You are on page 1of 29

KEGUNAAN SEJARAH.

Sejarah adalah pengalaman-pengalaman yang terjadi pada masa lampau dalam suatu
masyarakat. Kemudian pengalaman-pengalaman tersebut dipelajari agar memperoleh manfaat
dan arti penting bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang. Dengan belajar sejarah maka
orang akan mengetahui prestasi-prestasi yang pernah dicapai oleh generasi pendahulunya,
kebudayaan bangsanya sendiri serta kebudayaan bangsa lain. Dengan belajar sejarah maka
orang akan memperoleh nilai-nilai positif yang perlu diteruskan dan dikembangkan,
sedangkan nilai-nilai negatif ditinggalkan.

a. Kegunaan sejarah secara intrinsik

Menurut Sartono Kartodirjo sejarah mempunyai kegunaan genetis dan kegunaan didaktik.
Pada kegunaan genetis maka nilai-nilai luhur yang terdapat didalam setiap peristiwa masa
lampau perlu diwariskan secara turun temurun agar dapat membentuk watak manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Sedangkan pada kegunaan didaktik atau
pendidikan nilai-nilai luhur yang terdapat pada peristiwa masa lampau perlu diwariskan pada
generasi muda agar dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Dengan
demikian maka sejarah secara intrinsik memiliki kegunaan edukatif atau pendidikan dan
kegunaan intruktif atau memberikan pelajaran.

1. Kegunaan Edukatif ( Meberikan Pendidikan )

Banyak manusia yang belajar dari sejarah atau pengalaman, baik yang dilakukan sendiri, oleh
orang lain atau oleh generasi sebelumnya. Maka kita sering mendengar ungkapan
Belajarlah dari sejarah atau Sejarah mengajarkan kepada kita . Menurut C.P. Hill
fungsi sejarah bagi peserta didik adalah untuk :

a. memuaskan rasa ingin tahu tentang orang lain, para pahlawan, dan membangkitkan
kekaguman tentang kehidupan manusia pada masa lampau.

b. mewariskan kebudayaan umat manusia kepada para siswa.

c. membantu mengembangkan rasa cinta tanah air dikalangan siswa.

Melalui sejarah manusia dapat mengembangkan potensi dirinya dengan cara meniru
pengalaman-pengalaman yang baik serta membuang pengalaman yang tidak baik dari
generasi sebelumnya. Pengalaman yang baik contohnya adalah ditemukkannya mesin uap
oleh James Watt, dapat mengembangkan kemampuan melalui bidang teknologi.

2. Kegunaan Instruktif ( Memberikan Pelajaran )

Sejarah dapat memberikan pengetahuan dan ilmu kepada siswa atau kepada siapa saja para
peminat sejarah. Sejarah adalah ilmu terbuka baik dari sudut teori maupun metodologi. Di
mana ilmu sejarah berupaya menjelaskan dan membantu manusia memahami berbagai hal
atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia dimasa lalu.Dengan mengetahui masa
lampau, maka dapat membantu setiap orang dalam menentukan sikap untuk masa sekarang
dan masa yang akan datang. Sehingga orang akan melestarikan masa lalu, prestasi-prestasi
yang pernah dicapai oleh generasi sebelumnya. Kemudian diwariskan kembali kepada
generasi penerusnya dengan cara memberikan pengetahuan sejarah. Dengan mengetahui
masa lampau maka dapat diambil nilai-nilai, norma-norma untuk pendidikan moral,
penalaran yang bijakana, perubahan, keindahan dan budi pekerti luhur.

b. Kegunaan sejarah secara eksintrik

1. Kegunaan sejarah secara inspiratif

Sejarah berguna untuk memberikan inspirasi atau pemikiran. Berbagai peristiwa pada masa
lampau akan memberikan inspirasi pada pembentukan moral dan karakter bangsa ( nation
building ). Misalnya semangat 1945 yang memiliki nilai-nilai persatuan dan kesatuan, rela
berkorban, berjuang tanpa pamrih dan cinta tanah air.Melalui sejarah maka generasi muda,
khususnya pelajar dan mahasiswa dapat memiliki inspirasi dan dapat berpartisipasi dalam
pembangunan bangsa melalui bidang pendidikan dengan cara menyerap dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian sejarah dapat menimbulkan munculnya ide-ide
serta kreatifitas bagi kalangan para pemuda dan rangka turut serta melaksanakan
pembangunan bangsa.

2. Kegunaan sejarah secara rekreatif

Biasanya situ-situs sejarah dan prasejarah disamping sebagai kekayaan ilmiah, juga dapat
dijadikan tempat pariwisata, yang akan membawa dampak bagi perekonomian daerah
maupun nasional. Karena dengan melihat jejak-jejak sejarah pada situs-situs tersebut orang
akan diajak kembali berekreasi menikmati keindahan masa lampau. Maka dalam fungsi
rekreatif sejarah berperan sebagai pemandu atau memberikan petunjuk-petunjuk penting
terhadap peninggalan-peninggalan sejarah. Dari sejarah maka orang akan memperoleh
informasi secara lengkap terhadap peninggalan-peninggalan sebagai bukti bahwa pada masa
lampau manusia telah mengembangkan kebudayaannya dari berbagai aspek kehidupan Oleh
karena itu peristiwa masa lampau harus disusun menjadi kisah sejarah yang menarik serta
dapat menimbulkan minat orang untuk membacanya. Karena kisah-kisah dalam sejarah itu
sendiri berhubungan dengan tempat yang sangat jauh ( spasial ) dengan waktu yang demikian
panjang ( temporal ).

KEGUNAAN SEJARAH

Melalui sejarah,kita diajak untuk memahami,menghargai serta menghormati kebudayaan dan


prestasi orang lain.mwlalui sejarah.manusia tidak hanya mengagumi sejarah bangsanya
sendiri,tetapi jg sejarah bangsa lain.mempelajari sejarah berarti belajar memahami masa
lalu,masa kini,dan masa depan.oleh Karenna itu,kegunaan sejarah dpt di lihat secara
interinsik maupun ekstrinsik.

GUNA SEJARAH SECARA INTRINSIK

Secara intrinsic,sejarah berguna sebagai ilmu,sebagai cara mengetahui masa lampau,sebagai


pernyataan pendapat,dan sebagai profesi. Sebagai ilmu,sejarah adalah ilmu yg terbuka atau
berkembang baik dari sudut teori maupun metodenya. Dengan mengetahui keadaan pada
masa lampau,orang dapat mengambil dua sikap.pertama,orang akan melaestarikan masa
lampau itu penuh makna.kedua,orang akan menolaknya Karenna menganggap peninggalan
masa lampau tidak diperlukan lagi.

Sejarah juga berguna untuk menyatakan pendapat,pendatat yg dinyatrkan oleh para penulis
sejarah umumnya ditunjukan untuk memberikan masukan bagi segenap elemen bangsa agar
tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan yg pernah terjadi sebelumnya.Sejarah juga dapat
berguna sebagai profesi.ada banyak profesi yg berkenaan dengan sejarah.diantaranya adalah
guru sejarah,pegawai sejarah,peneliti sejarah,dan penulis.namun tidak jarang,jenis profesi
lain,misalnya wartawan dan sastrawan juga mwmpunyai bakat dan kemampuan untuk
menjadi peneliti dan penulis sejarah.

GUNA SEJARAH SEBAGAI EKSTRINSIK

Ecara eksterinsik,sejarah dapat memberikan sumbangan bagi berbagai aspek pendidikan di


luar kepentingan keilmuansejarah.dilihat melalui hubungan sebab akibat yg dikandung dalam
setiap peristiwa sejarah.ata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang artinya
pohon. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus
berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang
lebih maju dan maka dari itu sejarah di umpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon
yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang paling kecil yang kemudian bisa
diartikan silsilah. Syajarah dalam arti silsilah berkaitan dengan babad, tarikh, mitos dan
legenda. Dalam bahasa Inggris kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia,
dalam bahasa Jerman kata sejarah (geschichte) berarti sesuatu yang telah terjadi, sedangkan
dalam bahasa Latin dan Yunani kata sejarah (histor atau istor) berarti orang pandai. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian sejarah pun mengalami perkembangan.

Menurut Dr. Kuntowijoyo sejarah dapat diartikan dua macam:


A.SEJARAH DALAM ARTI NEGATIF
1.Sejarah itu bukan mitos
Meskipun sama-sama menceritakan masa lalu, sejarah berbeda dengan mitos. Mitos
menceritakan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas dan kejadiannya tidak masuk akal di
masa sekarang contohnya dari jawa ada mitos tentang Raja dewatasangkar pemakan manusia
yang dikalahkan oleh Ajisaka, sedangkan dalam sejarah semua peristiwa secara tepat
diceritaka waktu dan tempat terjadinya.
2. Sejarah bukan filsafat
Sejarah mempelajari sesuatu yang konkret, sedangkan filsafat itu abstrak dan spekulatif,
dalam arti hanya berkaitan dengan pikiran umum.
3.Sejarah bukan ilmu alam
Sejarah menuliskan sesuatu yang khas atau unik, sedangkan ilmu alam menuliskan sesuatu
yang umum.
4. Sejarah itu bukan sastra
Perbedaan sejarah dengan sastra ada 4 hal yaitu cara kerja, kebenaran, hasil keseluruhan, dan
kesimpulan.
Gambar: Sejarah
B. SEJARAH DALAM ARTI POSITIF
1. Sejarah adalah ilmu tentang manusia
Karena yang dipelajari adalah manusia dalam sebuah peristiwa bukan cerita masa lalu
manusia secara keseluruhan.
2. Sejarah adalah ilmu tentang waktu
Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi sejarah adalah ilmu tentang waktu
yang mencangkup empat hal yaitu

a. Perkembangan, terjadi bila masyarakat secara terus menuerus bergerak dari bentuk
yang sederhana ke bentuk yang kompleks.

b. Kesinambungan, terjadi bila seuatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi


lembaga-lembaga lama.

c. Pengulangan, terjadi bila seuatu peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi
lagi di masa sekarang.

d. Perubahan, terjadi bila masyarakat mengalami pergerakan dan perkembanganyang


besar dalam waktu yang singkat yang disebabkan oleh pengaruh dari luar.

3. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial


Dalam sejarah yang dipelajari bukan hanya akativitas manusia saja, melainkan aktifitas
manusia yang mempunyai makna sosial
4. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang terperinci dan tertentu
Sejarah adalah sejarah tertentu. Sejarah harus menulis peristiwa, tempat, dan waktu yang
hanya sekali terjadi. Sedangkan sejarah harus terperinci artinya sejarah harus menyajikan
yang kecil-kecil, tidak terbatas pada hal-hal yang besar.
C. Pengertian Sejarah Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya
1. Sejarah sebagai peristiwa
Peristiwa merupakan aktivitas manusia yang hanya sekali terjadi dan hilang bersama dengan
lewatnya waktu, yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas lain. Sejarah sebagai peristiwa
adalah peristiwa masa lampau, dalam arti peristiwa sebagaimana terjadi.

2. Sejarah sebagai kisah


Sejarah sebagai kisah adalah peristiwa yang sudah terjadi diungkap kembali melalui tulisan
maupun lisan. Peristiwa sejarah yang dimaksud terutama peristiwa-peristiwa penting yang
menyangkut kehidupan manusia secara umum.
3. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai ilmu dikarenakan sejarah sebagai pengetahuan. Ilmu pengetahuan sejarah
seperti halnya ilmu pengetahuan lainnya mulai berkembang pada abad ke-19. Pengetahuan ini
meliputi kondisi-kondisi masa manusia yang hidup pada suatu jenjang sosial tertentu.
Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah

a. Sejarah itu mempunyai obyek, yaitu aktivitas dan peristiwa di masa lampau.

b. Sejarah itu mempunyai teori, yaitu memberi penjelasan tentang kapan sesuatu itu
terjadi.

c. Sejarah itu mempunyai metode, yaitu bahwa suatu pernyataan dari peneliti itu harus
didukung oleh bukti-bukti sejarah. Proses rekonstruksi sejarah mulai dari heuristic
(mencari sumber sejarah), kritik sumber, interpretasi data sampai dengan penulisan
hasil penelitian (historiografi), harus berdasarkan metode. Dengan metode itu
rekonstruksi sejarah akan menghasilkan tulisan sejarah ilmiah dan penulisan sejarah
tanpa dilandasi oleh metode sejarah hanya akan menghasilkan tulisan populer yang
uraiannya bersifat deskriptif naratif dan tidak menunjukkan ciri-ciri karya ilmiah
sejarah.

d. Sejarah bersifat sistematis, yaitu sejarah sebagai kisah ditulis secara sistematis.
Hubungan antar bab dengan hubungan antar sub bab pada setiap bab disusun secara
kronologis, sehingga uraian secara keseluruhan bersifat diakronis (memanjang
menurut alur waktu). Uraian sistematis akan menunjukkan hubungan antara stu fakta
dengan fakta lain yang bersifat kasalitas (hubungan sebab akibat) karena sejarah
merupakan proses.

4. Sejarah sebagai seni


Sejarah sebagai seni merupakan sejarah tentang pengetahuan rasa. Sejarah memerlukan
pemahaman dan pendalaman. Sejarah tidak saja mempelajari segala sesuatu gerakan dan
perubahan yang tampak di permukaan tetapi juga mempelajari motivasi yang mendorong
terjadinya perubahan.
Adapun ciri-ciri sejarah sebagai seni antara lain:

a. Sejarah menentukan intuisi, yaitu pemahaman langsung dan instingtif selama masa
penelitian berlangsung.
b. Sejarah memerlukan imajinasi, yaitu untuk membayangkan apa yang sebelum,
sekarang dan sesudah kejadian sebuah peristiwa.

c. Sejarah memerlukan emosi, yaitu untuk membuat orang yang membaca tulisan
sejarah seolah-olah hadir menyaksikan sendiri peristiwa itu.

d. Sejarah memerlukan gaya bahasa.

D. FUNGSI INTRINSIK SEJARAH


1. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai ilmu artinya siapa saja dapat mengaku sebagai sejarawan secara sah asal
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai ilmu.
2. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
Terhadap sejarah setelah orang mengetahui masa lampaunya pasti akan melestarikan atau
menolaknya.
3. Sejarah sebagai pernyataan pendapat
Banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat.
4. Sejarah sebagi profesi
Tidak semua lulusan sejarah dapat tertampung dalam profesi kesejarahannya dan malah tidak
sedikit yang menjadi guru di luar ilmunya.

E. FUNGSI EKSTRINSIK SEJARAH


Fungsi sejarah yang penting untuk dipahami adalah fungsi edukatif yang mencakup:
1. Sejarah sebagi pendidikan moral
Jika pendidikan moral harus berbicara tentang benar dan salah maka sejarah harus berbicara
dengan fakta. Fakta sangat penting dalam sejarah tanpa fakta tidak boleh bersuara.
2. Sejarah sebagai pendidikan penalaran
Mempelajari sejarah secara kritis atau menulis sejarah secara ilmiah akan mendorong
meningkatkan daya nalar orang yang bersangkutan.
3. Sejarah sebagai pendidika politik
Sejarah mengandung pendidikan politik karena peristiwa tertentu menyangkut tindakan
politik atau kegiatan bersifat politik.
4. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan
Kebijakan di masa lampau sangat mungkin dapat dijadikan bahan acuan dalam menghadapi
kehidupan di masa kini.
5. Sejarah sebagai pendidikan perubahan
Sejarah adalah proses yang menyangkut perubahan. Pada dasarnya kehidupan manusia terus
berubah, walaupun kadar perubahan dari waktu ke waktu tidak sama. Perubahan itu karena
disengaja atau tidak disengaja. Sejarah bisa relevan dengan perubaan asalkan tidak
mempelajari waktu yang terlalu jauh.
6. Sejarah sebagai pendidikan keindahan
Pengalaman estetik akan datang melalui mata waktu kita antara lain datang ke monumen,
candi, istana dan membaca. Kita hanya diminta untuk membuka hati dan perasaan.
7. Sejarah sebagai alat bantu
Sejarah sebagai pengetahuan dan ilmu dapat membantu menjelaskan permasalahan yang
dikaji oleh ilmu-ilmu lain seperti antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, hukum, dan lain-
lain.
8. Sejarah sebagai latar belakang
Tanpa mengetahui sejarah latar belakang maka seseorang tidak akan menjadi terampil.
9. Sejarah sebagai bukti
Sejarah selalu dipakai untuk membenarkan perbuatan.

F. KEGUNAAN SEJARAH
Sejarah mempunyai beberapa kegunaan atau manfaat antara lain:
1. Kegunaan Edukatif
Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.
Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga
dari generasi sebelumnya. Dengan belajar sejarah seseorang akan senantiasa berdialog
anatara masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang
berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif
sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan
harapan masa yang akan datang.
2. Kegunaan Inspiratif
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca dan pendengarnya.
Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau konsep-konsep baru kreatif yang
berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan
semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun
dalam upaya mnumbuhkan harga diri bangsa.
3. Kegunaan Rekreatif
Sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan sejarah
yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media hiburan yang rekreatif.
4. Kegunaan Instruktif
Kegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang
teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil penelitian sejarah yang menyangkut
penemuan-penemuan teknik sepanjang sejarah kehidupan manusia, dimana sejarah masing-
masing penemuan tersebut diperlukan bagi usaha menjelaskan prinsip-prinsip kerja teknik-
teknik tertentu dalam masa setelahnya.

Manfaat Kegunaan Sejarah- Apakah kegunaan mempelajari sejarah? Mempelajari sejarah


tentu banyak gunanya. Sebab, sejarah berbicara tentang kehidupan manusia. Kegunaan
mempelajari sejarah yaitu sebagai berikut.

1. Sejarah Bersifat edukatif


Edukatif berarti nilai-nilai yang mengandung unsur pendidikan. Orang sering berkata
Belajar dari sejarah, Belajarlah dari masa lalu. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti
bahwa sejarah memiliki kegunaan yang dapat mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa lalu
harus menjadi pelajaran buat kita, orang sering menyatakan ambillah hikmahnya. Hikmah
dapat diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita. Peristiwa yang terjadi pada masa
lalu memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai
yang bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran,
kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, sejarah banyak memberikan
pengajaran moral.Sejarah yang mengandung nilai-nilai kebenaran misalnya, dapat kita lihat
dalam perjuangan para nabi. Kita sudah sering membaca dan mendengar bagaimana
tantangan yang dihadapi oleh para nabi dalam melakukan misi. Misi yang diemban oleh para
nabi adalah menegakkan kebenaran yang sudah ditugaskan oleh Tuhan. Kebenaran yang
diperjuangkan oleh para nabi adalah mengajak manusia untuk melaksanakan ajaran Tuhan,
agar hidup manusia itu menjadi selamat baik di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi
perjuangan yang dilakukan oleh para nabi itu tidak sedikit yang mendapat tantangan dari para
kaumnya. Para nabi tersebut dicerca, dihina, bahkan sampai akan dibunuh. Para nabi tak
gentar menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Mereka bersikukuh memperjuangkan
misinya. Perjuangan yang dilaksanakan oleh para nabi tersebut dalam perkembangan
kemudian ada hasilnya. Misalnya agama sampai sekarang mengalami perkembangan.Nilai
kebenaran dapat pula kita lihat dalam perjuangan para pahlawan kita ketika menghadapi
penjajah. Penjajahan pada dasarnya merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yaitu penjajahan
biasanya melakukan tindakan menindas kepada bangsa lain oleh bangsa yang menjajah.
Tindakan penindasan itu, akan menimbulkan reaksi dalam bentuk perlawanan yang dilakukan
oleh masyarakat yang terjajah.Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda di Indonesia
menimbulkan perlawanan dari bangsa Indonesia, baik perlawanan dalam bentuk fisik maupun
nonfisik. Dalam bentuk fisik dapat berupa peperangan, seperti Perang Diponegoro, Perang
Paderi, Perang Aceh, dan lain-lain. Perlawanan dalam bentuk nonfisik, misalnya perjuangan
yang dilakukan oleh para pemimpin pergerakan kebangsaan. Perlawanan yang dilakukan oleh
para pejuang tersebut, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik pada dasarnya adalah
perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran, yaitu kemerdekaan. Kemerdekaan
merupakan hak azasi setiap individu yang harus diperjuangkan. Tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh para pejuang tersebut ternyata memberikan hasil yang dapat kita rasakan
sampai sekarang, yaitu kemerdekaan. Aspek nilai yang bisa kita tarik dari perjuangan para
pejuang tersebut adalah apabila kita memiliki sesuatu cita-cita yang mengandung nilai-nilai
kebenaran maka haruslah kita perjuangkan. Risiko dan tantangan apa pun harus kita hadapi
dalam memperjuangkan sebuah kebenaran. Apabila kita sungguh-sungguh dan serius dalam
memperjuangkan sebuah kebenaran, maka pada suatu saat perjuangan kita akan ada hasilnya.
Gambar 1.4 Museum Sribaduga Jawa Barat tempat peninggalan benda-benda bersejarah
yang dapat digunakan untuk Pendidikan Sejarah yang bersifat edukatif (Sumber:
www.cityquest.nl)

Nilai-nilai keadilan terdapat pula dalam suatu peristiwa sejarah. Dalam bertindak, kita harus
bersikap adil terutama ketika kita menjadi pemimpin. Jatuh bangunnya sebuah kerajaan atau
kekuasaan dalam sejarah, dapat dilihat dari bagaimana kebijakan para raja atau penguasa
dalam melakukan kebijakan yang memberikan keadilan bagi rakyatnya. Kita dapat membaca
dalam sejarah, terdapat raja-raja yang bersifat otoriter dan menindas rakyat.
Kebijakankebijakan yang diambilnya lebih banyak menguntungkan raja dan keluarganya.

Raja dan keluarganya hidup bermewahan, sedangkan rakyatnya hidup sengsara. Tindakan
penguasa tersebut menimbulkan reaksi dari rakyat. Reaksi yang timbul, misalnya
pemberontakan. Akibat pemberontakan tersebut, kekuasaan raja berakhir, diganti oleh sebuah
dinasti baru. Bahkan yang paling mengerikan ada raja yang diganti tersebut dihukum oleh
rakyatnya dengan hukuman yang mengerikan. Nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa ini
adalah bahwa kita harus berbuat adil. Apabila kita tidak berbuat adil, akan menimbulkan
balasan kelak yang dapat menyengsarakan kita.Kebijakan raja atau penguasa sebagaimana
telah dicontohkan di atas, dapat pula mengandung nilai-nilai kejujuran. Pada umumnya
penguasa yang menindas merupakan cerminan dari seorang penguasa yang tidak jujur. Dia
menunjukkan berbagai kebohongan, mengeluarkan pernyataan-pernyataan kepada rakyat
seolah-olah tindakannya benar. Padahal dibalik pernyataannya tersebut banyak mengandung
ketidakjujuran. Rakyat dibohongi oleh berbagai pernyataannya. Bahkan kebohongan bisa
semakin meluas, tidak hanya dilakukan oleh raja, tetapi dilakukan pula oleh aparat kerajaan
dan keluarganya. Mereka memberikan kesan bahwa kerajaannya merupakan kerajaan yang
mementingkan dan memperhatikan rakyatnya. Padahal kenyataannya tidak, yang terjadi
sebaliknya. Raja, pejabat kerajaan, dan keluarganya lebih mementingkan diri sendiri daripada
kepentingan rakyatnya. Fenomena sejarah kerajaan seperti ini, biasanya kerajaan itu berakhir
dengan keadaan yang tragis. Sebagai akibat munculnya pemberontakan rakyat. Hal ini, bagi
kita harus menjadi pelajaran.Apabila kita tidak berbuat jujur maka akan mencelakakan kita
sendiri kelak. Keberanian merupakan suatu modal untuk mencapai kemajuan. Dalam sejarah,
kita banyak belajar bagaimana bangsa yang memiliki keberanian dapat menjadi bangsa yang
maju. Keberanian yang dimaksud di sini adalah keberanian dalam memperjuangkan cita-cita
yang positif. Misalnya, sejarah bangsa Jepang memberikan suatu nilai bagaimana bangsa
Jepang dapat menjadi maju seperti saat ini disebabkan oleh nilai-nilai keberanian. Bangsa
Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki nilai atau etos kerja yang tinggi. Nilai-nilai
tersebut terbentuk melalui proses perjalanan sejarah yang cukup panjang.Nilai-nilai
keberanian yang tercermin dalam kelompok Samurai Jepang, kemudian diimplementasikan
dalam industrialisasi sehingga tercapai sebuah modernisasi. Modernisasi yang dicapai oleh
Jepang berakar dari tradisi Jepang. Perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan, banyak
mengandung nilai rela berkorban. Mereka berjuang melawan penjajah bukan untuk
kepentingannya sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Banyak
pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam melawan penjajah, misalnya mereka
dipenjara, dibuang ke daerah lain, diasingkan dari pergaulan masyarakatnya. Sebagai contoh,
Pangeran Diponegoro pernah dibuang keManado dan Makasar. Para tokoh pergerakan
banyak yang dibuang ke Boven Digul (daerah Papua sekarang). Boven Digul adalah suatu
tempat yang terletak di pedalaman Papua (dulu Irian Jaya). Untuk sampai ke daerah ini, harus
melalui jalan air yaitu menggunakan kapal. Daerah Boven Digul merupakan daerah rawan
penyakit malaria. Banyak para pejuang yang terkena penyakit malaria.Walaupun para
pejuang tersebut diperlakukan oleh penjajah dengan perlakukan yang buruk, tidak membuat
sikap mereka berubah terhadap penjajah.Sikap rela berkorban yang ditunjukkan oleh para
pejuang tersebut patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai edukatif yang
kita pegang dari nilai-nilai sejarah, tidaklah berarti kita harus mengkultuskan masa lalu. Kita
tetap saja harus bersikap kritis terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Sikap
kekritisan itulah justru yang dapat mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai apa yang
dapat kita kembangkan dalam konteks kehidupan saat ini. Janganlah sampai kita melupakan
sejarah. Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati sejarahnya. Masa lalu harus menjadi pelajaran dalam menatap hari esok yang
lebih baik. Sejarah adalah guru kehidupan, sebagaimana pepatah yang menyatakan Historia
magistra vitae.

2. Sejarah Bersifat inspiratif


Sejarah banyak menghasilkan berbagai karya, baik karya seni maupun karya sastra. Karya-
karya tersebut banyak memberikan inspirasi bagi seniman untuk berkreasi dalam
menciptakan karya-karyanya. Bahkan karya-karya seni pada masa lalu tidak sedikit yang
memiliki nilai seni yang sangat tinggi, sulit untuk dicapainya pada zaman sekarang. Karya
seni tersebut dapat menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali peninggalan-
peninggalan yang memiliki karya seni yang bernilai tinggi. Misalnya candi-candi yang
dibangun oleh para raja.Karya seni pada masa lalu di samping memiliki nilai seni yang tinggi
juga menunjukkan kemampuan teknologi yang sudah maju pada zamannya. Misalnya, Candi
Borobudur merupakan sebuah bangunan monumental yang memiliki nilai seni sangat tinggi.
Kamu dapat membayangkan bagaimana masyarakat saat itu menumpukkan batu-batu dengan
tidak dilem (pakai semen) seperti sekarang ini dapat berdiri dengan megah hingga ratusan
tahun. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi pembangunan mereka saat itu begitu tinggi.
Relief-relief yang diukir begitu rapinya pada tumpukan batu-batu. Kemampuan teknologi
bangunan dalam Candi Borobudur dapat memberikan inspirasi bagi para ahli bangunan
bagaimana membuat bangunan yang lebih kokoh. Bahkan relief-relief yang ada di Candi
Borobudur pun dapat memberikan inspirasi bagi pengembangan seni rupa.Kreasi seni masa
lalu tidak identik dengan ketinggalan zaman. Karya seni masa lalu banyak memberikan kreasi
bagi para ahli seni saat ini dalam mengembangkan karyanya. Perkembangan seni mode saat
ini misalnya, banyak diwarnai oleh inspirasi karya seni masa lalu. Para kreator seni
memadukan model masa lalu dengan masa sekarang. Misalnya dalam seni mode berpakaian
atau busana. Busana-busana yang dikreasi saat ini banyak mendapatkan inspirasi dari karya
masa lalu. Sehingga ketika busana itu ditampilkan menjadi lebih menarik.Bagitu pula halnya
dalam seni bangunan. Para kreator seni bangunan banyak mengkreasi model-model seni
bangunan masa lalu dengan masa sekarang. Kita sering melihat adanya restoran-restoran,
hotel-hotel, dan tempat-tempat hiburan menyajikan bentuk bangunan fisik yang menampilkan
keindahan model masa lalu. Bahkan bukan hanya bangunannya saja yang dikreasi, termasuk
juga alat-alat yang digunakan. Misalnya kursi, meja, alat makanan, dinding, dan lain-lain.
Kreasi masa lalu yang ditampilkan dengan konteks masa kini membuat bangunan itu menjadi
indah.

Gambar 1.5 Relief Candi Borobudur yang merupakan peninggalan sejarah dapat
memberikan inspirasi bagi perkembangan seni rupa di Indonesia

Dalam konteks berbangsa, kebesaran masa lalu bukan untuk dikultuskan, tetapi harus
memberikan inspirasi semangat masa kini bagaimana kita harus menjadi bangsa yang besar.
Kebesaran bangsa Indonesia bukan hanya besar dalam jumlah penduduknya, tetapi kebesaran
yang ditandai sebagai bangsa yang diperhitungkan dan dihormati oleh bangsa lain. Sejarah
mencatat di Indonesia pernah lahir kerajaan-kerajaan besar yang menjadi ciri kejayaan masa
lalu bangsa Indonesia. Sebagai contoh, Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua
kerajaan yang diperhitungkan ketika berinteraksi dengan bangsa lain seperti bangsa India dan
Cina, dua bangsa yang pada masa itu dianggap memiliki peradaban yang sudah maju.

Kebesaran masa lalu bangsa Indonesia harus memberikan inspirasi bagaimana kita dapat
menjadi bangsa yang maju dan bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Untuk menjadi bangsa
yang maju, sudah barang tentu harus memiliki nilai-nilai yang mendukung terhadap
terbentuknya bangsa yang maju. Nilai-nilai tersebut misalnya nasionalisme, etos kerja yang
tinggi, penegak hukum yang konsisten, inovatif, kreatif, dan lain-lain. Apa yang dilakukan
oleh kerajaankerajaan besar pada masa lalu harus dilihat nilai-nilai positif dari mereka.
Kemajuan hanya dapat dicapai dengan kerja keras sendiri, bukan ditentukan oleh bangsa lain.

3. Sejarah Bersifat instruktif


Instruktif secara harfiah dapat diartikan pengajaran. Pengajaran dalam konteks di sini
memberikan arti keterampilan yang diperoleh dari pengajaran sejarah. Keterampilan tersebut,
baik berupa keterampilan berpikir maupun keterampilan yang bersifat fisik. Keterampilan
berpikir adalah keterampilan yang bersifat kognitif. Hal ini dapat diperoleh melalui
pengkajian terhadap materi sejarah. Adapun keterampilan yang bersifat fisik lebih banyak
diperlihatkan dalam bentuk unjuk kerja.

Sejarah sebagai ilmu pada dasarnya memberikan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat


teoretis. Sifat teoretis dapat berupa pemahaman terhadap konsepkonsep atau generalisasi-
genaralisasi yang dikaji dari peristiwa sejarah yang dipelajarinya. Konsep-konsep yang ada
dalam ilmu sejarah misalnya, berpikir sebab akibat atau kausalitas, kronologis,
perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan. Dalam melihat atau mengamati kehidupan
sehari-hari, dapat menggunakan konsep-konsep tersebut.

Dua hal yang memiliki hubungan dapat menjadi pengembangan berpikir kausalitas.
Misalnya, mengapa di daerah tersebut banyak terjadi konflik? Berbagai analisis dapat
dikembangkan dalam melihat penyebab konflik. Sebab-sebab konflik dapat dihubungkan
dengan kebijakan pemerintahan setempat, kondisi perekonomian masyarakat, hubungan
antarkelompok masyarakat, letak geografis tempat konflik, dan lain-lain. Dengan
ditemukannya sebab akibat dari konflik tersebut, diharapkan kemampuan berpikir kausalitas
ini dapat memberikan tuntunan dalam memecahkan masalah agar konflik tidak terjadi lagi.

Berpikir kronologis dapat diartikan berpikir yang bersifat runut atau tersusun berdasarkan
urutan waktu. Hal ini dapat dilakukan dalam mengungkap suatu kejadian, misalnya
kecelakaan. Untuk mengungkap mengapa terjadi kecelakaan, biasanya polisi mencari bukti-
bukti yang menjadi penyebab kecelakaaan. Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, maka
kronologi kejadian kecelakaan tersebut dapat diceritakan atau diungkap. Kronologi
kecelakaan tersebut, misalnya dapat diceritakan, yaitu diawali dengan seorang pemuda yang
mengendarai sepeda motor sambil membawa minuman keras. Pemuda tersebut mengendarai
motornya dengan kecepatan yang tinggi. Ketika sepeda motor yang dikendarainya itu tiba-
tiba bannya pecah, sehingga ia tidak mampu mengendalikan sepeda motornya yang oleng.
Akibatnya, terjadilah kecelakaan itu.

Sejarah mengajarkan cara berpikir perubahan. Perubahan itu dapat berupa perkembangan dan
pertumbuhan. Cara berpikir seperti ini dapat diterapkan dalam melihat diri sendiri. Kita
tumbuh berubah sejak kecil, mulai dari masa anak-anak hingga dewasa sekarang ini.
Bagaimana pertumbuhan yang terjadi pada diri kita, apakah mengarah kepada perubahan
yang bersifat positif atau negatif. Pemahaman terhadap perubahan yang terjadi pada diri kita
sendiri dapat memberikan pengajaran bagi kita, apakah kita sudah menjadi orang yang baik
atau sebaliknya, apakah kita sudah menjadi orang yang berguna atau sebaliknya. Introspeksi
diri dapat kita lakukan dalam melihat perubahan yang terjadi pada diri kita.

Sebagaimana telah dicontohkan di atas, sejarah banyak meninggalkan berbagai peninggalan


yang sangat penting. Peninggalan tersebut pada dasarnya merupakan hasil dari keterampilan
manusia pada masa itu. Keterampilan-keterampilan yang ditunjukkan oleh masyarakat pada
masa lalu pada dasarnya dapat menjadi pengajaran bagi manusia sekarang dalam
mengembangkan keterampilan, misalnya keterampilan dalam seni. Berbagai karya dapat
memberikan pengembangan keterampilan misalnya seni bangunan, seni lukis, seni rupa, seni
ukir, pelayaran, bertani, berkebun, dan berbagai keterampilan teknis lainnya. Peninggalan
bangunan masa lalu, sebagaimana telah dicontohkan dengan candi yang memiliki nilai seni
sangat tinggi. Selain teknik cara membangun yang sudah maju, dalam candi itu terdapat
ukiran-ukiran yang sangat indah. Keterampilan-keterampilan yang ada pada contoh bangunan
candi dapat kita pelajari. Kita bisa belajar bagaimana cara membangun suatu bangunan yang
indah dan kokoh, bagaimana mengukir batu dengan ukiran yang sangat indah.

Sejak masa lampau bangsa Indonesia sudah mengenal teknik pelayaran. Pelajaran cara
berlayar sudah dipelajari oleh bangsa Indonesia karena kondisi geografis wilayah Indonesia
yang sebagian besar atau dua pertiganya terdiri atas lautan. Relief yang ada dalam Candi
Borobudur menunjukkan realitas kehidupan masyarakat pada saat itu. Realitas tersebut
misalnya keterampilan berlayar yang diiringi dengan keterampilan membuat perahu.
Keterampilan ini sudah sejak lama dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dari satu keterampilan
dapat dikembangkan pada keterampilan-keterampilan lainnya, misalnya keterampilan
pelayaran dapat meliputi keterampilan-keterampilan mengetahui arah mata angin,
memperkirakan cuaca, memperkirakan tempat berkumpulnya ikan, dan keterampilan-
keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan yang positif tersebut dapat diwariskan
kepada generasi sekarang. Kita dikenal sebagai bangsa pelaut akan tetapi keterampilan kita
dalam teknologi keluatan saat ini sangat tertinggal dari bangsa lain. Akibatnya, laut yang kita
miliki belum diolah secara optimal hingga saat ini.

4. Sejarah Bersifat rekreatif


Saat ini kita sering mendengar wisata yang bernuansa spiritual. Wisata seperti ini memiliki
nilai sejarah. Sejarah dapat memiliki nilai-nilai penting dalam pengembangan kepariwisataan.
Fungsi rekreatif sejarah dapat mengandung arti wisata yang mengikuti lorong waktu masa
lalu. Karya-karya sejarah yang berupa peninggalan fisik banyak memberikan kesan kepada
masyarakat saat ini. Kesan tersebut baik bersifat fisik maupun non fisik. Kesan secara fisik
misalnya orang sangat kagum melihat nilai seni dari peninggalan tersebut. Akibatnya, orang
tersebut tertarik untuk melakukan wisata ke tempat peninggalan sejarah. Adapun kesan
nonfisik bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bangunan fisik tersebut, misalnya
masjid kuno. Banyak orang yang melakukan wisata dengan mengunjungi masjid-masjid kuno
dengan tujuan ingin meningkatkan penghayatan spiritual dia terhadap nilai-nilai keagamaan.
Apalagi jika di Masjid Kuno tersebut terdapat makammakam orang yang berperan dalam
sejarah. Para wisatawan biasanya akan berziarah ke makam tersebut. Bagi mereka yang
menghayati kunjungannya ke tempat-tempat tersebut, seolah-olah memberikan kesan bahwa
mereka telah melakukan lawatan masa lalu.

Peninggalan-peninggalan sejarah saat ini banyak memberikan peran yang sangat penting bagi
pengembangan pariwisata. Bahkan beberapa pemerintah daerah ada yang mengembangkan
pariwisatanya dengan memanfaatkan peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di
daerahnya. Situs-situs sejarah secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Bangunan-bangunan kuno lainnya misalnya beberapa bangunan keraton kerajaan. Di tempat
ini kita dapat berekreasi menikmati keindahan keraton-keraton masa lalu yang dibangun
dengan bentuk bangunan yang merupakan perpaduan antara bentuk asli Indonesia dengan
unsur-unsur dari luar. Beberapa unsur luar yang berpengaruh terhadap bangunan luar misal
pengaruh dari Eropa, Cina, Arab, dan negara-negara lainnya. Dari jenis perpaduan bangunan
ini kita dapat belajar juga bahwa pada masa itu bangsa Indonesia sudah menjalin hubungan
baik dengan bangsa-bangsa di luar Indonesia. Salah satu tempat rekreasi sejarah adalah
museum. Di tempat ini banyak disimpan atau dikoleksi benda-benda peninggalan sejarah.
Benda-benda ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang kesejarahan.
Kunjungan ke museum memiliki dua arti, yaitu pertama berekreasi dan kedua belajar ilmu
pengetahuan. Setiap museum yang dibangun memiliki kekhasan tersendiri, ada museum yang
dibangun karena adanya peristiwa penting misalnya Museum Konferensi Asia Afrika yang
ada di Gedung Merdeka Kota Bandung Jawa Barat. Ada pula museum yang mengkoleksi
benda-benda sejenis, misalnya museum kereta api di Madiun, museum Affandi di Yogya
yang mengkoleksi lukisan-lukisan Affandi, dan lain-lain. Ada pula museum yang
mengkoleksi benda-benda yang beragam dari abad ke abad, misalnya Museum Sribaduga di
Jawa Barat yang mengkoleksi benda-benda sejarah sejak zaman prasejarah hingga zaman
penjajahan.

Rekreatif bukan hanya dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah.


Guna rekreaktif dapat pula dirasakan dalam memahami karya sastra yang memiliki nilai
kesejarahan. Ada beberapa karya sastra yang mungkin fakta sejarahnya masih diragukan,
tetapi dalam karya sastra itu memberikan suatu gambaran bagaimana situasi zaman pada saat
itu.

Kemampuan berimajinasi bagi penulis karya sastra tersebut sangat penting. Begitu juga bagi
yang membacanya, pembaca harus memiliki kemampuan imajinasi ketika dia membaca karya
sastra sejarah. Ketika dia membaca karya sastra tersebut seolah-olah dia sedang berekreasi
memasuki zaman yang diceritakan dalam karya sastra tersebut. Dalam hal ini sejarah menjadi
suatu seni, bukan saja sebagai ilmu pengetahuan.

Gambar 1.6 Mahasiswa sedang melakukan rekreasi sejarah ke lokasi peninggalan sejarah
(di Borobudur)

5. Sejarah merupakan Pendidikan politik


Nilai-nilai politik sangat kentara dalam penulisan sejarah, terutama sejarah yang ditulis oleh
pemerintah atau penulisan sejarah yang merujuk kepada kepentingan pemerintah. Penulisan
sejarah seperti ini sangat nampak dalam buku-buku teks pelajaran sejarah yang ada di
sekolah. Mengapa demikian? Sebab, pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah harus
merujuk kepada kurikulum yang berlaku. Adapun kurikulum pada dasarnya merupakan
produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan. Dengan demikian, sejarah yang
diajarkan di sekolah memiliki misi dalam rangka pendidikan politik. Misi penting dalam
pengajaran sejarah di sekolah di antaranya adalah menciptakan warga negara yang baik.
Salah satu ciri penting dari warga negara yang baik adalah warga negara yang selalu tunduk
dan taat terhadap peraturan negara. Ketundukan dan kepatuhan ini dapat dibangun dengan
cara menanamkan semangat kebangsaan dan rasa memiliki terhadap bangsanya. Pengajaran
sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun nasionalisme.

Nasionalisme yang diterapkan kepada siswa pada dasarnya merupakan bentuk pendidikan
politik dari negara kepada warganya. Setiap bangsa memiliki kepentingan untuk menulis
sejarahnya. Seperti juga bangsa Indonesia, kita belajar sejarah mulai dari Sekolah Dasar
sampai dengan Pendidikan Menengah. Pemerintah memiliki kepentingan terhadap
pendidikan sejarah di sekolah. Mengapa sejarah dianggap penting diberikan kepada siswa-
siswa di sekolah? Dengan belajar sejarah, para siswa diharapkan memiliki kecintaan terhadap
tanah airnya, memiliki jiwa nasionalisme. Kecintaan kepada bangsa diharapkan dapat
menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsanya. Para siswa diharapkan menjadi warga
negara yang baik. Menjadi warga negara yang baik merupakan bagian dari pendidikan politik
oleh pemerintah terhadap warga negaranya.

6. Sejarah merupakan Pendidikan masa depan


Dapatkah sejarah mempelajari masa depan? Sudah barang tentu dapat. Mengapa sejarah
dapat mempelajari masa depan? Sebab, sejarah adalah suatu studi tentang kehidupan manusia
dalam konteks waktu. Waktu dalam pengertian sejarah dapat berupa sebuah garis yang lurus
ke depan. Garis tersebut dapat menunjukkan adanya kesinambungan. Kesinambungan waktu
yang dimaksud adalah kesinambungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan
datang. Masa lalu sangat menentukan masa sekarang, dan masa sekarang sangat menentukan
masa yang akan datang.

Kesinambungan waktu dalam sejarah dapat kita contohkan terhadap apa yang terjadi pada
diri kita. Misalnya sekarang kita duduk di bangku SMA. Keberadaan kita sekarang di SMA
ini sebenarnya tidak lepas dari apa yang kita lakukan pada masa lalu, yaitu ketika kita di SMP
atau di SD. Apabila kita ketika di SMP-nya belajar dengan rajin dan serius maka ketika kita
duduk di SMA tidak menutup kemungkinan prestasi kita menjadi lebih baik lagi. Begitu pula
halnya dalam melihat masa depan kita. Apabila kita ketika di SMA-nya malas, maka tidak
menutup kemungkinan masa depan kita menjadi kurang baik. Kerajinan dan keuletan kita
belajar sekarang di SMA sangat menentukan hidup kita pada masa yang akan datang.

Kegunaan Sejarah

Sejarah adalah pengalaman masa lampau, oleh sebab itu apabila dipelajari
dengan baik dan benar akan banyak gunanya, banyak manfaatnya, serta
mempunyai arti penting dalam kehidupan masyarakat.
Banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai kegunaan
sejarah, antara lain C.P. Hill (1956) yang menyatakan bahwa mempelajari sejarah
banyak kegunaannya bagi peserta didik, antara lain:
1. secara unik dapat memuaskan rasa ingin tahu tentang orang lain, tentang
kehidupan para tokoh/pahlawan, perbuatan, dan cita-citanya dan juga dapatmembangkitkan
kekaguman tentang kehidupan manusia masa lampau,
2. melalui pengajaran sejarah dapat dibandingkan kehidupan zaman sekarang
dengan masa lampau,
3. melalui pengajaran sejarah dapat diwariskan kebudayaan umat manusia,
4. lewat pengajaran sejarah di sekolah-sekolah dapat membantu mengembangkan
cinta tanah air di kalangan para siswa.

Hubungannya dengan pengajaran, Sartono Kartodirdjo (1992) mengatakan


bahwa sejarah mempunyai kegunaan genetis dan didaktis. Dengan pengetahuan
sejarah dimaksudkan agar generasi berikut dapat mengambil hikmah dan
pelajaran dari pengalaman nenek moyang. Di samping itu suri tauladan mereka
dapat menjadi model bagi keturunannya. Selanjutnya Nugroho Notosusanto
(1979) mengungkapkan bahwa dengan mempelajari sejarah akan memiliki wawasan
sejarah. Dengan wawasan sejarah dapat mengkonsepkan proses sejarah
yang berguna untuk mengantisipasi masa depan.
Dengan demikian mempelajari sejarah banyak kegunaannya/manfaatnya,
antara lain sebagai berikut.
1. Memberikan Kesadaran Waktu
Kesadaran waktu yang dimaksud ialah kehidupan
dengan segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya
terus berjalan melewati waktu. Kesadaran itu
dikenal juga sebagai kesadaran akan adanya gerak sejarah.
Kesadaran tersebut memandang peristiwa-peristiwa sejarah
sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam
bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan.
2. Memberi Pelajaran
Sejarah memberikan pelajaran, sering kita mendengar
ucapan:" belajarlah dari sejarah". Dengan mempelajari sejarah seseorang atau
suatu bangsa, kita akan bercermin dan menilai peristiwa-peristiwa masa lampau
yang merupakan keberhasilan/prestasi dan peristiwa-peristiwa masa lampau
yang merupakan kegagalan. Peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lampau,
baik yang positif maupun negatif dijadikan hikmah. Untuk nilai-nilai positif yakni
keberhasilan-keberhasilan kita pertahankan dan kita tingkatkan, sebaliknya untuk
nilai-nilai negatif, kesalahan-kesalahan masa silam tidak terulang lagi. Dengan
ini jelas bahwa sejarah memberikan pelajaran yang dapat memberikan kearifan
dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya. Pepetah Jawa mengatakan "mikul
dhuwur mendem jero".
3. Sumber Inspirasi (Ilham)
Inspirasi berarti memberikan ilham atau semangat yang berkaitan dengan
pelajaran sejarah tentang semangat nasionalisme dan patriotisme. Dapat juga
dikatakan sejarah berfungsi untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, cinta
bangsa dan tanah air. Fungsi sejarah ini sangat disadari terutama dalam hal
yang disebut nation building misalnya ingin melestarikan nilai-nilai perjuangan
1945 seperti persatuan dan kesatuan, rela berkorban, berjuang tanpa pamrih,
semangat gotong royong dan sebagainya. Dengan demikian, belajar sejarah
akan memperkukuh rasa kebangsaan, cinta bangsa, dan tanah air.
4. Memberikan Ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian Suatu Bangsa
Identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa terbentuk dari keseluruhan
pengalaman sejarah suatu bangsa tersebut. Oleh karena setiap bangsa memiliki
pengalaman sejarah yang berbeda-beda, maka identitas dan kepribadian suatu
bangsa juga berbeda-beda. Itulah sebabnya, kepribadian seseorang atau suatu
bangsa bersifat unik. Dengan mempelajari sejarah akan lebih memperjelas
identitas nasional dan kepribadian bangsa.
5. Memberikan Hiburan
Dengan mempelajari sejarah yang indah dan menarik tentang suatu tokoh
atau peristiwa, maka akan memperoleh hiburan. Dengan mempelajari kisahkisah
sejarah di tempat yang jauh, di negara-negara lain, maka seolah-olah kita
bertamasya dan memberikan kepuasan dalam bentuk "pesona perlawatan".
Fungsi pengajaran sejarah juga terlihat dari ungkapan Latin "historia magistra
vitae" yang artinya "sejarah guru kehidupan". Frederic Harrison secara lengkap
menyatakan bahwa sejarah : "mengajarkan kepada kita sesuatu tentang kemajuan
umat manusia, bahwa sejarah itu menceritakan kepada kita beberapa semangat
luhur yang meninggalkan jejak-jejaknya sepanjang masa, bahwa sejarah itu
menunjukkan kepada kita bagaimana bangsa-bangsa di muka bumi ini saling
berjalin dalam satu tujuan dan memiliki tujuan-tujuan mulia yang telah memancarkan
kesadaran kemanusiaan". Dengan demikian sejarah mempunyai arti
dan peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat.
Aktivitas dan

utra, Saturday, April 7, 2012

Belajar sejarah banyak kegunaannya dalam kehidupan sekarang atau untuk masa yang akan
datang. Sejarah dapat memberikan gambaran dan menjadi pedoman bagi suatu bangsa untuk
melangkah dari kehidupan masa kini ke masa yang akan datang. Tiap-tiap individu pada
setiap bangsa dan negara harus memiliki kesadaran akan arti pentingnya sejarah.Kesadaran
sejarah merupakan dimensi yang memuat konsepsi waktu yang dimiliki manusia yang
berbudaya. Kesadaran sejarah yang tercermin pada individu akan lebih bermanfaat jika
bersifat kolektif, sebab sebagai ungkapan masyarakat bersama terhadap situasi yang ada, baik
politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang mampu membangun perasaan senasib sebagai
suatu anggota bangsa dan negara.

Pengalaman yang dimiliki oleh suatu masyarakat di masa lampau merupakan pengalaman
yang bernilai sejarah dan berharga bagi bangsa tersebut pada masa kini, sebab akan
memberikan bantuan daya pikir dan tindakan yang bijaksana. Oleh karena itu, sejarah
memiliki arti yang penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Output yang dihasilkan dari belajar sejarah dapat Anda simak dalam bagan berikut:

Di tengah masyarakat yang luas, sejarah mempunyai arti dan kegunaan sosial, yaitu memberi
kegunaan edukatif (pelajaran), kegunaan yang menimbulkan inspirasi (ilham), dan fungsi
rekreatif (rasa yang menyenangkan).

1. Kegunaan edukatif (memberi pelajaran)

Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan masyarakat, baik
pada masa sekarang atau masyarakat sebelumnya. Keberhasilan di masa lampau akan dapat
memberi pengalaman pada masa sekarang. Sebaliknya, kesalahan masyarakat di masa lampau
akan menjadi pelajaran berharga yang harus diwaspadai di masa kini.

Dengan mempelajari sejarah, orang dapat menemukan hukum yang menguasai kehidupan
manusia, bahkan dengan belajar sejarah kita dapat berbuat bijaksana untuk menghadapi masa
depan (ingat belajar sejarah akan bijaksana lebih dahulu). Oleh karena itu, belajarlah dari
sejarah karena sejarah dapat mengajarkan kita apa yang telah dilakukan sebelumnya.

Keberhasilan Kerajaan Majapahit akan memberi pelajaran bagi masyarakat sekarang untuk
bekerja keras, bersatu dalam satu tujuan untuk mencapai masyarakat adil makmur.
Sebaliknya, perang saudara menyebabkan kelemahan negara yang akhirnya meruntuhkan
Majapahit (ingat Perang Paregreg di Majapahit). Begitu juga apa sebab di Singasari selalu
terjadi pergantian tahta tidak lain disebabkan adanya usaha yang tidak saling membangun
tetapi saling menjatuhkan (Ken Arok merebut tahta dari Tunggul Ametung, selanjutnya anak
Tunggul Ametung membunuh Ken Arok dan sebaliknya, anak Ken Arok membunuh
Anusopati dan begitu seterusnya).

2. Sejarah berguna memberikan inspirasi (ilham kepada kita)

Berbagai kisah sejarah yang terjadi memberikan inspirasi (ilham). Misalnya, Pangeran
Diponegoro berusaha melawan dengan sistem gerilya terhadap pasukan Jenderal De Kock,
dan selama 5 tahun ia berhasil memorak-porandakan pihak Belanda. Begitu juga perjuangan
rakyat Indonesia dalam gerakan nasional yang ditandai lahirnya Budi Utomo memberikan
inspirasi bagi kita untuk hidup kreatif, bersatu, dan selalu mengutamakan persatuan untuk
tercapainya Indonesia merdeka. Sikap rela berkorban demi persatuan dan berjuang tanpa
pamrih telah ditunjukkan oleh para tokoh organisasi pergerakan nasional Indonesia.

Bangsa Indonesia sudah memasuki kebangkitan nasional yang kedua berusaha mengejar
ketinggalan dalam era globalisasi ilmu dan teknologi, suatu masa di mana kita harus
meningkatkan persatuan serta patriotisme untuk membawa bangsa Indonesia menuju masa
depan yang lebih baik dari masa sekarang.

3. Sejarah dapat berguna sebagai rekreatif

Sejarah dapat memberikan kesenangan dan rasa estetis karena penulisan sejarah mampu
menarik pembaca berekreasi tanpa beranjak dari tempat. Kita dapat menyaksikan peristiwa-
peristiwa yang telah lampau dan jauh terjadinya.

Kita seolah-olah mengelilingi negeri jauh dan menyaksikan peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, misalnya, pembangunan Taman Bergantung di Babilonia atau Taj Mahal di Agra
India. Kita dapat melihat keindahan dan kehebatan masyarakat pada waktu itu. Maka melalui
kegunaan rekreatif ini akan mendorong masyarakat untuk maju dan lebih terbuka, dapat
bergaul dengan siapa pun, menyenangi ilmu dan teknologi, disiplin, bekerja keras,
menghormati hukum, inovatif, produktif, serta mau bekerja sama untuk mencapai cita-cita
bangsa.

Proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa di masa lampau memungkinkan orang untuk
bercermin diri. Orang yang maju pasti akan lebih dinamis sebab melihat adanya masa depan
yang cerah yang didasarkan pada pengalaman masa lalu yang indah dan menarik.

Nov 25

Manfaat Sejarah

sejarah Tagged manfaat sejarah, nilai nilai sejarah, kegunaan sejarah, apa itu sejarah 4
Comments

I.Manfaat mempelajari sejarah adalah:


1.Kegunaan edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. banyak manusia yang
belajar dari sejarah.
belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.pengalaman tidak hanya terbatas pada
pengalaman yangdialaminya sendiri,
melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat
mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan sendiri maupun
kesalahan orang lain coba dihindari.
smentara itu, pengalaman yangbaik justru harus ditiru dan dikembangkan. dengan demikian,
manusia dalam menjalani kehidupannya tidak berdasarkan coba-coba saja (trial and error),
seperti yang dilakukan oleh binatang. manusia harus berusaha menghindari kesalahan yang
sama untuk kedua kalinya.
2.Kegunaan inspiratif
kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat
memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. belajar dari kebangkitan nasional
yang dipeloporii oleh bedirinya organisasi perjuangan yangmodern di awal abad ke-20,
masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional ang ke2.
Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan
yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.
untuk mengembangkan dan mempertahankan kemerdekaan , bangsa indonesia ingin
melakukan kebangkitan nasional yang ke-2 , dengan bercita-cita mengeajar ketertionggalan
dari bangsa asing. bangsa indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi
bangsa yang maju, bangsa yang mampu menyejahterakan rakyatnya. untuk itu, bangsa
indonesia harus giat menguasai IPTEK karena melalui IPTEK yang dikuasai, bangsa
indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan disegani, serta daapat ikut serta menjaga
ketertiban dunia.
3.Kegunaan rekreatif
kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. kegunaan sejarah sebagai
kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. melalui penulisan kisah sejarah yang menarik
pembaca dapat terhibur. gaya penulisan yanghidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan
terasa mampu menghipnotis pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari
seajarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah tersebut
membuat pembaca menjadi senang. membaaca menjadi media hiburan dan rekreatif.
membaca telah menjadi ibagian dari kesenangan. membaca tealah dirasakan sebagai suatu
kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.
pembaca dalam mempelajari hasil penulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya
membaca novel, tetapi juga dapat berimajiasi ke masa lampau. disini peran sejarawan dapat
menjadi pemandu (guide). orang yang ingin melihat situasi suatu daerah di masa lampau
dapat membacanya dari hasil tulisan para sejarawan.
1. Fungsi dan Guna Edukatif (sebagai pelajaran)
Dengan belajar sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap
manusia. Kejadian yang telah terjadi dan pernah dilakukan di masa lampau akan dijadikan
pengalaman bagi suatu bangsa untuk melangkah lebih lanjut. Pengalaman tersebut dapat yang
dialami sendiri maupun pengalaman dari generasi sebelumnya.
Sejarah sebenarnya merupakan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari manusia sehingga
dengan belajar dari sejarah manusia dapat mengembangkan potensinya dan menjadi lebih
bijaksana dan arif dari peristiwa yang dialami di masa lalu guna menghadapi masa depan dan
menjadi petunjuk dalam berperilaku.
Contoh :
Membaca dan melihat kejadian tragedi Mei 1998 membuat kita belajar dari peristiwa
tersebut, misalnya dari peristiwa tersebut terdapat kebebasan setiap orang untuk berpendapat
tapi peristiwa tersebut banyak memberikan dampak negatif bagi bangsa Indonesia.

2. Fungsi dan Guna Inspiratif


Sejarah dapat memberikan inspirasi melalui berbagai karya sejarah yang dibaca oleh
pembacanya maupun berbagai peristiwa sejarah yang dipelajarinya serta didengarnya.
Karya sejarah memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya
biasanya berkisar tentang perjuangan para pahlawan menentang penjajahan. Ataupun
tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa gemilang masa lampau yang dapat
mengilhami perjuangan kita sekarang.
Contoh :
Pendidikan untuk kaum wanita yang dilakukan oleh Kartini memberikan inspirasi kepada
dewi Sartika untuk membangun sekolah-sekolah wanita demi kemajuan bangsa
Penyatuan Nusantara oleh Gajah Mada di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit memberi
inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa bersatu menjaga wilayahnya dari ancaman
disintegrasi bangsa.

3. Fungsi dan Guna Instruktif


Sejarah digunakan untuk membantu menyampaikan suatu ilmu pengetahuan atau
keterampilan, dalam suatu proses pembelajaran kepada subjek belajar.
Contoh :
Ketika berbicara mengenai pemerintahan di Indonesia kita pasti akan memasukkan unsur
sejarah didalamnya sebagai upaya untuk dapat membantu menyampaikan dengan baik.
Ketika pelajaran biologi berbicara mengenai proses evolusi pasti membutuhkan ilmu bantu
sejarah untuk menyampikannya

4. Fungsi dan Guna Rekreatif


- Dengan membaca seseorang mengetahui keadaan mengenai suatu peristiwa yang terjadi di
suatu wilayah tanpa ia harus pergi dan melihat ke tempat terjadinya. Kita cukup
membutuhkan imajinasi untuk membayangkan kejadiannya. Sehingga seolah-olah dia dapat
berekreasi ke masa lalu dan berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu.
- Kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita, yang
mungkin saja kita tidak tahu tempatnya sehingga seolah-olah seseorang sedang berekreasi ke
suasana yang lalu.
Contoh :
Ketika kita membaca mengenai kebudayaan Yunani-Romawi Kuno, kita bisa membayangkan
bagaimana keadaan disana dengan berbagai peninggalan kebudayaan yang sangat megah.
Kita dapat mengetahui tanpa harus menyaksikan sendiri daerah tersebut. Kita dapat
mengetahui cara hidup, kebiasaan, tindakan, hasil karya, bentuk istana masa lampau.

Selain keempat guna tersebut sejarah juga dapat sebagai Alat Politik Penguasa
Yaitu bahwa Sejarah seringkali dijadikan sebagai alat politik rezim (sistem pemerintahan)
yang sedang berkuasa terutama rezim totaliter.

Manfaat ilmu Sejarah

Manusia mengetahui kehidupan di masa lampau. Manusia dapat belajar dari


pengalaman-pengalaman, barang-barang yang dihasilkan, dan cara hidup mereka.

GUNA SEJARAH
Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa sejarah terus
ditulis orang, disemua peradaban dan sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti
bahwa sejarah itu perlu. Tetapi bagi mereka yang meragukan hasil peradaban manusia ini,
baiklah disini akan dipaparkan guna sejarah.

Sejarah itu berguna secara intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrinsik, sejarah itu berguna
sebagai pengetahuan. Seandainya sejarah tidak berguna secara intrinsik, yang berarti tidak
ada sumbangannya di luar dirinya, cukuplah dengan nilai-nilai intrinsik. Akan tetapi, disadari
atau tidak, ternyata sejarah ada di mana-mana.

Guna Intrinsik
Ada setidaknya empat guna sejarah secara intrinsik, yaitu (1) sejarah sebagai ilmu, (2) sejarah
sebagai cara mengetahui masa lampau, (3) sejarah sebagai pernyataan pendapat dan (4)
sejarah sebagai profesi.

Sejarah sebagai ilmu. Sejarah adalah ilmu yang terbuka. Keterbukaan itu membuat siapapun
dapat mengaku sebagai sejarawan secara sah (tidak seperti profesi lain seperti dokter, guru,
wartawan dll) asal hasilnya dapat dipertanggung jawabkan sebagai ilmu. Sejarah sebagai ilmu
dapat berkembang dengan berbagai cara : (1) perkembangan dalam filsafat, (2)
perkembangan dalam teori sejarah, (3) perkembangan dalam ilmu lain dan (4) perkembangan
dalam metode sejarah.

Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau. Selain mitos, sejarah adalah cara untuk
mengetahui masa lampau. Ada setidaknya dua sikap terhadap sejarah setelah mengetahui
masa lampaunya, yaitu (1) melestarikan atau (2) menolak. Melestarikan karena manganggap
masa lampau itu penuh makna.

Sejarah sebagai pendapat. Banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk
menyatakan pendapat. Sebagai contoh yang berkembang di Amerika ada dua aliran yang
sama-sama menggunakan sejarah : (1) konsensus dan (2) konflik. Konsensus karena mereka
berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu ada konsensus, dan para sejarawan selalu
bersikap kompromistis; sebaliknya konflik karena menekankan seolah-olah dalam
masyarakat selalu terjadi pertentangan dan menganjurkan supaya bersikap kritis dalam
berpikir tentang sejarah.

Sejarah sebagai profesi. Banyak profesi yang berkenaan dengan kesejarahan, diantaranya :
guru sejarah, pegawai sejarah, pencatat sejarah, penulis dan peneliti sejarah.

Guna Ekstrinsik
Sejarah dapat digunakan sebagai liberal education untuk mempersiapkan mahasiswa supaya
siap secara filosofis, tidak saja untuk yang akan belajar di Jurusan Sejarah. Secara umum
sejarah mempunyai fungsi pendidikan, yaitu sebagai pendidikan :

Moral

Penalaran
Politik

Kebijakan

Perubahan

Masa depan

Keindahan, dan

Ilmu Bantu.

Guna Sejarah

Kuntowijoyo berpendapat, bahwa sejarah berguna secara intrinsik dan ekstrinsik. Secara
intrisik, sejarah berguna untuk sebagai pengetahuan. Secara intrisik, yaitu (1) sejarah sebagai
ilmu, (2) sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau , (3) Sejarah sebagai
pernyataan pendapat dan (4) sejarah sebagai profesi.
Secara ekstrinsik, sejarah dapat digunakan sebagai liberal education untuk mahasiswa, yaitu;
(1) moral; (2) penalaraan; (3) politik; (4) kebijaksanaan; (5) perubahan; (6) masa depan; (7)
keindahan dan (4) ilmu bantu. Selain sebagai pendidikan, sejarah berfungsi sebagai (9) latar
belakang; (10) rujukan dan (11) bukti.

Sasaran, Tujuan dan Nilai


Guna sejarah seperti yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo akan menjadi komprehensip
apabila disandingkan dengan pendapat S.K Kochhar tentang sasaran, tujuan dan nilai sejarah.
Hematnya, berikut:

1. Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri.


2. Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang, dan masyarakat.
3. Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai oleh
generasinya.
4. Mengajarkan toleransi.
5. Menanamkan sikap intelektual.
6. Memperluas cakrawala intelektualitas.
7. Mengajarkan prinsip-prinsip moral.
8. Menanamkan orientasi ke masa depan.
9. Memberikan pelatihan mental.
10.Melatih siswa menangani isu-isu kontroversial.
11.Membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perseorangan.
12.Memperkokoh rasa nasiomalisme.
13.Mengembangkan pemahaman internsional.
14.Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna.

Sasaran Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah


Ketika sejarah diajarkan di SMA maka sasarannya menurut Kochhar sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman tentang tahap-tahap perkembangan masyarakat Indonesia dari
abad ke abad.
2. Menumbuhkan penghargaan terhadap berbagai komponen budaya Indonesia dan bangga
terhadap hasil yang telah dicapai oleh masyarakat Indonesia di berbagai wilayah.
3. Menumbuhkan pemahaman kritis tentang masa lalu, sehingga para siswa dapat terbebas
dari prasangka yang irasional dan fanatik, pikiran sempit dan komunalisme, dan
mencerahkannya dengan pemikiran ilmiah dan berorientasi ke masa depan.
4. Mengembangkan penghargaan terhadap kebudayaan Indonesia yang campur baur,
kekayaan dana keragamannya, serta proses perkembangan yang dilaluinya, yaitu proses
perubahan internal dalam kebudayaan Indonesia, interaksinya dengan kebudayaan lain, dan
pengaruh kebudayaan lain.
5. Mengembangkan kemampuan untuk mengkaji masalah-masalah kontemporer masyarakat
Indonesia dalam persfektif sejarahnya.
6. Memajukan studi tentang sejarah perkembangan Indonesia dan kaitannya dengan sejarah
perkembangan peradaban manusia secara keseluruhan.
7. Mengembangkan pemahaman tentang proses perubahan sehingga pemahaman para siswa
tentang proses perubahan yang terjadi dewasa ini semakin dalam, dan penghargaan terhadap
aspirasi untuk melakukan perubahan guna menciptakan ketertiban sosial tertanam.
8. Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya kerja pemeliharaan monumen-monumen
sejarah dan berpatisipasi aktif di dalamnya.

Nilai Pembelajaran Sejarah


Mempelajari sejarah bukan sekedar hapalan atau hanya sekedar cerita tentang suatu peristiwa
besar yang kemudian kita lupakan dan tanpa memperoleh pemahaman sedikitpun. Peristiwa
sejarah pasti mengandung nilai. Nilai pembelajaran sejarah apa yang kita peroleh dapat kita
pergunakan pendapat Kochhar di bawah ini:
1. Nilai Keilmuan, sejarah memberikan pelatihan mental yang sangat bagus.
2. Nilai Informatif, sejarah merupakan pusat informasi yang lengkap dan meyediakan
panduan untuk menemukan jalan keluar dari semua masalah yanng dihadapi manusia.
3. Nilai Pendidikan, salah satu alasan terbaik untuk mengajarkan sejarah kepada anak-anak
adalah nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.
4. Nilai Etika, sejarah dianggap sebagai bagian yang sangat penting dalam kurikulum
sekolah, terutama dalam hal pembelajaran moralitas.
5. Nilai Budaya, sejarah dapat menjadi instrumen yang sangat efektif untuk membuat pikiran
manusia lebih berbudaya.
6. Nilai Politik, sejarah juga membantu perpolitikan di negeri kita.
7. Nilai Nasionalisme, sebagai instrumen penggugah rasa cinta tanah air dalam pikiran anak-
anak.
8. Nilai Internasional, sejarah sangat berharga bagi pengembangan akar internasionalisme
yang rasional.
9. Nilai Kerja, sejarah memiliki nilai kerja. Berbagai pekerjaan terbuka bagi mereka yang
menjadi sejarawan berkualitas.
10.Nilai Kependidikan, sejarah tidak hanya membantu para siswa dari berbagai umur dan
kemampuan untuk menemukan posisi mereka di masa sekarang dengan cara menciptakan
hubungan yang menentramkan dengan masa lampau, tetapi juga secara tidak langsung
mengandung filsafat tentang asal-usul yang bermakna di masa lalu dan tujuan yang bermakna
di masa depan, yang menjadi alasan bagi kerja keras manusia di masa sekarang.

KEGUNAAN SEJARAH

Guna Intrinsik:

1. sebagai ilmu

2. cara ketahui masa lalu } guna sejarah kepada ilmu-ilmu lain.

3. penyataan pendapat } guna ilmu-ilmu lain untuk sejarah.

4. sebagai profesyen

Guna Ekstrinsik:

1. Pendidikan moral

2. penalaron (not mono causal, but multi-dimension)

3. pendidikan politik

4. pendidikan kebijakan

5. pendidikan perubahan

6. pendidikan masa depan

7. pendidikan keindahan

8. sebagai ilmu bantu

9. sebagai latar belakang

10. sebagai rujukan

11. sebagai bukti.

Peranan/Guna Sejarah untuk perencanaan dan/atau penilaian:

a. perbandingan sejarah } mengetahui hal-hal pembangunan- pembangunan

b. parallelism } ekonomi, pertanian (ketidakimbangan harga dan

c. evolusi sejarah. } sumber semula-jadi atau sumber tenaga manusia,


pendidikan, agama, dll.)

Sejarah sebagai ilmu:

1. sejarah itu empiris (pengalaman)


2. sejarah mempunyai objek/sasaran

3. sejarah mempunyai teori (renungan pengetahuan)

4. sejarah mempunyai generalisasi - generalisasi konseptual, tematik, spatial,

periodik, sosial, kausal, kultural, sistematik, struktural.

5. sejarah mempunyai metode.

Sumbangan Ilmu:

- memberi konsep

- memberi sifat sinkronis dari diakronis.

sumbangan sejarah:

- beri karakterisasi

- beri struktur.

Sejarah Sebagai seni:

1. perlu intuisi

2. perlu imaginasi

3. perlu emosi

4. perlu gaya bahasa.

Kekuatan-kekuatan sejarah:

1. ekonomi sebagai kekuatan sejarah.

2. agama .......

3. institusi ......

4. teknologi, ideologi, militer, individu, seks, umur, golongan, etnisitas, mitos, budaya

Penelitian Sejarah:

1. kedekatan emosional (sifat subjektif)

2. kedekatan intelektual (sifat objektif)

SEJARAH INDONESIA

Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah

2. Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni


a. Sejarah Sebagai Peristiwa dan Kisah

Sejarah dapat dipahami dari 2 aspek, yaitu :

1. Sejarah sebagai peristiwa atau realitas (Ihistoir realite) karena peristiwa sejarah atau
kejadian sejarah itu benar-benaada dan terjadi pada masa lampau.

2. Sejarah sebagai kisah sejarah (Lhistoir recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang
sebagai kisah dari peristiwa-peristiwa masa lampau.

Sartono kartodirdjo, membagi sejarah menjadi dua, yaitu :

1. Sejarah dalam arti objektif merupakan kejadian atau peristiwa sejarah yang tidak dapat
terulang lagi.

2. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu kontruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis
sebagai suatu uraian cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan rangkaian dari
fakta-fakta yang saling berkaitan.

Tidak semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau digolongkan sebagai suatu peristiwa
sejarah.

Peristiwa yang dapat digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :

1. Peristiwa tersebut Unik

Peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang unik, sebab hanya sejkali terjadi (once)
atau dalam bahasa Jerman disebut dengan einmaligh.

2. Peristiwa Tersebut Besar Pengaruhnya

Peristiwa atau kejadian pada masa lampau mempunyai pengaruh yang besar pada masanya
atau pada masa-masa selanjutnya. Contoh, peristiwa pembacaan proklmasi kemerdekaan,
sumpah pemuda, dsb.

b. Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

1. Sejarah sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;

a. Empiris

Empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah sangat
bergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan
peninggalan sejarah lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan fakta.

b. Memiliki Objek
Kata Objek berasal dari Latin objectus artinya yang dihadapan, sasaran, tujuan. Objek yang
dipelajari oleh sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat yang menekankanpda
sudut pandang waktu.

c. Memiliki Teori

Dalam bahasaYunani theoria berarti renungan. Sama seperti ilmu sosia lainnya, sejarah
mempunyai teori yang berisi kumpulan kaidah-kaidah pokok suatu ilmu, seperti: teori
sosiologi, teori nasionalisme, teori konflik sosial, dsb.

d. Memiliki Metode

Methodos (Bahasa Yunani) berarti cara. Dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai
metodologi penelitian sendiri yang menjadi patokan-patokan tradisi ilmiah yang senantiasa
dihayati.

2. Sejarah sebagai Seni

Sejarah sebagai seni, memerlukan :

a. Instuisi

Sejarawan memerlukan instuisi atau ilham, yaitu pemahaman langsung dan insting selama
masa penelitian berlangsung. Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama dengan seniman.

b. Imajinasi

Dalam melakukan pekerjaannya seorang sejarawan harus dapat membayangkan apa yang
sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi seudah itu. Contohnya :
Sejarah Sagaranten, harus membayangkan keadaan geografis kota Sagaranten.

c. Emosi

Dalam penulisan sejarah harus ada keterlibatan emosi, dalam hal ini penulis sejarah harus
mempunyai empati yang tinggi (empatheia = perasaan) untuk menyatukan perasaan dengan
objeknya, seolah-olah mengalami sendiri.

d. Gaya Bahasa

Dalam penulisan sejarah gaya bahasa yang digunakan harus lugas atau tidak berbelit-belit,
sehingga kisah sejarah akan mudah dipahami oleh pembaca.

Sejarah sebagai seni memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

a. BerkurangnyaKetetapan dan Objektivitas

Accuracy (ketepatan) dan objektivitas sangat diperlukan dalam penulisan sejarah. Penulisan
sejarah berdasarkan fakta, sedangkan seni merupakan hasil imajinasi.

b. Penulisan Sejarah akan Terbatas


Penulisan sejarah yang terlalu dekat dengan seni akan terbatas kepada objek-objek yang dapat
dideskripsikan . Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan biografi
yang penuh sanjungan.

You might also like