You are on page 1of 13

Kelompok 5

Tahun 2014/2015

ISOTERM FREUNDLICH

Abstrak

Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada


permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaan zat tersebut. Proses ini membentuk lapisan adsorbat. Pengerjaan
dilakukan dengan titrasi Asam Oksalat pada konsentrasi 0.3 M, 0.2 M, 0.1 M,
0.05 M, 0.01 M, dan 0.005 M dengan NaOH sebagai titrasi sebelum ditambahkan
arang aktif. Pengerjaan juga dilakukan dengan menambahkan 0.5 gram arang aktif
ke dalam setiap 100 ml larutan asam oksalat (masing-masing konsentrasi)
didiamkan selama 30 menit. Sebelum dititrasi arang yan telah dicampur dengan
Larutan Asam Oksalat disaring terlebih dahulu. Diperoleh data yang hasilnya
diplotkan ke dalam suatu grafik linier log C terhadap log (x/m) sehingga akan
diperoleh nilai tetapan k dan n. Nilai tetapan k yang diperoleh adalah 0.1388 dan
nilai tetapan n adalah 1,6492.

I. PENDAHULUAN

Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada


permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaan zat tersebut. Proses ini membentuk lapisan adsorbat. Adsorbat adalah
suatu molekul atau atom yang diakumulasi pada permukaan adsorben.

Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul - molekul pada permukaan zat
padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya -
gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya - gaya ini menyebabkan zat padat dan
zat cair mempunyai gaya adsorpsi.

Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi, zat yang diserap masuk
ke dalam absorben, sedangkan adsorbsi adalah zat yang diserap hanya terdapat
pada permukaan adsorben. Contoh gejala adsorpsi antara lain:

1. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas, seperti CO2, SO2, Cl2, dll.

1
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

2. Logam platina atau logam nikel biasa digunakan saat hidrogenasi


minyak.
3. Karbon aktif dapat menghilangkan warna pada molases.

Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu;

1) Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya van der waals dan
merupakan suatu proses bolak-balik antara gaya tarik menarik antara zat terlarut
dan adsorban lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan zat
pelarutnya maka zat yang terlaut akan diadsorbsikan pada permukaan adsorban.

2) Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut
yang teradsorbsi.

Perbedaan adsorpsi fisik dan kimia

Adsorbsi Fisik Adsorbsi Kimia

Molekul terikat pada adsorben oleh Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan
gaya van der Waals kimia
Mempunyai entalpi reaksi 4 sampai 40 Mempunyai entalpi reaksi 40 sampai
kJ/mol 800 kJ/mol
Dapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan monolayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu di
Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
bawah titik didih adsorbat
Jumlah adsorpsi pada permukaan
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan karakteristik adsorben dan
merupakan fungsi adsorbat
adsorbat
Tidak melibatkan energi aktifasi tertentu Melibatkan energi aktifasi tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik

Dalam adsorbsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat


adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari
pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang
dalam hal ini berupa senyawa karbon.

2
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat (gas, cair)


pada permukaan zat lain (padatan, cair) akibat adanya kesetimbangan gaya.
Zatyang mengadsorbsi disebut dengan adsorben dan zat yang teradsorbsi disebut
adsorbat. Adsorben umumnya adalah padatan, sedangkan adsorbatnya adalah
cairanatau gas. Proses adsorbsi merupakan proses kesetimbangan baik adsorbsi
gasmaupun cairan. Contoh proes adsorbsi yang digunakan sehari-hari misalnya
ialah:

1) Penyerapan air oleh zat pengering

2) Penghilangan warna dalam industri tekstil

3) Penghilangan zat warna pada pabrik gula

4) Pengeringan udara atau pengambilan uap air dengan silika gel


padalaboratorium

Adsorbsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat
padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-
gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan
zat cair, mempunyai gaya adsorbsi. Adsorbsi berbeda dengan absorbsi. Pada
absorbsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorbsi zat
yang diserap hanya terdapat pada permukaannya.

Kemampuan suatu zat untuk dapat mengalami adsorpsi dilihat dari


beberapa faktor. Beberapa faktor yang memengaruhi proses adsorpsi antara lain:

1. Keberadaan adsorbat dan adsorben.


2. Luas permukaan adsorben.
3. Aktivasi adsorben.
4. Kondisi lingkungan, seperti suhu, tekanan, dll.

3
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

Ada dua persamaan yang sering dipakai untuk menjelaskan proses


adsorbsi pada permukaan zat padat :

1. Isoterm Freundlich

Pada tahun 1909, Freundlich menemukan persamaan empiris untuk


menjelaskan adsorpsi isoterm pada adsorpsi suatu gas oleh adsorben padat
pada tekanan tertentu. Persamaan ini dikenal dengan sebutan Freundlich
Adsorption Isotherm atau Isoterm Freundlich.

x 1
= kC n
m

Keterangan:

x = jumlah zat yang teradsorpsi (mol/L)

m = jumlah adsorben (gram)

C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah mencapai kesetimbangan


adsorpsi

k, n = tetapan

Persamaan tersebut belum linier, dengan me-log-kan persamaan


tersebut maka diperoleh persamaan baru yang linier, yaitu:

1
log() = log + log

Y b a x

4
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

Grafik 1. Hubungan antara log C dengan log (x/m)

2. Isoterm Langmuir

Pada tahun 1916, Irving Langmuir menemukan model isoterm lain


pada adsorpsi gas dalam padatan. Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan
pada beberapa asumsi, yaitu:

1. Permukaan adsorben seragam, jadi seluruh rongga / tempat zat


teradsorpsi adalah sama.
2. Molekul yang teradsorpsi tidak berinteraksi.
3. Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer).
4. Panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan.

Isoterm ini menjelaskan tentang formasi monolayer dari adsorbat pada


permukaan adsorben sampai keadaan maksimum, yaitu tidak terjadi
adsorpsi lagi (Dada, 2012). Berikut ini adalah persamaan Langmuir:

0 . .
=
1 + .

Keterangan:

Ce = konsentrasi adsorbat (mg/L)

qe = jumlah logam yang teradsorpsi dalam adsorben (mg/g)

Q0 = kapasitas maksimum tertutupnya adsorben (mg/g)

5
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

Kl = tetapan Isoterm Langmuir (L/mg)

Persamaan ini dapat dilinierisasikan menjadi persamaan baru. Berikut


ini adalah persamaan Isoterm Langmuir setelah dilinierisasikan:

1 1 1
= +
0 0 . .

II. BAHAN dan METODE


Berikut bahan dan alat yang digunakan dalam melakuka percobaan
Isoterm Freundlich :
BAHAN ALAT
Asam oksalat Pipet Volume 10ml
konsentrasi (1; 0,1; 0,01) M Pipet Volume 20ml
Charcoal aktif 30 gram Buret 50ml
Erlemenyer 250ml 12Buah
Larutan NaOH 0,1M
Corong
Gelas Ukur 100ml
Labu Takar 100ml
Kertas Saring kasar

Metode
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Ditimbang 0.5 gram arang aktif dalam erlenmeyer 250 ml sebanyak
enam kali.
3. Ditambahkan masing - masing 100.00 ml larutan asam oksalat dengan
konsentrasi 0.3 M, 0.2 M, 0.1 M, 0.05 M, 0.01 M, dan 0.005 M.
4. Diaduk aduk semua erlenmeyer dan didiamkan selama 30 menit
sehingga tercapai keseimbangan.
5. Disaring dengan menggunakan kertas saring kasar keenam larutan
dalam setiap erlenmeyer.

6
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

6. Diambil 10.00 ml filtrat dengan pipet volum pada masing masing


erlenmeyer.
7. Dipindahkan ke dalam erlenmeyer 100 ml yang berbeda.
8. Ditambahkan indikator phenolphtalein sebanyak 3 tetes untuk
masing masing erlenmeyer dan dititrasi dengan menggunakan
konsentrasi NaOH yang sesuai dengan tabel berikut ini:

Konsentrasi asam Konsentrasi


oksalat (titrat) NaOH (titran)
0.3 M 0.1 M
0.2 M 0.1 M
0.1 M 0.1 M
0.05 M 0.1 M
0.01 M 0.01 M
0.005 M 0.001 M

III. HASIL DAN PERHITUNGAN

Konsentrasi Volume Asam Konsentrasi Volume NaOH (ml)


Asam Oksalat Oksalat NaOH Tanpa arang + Arang
0.3 M 10 ml 0.1 M 53.8 47.5 53.7 54.5
0.2 M 10 ml 0.1 M 36.5 33.9 35.7 35.65
0.1 M 10 ml 0.1 M 20.7 20.6 18.2 18.2
0.05 M 10 ml 0.1 M 10.4 10.3 8.7 8.8
0.01 M 10 ml 0.01 M 9.5 9.9 13.9 14.1
0.005 M 10 ml 0.001 M 101.8 102.0 68.0 68.5

Menghitung rata rata titrasi:

Larutan 0.3 M
53.8+47.5
Tanpa arang = = 50.65 ml
2
53.7+54.5
Dengan arang = = 54.1 ml
2

7
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

Larutan 0.2 M
36.5+33.9
Tanpa arang = = 35.2 ml
2
35.7+35.65
Dengan arang = = 35.68 ml
2

Larutan 0.1 M
20.7+20.6
Tanpa arang = = 20.65 ml
2
18.2+18.2
Dengan arang = = 18.20 ml
2

Larutan 0.05 M
10.4+10.3
Tanpa arang = = 10.35 ml
2
8.7+8.8
Dengan arang = = 8.75 ml
2

Larutan 0.01 M
9.5+9.9
Tanpa arang = = 9.7 ml
2
13.9+14.1
Dengan arang = = 14.0 ml
2

Larutan 0.005 M
101.8+102
Tanpa arang = = 101.9 ml
2
68+68.5
Dengan arang = = 68.25 ml
2

Larutan Konsentrasi Asam Oksalat Konsentrasi Asam


induk awal Tanpa arang (Cta) + Arang (C) Oksalat yang diadsorpsi
arang (x = Cta C)
0.3 M 0.5065 M 0.5410 M -0.0345 M
0.2 M 0.3520 M 0.3568 M -0.0048 M
0.1 M 0.2065 M 0.1820 M 0.0245 M
0.05 M 0.1035 M 0.0875 M 0.0160 M
0.01 M 0.0097 M 0.0140 M -0.0043 M

8
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

0.005 M 0.0102 M 0.0068 M 0.0034 M

Menghitung konsentrasi asam oksalat (titrat):


M asam oksalat =

Larutan 0.3 M
0.1 50.65
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.5065 M
10
0.1 54.1
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.5410 M
10

Larutan 0.2 M
0.1 35.2
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.3520 M
10
0.1 35.68
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.3568 M
10

Larutan 0.1 M
0.1 20.65
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.2065 M
10
0.1 18.20
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.1820 M
10

Larutan 0.05 M
0.1 10,35
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.1035 M
10
0.1 8,75
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.0,0875 M
10

Larutan 0.01 M
0.01 9.7
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.0097 M
10
0.01 14
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.0140 M
10

Larutan 0.005 M
0.001 101.9
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.0102 M
10

9
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

0.001 68.25
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.0068 M
10

Larutan induk X m x/m Log(x/m) C Log C


awal
0.3 M -0.0345 0.5 -0.0690 * 0.5410 -0.2668
0.2 M -0.0048 0.5 -0.0096 * 0.3568 -0.4476
0.1 M 0.0245 0.5 0.0490 -1.3098 0.1820 -0.7399
0.05 M 0.0160 0.5 0.0320 -1.4949 0.0875 -1.0580
0.01 M -0.0043 0.5 -0.0086 * 0.0140 -1.8539
0.005 M 0.0034 0.5 0.0067 -2.1720 0.0068 -2.1659
Ket: *) tidak dapat dihitung

berikut kurva yang antara log x dan log c:

ISOTERM FLEUNDRICH
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0

-0.5

y= 0,6063 x -0,85778
-1
log x/m
-1.5

-2

-2.5
log C

10
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

Dari kurva diatas, diperoleh data adalah nilai intercept sebesar -0,85778 dan nilai
slope sebesar 06063. Dengan menggunakan data yang ada, nilai tetapan k dan n
dapat dihitung. Rumus isoterm Freundlich adalah:

1
log() = log + log

Dimana, log k = intercept dan 1/n = slope. Maka:

log = 0,85778

= 100,857788

= 0.1388

1
=

1
= 0.6063

= 10.6063

= 1,6492

11
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

IV. PEMBAHASAN

Pada praktik adsorpsi dengan prinsip isotherm freundlich, digunakan zat


arang aktif (karbon)sebagai adsorbanya itu suatu media penyerap dan adsorbat
yaitu substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya
dalam hal ini digunakan H2C2O4.. Dilakukan titrasi menggunakan metode
alkalimetri dimana penggunaan NaOH sebagai larutan baku dan Phenolptalein
sebagai indikator. Titrasi ini dilakukan duplo dan menggunakan
blangko.Konsentasi H2C2O4 yang digunakan pada praktik ini yaitu 0.1 M dan 0.05
M, sedangkan konsentrasi NaOH adalah 0.1 M.

Hasil yang didapatkan dari percobaan ini yaitu volume titrasi NaOH 0.1M
- H2C2O4 0.1M dan 0.05M yang tanpa arang lebih besar daripada volume titrasi
yang dihasilkan dengan menggunakan arang. Hal ini disebapkan arang aktif telah
bertindak sebagai adsorban dimana mampu mengadsorpsi senyawa organik.
Peristiwa adsorpsi yang terjadi berlangsung selektif dan spesifik, sehingga titrasi
oleh erlenmeyer berisi arang menghasilkan volume yang lebih sedikit. Hal lain
yang perlu diperhatikan dalam praktik adsorpsi ini adalah suhu, luas permukaan
adsorban, konsentrasi zat terlarut dan jenis adsorben dan adsorbat. Suhu
berbanding lurus dengan proses adsorpsi, semakin tinggi suhu maka proses
adsorpsi semakin cepat dan begitu sebaliknya. Jenis adsorban baik polar maupun
non polar akan mengikat kuat adsorbat yang memiliki sifat sama dengan sifat
adsorban. Ukuran partikel dan luaspermukaan merupakan karakteristik penting
karbonaktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon
mempengaruhi tingkat adsorbsi. Tingkat adsorbs naik dengan adanya penurunan
ukuran partikel.

Selain itu volume yang dihasilkan H2C2O4dengan konsentrasi 0.1 M lebih


besar daripada konsentrasi 0.05 M sebab hubungan antara konsentrasi baku
primer dengan volume larutan baku yang digunakan adalah berbanding lurus.
Semakin besar konsentrasi baku primer maka volume larutan baku yang
digunakan semakin banyak. Indikator PP (phenolphtalein) digunakan pada titrasi
ini karena menunjukan perubahan warna atau titik akhir titasi pada trayek pH 8.0
9.8. larutan baku yang digunakan yaitu NaOH merupakan basa yang dapat

12
Kelompok 5
Tahun 2014/2015

diidentifikasi oleh indikator PP. Pada awal larutan diberi 3 tetes indikator PP
tetapi belum terdapat perubahan warna karena pH larutan masih berada dibawah
7. Ketika dititrasi dengan larutan baku NaOH harus sambil digoyangkan agar
tetesan dapat bercampur dengan larutan baku primer secara homogen. Titik akhir
titrasi ditunjukan dengan perubahan warna menjadi merah muda seulas (MMS).

Kurva kalibrasi yang digunakan hanya tiga titik yaitu pada konsentrasi 0.1
M, 0.05 M, dan 0.005 M karena konsentrasi 0.3 M, 0.2 M, dan 0.001 M asam
oksalat murni lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi asam oksalat setelah
diadsorpsi oleh arang aktif Oleh karena itu, konsentrasi 0.3 M, 0.2 M dan 0.001 M
tidak digunakan. Hal ini menyebabkan konsentrasi yang bernilai negatif. Jika nilai
negatif dilogkan, maka tidak dapat dihitung. Jadi, hanya tiga dari enam data yang
bernilai positif dipakai untuk menghitung tetapan k dan tetapan n.

V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah kita laksanakan tentang Isoterm Freundlich


dengan menggunakan zat arang aktif (karbon) sebagai adsorbanya dan adsorbat
adalah H2C2O4 yang kemudian dititrasi dengan Larutan NaOH diperoleh tetapan k
adalah 0.1388 dan tetapan n adalah 1.6492.

13

You might also like