You are on page 1of 8

apa ..siapa...bagaimana...kapan..mengapa...dimana..

Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan
perdaganganinternasional dengan tujuan untuk memperbanyak aset dan modal yang dimiliki suatu
negara.Merkantlisme tertuang dalam peraturan negara yang berbentuk proteksionisme dan politik
kolonial demi neraca perdagangan yang menguntungkan. Pemerintah negara mendukung ekspor
dengan insetif dan menghadang impor dengan tarif.

Contoh negara yang menganut paham merkantilisme adalah Inggris, Belanda, Portugal, Perancis,
dan Spanyol.

Sejarah Perkembangan Merkantilisme


Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern
(dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini
memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang
akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh
teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan
era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir
abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat
itu adalah negara industri terbesar di dunia
Pengertian : Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan
menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-
banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara
tersebut.
Latar Belakang :
1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.
Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme :
1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industry
5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi.
7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari Negara lain.
Politik Merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan-persekutuan dagang masyarakat Eropa,
seperti EIC (kongsi perdagangan Inggris di India) dan VOC (kongsi perdagangan Belanda di
Indonesia). Inggris bangkit sejalan dengan zaman penjelajahan samudera untuk mencari daerah-daerah
baru yang kemudian dijadikan sebagai koloni. Begitu juga dengan masyarakat Eropa lainnya, seperti
Prancis, Belanda, dan Spanyol
Perkembangan Merkantilisme Di Berbagai Negara :
1. Jepang
Jepang sebagai Negara Macan Ekonomi Asia
Ekspansi yang dilakukan jepang selama periode awal titik api Perang Dunia ke II hingga di bumi
hanguskan-nya Hiroshima dan Nagasaki mencerminkan betapa prinsip Merkantilis yang ada yaitu
mencari daerah jajahan / object pemasaran produk serta mencari bahan mentah dan rempah rempah
yang murah / Cuma-Cuma yang jelas banyak terdapat di Bumi Asia sekaligus menjadi komoditi terlaku
di Eropa dan Amerika guna mencapai ekonomi yang stabil, kekuasaaan tak terbatas serta kekuatan
militer yang tak terkalahkan melalui kekayaan yang besar yang didapat dengan kolonialisasi atau
penjajahan sesuai cita cita yaitu Dai Nippon atau Jepang Raya.
Setelah kekalahan besar Jepang di Perang Dunia II, system ekonomi Jepang tidak lah degragasi
walaupun dalam kondisi ricuh, korban perang dimana mana, banyak warga kehilangan tempat tinggal
nya. Sebaliknya bukan degradasi yang terjadi melainkan evolusi perekonomian yang Merkantilis
menjadi Neo-merkantilis dengan ciri dan karakteristik yang defensive, buktinya mulai dari tahun 1960-
an Jepang mengeluarkan kebijakan kebijakan ekonomi yang jauh bertentangan dengan prinsip pasar
bebas dan globalisasi. Pemerintah Jepang ingin sector sector kunci perekonomian untuk berkembang
dan memberikan perlindungan, proteksi dan subsidi kepada sector sector tersebut dari kompetisi
dengan Negara lain. Pemerintah tetap mempertahankan hak untuk mengintervensi dan mengatur kurs
mata uang asing, dengan ini dia dapat membatasi arus investasi asing, hak untuk mengelola akusisi
teknologi asing oleh perusahaan-perusahaan domestic dan hak untuk mempengaruhi komposisi
perdagangan luar negri.Bank Ekspor Jepang dan Bank Pembangunan Jepang di-setup sebagai mesin
guna mengaliri dana kepada perusahaan perusahaan yang dibina oleh pemerintah.
Yang juga memiliki peran utama dan membuat Jepang Take Off dari Negara berkembang menjadi
Negara maju adalah ide dimana Kementrian Industri dan perdangangan Internasional (MITI) yaitu
sebuah departemen setingkat kementrian di Jepang yang mengatur produksi dan distribusai barang dan
jasa. Badan ini mengembangkan :
1. Rencana dan rancangan terkait struktur industry jepang,
2. Mengendalikan perdagangan luar negeri Jepang
3. Menjamin aliran tetap barang- barang di dalam perekonomian Nasional
4. Mendorong perkembangan industry di bidang manufaktur, pertambangan dan distribusi
5. Serta mengawasi usaha usaha untuk mendapatkan bahan mentah dan sumberdaya energy yang
dapat diandalkan
Oleh karena itu kemajuan dan kesuksesan ekonomi Jepang merupakan langkah yang digerakkan secara
terpusat dan dipantau oleh pemerintah, serta pengalokasian sumber sumberdaya tidak dilepaskan
begitu saja kepada Pasar bebas. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa Macan Asia yang
menggenggam ekonomi dunia ini tidak mengikuti ajaran ortodhoks, tetapi justru intervensi pemerintah-
lah yang menggerakkan Jepang untuk menuju kepada posisi dimana saat ini dia capai. Perekonomian
macan secara prinsip adalah perekonomian berbasis konsumen, dimana ekspo merupakan mesin
penggerak ekonomi. Tepat seperti prinsip dalam merkantilisme atau kini evolusi nya yaitu neo-
merkantilisme.
2. Indonesia
Merkantilisme dianut : Perancis, Belanda, Jerman
Paham bertujuan mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya dalam kas negara.
Neraca perdagangan aktif
Ciri ciri :
1. Etatisme
2. Proteksionisme
3. Monopoli Perdagangan
4. Industri dalam negeri
5. Mencari daerah jajahan dengan kekayaan alam tinggi.
Pengaruh di Indonesia : Belanda yang menganut paham merkantilisme juga menerapkan paham
tersebut di negeri jajahannya termasuk di Indonesia. Revolusi industri menyebabkan perubahan besar
dalam memproduksi barang. Yang melopori perubahan adalah Inggris
v Tahap tahap :
Revolusi industri I : Teknik kuno, (Kayu , batu bara) di Inggris
Revolusi industri II : Teknik baru, ( listrik, bensin) Di AS, Jerman
Revolusi Industri III : Biotehnik, (atom, nuklir) Di Amerika , Uni Soviet
v Akibat :
1. Bidang Ekonomi :Harga barang murah dan upah buruh murah
2. Bidang social : Urbanisasi besar-besaran
3. Bidang politik : Berkembang imperialisme modern
3. Spanyol
Spanyol daerah Amerika (terutama Amerika Tengah dan Amerika Selatan) menjadi sasaran untuk
memperoleh logam mulia sebanyak-banyaknya, sehingga Amerika mendapat julukan Eldorado (negeri
emas dan perak).
Perang Salib mengakibatkan terjadinya perdagangan antara negara-negara Eropa dengan negara-negara
Timur Tengah. Namun, jalur perhubungan darat ke India (jalur Kafilah) sangat berbahaya dan mahal.
Sampai akhirnya Vasco Da Gama dari Portugis menemukan jalur laut yang lebih murah dengan
berlayar mengelilingi Afrika.
Suatu perjalanan yang dilakukan oleh Columbus untuk mencari jalur yang lebih pendek menuju India
berhasil menemukan benua Amerika. Ekspedisi Columbus tersebut dibiayai oleh Spanyol, sehingga
membuat Spanyol menjadi negara yang memenangkan perlombaan dalam persaingan untuk
mendapatkan barang dagangan berupa emas dan perak, juga daerah untuk memasarkan produknya.
4. Portugis
Di Amerika, Portugis hanya memiliki daerah Brasilia di Amerika Selatan
5. Perancis
Peletak dasar merkantilisme di Perancis adalah Raja Louis ke XI. Masa kejayaan merkantilisme di
Perancis terjadi di bawah menteri keuangan Jean Colbert padan masa pemerintahan Raja Louis XIV,
sehingga merkantilisme di Perancis dikenal dengan sebutan Colbertisme dengan tujuan utama
memajukan industri. Isi peraturan Colbertisme adalah:
A. Menghapus daerah bea cukai dalam negeri sehingga peredaran barang menjadi lebih lancar dan
harganya lebih murah
B. Dilarang mengimpor barang yang dapat dihasilkan sendiri atau barang impor tersebut dikenakan
pajak yang tinggi.
C. Produksi dalam negeri yang diperlukan dilarang untuk di ekspor. Namun barang dari luar negeri
yang sangat diperlukan untuk mengembangkan ekonomi diberikan keringanan atau dibebaskan dari
pajak impor.
6. Inggris
Peletak dasar merkantilisme di Inggris adalah Raja Henry VII dengan jalan meningkatkan industri topi
dan meningkatkan perpajakan untuk memajukan pelayaran/perdagangan. Dari politik merkantilisme
muncul perserikatan dagang seperti "EAST INDIAN COMPANY" atau EIC. EIC memperoleh hak
istimewa yaitu hak monopoli dagang serta hak merampas negeri di India, Kanada, dan Amerika Utara.
Merkantilisme di Inggris mengalami masa kejayaan pada masa perdana menteri Oliver Cromwell yang
mengeluarkan "ACT OF NAVIGATION" yaitu peraturan tentang pelayaran dengan tujuan melindungi
perdagangan di Inggris dari negara-negara saingannya.
Isi Act Of Navigation adalah :
A. Barang-barang dari daerah jajahan Inggris hanya boleh di angkut dengan kapal-kapal Inggris
B. Barang-barang dari negara Eropa hanya boleh di angkut dengan kapal dari Inggris.
C. Pelayaran di pantai Inggris hanya untuk kapal Inggris
7. Jerman
Merkantilisme di Jerman dilaksanakan pada masa pemerintahan Kaisar Frederick Wilhelm I dan di
sebut "KAMERALISME" yang artinya adalah "kas dari raja". Perekonomian digalakkan dengan cara
menarik pajak setinggi-tingginya.
8. Belanda
Merkantilisme lebih ditekankan pada monopoli daganga, misalnya:
Di Indonesia dengan nama "Verenigde Oost Indische Compagnie" atau VOC Merkantilisme
berkembang ketika ekonomi eropa berada dalam masa transisi. Pusat kekuasaan yang sebelumnya
dipegang oleh para bangsawan digantikan oleh negara nasional. Perubahan teknologi dalam hal
perkapalan dan pertumbuhan pusat-pusat urban mendorong meningkatnya perdagangan internasional.
Merkantilisme memusatkan perhatian pada bagaimana perdagangan ini memberi keuntungan yang
sebesar-besarnya bagi negara.
Perubahan penting lainnya adalah penemuan pencatatan ganda dan akuntansi modern. Accounting ini
membuat aliran perdagangan masuk dan keluar tercatat dengan jelas, memberi kontribusi pada
pengawasan yang ketat terhadap keseimbangan perdagangan. Tentu saja penemuan benua Amerika tak
dapat diabaikan. Pasar-pasar baru dan pertambangan-pertambangan baru mendorong perdagangan
internasional hingga ke tingkat yang tak dapat dibayangkan sebelumnya. Pertambangan-pertambangan
ini ini mendorong pergerakan harga dan peningkatan dalam volume aktivitas perdagangan itu sendiri.
Sebagian besar negara-negara eropa pada abad ke-16 sampai abad ke-18 menganut sistem ekonomi
merkantilisme ini, seperti Inggris yang pada saat itu merupakan negara industri terbesar di dunia,
Prancis, Belanda, dan negara-negara lainnya.
Merkantilisme menyulut terjadinya kekerasan di eropa antara abad ke-17 hingga abad ke-18. Karena
kekayaan dunia dipandang sebagai tetap, maka satu-satunya cara untuk meningkatkan kekayaan negara
adalah dengan mengambilnya dari negara lain. Sejumlah perang, yang paling diingat adalah perang
Anglo-Dutch dan perang Franco-Dutch , dapat dihubungkan secara langsung dengan teori
merkantilisme ini. Peperangan yang tak ada akhirnya dari periode ini juga membuat merkantilisme
dilihat sebagai komponen penting dari kesuksesan militer. Ia juga menyulut era imperialisme, dimana
negara berusaha mengumpulkan koloni yang dapat menjadi sumber-sumber bahan mentah dan pasar-
pasar eksklusif. Selama masa merkantilis, kekuasaan eropa menyebar ke seluruh dunia. Sebagaimana
ekonomi domestik, ekspansi ini sering kali dilakukan di bawah perlindungan dan dukungan perusahaan
dengan monopoli yang dijamin pemerintah di beberapa bagian tertentu di dunia, seperti Dutch East
India Company atau Hudsons Bay Company
Tokoh-tokoh Merkantalisme :
1. THOMAS MUN (1571 - 1641)
Seorang saudagar kaya dari Inggris menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri.Dalam bukunya
yang berjudul England Treasure by Foreign Trade Thomas Mun menulis tentang manfaat
perdagangan luar negeri. Ia menjelaskan bahwa perdagangan luar negeri akan memperkaya negara jika
menghasilkan surplus dalam bentuk emas dan perak. Keseimbangan perdagangan hanyalah perbedaan
antara apa yang di ekspor dan apa yang di impor. Ketika negara mengalami surplus perdagangan, ini
berarti ekspor lebih besar daripada impor.
Mun mengakui bahwa betapa pentingnya investasi modal dan Ia memandang keseimbangan
perdagangan merupakan sebuah cara untuk mengumpulkan modal produktif. Untuk mendorong surplus
ada tiga langkah yang harus dijalankan :
A. Dengan Kebijakan Harga
Barang yang di ekspor haruslah dijual dengan harga terbaik yaitu harga yang menghasilkan pendapatan
dan kekayaan yang paling banyak. Ketika negara memiliki monopoli atau mendekati monopoli di dunia
perdagangan maka barang-barangnya harus dijual dengan harga tinggi, tetapi ketika persaingan luar
negeri sangat ketat harga barang harus ditekan serendah mungkin. Hal ini akan menghasilkan lebih
banyak penjualan bagi negara dan membantu mengalahkan pesaing. Ketika pesaing asing lenyap, harga
ditingkatkan kembali tetapi tidak sampai pada tingkat dimana pesaing tertarik untuk kembali ke dalam
pasar.
B. Meningkatkan Kualitas Produk
Pemerintah dapat membantu meningkatkan kualitas produk dengan cara mengatur para pengusaha
pabrik dan membentuk dewan perdagangan yang akan memberikan nasehat kepada pemerintah dalam
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan peraturan perdagangan dan kegiatan industri. Peraturan-
peraturan ini harus tegas agar negara dapat memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi.
C. Kebijakan Pajak Nasional
Dalam hal kebijakan pajak, pemerintah harus dapat menyeimbangkan kepentingan nasional dan swasta.
Bea ekspor harus lebih kecil karena bea ini akan dimasukkan dalam biaya penjualan di luar negeri. Bea
impor harus rendah untuk barang-barang yang kemudian akan di ekspor kembali dan harus tinggi untuk
barang-barang yang cenderung dikonsumsi oleh warga sendiri.
2. WILLIAM PETTY (1623 1687)
Mengajar di Oxford University dan banyak menulis tentang politik. Petty menganggap penting arti
bekerja ( labor ) jauh lebih penting dari sumber daya tanah. Bukan jumlah hari kerja yang menentukan
nilai suatu barang, melasinkan biaya yang diperlukan untuk menjaga agar [para pekerja tersebut dapat
tetap bekerja.
Dalam bukunya Political Arithmetic pada tahun 1671, Petty memberi sumbangan teori penting untuk
ilmu ekonomi. Ia adalah ahli ekonomi pertama yang menjelaskan sewa tanah berdasarkan surplus.
Untuk memahami gagasan surplus ini bayangkan ekonomi pertanian primitif yang hanya menanam
jagung. Pada saat itu jagung merupakan input proses produksi dan sekaligus output. Sebagai input
jagung jagung dipakai sebagai benih dan dimakan oleh pekerja. Pada akhir tahun jagung akan dipanen
dan digunakan sebagai bahan pangan dan bibit untuk tahun depan.
Petty mendefinisikan surplus sebagai selisih antara total output dari jagung (saat panen tahunan) dan
input dari jagung yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Menurut Petty pemilik tanah
akan cenderung menerima pembayaran sewa yang sebanding dengan surplus surplus yang dihasilkan
oleh lahan mereka. (surplus = total output input)
Tak seorangpun akan menyewakan lahan dengan biaya sewa melebihi surplus yang dihasilakan lahan
tersebut karena penyewa akan kehilangan uang/pendapatan.
3. JEAN BODIN (1530 1596)
Adalah ilmuwan Perancis, orang pertama yg sistematis menyajikan teori tentang uang & harga.
Berdasarkan teori Boudin inilah Irving Fisher mengembangkan teori Kuantitas Uang.
4. JEAN BABTIS COLBERT (1619 1683)
Adalah pejabat Perancis yaitu menteri utama dibidang ekonomi & keuangan dlm pemerintahan
Raja Louis xvi. Pada masa ini perdagangan dianggap sumber utama kemakmuran, konsekuensinya,
kedudukan kaum saudagar semakin penting. Terjadi aliansi antara saudagar & penguasa. Kaum
saudagar memperkuat & mendudkung kedudukan penguasa. Penguasapun memberi bantuan &
perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya.
5. DAVID HUME (1711 1776)
Seorang filsuf yg menulis buku of the balance of trade, membicarakan tentang harga-harga yg
sebagian dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi ditentukan oleh.

Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :


1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis

You might also like