterm. Kalor
merupakan perpindahan energi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu.
Pengukuran perubahan kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut kalorimeter.

II. PENDAHULUAN
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsure)
dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur
dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur
atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu
yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada
hukum-hukun dasar dan persamaan reaksi.
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan masa unsur-
unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan
kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu
kimia, diantaranya:

1
Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa dikemukakan oleh Antonio Laurent
Laoisier (1785) yang berbunyi : massa zat sebelum dan sesudah
reaksi sama.
Hukum Perbandingan Tetap
Hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi :
setiap senyawa terbentuk dari unsure-unsur dengan perbandingan
tetap.
Hukum kelipatan perbandingan / Hukum Perbandingan
Berganda (Hukum Dalton)
Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam
senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsure yang terikat
pada massa unsure lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan
sederhana.
Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac).
Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas
yang bereaksi dan dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan
sederhana.
Hukum Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah partikel yang sama pula.

Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor


dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi
kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih banyak berhubungan dengan
pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses-proses yang
berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud
atau perubahan wujud kristal.

Dalam Termokimia, ada dua hal yang perlu diperhatikan


menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Sistem
adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari

2
perubahan energi, sedangkan lingkungan adalah hal-hal diluar sistem yang
membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem.

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan


kalor dari sistem ke lingkungan .Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke
lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu system naik.Adanya
kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan system melepaskan kalor ke
lingkungan.

Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan


kalor dari lingkungan ke system. Dalam reaksi ini, kalor diserap oleh
sistem dari lingkungannya. Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan
oleh adanya penurunan suhu. Adanya penurunan suhu sistem inilah yang
mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.

Kalor merupakan perpindahan energi yang terjadi akibat adanya


perbedaan suhu. Jadi perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur
melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi.Pengukuran perubahan
kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter.Kalorimeter adalah pengukur jumlah kalor yang dilepas atau
diserap pada reaksi kimia.

Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau


penurunan suhu) air yang terdapat di dalam calorimeter dirumuskan
sebagai:

Q = m x c x T

Keterangan: m = massa air dalam kalorimeter (gram)

c = kalor jenis air dalam calorimeter (J/gK atau J/g0C)

T = perubahan suhu (0C atau 0K)

III. BAHAN DAN METODE

3
Alat-alat : Stoikiometri
Tabung reaksi
Erlenemeyer
Balon tiup
Pipet Volumetrik
Rak tabung reaksi

Termokimia
Kalorimeter
Termometer
Gelas Piala
Tabung reaksi
Rak tabung Reaksi

Bahan- bahan : Stoikiometri

Na2CO3
HCl 1 M
CaCl2
Pita Mg

Termokimia
Serbuk Zn
CuSO4 1M
HCl 2M
NaOH 2M

Reaksi : Na2CO3 (l) + CaCl2 (l) --> NaCl (l) + CaCO3 (s)

Cara Kerja :

STOIKIOMETRI

4
1. Pengaruh Reaksi yang Terbatas
Disiapkan 6 tabung reaksi dengan diameter yang sama, dan yang
dilengkapi dengan sumbat karet yang baik.
Ditempatkan tabung-tabung tersebut pada rak tabung.
Dengan menggunakan pipe, dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi 5 ml larutan Na2CO3.
Ditambahkan juga ke dalam masing-masing tabung larutan CaCl2
dengan konsentrasi 1M ; 0,5 M ; 0,5 M ; 1 M ; 0,1 M ; 0,05 M .
Semua tabung segera ditutup dengan sumbat karet. Dikocok kuat-
kuat. Jumlah pengocokan untuk setiap tabung harus sama (misal 20
kali).
Setelah itu, dibiarkan tabung pada rak tabung selama 15 20 menit
sampai semua endapan terkumpul pada dasar tabung.
Endapan yang terbentuk dibandingkan dengan mengambil tabung
no. 3 sebagai pembanding.

2. Hubungan Antara Mol Pereaksi dengan Mol Produk


Disiapkan 1 erlenmeyer 125ml, dan dimasukkan dengan hati-hati
50ml larutan HCl 1M ke dalam Erlenmeyer menggunakan corong
agar labu tidak terbasahi.
Ditimbang 49cm pita mg (setara dengan 0,75 gram). Dililit pita
Mg tersebut dan ditempatkan dalam leher Erlenmeyer. Hati-hati
jangan sampai pita mg bersentuhan dengan larutan HCl dalam labu.
Dipasang balon yang telah disediakan pada mulut Erlenmeyer, dan
agar tertutup rapat pakailah pita perekat.
Didorong pita Mg dari leher Erlenmeyer hingga masuk ke dalam
larutan HCl dengan menggunakan jari diluar balon. Sesekali putar
erlemeyer, sampai tidak terjadi reaksi lagi. Dicatat semua
pengamatan pada laporan sementara.

TERMOKIMIA

5
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
Dimasukkan 20 ml air ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya
selama 5 menit, berselang 1 menit.
Dipanaskan 20 ml ke dalam piala gelas sampai kenaikan suhu kira-
kira 10C dari suhu kamar. Dicatat temperaturnya selama 5 menit,
berselang 1 menit.
Dicampurkan air panas itu ke dalam kalorimeter yang berisi air
dingin. Dikocok dan dicatat temperatur maksimum yang konstan.
Dihitung tetapan kalorimeternya.

2. Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4


Dimasukkan 40 ml CuSO4 ke dalam kalorimeter. Dicatat
temperaturnya.
Ditimbang 3 gram serbuk Zn . (Ar Zn = 65,4)
Dimasukkan serbuk Zn ke dalam kalorimeter yang berisi larutan
CuSO4. Dicatat temperatur maksimum yang konstan.

3. Penentuan Kalor Penetralan HCl NaOH


Dimasukkan 20 ml HCl 1 M ke dalam kalorimeter. Dicatat
termperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.
Diukur 20 ml NaOH 1 M dan diatur temperaturnya sedemikian
sehingga sama dengan temperatur larutan HCl.
Dicampurkan larutan NaOH ini dengn larutan HCl dan kalorimeter.
Dicatat temperaturya selama 5 menit, berselang 1 menit.

4. Kalor Kelarutan Berbagai Zat


Zat-zat yang akan diamati kalor pelarutnya adalah NaOH, Na2SO4,
NaCl,NH2SO4, CaCl2, dan KI.
Dimasukkan zat ke dalam tabung reaksi setinggi kurang lebih 1
cm.

6
Ditambahkan air yang temperaturnya diketahui setinggi 5 cm.
Dikocok tabung dan isinya selama 5 menit.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. STOIKIOMETRI
1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas

Mmol Mmol produk yang


Konsentrasi Mmol
CaCl2 di hitung
Na2CO3
No dalam 5
Tinggi dalam 5
tabun ml
Na2CO3 CaCl2 endapan ml larutan
g larutan NaCl CO3
(M) (M) yang
yang
dipakai
dipakai
1. 5 1 0.6 5 5 10 5
2. 5 0.5 0.6 5 2.5 5 2.5
3. 5 0.25 0.6 5 1.25 2.5 1.25
4. 5 0.1 0.5 5 0.50 1.0 0.5
5. 5 0.05 0.48 5 0.25 0.5 0.25

a. Reaksi 1

Na2CO3 + CaCl2 2 NaCl + CaCO3

5 mmol 5 mmol 0 0

5 mmol 5 mmol 10 mmol 5 mmol

0 0 10 mmol 5 mmol

7
b. Reaksi 2

Na2CO3 + CaCl2 2 NaCl + CaCO3

5 mmol 2.5 mmol 0 0

2.5 mmol 2.5 mmol 5 mmol 2.5 mmol

2.5 mmol 0 5 mmol 2.5 mmol

c. Reaksi 3

Na2CO3 + CaCl2 2 NaCl + CaCO3

5 mmol 1.25 mmol 0 0

1.25 mmol 1.25 mmol 2.5 mmol 1.25 mmol

3.75 mmol 0 2.5 mmol 1.25 mmol

d. Reaksi 4

Na2CO3 + CaCl2 2 NaCl + CaCO3

5 mmol 0.5 mmol 0 0

0.5 mmol 0.5 mmol 1 mmol 0.5 mmol

4.5 mmol 0 1 mmol 0.5 mmol

8
e. Reaksi 5

Na2CO3 + CaCl2 2 NaCl + CaCO3

5 mmol 0.25 mmol 0 0

0.25 mmol 0.25mmol 0.5mmol 0.25 mmol

4.75 mmol 0 0.5mmol 0.25mmol

2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk

Volume Bobot Mg Waktu


Erlenmeyer Pengamatan
HCl (ml) (gram) reaksi
1. 50 0.05 02 25 Gas H2 yang dihasilkan sedikit
Gas H2 yang dihasilkan agak
2. 50 0.10 03 28
lebih banyak
3. 50 01.15 05 01 Gas H2 yang dihasilkan banyak

9
Persamaan Reaksi Mg dan HCl

Mg + 2 HCl MgCl2 + H2

a. Reaksi 1
Mg + 2 HCl MgCl2 + H2

0.05 50 mmol 0 0

24

2.083 mmol 4.167 mmol 2.083 mmol 2.083 mmol

0 45.833 mmol 2.083 mmol 2.083 mmol

Volume H2 = Mr x n

Yang terbentuk = 2 x 2.083

= 4.167 mg

= 4.167.10-6 L

b. Reaksi 2
Mg + 2 HCl MgCl2 + H2

0.1 50 mmol 0 0

24

4.167 mmol 8.334 mmol 4.167 mmol 4.167 mmol

0 41.666 mmol 4.167 mmol 4.167 mmol

10
Volume H2 = Mrx n

Yang terbentuk = 2 x 4.167

= 8.334 mg

= 8.334.10-6 L

c. Reaksi 3
Mg + 2 HCl MgCl2 + H2

0.15 50 mmol 0 0

24

6.25 mmol 12.5 mmol 6.25 mmol 6.25 mmol

0 37.5 mmol 6.25 mmol 6.25 mmol

Volume H2 = Mrx n

Yang terbentuk = 2 x 6.25

= 12.5 mg

= 12.5.10-6 L

B. TERMOKIMIA
1. Penentuan Tetapan Kalorimetri
Grafik Penentuan Tetapan Kalorimeter
(temperaturoK)
Air panas-----------------------
t
Campuran----------------------
T
Air biasa----------------------
1 2 3 4 5 (waktu {menit})

11
Air Biasa (0C) Air Panas (0C) Air Campuran (0C)
T0 28.5 39.0 31.0
MENIT 1 28.5 38.5 30.7
MENIT 2 28.5 38.0 30.5
MENIT 3 28.5 37.5 30.2
MENIT 4 28.5 37.2 30.1
MENIT 5 28.5 36.8 30.0

Kalor yang diterima airbiasa Q1 = m x S x T

Q1 = 20 x 4.2 x {(31+273)-(28.5+273)}

= 210 J

Kalor yang diterima airpanas Q2 = m x S x T

Q2 = 20 x 4.2 x {(39+273)-(31+273)}

= 672 J

Q3 = Q2 Q1

= 672 J 210 J

= 462 J

TetapanKalorimetri = m x S x (t - T)

= 20 x 4.2 x (8-2.5)
2.5

= 184.8 J/K

2. Penentuan Kalor Reaksi Zn CuSO4

12
Massa serbuk Zn = 2.990 gram

Tetapan Kalorimeter = 184.8 J/K

Kalor Jenis Larutan = 4.00 J/K g-1

Campuran larutan CuS04 dengan serbuk Zn

Waktu (menit) Temperature ( 0C ) Temperature ( 0K )


awal 30 303
1 30 303
2 30.5 303.5
3 30 303
4 30 303
5 30 303

Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu

Massa jenis larutan ZnSO4 = 1.14 g/cm3

Kalor jenis larutan ZnSO4 = 4.00 J/K g-1

Volume CuSO4 = 40 ml = 0.04 L

To CuSO4 = 303oK

T akhir campuran Zn + CuSO4 = 303oK

T = 0 oC

Massa larutan ZnSO4 = massa jenis ZnSO4 x volume CuSO4

= 1.14 x 40

= 45.6 gram

Kalor yang diserap Kalorimeter = Tetapan kalorimeter x T

13
= 184.8 J/K X 0

=0J

Kalor yang diserap larutan = massa ZnSO4 kalor jenis ZnSO4 x T

= 45.6 gram x 4.00 J/K g-1 x 0

=0J

Kalor reaksi = kalor kalorimeter + kalor diserap larutan

=0J

Mol pereaksi CuSO4 = M X Vol( L)

= 1 M X 0.04 L

= 0.04 mol

H (EntalpiReaksi) = 0
J/K
0.04

3. Penentuan Kalor Penetralan HCL NaOH

Berat jenis larutan = 1.02 g/cm2

Kalor jenis larutan = 4.02 J/K g-1

HCl + NaOH NaCl + H20

Waktu (menit) Temperature ( 0C ) Temperature ( 0K )


Awal 29 302
1 29 302
2 29 302
3 30 303
4 30 303
5 30 303

T awal NaOH = 30 0C = 303 0K

14
T awal campuran = 32 0C = 305 0K

T = T awal campuran T awal HCl

= 305 0K 303 0K = 3 0K

Massa larutan = bj larutan x V

= 1.02 x 40

= 40.8 gram

Mol = 40.8

58.5

= 0.6794 mol

Kalor yang diserap kalorimetri Q1 = tetapan kalorimetri x T

= 184.8 J/K X 3 K

= 554.4 J

Kalor yang diserap larutan Q2 = masa larutan x kalor jenis larutan x T

= 40.8 g x 4.02 J/K g-1 x 3 K

= 492.048 J

Kalor reaksi Q3 = Q1 + Q2

= 554.4 J + 492.048 J

= 1046.448 J

H penetralan = Q3

= 1046.448 J

0.6794 mol
15
= 1500.499 J/ mol

4. Kalor pelarutan berbagai zat

Zat yang Temperature Temperature larutan


Reaksi
diamati air 1 2 3 4 5
NaOH 31 31 31.5 30 31.5 31.5 Eksoterm
Na2SO4
31 30.5 32 32 33 33 Eksoterm

NaCl 31 31 31 32 33 32.5 Endoterm

(NH4)2SO4 31 31 31 32 32 32.5 Eksoterm

CaCl2 31 31 31.5 33 33 32 Eksoterm

KI 31 31 32 32.5 32 32 Eksoterm

V. PEMBAHASAN
A. STOIKIOMETRI
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur)
dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur
dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam
unsure atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri
adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaankimia) yang
didasarkan pada Hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi.
Berdasarkan hasil percobaan stoikiometri yang dilakukan, ada dua
variasi percobaan yang dilakukan yaitu Pengaruh banyaknya reaksi
yang terbatas Na2CO3 dengan CaCl2 dan Hubungan antara mol
pereaksi dengan mol produk Mg dengan HCl.
1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas.

16
Perbedaan tinggi yang dihasilkan dari reaksi ini adalah tergantung
dari konsentrasi Na2CO3 serta molaritas CaCl2 yang digunakan.
Semakin tinggi konsentrasi larutan yang direaksikan dengan
jumlah volume yang sama akan menghasilkan produk hasil reaksi
yang lebih banyak, dan banyaknya endapan putih CaCO3 yang
terbentuk tergantung pada konsentrasi larutannya. Semakin kecil
konsentrasi larutan yang direaksikan maka hasil reaksi akan
semakin sedikit dan penambahan CaCl2 dengan volume yang sama
tetapi konsentrasi berbeda akan mempengaruhi terbentuknya
endapan. Hasil reaksi tersebut terbatas pada konsentrasi tertentu.
2. Hubungan Antara mol Pereaksi dengan Mol Produk
Berdasarkan hasil percobaan variasi Hubungan antara mol pereaksi
dengan mol produk Mg dengan HCl, dapat dianalisa bahwa pita
Mg tidak dapat bereaksi dengan air melainkan bereaksi dengan
HCl didapatkan pengamatan berupa gas H2 yang terbentuk dari
hasil reaksi eksoterm dimana gas H2 yang terbentuk terdesak dan
ditampung dalam balon karet.
Reaksi ini berdasarkan bobot pita Mg yang digunakan. Semakin
besar bobot pita Mg yang direaksikan dengan HCl konsentrasi 1 N
maka gelembung gas H2 yang terbentuk akan semakin besar dan
membutuhkan waktu yang lama dalam reaksinya, sebaliknya
semakin kecil bobot pita Mg yang direaksikan dengan HCL
konsentrasi 1 N maka gas H2 yang terbentuk akan semakin sedikit
dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mereaksikan pita Mg
dengan HCl.
Dalam reaksi Mg dengan bobot 0.05 gram dan 50 ml HCL 1 N
terbentuk volume gas H2 yang paling kecil (4.167.10-6L) dengan
waktu reaksi 02 menit 25 detik, sedangkan volume gas H2 yang
paling besar dihasilkan (12.5.10-6L) yaitu dari reaksi 0.15 gram
Mg dan 50 ml HCL 1 N dengan waktu reaksi 05 menit 1 detik.

17
B. TERMOKIMIA
Termokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau
proses kimia dan fisika. Bahasan dalam termokimia adalah tentang
jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi
serta cara pengukuran kalor reaksi.
Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada
kumparan kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air suling.
Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar (akibat perbedaan
potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan
kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan
kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya.
Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang
dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor/panas.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang
digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan
kalor dari lingkungan ke sistem yang ditandai dengan adanya
penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem. Reaksi eksoterm adalah
reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan yang ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di
sekitar sistem. .
Pada percobaan ini, dilakukan pencampuran antara aquades yang
tidak dipanaskan dan aquades yang dipanaskan. Dengan memasukkan
air ke dalam kalorimeter sambil diaduk dan dihitung suhunya maka
diperoleh suhu sebelum pencampuran air panas dari menit ke 1 sampai
menit 5 sebesar 28,5C. Suhu yang tetap tersebut dikarenakan belum
adanya kalor yang diserap oleh kalorimeter sehingga suhu air dari
menit ke 1 sampai menit 5 sama.

18
Setelah pencampuran air panas, suhu yang semula tetap naik secara
perlahan karena kalorimeter telah menyerap panas dari pencampuran
air tersebut. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa semakin lama
pencampuran maka suhu akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan
air tersebut melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan. Pada menit-
menit terakhir, suhu yang dihitung pada termometer tidak berubah
suhunya, ini membuktikan sifat kalorimeter yaitu menjaga suhu, dan
tidak ada pengaruh dari lingkungan.
Sifat-sifat kalorimeter adalah menjaga suhu suatu zat dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara
adiabatik yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke
dalam kalorimeter. Berdasarkan azas Black yaitu kalor yang diterima
oleh kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat yang
dicari kalor jenisnya.
Dari data-data yang diperoleh, dapat dihitung T kalor lepas air
panas sebesar 8K, T kalor diterima air biasa 2,5K, Kalor yang dilepas
air panas 672 J, Kalor yang diterima air biasa 210 J, dan dengan
menggunakan asas Black yaitu Q lepas=Q terima diperoleh Q
kalorimeter sebesar 462 J. Sehingga dari hasil tersebut didapat tetapan
kalorimetri maka diperoleh 184,8 J/K.
VI. KESIMPULAN
A. STOIKIOMETRI
1. Pengaruh Reaksi yang Terbatas
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi menentukan
hasil reaksi yang dihasilkan, besarnya hasil reaksi akan ditentukan
oleh jumlah pereaksi pembatas.
2. Hubungan antara Mol Pereaksi dengan Mol Produk
Berdasarkan hasil praktikum hubungan antara mol pereaksi dengan
mol produk dapat disimpulkan bahwa volume gas H2 yang
terbentuk pada tiap Erlenmeyer adalah sama. Hal ini sesuai dengan
hukum perbandingan volume atau hukum Gay Lussac.
B. TERMOKIMIA

19
Reaksi antara Zinc dan Tembaga (II) sulfat merupakan reaksi eksoterm
karena mengjasilkan energi.Reaksi penetralan asam klorida oleh
natrium hidroksida merupakan reaksi endoterm karena keduanya
membutuhkan energi.Dengan percobaan sederhana, diperoleh harga
tetapan kalorimeter sebesar 184,8 J/K.

20

You might also like