Professional Documents
Culture Documents
Tahun 2014/2015
ISOTERM FREUNDLICH
Abstrak
I. PENDAHULUAN
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul - molekul pada permukaan zat
padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya -
gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya - gaya ini menyebabkan zat padat dan
zat cair mempunyai gaya adsorpsi.
Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi, zat yang diserap masuk
ke dalam absorben, sedangkan adsorbsi adalah zat yang diserap hanya terdapat
pada permukaan adsorben. Contoh gejala adsorpsi antara lain:
1. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas, seperti CO2, SO2, Cl2, dll.
1
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
1) Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya van der waals dan
merupakan suatu proses bolak-balik antara gaya tarik menarik antara zat terlarut
dan adsorban lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan zat
pelarutnya maka zat yang terlaut akan diadsorbsikan pada permukaan adsorban.
2) Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut
yang teradsorbsi.
Molekul terikat pada adsorben oleh Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan
gaya van der Waals kimia
Mempunyai entalpi reaksi 4 sampai 40 Mempunyai entalpi reaksi 40 sampai
kJ/mol 800 kJ/mol
Dapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan monolayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu di
Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
bawah titik didih adsorbat
Jumlah adsorpsi pada permukaan
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan karakteristik adsorben dan
merupakan fungsi adsorbat
adsorbat
Tidak melibatkan energi aktifasi tertentu Melibatkan energi aktifasi tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik
2
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
Adsorbsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat
padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-
gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan
zat cair, mempunyai gaya adsorbsi. Adsorbsi berbeda dengan absorbsi. Pada
absorbsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorbsi zat
yang diserap hanya terdapat pada permukaannya.
3
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
1. Isoterm Freundlich
x 1
= kC n
m
Keterangan:
k, n = tetapan
1
log() = log + log
Y b a x
4
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
2. Isoterm Langmuir
0 . .
=
1 + .
Keterangan:
5
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
1 1 1
= +
0 0 . .
Metode
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Ditimbang 0.5 gram arang aktif dalam erlenmeyer 250 ml sebanyak
enam kali.
3. Ditambahkan masing - masing 100.00 ml larutan asam oksalat dengan
konsentrasi 0.3 M, 0.2 M, 0.1 M, 0.05 M, 0.01 M, dan 0.005 M.
4. Diaduk aduk semua erlenmeyer dan didiamkan selama 30 menit
sehingga tercapai keseimbangan.
5. Disaring dengan menggunakan kertas saring kasar keenam larutan
dalam setiap erlenmeyer.
6
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
Larutan 0.3 M
53.8+47.5
Tanpa arang = = 50.65 ml
2
53.7+54.5
Dengan arang = = 54.1 ml
2
7
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
Larutan 0.2 M
36.5+33.9
Tanpa arang = = 35.2 ml
2
35.7+35.65
Dengan arang = = 35.68 ml
2
Larutan 0.1 M
20.7+20.6
Tanpa arang = = 20.65 ml
2
18.2+18.2
Dengan arang = = 18.20 ml
2
Larutan 0.05 M
10.4+10.3
Tanpa arang = = 10.35 ml
2
8.7+8.8
Dengan arang = = 8.75 ml
2
Larutan 0.01 M
9.5+9.9
Tanpa arang = = 9.7 ml
2
13.9+14.1
Dengan arang = = 14.0 ml
2
Larutan 0.005 M
101.8+102
Tanpa arang = = 101.9 ml
2
68+68.5
Dengan arang = = 68.25 ml
2
8
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
M asam oksalat =
Larutan 0.3 M
0.1 50.65
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.5065 M
10
0.1 54.1
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.5410 M
10
Larutan 0.2 M
0.1 35.2
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.3520 M
10
0.1 35.68
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.3568 M
10
Larutan 0.1 M
0.1 20.65
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.2065 M
10
0.1 18.20
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.1820 M
10
Larutan 0.05 M
0.1 10,35
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.1035 M
10
0.1 8,75
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.0,0875 M
10
Larutan 0.01 M
0.01 9.7
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.0097 M
10
0.01 14
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.0140 M
10
Larutan 0.005 M
0.001 101.9
M asam oksalat (tanpa arang) = = 0.0102 M
10
9
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
0.001 68.25
M asam oksalat (dengan arang) = = 0.0068 M
10
ISOTERM FLEUNDRICH
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5
y= 0,6063 x -0,85778
-1
log x/m
-1.5
-2
-2.5
log C
10
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
Dari kurva diatas, diperoleh data adalah nilai intercept sebesar -0,85778 dan nilai
slope sebesar 06063. Dengan menggunakan data yang ada, nilai tetapan k dan n
dapat dihitung. Rumus isoterm Freundlich adalah:
1
log() = log + log
log = 0,85778
= 100,857788
= 0.1388
1
=
1
= 0.6063
= 10.6063
= 1,6492
11
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
IV. PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini yaitu volume titrasi NaOH 0.1M
- H2C2O4 0.1M dan 0.05M yang tanpa arang lebih besar daripada volume titrasi
yang dihasilkan dengan menggunakan arang. Hal ini disebapkan arang aktif telah
bertindak sebagai adsorban dimana mampu mengadsorpsi senyawa organik.
Peristiwa adsorpsi yang terjadi berlangsung selektif dan spesifik, sehingga titrasi
oleh erlenmeyer berisi arang menghasilkan volume yang lebih sedikit. Hal lain
yang perlu diperhatikan dalam praktik adsorpsi ini adalah suhu, luas permukaan
adsorban, konsentrasi zat terlarut dan jenis adsorben dan adsorbat. Suhu
berbanding lurus dengan proses adsorpsi, semakin tinggi suhu maka proses
adsorpsi semakin cepat dan begitu sebaliknya. Jenis adsorban baik polar maupun
non polar akan mengikat kuat adsorbat yang memiliki sifat sama dengan sifat
adsorban. Ukuran partikel dan luaspermukaan merupakan karakteristik penting
karbonaktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon
mempengaruhi tingkat adsorbsi. Tingkat adsorbs naik dengan adanya penurunan
ukuran partikel.
12
Kelompok 5
Tahun 2014/2015
diidentifikasi oleh indikator PP. Pada awal larutan diberi 3 tetes indikator PP
tetapi belum terdapat perubahan warna karena pH larutan masih berada dibawah
7. Ketika dititrasi dengan larutan baku NaOH harus sambil digoyangkan agar
tetesan dapat bercampur dengan larutan baku primer secara homogen. Titik akhir
titrasi ditunjukan dengan perubahan warna menjadi merah muda seulas (MMS).
Kurva kalibrasi yang digunakan hanya tiga titik yaitu pada konsentrasi 0.1
M, 0.05 M, dan 0.005 M karena konsentrasi 0.3 M, 0.2 M, dan 0.001 M asam
oksalat murni lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi asam oksalat setelah
diadsorpsi oleh arang aktif Oleh karena itu, konsentrasi 0.3 M, 0.2 M dan 0.001 M
tidak digunakan. Hal ini menyebabkan konsentrasi yang bernilai negatif. Jika nilai
negatif dilogkan, maka tidak dapat dihitung. Jadi, hanya tiga dari enam data yang
bernilai positif dipakai untuk menghitung tetapan k dan tetapan n.
V. KESIMPULAN
13